Numerasi merupakan kemampuan dasar yang menjadi pondasi penting bagi anak-anak dalam memahami berbagai aspek perhitungan di kehidupan. Lebih dari sekadar berhitung, numerasi mencakup kemampuan menggunakan bilangan dan simbol matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.
Di tengah tantangan pendidikan saat ini, terutama di era digital , penguatan pondasi numerasi menjadi langkah strategis untuk menanamkan kebiasaan berpikir logis, sistematis, dan kritis.
Kelas berhitung sederhana hadir sebagai salah satu pembelajaran matematika sederhana. Kegiatan ini mampu menumbuhkan semangat belajar anak-anak. Dengan pendekatan yang dekat dengan kehidupan mereka, peserta didik lebih mudah memahami konsep-konsep dasar bilangan dan operasi matematika. Hal ini menjadikan pembelajaran matematika lebih menyenangkan dan bermakna.
Konsep berhitung sederhana merupakan pembelajaran dasar matematika yang menekankan pada pemahaman makna angka dan operasi hitung melalui kegiatan yang mudah, konkret, dan kontekstual. Dalam konsep ini, peserta didik diajak memahami nilai tempat bilangan, penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian .
Tujuannya bukan hanya agar anak mampu menghitung dengan benar, tetapi juga agar mereka memahami logika di balik setiap proses perhitungan. Pembelajaran berhitung sederhana berfokus pada pengalaman langsung, seperti menghitung benda di sekitar, menggambar, atau bermain peran, sehingga anak dapat mengembangkan kemampuan berpikir logis, sistematis, dan menyenangkan tanpa tekanan atau rasa takut terhadap angka.
Dalam konteks pendidikan dasar, semangat belajar memiliki peran yang sangat penting. Kelas berhitung sederhana menjadi wadah untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan kegigihan dalam menghadapi tantangan akademik. Anak-anak belajar untuk tidak mudah menyerah ketika menghadapi soal yang sulit, melainkan mencoba memahami langkah-langkah penyelesaiannya. Proses ini melatih daya juang serta membentuk pola pikir positif terhadap pembelajaran matematika yang sering kali dianggap sulit.
Selain membangun semangat belajar, kegiatan ini juga berperan dalam memperkuat kemampuan berpikir kritis. Anak-anak dilatih untuk menganalisis permasalahan, mempertanyakan hasil perhitungan, dan membandingkan berbagai cara untuk mencapai jawaban. Kemampuan ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena membantu mereka membuat keputusan yang rasional dan berdasarkan bukti. Dengan demikian, numerasi tidak hanya menjadi keterampilan akademik, tetapi juga kompetensi hidup yang berguna di berbagai situasi.
Dengan demikian, penguatan pondasi numerasi bukan sekadar upaya meningkatkan kemampuan berhitung, tetapi juga proses membangun karakter dan pola pikir kritis. Melalui kelas berhitung sederhana, semangat belajar dapat tumbuh dari lingkungan yang sederhana namun penuh makna. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pendidikan yang efektif tidak harus mewah, melainkan berawal dari niat tulus untuk menumbuhkan generasi yang cerdas, logis, dan berdaya saing tinggi di masa depan. (*)
