Inspirasi dari Kampung Nyalindung, Petani Inovatif yang Mengubah Desa

Fikri  Syahrul Mubarok
Ditulis oleh Fikri Syahrul Mubarok diterbitkan Kamis 30 Okt 2025, 13:15 WIB
Petani Biasa yang mengubah desa dari sektor pertanian, Ahmad Suryana asal kampung nyalindung. (Foto: fikri syahrul mubarok/Sumber: Dokumentasi penulis)

Petani Biasa yang mengubah desa dari sektor pertanian, Ahmad Suryana asal kampung nyalindung. (Foto: fikri syahrul mubarok/Sumber: Dokumentasi penulis)

Di tengah hamparan sawah hijau yang luas di kaki Pegunungan Manglayang, Kabupaten Bandung, terdapat sebuah kampung kecil bernama Kp.Nyalindung. Udara pagi di sana selalu sejuk, berpadu dengan aroma tanah basah dan suara gemericik air irigasi.

Di kampung itulah, tepatnya di jl.Raya Aljawami, Cileunyi Wetan, kec.Cileunyi di RT 01/RW 25, lahir seorang anak desa bernama Ahmad Surya pada 15 Mei 1985. Nama "Warukut", yang berarti “tempat berlindung” dalam bahasa Sunda, seolah menjadi simbol perjalanan hidup Ahmad. sederhana, tenang, dan aman namun penuh ide dan semangat.

Ahmad berasal dari keluarga petani miskin. Ayahnya, seorang buruh tani yang bekerja dari pagi hingga senja, dan ibunya, pedagang sayur keliling, menanamkan nilai kerja keras dan kejujuran sejak dini. Sejak kecil, Ahmad sudah akrab dengan lumpur sawah dan panas matahari.

Setiap pulang sekolah, ia ikut membantu orang tuanya mencabuti padi yang sudah matang dan mengangkut hasil panenya. Hidup sederhana di kampung membuatnya mengerti betapa berat perjuangan seorang petani untuk bertahan hidup di tengah perubahan zaman.

Pendidikan formal Ahmad hanya sampai Sekolah Menengah Pertama. Kondisi ekonomi keluarga membuatnya harus berhenti sekolah untuk membantu di ladang. Namun semangat belajarnya tak pernah padam. Ia sering meminjam buku pertanian dari perpustakaan desa, mempelajari tentang pupuk organik, irigasi tetes, hingga teknik hidroponik. “Saya mungkin tak sekolah tinggi, tapi saya bisa belajar dari alam,” ujarnya.

Titik balik hidup Ahmad terjadi saat usianya menginjak 25 tahun. Saat itu, kampung Nyalindung dilanda kekeringan panjang. Banyak sawah gagal panen karena saluran irigasi rusak. Berbekal rasa ingin tahu dan kreativitas, Ahmad mencoba membuat sistem irigasi sederhana dari bambu dan pipa bekas.

Dengan memanfaatkan sumber air kecil di ujung kampung, ia mengalirkan air ke lahan-lahan warga. Ide itu ternyata berhasil, tanaman petani kembali hijau, dan panen pun terselamatkan. “Saya tidak ingin anak cucu saya hanya menjadi buruh seperti saya,” ujarnya lirih.

Inovasi tersebut membuat namanya dikenal luas. Pada tahun 2010, Ahmad menerima penghargaan dari Dinas Pertanian Kabupaten Bandung atas dedikasinya dalam pengembangan pertanian berkelanjutan. Sejak itu, Warukut menjadi percontohan desa mandiri yang memadukan kearifan lokal dan teknologi sederhana. Petani dari daerah lain pun datang untuk belajar.

Namun Ahmad tidak berhenti di situ. Ia mendirikan kelompok tani bernama Tani Bakti Nyalindung, yang kini beranggotakan lebih dari 50 orang, terdiri dari petani muda, ibu rumah tangga, dan pemuda desa.

Melalui kelompok ini, ia mengajarkan berbagai inovasi seperti pertanian organik, hidroponik, dan budidaya jamur tiram. Ia ingin agar warga kampungnya tak hanya bergantung pada hasil sawah, tetapi juga memiliki keterampilan tambahan. Setiap akhir pekan, rumah sederhananya berubah menjadi tempat pelatihan terbuka.

Di teras rumah itu, Ahmad sering terlihat mengajar anak-anak muda maupun tua dengan penuh semangat, menjelaskan bagaimana cara menanam sayur tanpa pestisida.

Kehidupan Ahmad tidak selalu mulus. Ia pernah kehilangan hasil panen akibat banjir bandang yang merendam sawah. Ia juga merasakan getirnya saat harga gabah anjlok di pasar, membuat kerja keras berbulan-bulan terasa sia-sia. Tapi baginya, kegagalan bukan alasan untuk menyerah.

