In Memoriam Alvaro

bram herdiana
Ditulis oleh bram herdiana diterbitkan Jumat 05 Des 2025, 18:15 WIB
Ilustrasi foto Alvaro Kiano Nugroho. (Sumber: Istimewa)

Ilustrasi foto Alvaro Kiano Nugroho. (Sumber: Istimewa)

Polres Metro Jakarta Selatan dan tim forensik RS Polri Kramat Jati menyerahkan jenazah Alvaro Kiano Nugroho kepada keluarganya pada Kamis, 4 Desember 2025, sekitar pukul 14.05 WIB. Jenazah diterima langsung oleh ibu korban, Arum Indah Kusumastuti dan kakeknya. Penyerahan dilakukan setelah kerangka yang ditemukan di lokasi pembuangan  di sekitar Jembatan Cilalay, Tenjo, Bogor, Jawa Barat  dipastikan melalui tes DNA dan identifikasi gigi sebagai milik Alvaro.

Dengan adanya kepastian bahwa jenazah tersebut adalah Alvaro Kiano  Nugroho, telah membuat luka dan pilu di segenap jiwa mereka khususnya ibu, kakek dan neneknya yang sudah menunggu selama sembilan bulan tentang kabar anak berusia enam tahun tersebut.

Sekarang mereka bertiga hanya bisa mengenang saat-saat hidup indah bersama almarhum Alvaro selama enam tahun lalu.

Setiap menjelang Maghrib, sesaat akan adzan terdengar membelah langit berwarna merah tembaga. Ketika burung kembali setelah seharian mencari makanan dan angin mulai merendah merapati  bumi. Ada sepasang kaki kecil melangkah menuju masjid di sekitar Kawasan Pesanggrahan Jakarta Selatan. Alvaro tidak berjalan terburu-buru. Langkahnya tenang  seperti doa yang diucapkan dengan  lemah lembut. Meski masih polos,dalam umurnya yang masih belia, ia selalu menemui Allah melalui salat.

Enam tahun lalu, Alvaro lahir di tengah cinta yang pernah utuh kemudian retak, lalu pecah. Orang dewasa menyebutnya kehidupan, jalan yang harus diambil atau takdir rumah tangga. Tapi bagi seorang anak kecil seperti Alvaro, perceraian adalah  hilangnya suara saat makan bersama, pelukan yang tinggal satu sisi, nuansa tempat pulang yang berubah asing, serta rasa kehilangan yang merayapi segenap perasaannya dan sulit dikatakan.

Dalam kepolosannya, Alvaro tidak protes. Dia juga  tidak menyalahkan keadaan. Alvaro tidak mengerti alasan orang tuanya mengapa sampai ke ujung jalan perceraian. Alvaro hanya terdiam dalam perasaan yang belum bisa dia pahami seiring tumbuh kembang oleh  asuhan kakek dan neneknya.

Kemudian datanglah sebuah kegelapan yang tidak diharapkan  memayungi jiwa Alvaro. Tangan ayah tirinya yang seharusnya melindungi malah menjadi ancaman maut. Ayah tiri menjemputnya saat mau salat Maghrib, bukan untuk memeluk penuh kasih sayang,  bukan juga untuk mengantarkan pulang, melainkan untuk merenggut nyawanya dari kehidupan. Dan apa yang bisa dilakukan bocah enam tahun ? Ia tidak bisa berlari secepat orang dewasa. Ia tidak bisa berteriak lebih keras dari suara  petir saat hujan.

Ia hanya bisa menangis. berwujud tangis ketakutan juga tangis kerinduan pada kakek dan neneknya. Tangisan seorang anak kecil yang tidak mengerti kenapa orang dewasa  terus menyakitinya. Bahkan ketika suara tangis itu terdengar terlalu lantang di telinga  ayah tirinya,  Alvaro dibekapnya  biar tidak terus-terusan menangis, namun bekapan itu bukan hanya menghilangkan tangisan tetapi sekaligus jiwanya Alvaro. Akhirnya Alvaro tewas di tangan kejam ayah tirinya demikian menurut info dari pihak kepolisian.

Menurut penyidikan, ayah tirinya yang berinisial AI menculik Alvaro dari masjid, dalam kondisi bocah itu menangis tak henti. Karena kesal dengan tangisan itu, sang ayah tiri membekap mulut Alvaro dengan handuk, hingga nafasnya terenggut.  Setelah kematian, jasad Alvaro dibungkus plastik kemudian dibuang di wilayah Bogor, Jawa Barat.

Alvaro adalah mutiara masa depan, anak kecil yang polos, ceria, penuh potensi, dan penuh cinta.  Kakek Tugimin sendiri menjelaskan bahwa Alvaro adalah cucu yang sangat dicintainya , semacam harapan keluarga untuk meneruskan kebaikan dan kasih sayang.

