Simbol Bajak Laut dan Krisis Kepercayaan Membaca Pesan

Marcos Soares da Silva
Ditulis oleh Marcos Soares da Silva diterbitkan Kamis 14 Agu 2025, 20:13 WIB
Berkibarnya Bendera One Piece melambangkan kemarahan dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah Indonesia. (Sumber: Ilustrasi dibuat dengan AI Yupp)

Berkibarnya Bendera One Piece melambangkan kemarahan dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah Indonesia. (Sumber: Ilustrasi dibuat dengan AI Yupp)

Di tengah riuh protes yang merebak di media sosial dan jalanan, simbol bajak laut muncul di poster, mural, bahkan kaos para demonstran.

Simbol yang dahulu identik dengan perompakan kini menjelma menjadi ikon perlawanan generasi muda terhadap apa yang mereka anggap sebagai “perampasan masa depan” oleh elite.

Fenomena ini bukan sekadar tren visual, tetapi cermin dari krisis kepercayaan publik terhadap institusi.

Bajak Laut Sebagai Bahasa Politik Baru

Dalam sejarah, bendera Jolly Roger dengan tengkorak dan tulang menyilang melambangkan ancaman dan pembangkangan terhadap otoritas maritim. Kini, simbol itu hadir Kembali bukan di lautan, melainkan di linimasa media sosial dan ruang-ruang protes di kota-kota besar di Indonesia.

Menurut pengamat komunikasi politik Effendi Gazali, simbol adalah “bahasa yang melampaui kata-kata, karena ia mengundang tafsir dan rasa”. Dalam konteks protes generasi muda, bajak laut menjadi metafora bagi elite yang “merampas” sumber daya, hak politik, atau bahkan kesempatan hidup yang layak.

Lembaga Survei Indonesia (LSI) menemukan bahwa tingkat kepercayaan publik terhadap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hanya 39 persen, dan terhadap partai politik hanya 36 persen. Angka ini mengindikasikan jurang yang dalam antara penguasa dan rakyat.

Ketika ruang dialog formal dirasa buntu, simbol visual seperti bajak laut menjadi sarana artikulasi kemarahan yang lebih efektif.

Krisis Kepercayaan yang Makin Terstruktur

Bendera Jolly Roger alias bajak laut Akagami dalam serial One Piece berkibar di permukiman warga Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Bendera Jolly Roger alias bajak laut Akagami dalam serial One Piece berkibar di permukiman warga Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

Krisis kepercayaan di Indonesia tidak muncul tiba-tiba. Ia dibentuk oleh rangkaian kasus korupsi besar, kebijakan publik yang dianggap memihak kelompok tertentu, dan minimnya transparansi dalam pengambilan keputusan.

Kasus mega corruption seperti dugaan korupsi Pertamina Rp968 triliun atau manipulasi tata kelola energi menjadi pemicu utama. Data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukkan sepanjang 2023, kerugian negara akibat korupsi mencapai Rp 44,8 triliun.

Psikolog sosial Hamdi Muluk dari Universitas Indonesia menjelaskan, “Krisis kepercayaan terjadi ketika publik merasa norma dan etika yang diharapkan dari pemimpin dilanggar secara berulang. Simbol-simbol protes kemudian menjadi bentuk coping mechanism kolektif.”

Generasi Z dan Politik Simbolik

Generasi Z yang lahir antara 1997–2012 menjadi aktor utama di balik gelombang simbol bajak laut. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2024, generasi ini mencakup sekitar 27,94 persen populasi Indonesia.

Mereka adalah pengguna aktif media sosial, peka terhadap isu ketidakadilan, dan terbiasa mengekspresikan pendapat lewat meme, poster digital, hingga street art.

Peneliti media dari Universitas Gadjah Mada, Wisnu Prasetya Utomo, mencatat bahwa gerakan ini memanfaatkan visual storytelling untuk memperluas pesan.