“Bertani itu seperti hidup, kadang gagal, tapi kalau terus disiram dengan kesabaran, pasti tumbuh juga,” katanya sambil sambil nyeruput kopi.

Kini, Ahmad hidup bersama istrinya, Sari, yang juga berasal dari kampung yang sama. Mereka dikaruniai dua anak yang kini sedang menempuh pendidikan di Madarasah Aliyah Al-jawami Cileunyi wetan. Meski rumah mereka sederhana, kebahagiaan terpancar dari kesederhanaan itu.

Ahmad percaya bahwa perubahan besar berawal dari langkah kecil, dari tangan-tangan yang mau bekerja dan hati yang tidak mudah menyerah.

Menjelang senja, ketika matahari tenggelam di balik bukit Manglayang, Ahmad sering duduk di pinggir sawah sambil memandang hasil kerjanya.

“Alamat saya bukan sekadar tempat tinggal, tapi fondasi mimpi,” ujarnya pelan.

Baginya, tanah Warukut bukan hanya tempat ia dilahirkan, tapi juga tempat ia menanam harapan untuk masa depan desanya.

Kisah Ahmad Surya adalah potret nyata bahwa inovasi tidak harus lahir dari kota besar. Di desa kecil sekalipun, selama ada kemauan, kerja keras, dan kepedulian, perubahan bisa dimulai. Dari tanah yang sederhana, tumbuhlah inspirasi yang memberi arti bagi banyak orang. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Fikri  Syahrul Mubarok
mahasiswa juruesan Komunikasin Penyiaran Islam semester 5, sorang jurnalis muda dan seorang penulis
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Beranda 15 Des 2025, 21:18 WIB

Tanda Kerusakan Alam di Kabupaten Bandung Semakin Kritis, Bencana Alam Meluas

Seperti halnya banjir bandang di Sumatera, kondisi alam di wilayah Kabupaten Bandung menunjukkan tanda-tanda kerusakan serius.
Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 20:05 WIB

Tahun 2000-an, Palasari Destinasi 'Kencan Intelektual' Mahasiswa Bandung

Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung.
 Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Farisi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 19:25 WIB

Benang Kusut Kota Bandung: Penataan Kabel Tak Bisa Lagi Ditunda

Kabel semrawut di berbagai sudut Kota Bandung merusak estetika kota dan membahayakan warga.
Kabel-kabel yang menggantung tak beraturan di Jl. Katapang, Lengkong, Kota Bandung, pada Rabu (03/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Masayu K.)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 18:08 WIB

Menghangat di Hujan Bandung dengan Semangkuk Mie Telur Mandi dari Telur Dadar JUARA

“Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial.
 “Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:14 WIB

Mengukus Harapan Senja di Jatinangor

Ketika roti kukus di sore hari menjadi kawan sepulang kuliah.
Roti-roti yang dikukus kembali sebelum diberi topping. (Foto: Abigail Ghaissani Prafesa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:04 WIB

Selamat Datang di Kota Bandung! Jalan Kaki Bisa Lebih Cepat daripada Naik Kendaraan Pribadi

Bandung, yang pernah menjadi primadona wisata, kini menduduki peringkat sebagai kota termacet di Indonesia.
Deretan kendaraan terjebak dalam kemacetan pasca-hujan di Kota Bandung, (03/12/2025). (Foto: Zaidan Muafa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:52 WIB

Cerita Kuliner Nasi Tempong dan Jalanan Lengkong yang tak Pernah Sepi

Salah satu kisahnya datang dari Nasi Tempong Rama Shinta, yang dahulu merasakan jualan di gerobak hingga kini punya kedai yang selalu ramai pembeli.
Jalan Lengkong kecil selalu punya cara menyajikan malam dengan rasa di Kota Bandung, (05/11/2025). (Foto: Zaki Al Ghifari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:09 WIB

Lampu Lalu Lintas Bermasalah, Ancaman Kecelakaan yang Perlu Ditangani Cepat

Lampu lalu lintas di perempatan Batununggal dilaporkan menampilkan hijau dari dua arah sekaligus yang memicu kebingungan dan potensi kecelakaan.
Kondisi lalu lintas yang berantakan di perempatan Batununggal, Kota Bandung (4/12/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Amelia Ulya)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:56 WIB

Terjangkau namun Belum Efisien, Trans Metro Pasundan di Mata Mahasiswa

Mahasiswa di Bandung memilih bus kota sebagai transportasi utama, namun masih menghadapi kendala pada rute, jadwal, dan aplikasi.
Suasana di dalam bus Trans Metro Pasundan di sore hari pada hari Selasa (2/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dheana Husnaini)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:16 WIB

Bandung di Tengah Ledakan Turisme: Makin Cantik atau Cuma Viral?

