Konflik di Hulu Sungai Citarum: Petani Pacet Tolak Pipanisasi PDAM karena Dinilai Mengancam Lumbung Pangan

Mildan Abdalloh
Ditulis oleh Mildan Abdalloh diterbitkan Jumat 27 Jun 2025, 16:09 WIB
Petani Pacet khawatir pengambilan air dari hulu Citarum dalam jumlah besar akan mengurangi pasokan irigasi. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Mildan Abdalloh)

Petani Pacet khawatir pengambilan air dari hulu Citarum dalam jumlah besar akan mengurangi pasokan irigasi. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Mildan Abdalloh)

AYOBANDUNG.ID – Kecamatan Pacet dikenal sebagai salah satu lumbung pangan Kabupaten Bandung. Tercatat, terdapat sekitar 1.800 hektare lahan pertanian yang terdiri dari sawah padi, hortikultura, palawija, serta perikanan.

Dari total tersebut, sekitar 1.600 hektare merupakan sawah irigasi yang sangat bergantung pada pasokan air. Sisanya, sekitar 200 hektare, merupakan sawah tadah hujan yang hanya mengandalkan curah hujan musiman.

Sungai Citarum, yang mengalir melewati wilayah ini dari hulu, selama puluhan tahun menjadi sumber utama irigasi bagi lahan pertanian di Pacet. Perannya krusial dalam mendukung produksi pertanian lokal.

Namun, situasi berubah ketika pipa besar mulai dipasang untuk mengalirkan air Sungai Citarum menuju layanan air bersih PDAM Tirtaraharja. Rencana ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani.

Pipanisasi ini dilakukan untuk menambah pasokan air bersih yang dibeli oleh PDAM Tirtaraharja guna memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah timur Kabupaten Bandung.

Sebelumnya, PDAM mendapatkan pasokan dari PT ABT, rekanan pengolahan air yang menyedot sekitar 400 liter air per detik. Rencananya, jumlah tersebut akan dinaikkan menjadi 1.100 liter per detik.

Kekhawatiran petani bermula dari rencana peningkatan debit air yang diambil. Mereka menggelar aksi blokade untuk menghentikan pekerjaan pemasangan pipa agar tidak melintasi wilayah pertanian mereka.

Para petani meyakini, pengambilan air dalam jumlah besar akan mengurangi pasokan irigasi, yang berdampak langsung pada hasil pertanian. Mereka menolak dengan alasan keberlangsungan pangan di wilayahnya.

Banjir yang sering terjadi di wilayah hilir Citarum memang memberi kesan air berlimpah. Namun, kondisi di Pacet yang berada di hulu berbeda. Air yang mengalir merupakan bagian dari anak-anak sungai dengan debit lebih kecil.

Kekhawatiran terbesar muncul saat musim kemarau. Petani menyebutkan bahwa saat debit 400 liter per detik saja sudah berdampak, apalagi jika dinaikkan hampir tiga kali lipat.

Sebagian sawah yang sebelumnya mendapat irigasi rutin berubah menjadi tadah hujan. Jika debit air terus dikurangi, mereka khawatir lebih banyak sawah yang akan kering dan tidak produktif.

Mereka menilai kondisi ini bertentangan dengan semangat swasembada pangan yang menjadi program nasional di bawah pemerintahan Presiden Prabowo.

Perubahan status sawah berdampak langsung pada penurunan produktivitas. Saat ini, pertanian padi di Pacet bisa panen hingga tiga kali setahun, namun jika hanya mengandalkan hujan, bisa turun menjadi dua kali saja.

Mengalihkan jenis tanaman, seperti beralih ke jagung, bukan solusi mudah. Terlebih, padi asal Pacet dikenal berkualitas tinggi dan masuk kategori beras premium.

Petani memahami bahwa air Sungai Citarum adalah sumber daya alam milik bersama dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat luas, termasuk wilayah lain di Kabupaten Bandung.

Namun, mereka meminta agar air yang diambil bukan dari wilayah hulu Pacet, yang sangat bergantung pada aliran air tersebut untuk mempertahankan ketahanan pangan lokal.

Aksi penolakan yang dilakukan petani sejauh ini berhasil menunda pemasangan pipa. Namun, mereka bertekad terus memperjuangkan haknya jika proyek tersebut tetap dilanjutkan.

Pihak PDAM menyatakan bahwa pengambilan air telah melalui kajian teknis dan survei. Berdasarkan neraca air, penggunaan air masih dinilai aman dan tidak akan mengganggu pasokan untuk pertanian.

PDAM juga menyampaikan bahwa jumlah 1.100 liter per detik adalah angka maksimum. Pada praktiknya, penggunaan air bisa lebih rendah dari angka tersebut.