Baca Juga: 10 Netizen Pilihan November 2025, Mengulas Fenomena Turisme Bandung

Bayangkan saja selalu ada tawa yang bisa mencerahkan hati siapa pun. Di balik doa sederhana yang dia panjatkan di masjid, ada impian akan hidup yang lebih indah, damai, dan penuh iman. Tapi mimpi itu diputus terlalu dini oleh kebiadaban ayah tirinya.

Sebelum pergi, sebelum hilang, sebelum dunia mengerutkan alis melihat poster, anak hilang, Alvaro hanya minta satu hal sederhana kepada kakeknya yaitu mohon dibuatkan susu karena haus saat menjalankan puasa. Kakeknya sempat memberi tahu bahwa Alvaro sedang berpuasa, namun Alvaro merajuk, akhirnya sang kakek tidak tega terus membuatkan segelas susu. Siapa sangka itu adalah momen terakhir Alvaro menikmati minuman kesukaannya.

Alvaro Kiano Nugroho adalah simbol harapan yang redup terlalu cepat. Dia adalah anak kecil yang rajin ke masjid, mencintai keluarganya, dan menjadi mutiara masa depan yang penuh potensi. Namun, di balik senyumnya, tersembunyi luka besar  kehilangan waktu bersama orang tua kandung, hidup dalam rumah yang tak sepenuhnya aman, dan akhirnya sampai pada kematian yang kejam yang dilakukan oleh orang yang seharusnya melindungi.

Dengan peristiwa  kita semua berharap semoga tidak ada lagi anak-anak yang padam harapan hidupnya oleh hawa nafsu pihak-pihak lain, padahal Alvaro anak baik dan  tidak bermasalah dengan ayah tiri yang tega membunuhnya. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

bram herdiana
Tentang bram herdiana
GURU SMK PARIWISATA TELKOM BANDUNG
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 21 Des 2025, 13:04 WIB

Pengolahan Sampah Organik dengan Maggot Jadi Solusi di Cigending

Pemanfaatan maggot dapat menjadi solusi jangka panjang dalam menciptakan lingkungan Cigending yang lebih bersih dan sehat.
Rumah Maggot di Kelurahan Cigending. (Dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 12:14 WIB

Momen Improvisasi yang Menyelamatkan Teater Malam Itu

Teater Pena Jurnalistik membawakan pertunjukan berjudul Para Pencari Loker.
Sejumlah pemain Teater Pena mebawakan adegan dibawah lampu sorot, disaksikan para penonton di Bale Teras Sunda, Senin (7/12/2025). (Sumber: Dokumen Pribadi | Foto: Saskia Alifa Nadhira)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 09:44 WIB

Kesenjangan Ruang Publik Bandung Hambat Aktivitas Mahasiswa

Artikel ini menjelaskan mengenai pandangan seorang mahasiswi asal Bandung mengenai ruang publik di Bandung.
Suasana salah satu Ruang Publik di Bandung, Taman Saparua pada pagi hari Sabtu, (29/11/2025). (Foto: Rasya Nathania)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 08:47 WIB

Alih Fungsi Tugu Simpang Diponegoro Citarum pada Malam Hari, Menyimpang atau Membantu UMKM?

Keresahan warga terhadap penertiban area Pusdai, apakah lamgkah yang efektif atau tidak?
Suasana di tugu Jl Diponegoro dan Jl Citarum pada malam hari, Senin 1 Desember 2025 pukul 1 dini hari (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Mazayya Ameera Aditya)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 08:21 WIB

Es Krim Yogurt Tianlala Bikin Cibiru Kota Bandung Makin Kekinian

Hadirnya Tianlala di kawasan Cibiru menambah warna baru dalam tren kuliner Bandung Timur.
 (Sumber: Tianlala.id)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 06:54 WIB

Di Ujung Tombak Pengabdian: Menata Beban RT RW demi Harmoni Warga

Dalam hal implementasi program, tidak jarang pada praktiknya RT RW mengeluarkan dana pribadi untuk menutupi kekurangan pendanaan dalam pelaksanaan program
Pelantikan Forum RT RW Periode (2025-2027) Kecamatan Panyileukan Kota Bandung (Sumber: Humas Kecamatan Panyileukan)
Ayo Biz 20 Des 2025, 22:19 WIB

Ketika Seremoni Berubah Menjadi Aksi Nyata Menyelamatkan Hutan

Menanam pohon bukan hanya simbol, melainkan investasi untuk generasi mendatang. Pohon yang tumbuh akan menjadi pelindung dari bencana, penyerap karbon, dan peneduh bagi anak cucu kita.
Menanam pohon bukan hanya simbol, melainkan investasi untuk generasi mendatang. Pohon yang tumbuh akan menjadi pelindung dari bencana, penyerap karbon, dan peneduh bagi anak cucu kita. (Sumber: Ist)
Beranda 20 Des 2025, 13:46 WIB