Artikel ini menyoroti fenomena turisme Bandung yang makin viral namun sekaligus makin membebani kota dan lingkungannya.
Sekarang Bandung seperti berubah jadi studio konten raksasa. Hampir setiap minggu muncul cafe baru dan semuanya berlomba-lomba tampil seestetik mungkin agar viral di TikTok. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:36 WIB

Jalan Baru Literasi dan Numerasi di Indonesia: Berkaca pada Pendidikan Finlandia

Rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia berdasarkan data PISA dan faktor penyebabnya.
Butuh kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak dalam rangka mewujudkan pendidikan terbaik bagi anak-anak negeri ini. (Sumber: Pexels/Agung Pandit Wiguna)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:28 WIB

Tahu Bakso di Pasar Sinpasa Summarecon Bandung: Lezatnya Paduan Tradisi dan Urban Vibes

Di sekitar Pasar Modern Sinpasa Summarecon Bandung, salah satu tenant mampu menarik perhatian siapa saja yang lewat: tahu bakso enak.
Tahu Bakso Enak. (Sumber: dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 12:06 WIB

Polemik Penerapan Restorative Justice di Indonesia sebagai Upaya Penyelesaian Perkara

Polemik restorative justice dibahas dengan menggunakan metode analisis normatif, namun pada bagian penjelasan contoh digunakan juga analisis sosiologis.
Ilustrasi hukum. (Sumber: Pexels/KATRIN BOLOVTSOVA)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:19 WIB

Babakan Siliwangi Perlu Cahaya: Jalur Populer, Penerangan Minim

Hampir setiap malam di wilayah Babakan Siliwangi penerangan yang minim masih menjadi persoalan rutin.
Suasana Babakan Siliwangi saat malam hari (4/12/2025) dengan jalanan gelap, mural warna-warni, dan arus kendaraan yang tak pernah sepi. (Sumber: Bunga Citra Kemalasari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:00 WIB

Kunci 'Strong Governance' Bandung

Strong governance adalah salah satu kebutuhan nyata Bandung kiwari.
Suasana permukiman padat penduduk di pinggir Sungai Cikapundung, Tamansari, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 08:31 WIB

Benarkah Budidaya Maggot dalam Program 'Buruan Sae' Jadi Solusi Efektif Sampah Kota Bandung?

Integrasi budidaya maggot dalam Program Buruan Sae menjadi penegasan bahwa pengelolaan sampah dapat berjalan seiring dengan pemberdayaan masyarakat.
Budidaya maggot di RW 9 Lebakgede menjadi upaya warga mengolah sampah organik agar bermanfaat bagi lingkungan sekitar. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Beranda 15 Des 2025, 07:48 WIB

Pembangunan untuk Siapa? Kisah Perempuan di Tengah Perebutan Ruang Hidup

Buku ini merekam cerita perjuangan perempuan di enam wilayah Indonesia, yakni Sumatera, Sulawesi, NTT, NTB, serta dua titik di Kalimantan, yang menghadapi konflik lahan dengan negara dan korporasi.
Diskusi Buku “Pembangunan Untuk Siapa: Kisah Perempuan di Kampung Kami” yang digelar di Perpustakaan Bunga di Tembok, Bandung, Minggu (14/12/2025).
Beranda 15 Des 2025, 07:32 WIB

Diskusi Publik di Dago Elos Angkat Isu Sengketa Lahan dan Hak Warga

Dari kegelisahan itu, ruang diskusi dibuka sebagai upaya merawat solidaritas dan memperjuangkan hak atas tanah.
Aliansi Bandung Melawan menggelar Diskusi Publik bertema “Jaga Lahan Lawan Tiran” pada 12 Desember 2025 di Balai RW Dago Elos, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Ayo Biz 15 Des 2025, 07:16 WIB

Berawal dari Kegelisahan, Kini Menjadi Bisnis Keberlanjutan: Perjalanan Siska Nirmala Pemilik Toko Nol Sampah Zero Waste

Toko Nol Sampah menjual kebutuhan harian rumah tangga secara curah. Produk yang ia jual sudah lebih dari 100 jenis.
Owner Toko Nol Sampah, Siska Nirmala. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)
Ayo Netizen 14 Des 2025, 20:09 WIB

Good Government dan Clean Government Bukan Sekadar Narasi bagi Pemkot Bandung

Pentingnya mengembalikan citra pemerintah daerah dengan sistem yang terencana melalui Good Government dan Clean Government.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan,