AYOBANDUNG.ID -- Kampung Cipeusing di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, telah lama dikenal sebagai sentra budidaya jamur tiram putih. Ratusan warga pernah menggeluti usaha ini, namun kini jumlahnya semakin berkurang.
Salah satu yang masih bertahan adalah Nanang Suratna (44). Petani ini memulai usahanya sejak 1998 di lahan seluas 140 meter persegi yang mampu menampung sekitar 10 ribu baglog atau media tanam jamur.
Hasilnya cukup mengesankan. Pada panen raya ia bisa memproduksi hingga 1,5 ton jamur tiram putih, sementara panen harian berkisar 20 kilogram.
“Dulu harga jamur pernah hanya Rp500 per kilogram, sekarang bisa Rp12.000,” kata Nanang, dilansir dari Ayobandung.com pada Jumat, 15 Agustus 2025.
Namun, perubahan metode dan bahan bakar untuk penguapan bibit jamur membuat banyak petani gulung tikar. Dahulu ia menggunakan minyak tanah, tetapi larangan subsidi untuk industri memaksanya beralih ke gas, yang biayanya lebih tinggi.
Akhirnya Nanang pun beralih ke kayu bakar. Proses pengukusan itu penting untuk membunuh hama, memakan waktu sebulan penuh pada tahap pembibitan.
Meski tantangan tidak sedikit, Kampung Jamur masih punya harapan. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Kertawangi, Ahmad Gojali, mengungkapkan rencana menjadikan wilayah ini sebagai desa wisata.
Lokasinya yang strategis di jalur wisata Cimahi–Lembang dan Cikalongwetan–Lembang menjadi modal besar.
“Potensi sumber daya manusia dan alam di sini ideal untuk dikembangkan. Kami ingin menghadirkan wisata agro dan edukasi jamur, lengkap dengan kuliner, rumah kaca, teknik budidaya dari hulu ke hilir, hingga edukasi teknologi ramah lingkungan,” jelas Jali.
Untuk mewujudkan itu, pihaknya mendorong warga membentuk koperasi dan Posyantek (Pos Pelayanan Teknologi) agar pembangunan bisa berjalan bertahap. Harapannya, wisatawan dapat menikmati pengalaman memetik jamur.
Selain itu, wisatawan juga dapat membuat kerajinan, mencicipi olahan kuliner jamur, sekaligus belajar tentang pertanian berkelanjutan.
“Kami ingin Kampung Cipeusing bukan hanya dikenal sebagai sentra jamur, tetapi juga sebagai destinasi wisata yang menarik bagi semua kalangan,” pungkas Jali.
Link Pembelian Produk Serupa