“Simbol bajak laut memudahkan publik yang awam politik untuk langsung mengerti pesan inti bahwa ada pihak yang dianggap merampas,” ujarnya.

Fenomena ini juga menunjukkan pergeseran dari protes berbasis orasi menjadi protes berbasis viral content. Dalam beberapa kasus, satu gambar dengan simbol bajak laut dapat menyebar lebih cepat dibandingkan berita di media arus utama.

Dampak terhadap Politik Formal

Pertanyaannya, apakah simbol ini hanya akan menjadi tren atau mampu mendorong perubahan nyata?

Pengalaman di berbagai negara menunjukkan bahwa politik simbolik dapat menjadi pintu masuk bagi gerakan politik yang lebih terorganisasi.

Namun, risikonya adalah banalitas ketika simbol lebih populer dibandingkan substansi. Seperti diingatkan sosiolog Ariel Heryanto, “Simbol yang kehilangan konteks akan menjadi komoditas pasar, bukan alat perubahan.”

Jika tidak diikuti agenda politik yang jelas, simbol bajak laut berpotensi hanya menjadi merchandise tanpa kekuatan transformasi.

Bendera Jolly Roger membawa pesan tentang kekuatan kekuasaan, kebebasan, tekad, dan solidaritas dalam komunitas. (Sumber: Wikimedia Commons/Ferfive)
Bendera Jolly Roger membawa pesan tentang kekuatan kekuasaan, kebebasan, tekad, dan solidaritas dalam komunitas. (Sumber: Wikimedia Commons/Ferfive)

Tantangan terbesar bagi gerakan ini adalah konsistensi narasi dan integritas aktornya. Krisis kepercayaan publik tidak akan teratasi hanya dengan mengangkat simbol, melainkan dengan membangun kanal partisipasi yang efektif baik melalui kebijakan publik maupun mekanisme pengawasan masyarakat.

Di sisi lain, fenomena ini adalah tanda vitalitas demokrasi Indonesia. Ia menunjukkan bahwa generasi muda tidak apatis, melainkan mencari cara baru untuk menyampaikan pesan. Munculnya simbol bajak laut justru dapat menjadi “alarm” bagi penguasa bahwa bahasa politik lama tidak lagi efektif.

Sejarah telah menunjukkan bahwa simbol dapat menggerakkan massa, dari bendera merah putih di era kemerdekaan hingga pita hitam saat reformasi. Kini, bajak laut menjadi bab terbaru dalam politik visual Indonesia. Tantangannya adalah memastikan bahwa simbol ini membawa perubahan nyata, bukan sekadar tren yang menguap di linimasa.

Ketika simbol bajak laut berkibar di jalan-jalan kota, ia mengingatkan kita pada satu hal: di balik tawa sinis dan meme lucu, ada kemarahan yang sah terhadap ketidakadilan. Pertarungan bukan lagi di lautan, melainkan di ruang publik baik fisik maupun digital.

Generasi muda telah memilih bahasanya sendiri. Kini, bola ada di tangan para pemimpin, apakah mereka akan mendengar, atau menunggu sampai bendera bajak laut itu menjadi pertanda badai yang tak lagi bisa dibendung? (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Marcos Soares da Silva
"To be a winner appreciate defeat"
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

Bendera Perlawanan 

Ayo Netizen 05 Agu 2025, 15:04 WIB
Bendera Perlawanan 

News Update

Ayo Netizen 21 Nov 2025, 19:34 WIB

Pengetahuan dan Imajinasi

Ilmu pengetahuan bukan saja sangat siap menghadapi segala imajinasi manusia segila apa pun.
Setiap imajinasi muncul dari sebuah inspirasi yang dapat menembus khayalan “imajinasi jauh lebih penting dari Agama” menurut Albert Einstein. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Ayo Biz 21 Nov 2025, 18:58 WIB