Mobilitas Kota Bandung Belum Aman bagi Kaum Rentan, Infrastruktur Jadi Sorotan

Dalam temuan B2W, di kawasan Balai Kota, Jalan Aceh, dan Jalan Karapitan, meskipun telah tersedia jalur sepeda, hak pesepeda kerap ditiadakan.
Diskusi Publik ā€œRefleksi Mobilitas Bandung 2025ā€ di Perpustakaan Bunga di Tembok (19/12/2025) (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 21:14 WIB

Sate Murah di Tikungan Jalan Manisi, Favorit Mahasiswa Cibiru

Sate dengan harga yang murah meriah dan rasa yang enak serta memiliki tempat yang strategis di sekitar wilayah Cibiru.
Dengan harga Rp20.000, pembeli sudah mendapatkan satu porsi berisi 10 tusuk sate lengkap dengan nasi. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 20:24 WIB

Hidup Selaras dengan Alam, Solusi Mencegah Terjadinya Banjir di Musim Penghujan

Banjir menjadi salah satu masalah ketika musim hujan telah tiba, termasuk di Kota Bandung.
Salah satu dampak dari penurunan permukaan tanah adalah banjir seperti banjir cileuncang di Jalan Citarip Barat, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung, Rabu 28 Februari 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)
Ayo Jelajah 19 Des 2025, 19:15 WIB

Sejarah Jatinangor, Perkebunan Kolonial yang jadi Pabrik Sarjana di Timur Bandung

Jatinangor pernah hidup dari teh dan karet sebelum menjelma kawasan pendidikan terbesar di timur Bandung.
Jatinangor. (Sumber: sumedangkab.go.id)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 18:09 WIB

Abah, Buku Bekas, dan Denyut Intelektual

Mahasiswa lintas angkatan mengenalnya cukup dengan satu panggilan Abah. Bukan dosen, staf, bukan pula pustakawan kampus.
Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 16:01 WIB

Maribaya Natural Hotspring Resort: Wisata Alam, Relaksasi, dan Petualangan di Lembang

Maribaya Natural Hotspring Resort menawarkan pengalaman wisata alam dan relaksasi di tengah kesejukan Lembang.
Maribaya Lembang. (Sumber: Dokumen Pribadi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 15:13 WIB

Bukit Pasir sebagai Benteng Alami dari Hempasan TsunamiĀ 

Sand dune yang terbentuk oleh proses angin dan gelombang dapat mengurangi efek tsunami.
Teluk dengan pantai di selatan Jawa Barat yang landai, berpotensi terdampak hempasan maut tsunami. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T. Bachtiar)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 14:22 WIB

Jualan setelah Maghrib Pulang Dinihari, Mi Goreng ā€˜Mas Sam’ Cari Orang Lapar di Malam Hari

Mengapa mesti nasi goreng ā€œMas Iputā€? Orangnya ramah.
SAM adalah nama sebenarnya, tapi para pelanggannya telanjur menyebutnya ā€œMas Iputā€. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 14:12 WIB

5 Hidden Gem Makanan Manis di Pasar Cihapit, Wajib Dicoba Saat Main ke Bandung!

Semuanya bisa ditemukan dalam satu area sambil menikmati suasana Pasar Cihapit.
Salah satu tempat dessert di Pasar Cihapit, yang menjadi tujuan berburu makanan manis bagi pengunjung. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 12:57 WIB

Twig CafƩ Maribaya: Tempat Singgah Tenang dengan Pemandangan Air Terjun yang Menyegarkan Mata

Suasana Cafe yang sangat memanjakan mata dan pikiran lewat pemandangan nyata air terjun yang langsung hadir di depan mata.
Air terjun yang langsung terlihat dari kafe. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 11:46 WIB

Program CSR sebagai Alat Penembusan dosa

CSR harus dikembalikan ke inti, yaitu komitmen moral untuk mencegah kerusakan ekosistem sejak awal
Ilustrasi kayu hasil penebangan. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 10:21 WIB

Keberlangsungan Suatu Negara dalam Bayang-Bayang Deformasi Kekuasaan

Sering kali ada pengaruh buruk dalam jalannya suatu pemerintahan yang dikenal dengan istilah deformasi kekuasaan.
 (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:24 WIB

Kota Bandung: Hak Trotoar, Pejalan Kaki, dan PKL

Antara hak pejalan kaki dan pedagang kaki lima yang harus diseimbangkan pemerintah Kota Bandung
Pejalan kaki harus melintas di jalan yang diisi oleh para pedagang di trotoar Lengkong Street Food, Kamis, 4 Desember 2025. (Sumber: Dokumentasi pribadi | Foto: Taqiyya Tamrin Tamam)