Sebagai langkah konservasi, PDAM Tirtaraharja telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melakukan penghijauan di wilayah hulu, termasuk penanaman 11.000 pohon di empat desa.

Upaya konservasi ini dilakukan agar ketersediaan air tetap terjaga. Proyek ini juga diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui penyediaan air bersih.

Menurut PDAM, proyek SPAM Kertasari bukan hanya proyek infrastruktur semata, tetapi merupakan langkah besar untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah timur Kabupaten Bandung. (*)

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 29 Jun 2025, 09:34 WIB

Bubur Kampiun, Dessert Minangkabau yang Gugah Selera

Bubur Kampiun merupakan makanan khas dari Minangkabau yang memiliki sejarah unik dan bercita rasa menarik.
Bubur Kampiun, Gang Selera Cibadak, Kamis, 26 Juni 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Beranda 28 Jun 2025, 19:50 WIB

Kolam Retensi Ciporeat, Di Antara Harapan dan Keraguan Warga Bandung Timur

Pengalamannya melihat kolam retensi Gedebage yang tidak optimal pun menambah keraguannya pada kolam Ciporeat.
Kolam retensi Ciporeat memiliki misi penting dari pemerintah, yaitu mengantisipasi banjir di kawasan tersebut. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Biz 28 Jun 2025, 18:45 WIB

Dari Kaki Lima ke Restoran Andalan: Kisah Anita dan Ikan Bakar Sambal Pesisir

“Ikan Bakar Sambal Pesisir”, wujud kecintaan pada rempah dan laut Nusantara yang menyatu dalam sepiring hidangan.
“Ikan Bakar Sambal Pesisir”, wujud kecintaan pada rempah dan laut Nusantara yang menyatu dalam sepiring hidangan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 28 Jun 2025, 16:59 WIB

Gang Blok Kupat dan Janur yang Menenun Hidup

Gang Blok Kupat ialah nadi tradisi yang menenun ketekunan, warisan, dan janur yang menjadi sumber kehidupan.
Gang Blok Kupat ialah nadi tradisi yang menenun ketekunan, warisan, dan janur yang menjadi sumber kehidupan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 28 Jun 2025, 15:43 WIB

Buruh Angkut Jadi Pebisnis Fashion, Begini Perjalanan Ahmad Soheh Bangun Brand Lokal

Dari Buruh Angkut Jadi Pebisnis Fashion, Begini Perjalanan Ahmad Soheh Bangun Brand Lokal Hingga Tembus Pasar ASEAN
Ahmad Soheh dan sang istri (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Biz 28 Jun 2025, 13:01 WIB

Sentra Kerudung Cicalengka, Industri Rumahan yang Moncer dari Bandung Timur

Cicalengka dikenal luas sebagai salah satu pusat produksi kerudung di Bandung. Tak hanya industri besar, pelaku usaha kecil menengah pun turut berkembang di kawasan timur Bandung ini.
Produk sentra industri kerudung Cicalengka di Kabupaten Bandung. (Foto: GMAPS)
Beranda 28 Jun 2025, 06:58 WIB

Ikan Cirata Terkontaminasi Logam Berat, Pembudidaya Minta Solusi Nyata Bukan Sekadar Peringatan

Ia menambahkan bahwa program revitalisasi Citarum yang selama ini digaungkan pemerintah belum menunjukkan dampak signifikan bagi perbaikan kualitas air di Cirata.
Kawasan Waduk Cirata. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha Sauqi)
Beranda 27 Jun 2025, 16:09 WIB

Konflik di Hulu Sungai Citarum: Petani Pacet Tolak Pipanisasi PDAM karena Dinilai Mengancam Lumbung Pangan

Para petani meyakini, pengambilan air dalam jumlah besar akan mengurangi pasokan irigasi, yang berdampak langsung pada hasil pertanian.
Petani Pacet khawatir pengambilan air dari hulu Citarum dalam jumlah besar akan mengurangi pasokan irigasi. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Mildan Abdalloh)
Beranda 27 Jun 2025, 12:31 WIB

Nyawa dan Keselamatan Dipertaruhkan Gara-gara Jalan Rusak, Warga Bandung Barat Tagih Janji Pembangunan Infrastruktur

Saat kampanye pilbup lalu, Jeje dan Asep menawarkan misi besar yaitu mempercepat pembangunan infrastruktur layanan dasar dan lingkungan hidup.
Jalan di Desa Bojongsalam, Kecamatan Rongga, Bandung Barat menjadi cerminan infrastruktur yang belum layak. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha Sauqi)
Ayo Biz 27 Jun 2025, 11:48 WIB