Langkah UMKM Jawa Barat Menggenggam Dunia Melalui Export Coaching Program 2025

UMKM telah lama disebut sebagai tulang punggung ekonomi. Kini denyutnya tak lagi hanya berjualan di pasar domestik, tetapi berani melangkah ke panggung global.
UMKM telah lama disebut sebagai tulang punggung ekonomi. Kini denyutnya tak lagi hanya berjualan di pasar domestik, tetapi berani melangkah ke panggung global. (Sumber: Bank Indonesia Jawa Barat)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 18:27 WIB

Museum Geologi Hidupkan Edukasi lewat 'Day and Night at The Museum'

Museum Geologi Bandung menghadirkan program "Day and Night at The Museum" sebagai cara menarik minat masyarakat dengan edukasi kebumian.
Museum Geologi Bandung menghadirkan program "Day and Night at The Museum" sebagai cara menarik minat masyarakat dengan edukasi kebumian. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 21 Nov 2025, 17:55 WIB

Blogger BDG Menjaga Semangat Kota Bandung Lewat Cerita dan Komunitas

Komunitas Blogger BDG hadir sebagai wadah yang menampung semangat untuk merawat merawat memori kota dengan cara yang intim, personal, dan penuh cinta.
Komunitas Blogger BDG hadir sebagai wadah yang menampung semangat untuk merawat merawat memori kota dengan cara yang intim, personal, dan penuh cinta. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 17:27 WIB

Melihat Tuturan 'Arogan' dari Kacamata Linguistik

Esai ini membedah percakapan anggota DPR, Cucun Ahmad Syamsurijal, dengan peserta pada suatu forum SPPG di Bandung.
Jikapun ada masyarakat yang bersikap arogan pada pemerintah atau pejabat lantas memangnya kenapa? (Sumber: Ilustrasi oleh ChatGPT)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 17:02 WIB

Mewujudkan Kota Bandung yang Ramah bagi Wisata Pedestrian

Trotoar-trotoar yang seharusnya diperuntukkan bagi pedestrian beralih fungsi menjadi tempat parkir kendaraan, khususnya roda dua.
Pengerjaan revitalisasi trotoar di sepanjang Jalan Lombok Kota Bandung pada Jumat, 26 September 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:43 WIB

Sanghyang Kenit: Surga Wisata Alam Bandung Barat, Tawarkan Banyak Wahana dalam Satu Destinasi

Salah satu destinasi yang semakin populer adalah Sanghyang Kenit, sebuah kawasan wisata alam yang terletak di Cisameng, Kecamatan Cipatat.
tebing batu unik di Sanghyang Kenit yang dialiri arus sungai deras, menciptakan pemandangan alam yang khas dan menarik perhatian pengunjung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Nada Ratu Nazzala)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:13 WIB

Bukan Sekadar Gaya Hidup, Work From Cafe jadi Penunjang Produktivitas Kalangan Muda

Work from Café (WFC) menawarkan suasana baru untuk mengatasi kejenuhan dalam bekerja.
Salah satu mahasiswa sedang mengerjakan tugas di salah satu Café di Kota Bandung (30/10/2025) (Foto: Syifa Givani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:04 WIB

Kisah Jajanan Sore 'Anget Sari' yang Dekat dengan Mahasiswa

Kisah Anget Sari, lapak gorengan di Sukapura yang dikenal karena mendoan hangat, bahan segar, dan pelayanan ramah.
Suasana hangat di lapak Anget Sari saat pemilik menyajikan gorengan untuk pelanggan, di Kampung Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Bandung, Selasa (28/10/2025) (Sumber: Nailah Qurratul Aini | Foto: Nailah Qurratul Aini)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:41 WIB

UMKM Tahura Bandung Tumbuh Bersama di Tengah Perubahan Kawasan Wisata

Mengkisahkan tentang seorang pedagang pentol kuah yang ikut tumbuh bersama dengan berkembangnya kawasan wisata alam Tahura
Seorang pedagang sedang menjaga warungnya di Kawasan wisata tahura, (25/10/25) (Foto: M. Hafidz Al Hakim)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:21 WIB

