Membaca Bendera One Piece 'Jolly Roger' sebagai Simbol Komunikasi Publik

Muhammad Sufyan Abdurrahman
Ditulis oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diterbitkan Senin 04 Agu 2025, 16:00 WIB
Bendera One Piece yang belakangan jadi kontroversi di Indonesia. (Sumber: Deviantart/Vlarg)

Bendera One Piece yang belakangan jadi kontroversi di Indonesia. (Sumber: Deviantart/Vlarg)

Belakangan ini kita menyaksikan fenomena unik namun sarat makna. Jelang perayaan kemerdekaan, sejumlah sopir truk memilih tidak mengibarkan bendera merah putih di kendaraan mereka.

Padahal biasanya, tiap bulan Agustus, bendera itu berkibar megah di spion atau di tiang-tiang truk yang melintasi ribuan kilometer jalanan Indonesia. Sebagai gantinya, mereka mengibarkan bendera bajak laut "Jolly Roger" dari serial One Piece.

Tindakan itu mengundang kontroversi, tetapi juga membuka ruang bagi tafsir yang lebih mendalam, terutama jika dilihat dari perspektif ilmu komunikasi.

Dalam studi komunikasi politik, simbol visual seperti bendera tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Ia menyampaikan pesan tanpa perlu diucapkan. Dumitrescu dalam ulasan akademiknya, Nonverbal Communication in Politics: A Review of Research Developments (2016) menyebutkan, komunikasi nonverbal memiliki kekuatan besar dalam membentuk sikap dan perilaku politik, terlebih dalam kondisi informasi yang minim.

Kanal visual seperti simbol bajak laut ternyata tidak hanya menggerakkan emosi, tetapi juga membuka ruang refleksi tentang ketimpangan, ketidakadilan, dan relasi kuasa.

Maka ketika para sopir menyampaikan kalimat "Maaf Jenderal, tahun ini tidak ada bendera merah putih di truk kami", yang terdengar bukan sekadar keluhan, tapi sinyal keresahan kolektif yang ditampung dalam lambang sederhana.

Bendera bajak laut dari dunia fiksi One Piece tidak lahir di ruang hampa. Ia terhubung dengan keresahan sosial yang nyata. Para sopir truk memprotes penerapan aturan ODOL yang dirasa timpang.

Mereka dihukum karena membawa muatan berlebih, padahal yang menyuruh adalah perusahaan ekspedisi. Bendera itu kemudian menyebar, bukan hanya di jalanan, tapi juga di ruang digital. Masyarakat dari berbagai latar ikut mengibarkannya.

Sebab dalam cerita One Piece, kita menemukan kisah perlawanan terhadap ketidakadilan yang terasa sangat dekat dengan pengalaman hidup masyarakat Indonesia.

Pemerintah dunia dalam cerita itu digambarkan melindungi elit yang semena-mena, menutup sejarah, memungut upeti tanpa timbal balik, dan memberdayakan aparat dengan kekuasaan mutlak. Semua ini, bagi banyak warga Indonesia, bukan sekadar fiksi, tetapi refleksi dari situasi riil yang mereka hadapi.

Respon Penguasa

Komik One Piece karya Eiichiro Oda. (Sumber: Unsplash/CAIO DELAROLLE)
Komik One Piece karya Eiichiro Oda. (Sumber: Unsplash/CAIO DELAROLLE)

Respon penguasa sayangnya tidak semua bijak. Menko Polhukam menyebut pengibaran bendera One Piece sebagai bentuk provokasi. Ia mengingatkan bahwa simbol negara tidak boleh dikalahkan oleh lambang lain.

Anggota MPR RI Firman Soebagyo bahkan menyebut gerakan ini berpotensi makar dan meminta aparat segera memeriksa para pelakunya. Padahal tidak semua pejabat melihatnya dengan cara yang sama.

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad meminta agar masyarakat tidak dibenturkan dengan simbol negara. Menurutnya ini hanyalah bentuk ekspresi dari rasa frustrasi yang seharusnya disikapi dengan kebijaksanaan.

Ketua MPR RI Ahmad Muzani pun menyampaikan hal serupa. Baginya, fenomena ini adalah bentuk kreativitas yang tidak perlu ditanggapi secara berlebihan. Kecintaan masyarakat terhadap merah putih tidak akan luntur hanya karena simbol budaya populer.

Pemerintah seharusnya tidak takut terhadap simbol yang lahir dari rakyat. Justru dari sana negara bisa belajar mendengar kembali.

Kita bisa mulai dengan bertanya: mengapa simbol bajak laut lebih menggugah bagi sebagian warga? Mengapa mereka lebih memilih itu ketimbang jargon resmi?

Mungkin karena simbol itu terasa lebih jujur, lebih menyuarakan perasaan, dan lebih terhubung dengan pengalaman sehari-hari.

Para sopir truk itu tetap bekerja, tetap membayar pajak, tetap menghadapi jalanan rusak dan pungutan liar.