Bolen Unyil Kareueus, Oleh-oleh Bandung yang Mulai Dilirik Pelancong

Di tengah maraknya oleh-oleh kekinian, satu nama mulai mencuri perhatian para pecinta kuliner Bandung adalah Bolen Unyil Kareueus. Inovasi camilan mungil ini lahir dari tangan terampil Eneng Yuli
Bolen Unyil Kareueus oleh-oleh dari Bandung (Foto: Ist)
Ayo Biz 27 Jun 2025, 10:37 WIB

Sentra Keramik Kiaracondong, Berusaha Mempertahankan Eksistensi Lintas Waktu

Industri keramik di kawasan Kiaracondong, Kota Bandung, masih menunjukkan denyut kehidupan walaupun tak banyak orang yang tahu. Meski tak lagi sepopuler dulu, perajin setempat tetap setia membentuk
Produk dari sentra keramik Kiaracondong (Foto: GMAPS)
Ayo Netizen 26 Jun 2025, 19:43 WIB

Pengimbasan Mitigasi Bencana Alam Saat Geowisata

Upaya mitigasi ini memerlukan dukungan otoritas Negara dan pengelola wisata dalam membangun destinasi wisata.
Geowisata di kawasan gunung api, harus mengetahui kapan dapat mendekat, dan kapan harus segera menjauh. Gunung Papandayan. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)
Ayo Netizen 26 Jun 2025, 17:21 WIB

Meluruskan Sejarah Kalender Hijriah

Rasanya masih banyak yang belum mengenal dengan benar sejarah penanggalan kalender Hijriah ini.
Dengan kalender Hijriah ini pula, kaum muslimin di sepanjang masa terus terhubung dengan akar sejarah dan identitas mereka sebagai umat Nabi Muhammad saw. (Sumber: Pexels/Soner Arkan)
Ayo Biz 26 Jun 2025, 16:52 WIB

Lebih dari Sekadar Seduhan, Filosofi di Balik Kopi Specialty

Kurnia Danumiharja atau yang biasa dipanggil “Abah” menghidupkan filosofi melalui setiap butiran kopi specialty yang ia hasilkan.
Penyeduhan dan pengenalan filosofi di balik kopi specialty. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Beranda 26 Jun 2025, 16:33 WIB

Bandara Husein Setia Terbilang, Lima Penumpang Datang dan Hilang

Bandara Husein Sastranegara Bandung kini hanya melayani lima penumpang per hari. Reaktivasi diperdebatkan, sementara Kertajati terus digadang sebagai masa depan Jawa Barat.
Penumpang di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, kini semakin sepi. (Sumber: Ayobandung | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 26 Jun 2025, 15:58 WIB

AI, Neraka, dan Konten Viral: Kreatif atau Blunder?

“Hari Pertama di Neraka” menjadi contoh ketika AI, humor, dan agama bertabrakan di dunia digital.
Video viral hasil rekayasa AI "Hari Pertama di Neraka". (Sumber: TikTok @veo3sesat)
Ayo Biz 26 Jun 2025, 13:03 WIB

Gwoods, Jejak Hijau dari Antapani yang Menggema hingga Australia

Gwoods, tumbuh pelan-pelan, dalam diam, menyematkan filosofi kehutanan ke dalam satu lingkar kayu yang melingkar di pergelangan tangan.
Gwoods, tumbuh pelan-pelan, dalam diam, menyematkan filosofi kehutanan ke dalam satu lingkar kayu yang melingkar di pergelangan tangan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 26 Jun 2025, 12:44 WIB

One Piece dan Cermin Demokrasi Indonesia, Fiksi yang Merefleksikan Realitas

Kekejaman Pemerintah Dunia dalam serial One Piece memberikan cermin untuk merefleksikan praktik-praktik pemerintahan dalam dunia nyata, termasuk di Indonesia.
Komik One Piece karya Eiichiro Oda. (Sumber: Unsplash/CAIO DELAROLLE)
Ayo Biz 26 Jun 2025, 11:53 WIB

Gang Pasantren, Sentra Kaos Anak di Bandung yang Eksis dari 1980

Di tengah gemuruh fast fashion, Gang Pasantren di Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler, menyimpan sejarah panjang kreativitas warga sebagai sentra industri kaos anak.
Ilustrasi Toko Kaos Anak (Foto: Ist)
Ayo Jelajah 26 Jun 2025, 11:23 WIB

Sejarah Kebun Binatang Bandung yang Sempat Jadi Hutan, dari Jubileumpark ke Bazooga

Dibangun oleh meneer Belanda, sempat mangkrak, diselamatkan saudagar lokal, kini malah digugat dan terancam disegel Pemkot.
Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo. (Sumber: Ayobandung)