Fenomena Turisme Bandung: Pesona Edukatif dan Konservatif di Lembang Park & Zoo

Lembang Park & Zoo menghadirkan wisata edukatif dan konservatif di Bandung.
Siap berpetualang di Lembang Park & Zoo! Dari kampung satwa sampai istana reptil, semua seru buat dikunjungi bareng keluarga (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Adil Rafsanjani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:10 WIB

Pengalaman Rasa yang Tidak Sesuai dengan Ekspektasi

Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis.
Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 14:49 WIB

Scroll Boleh, Meniru Jangan, Waspada Memetic Violence!

Saatnya cerdas dan bijak bermedsos, karena satu unggahan kita hari ini bisa membawa pengaruh besar bagi seseorang di luar sana.
Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 13:02 WIB

Hangatnya Perpaduan Kopi dan Roti dari Kedai Tri Tangtu

Roti Macan dimulai dari ruang yang jauh lebih kecil dan jauh lebih sunyi, yaitu kedai kopi.
Kedai kecil itu menciptakan suasana hangat dari aroma Roti Macan pada hari Selasa (04/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wafda Rindhiany)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:17 WIB

Sejarah Soreang dari Tapak Pengelana hingga jadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung

Sejarah Soreang dari tempat persinggahan para pengelana hingga menjelma pusat pemerintahan modern Kabupaten Bandung.
Menara Sabilulunga, salah satu ikon baru Soreang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:16 WIB

Sejarah Black Death, Wabah Kematian Perusak Tatanan Eropa Lama

Sejarah wabah Black Death yang menghancurkan Eropa pada awal abad ke-14, menewaskan sepertiga penduduk, dan memicu lahirnya tatanan baru.
Lukisan The Triumph of Death dari Pieter Bruegel (1562) yang terinspirasi dari Black Death. (Sumber: Wikipedia)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 10:17 WIB

History Cake Bermula dari Kos Kecil hingga Jadi Bagian 'Sejarah Manis' di Bandung

History Cake dimulai dari kos kecil pada 2016 dan berkembang lewat Instagram.
Tampilan area display dan kasir History Cake yang menampilkan beragam Korean cake dan dessert estetik di Jalan Cibadak, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. (30/10/2025) (Sumber: Naila Husna Ramadhani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 09:29 WIB

Dari Tiktok ke Trotoar, ‘Iseng’ Ngumpulin Orang Sekota untuk Lari Bareng

Artikel ini menjelaskan sebuah komunitas lari yang tumbuh hanya iseng dari Tiktok.
Pelari berkumpul untuk melakukan persiapan di Jl. Cilaki No.61, Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, pada Sabtu pagi 15 November 2025 sebelum memulai sesi lari bersama. (Sumber: Rafid Afrizal Pamungkas | Foto: Rafid Afrizal Pamungkas)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 08:06 WIB

Giri Purwa Seni Hadirkan Kecapi Suling sebagai Pelestarian Kesenian Tradisional Sunda

Giri Purwa Seni di Cigereleng menjaga warisan kecapi suling melalui produksi, pelatihan, dan pertunjukan.
Pengrajin Giri Purwa Seni menampilkan seperangkat alat musik tradisional berwarna keemasan di ruang pamer Giri Purwa Seni, Jl. Soekarno Hatta No. 425, Desa Cigereleng, Astana Anyar, Karasak, pada Senin, 10 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 21:19 WIB

Desa Wisata Jawa Barat Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dengan Komitmen dan Kolaborasi

Desa wisata di Jawa Barat bukan sekadar destinasi yang indah, namun juga ruang ekonomi kreatif yang menuntut ketekunan, komitmen, dan keberanian untuk terus berinovasi.
Upacara Tutup Tahun Kampung Cireundeu, Merawat Tradisi dan Syukur Kepada Ibu Bumi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)