Mereka bukan musuh negara. Mereka adalah bagian dari rakyat yang ingin suaranya didengar. Maka sebelum tergesa menyebutnya subversif atau menghina, mari dengar dulu maksudnya.

Bisa jadi, lewat bendera itu, mereka hanya ingin bertanya: apakah negara masih mau mendengarkan? (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Muhammad Sufyan Abdurrahman
Peminat komunikasi publik & digital religion (Comm&Researcher di CDICS). Berkhidmat di Digital PR Telkom University serta MUI/IPHI/Pemuda ICMI Jawa Barat
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 03 Nov 2025, 14:10 WIB

Cahaya di Tengah Luka: Ketulusan Ibu Timothy Anugerah yang Mengampuni dan Merangkul

Kehilangan seorang anak adalah duka yang tak terbayangkan. Namun, Ibu dari almarhum Timothy Anugerah memilih jalan yang tak biasa.
Ketulusan hati ibu Timothy Anugerah (Sumber: https://share.google/StTZP2teeh7VKZtTl)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 13:15 WIB

Diskusi Buku 'Berani Tidak Disukai' bersama Salman Reading Corner

Membaca adalah cara kita untuk menyelami pemikiran orang lain. Sementara berdiskusi adalah cara kita mengetahui berbagai macam perspektif.
Diskusi Buku Bersama Salman Reading Corner, Sabtu, 01 November 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 11:32 WIB

Menyalakan Kembali Lentera Peradaban

Refleksi Milad ke-113 Muhammadiyah.
Lentera dengan karya seni Islam. (Sumber: Pexels/Ahmed Aqtai)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 10:01 WIB

Perutku, Makanan, dan Rasa Lapar yang Sia-sia

Perut adalah salah satu inti kehidupan manusia. Dari sanalah segalanya bermula, dan juga sering berakhir.
Para pengungsi. (Sumber: Pexels/Ahmed akacha)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 08:12 WIB

Mati Kelaparan di Negeri para Bedebah

Membunuh memang tidak selamanya melukai tubuh seseorang dengan senjata.
Ilustrasi Meninggal karena kelaparan (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 20:37 WIB

Mengapa Tidur Cukup Sangat Penting? Begini Cara Mencapainya

Sering begadang? Hati-hati, kurang tidur bisa merusak kesehatan tubuh dan pikiranmu!
Ilustrasi tidur. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 17:53 WIB

Inspirasi Sosok yang Teguh Mengabdi di Cipadung Wetan

Sosok lurah di Cipadung Wetan yang memiliki dedikasi tinggi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Lurah Cipadung Wetan, Bapak Tarsujono S. Sos, M,. M,. (Sumber: Mila Aulia / dok. pribadi | Foto: Mila Aulia)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 15:14 WIB

Peran Orang Tua di Tengah Tantangan Pendidikan Modern

Perkembangan teknologi dan perubahan gaya belajar membuat pendidikan modern tidak lagi sama seperti dulu.
Orang tua dan anaknya. (Sumber: Pexels/Lgh_9)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 14:01 WIB

Ketika Kampus Tak Lagi Aman: Belajar dari Kasus Timothy Anugerah di Universitas Udayana

Kasus meninggalnya Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Universitas Udayana, membuka mata kita tentang bahaya perundungan di lingkungan kampus.
Korban perundungan, Timothy Anugerah. (Tiktok/apaajaboleh2012)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 12:29 WIB

Bermain dengan Sabar, Reza Gebuk 2 Ganda Malaysia, BL Negeri Jiran Marah!

Ini adalah kemenangan ketiga Sabar/Reza dari pasangan Malaysia itu dalam empat pertemuan.
Sabar Karyaman Gutama dan Mohammad Reza Pahlevi Isfahani. (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Jelajah 02 Nov 2025, 11:00 WIB

Hikayat Kasus Penganiayaan Brutal IPDN Jatinangor, Tumbangnya Raga Praja di Tangan Senior Jahanam

Tradisi koreksi berubah jadi ritual kekerasan mematikan. Kasus Cliff Muntu membongkar budaya militeristik yang mengakar di IPDN.
Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, mengikuti Upacara Penutupan Praktik Lapangan I di Lapang Upakarti Soreang, Selasa (13/8/2019). (Sumber: Humas Pemkab Bandung)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 10:05 WIB

Tempat Nongkrong Favorit Mahasiswa Bandung dengan Konsep Otomotif Unik

Ice Cream Service Autoshop & Dine menghadirkan pengalaman kuliner unik di Bandung dengan konsep otomotif yang menarik perhatian.
Ice Cream Service Autoshop & Dine (Foto: Ramzy Ahmad)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 07:30 WIB

Tips Aman Berselancar Internet: Hindari Jebakan Phishing dan Penipuan Online

Waspadai jebakan di dunia maya! Temukan cara mengenali tautan palsu, pesan penipuan, dan trik phishing yang sering menjerat.
Waspada terhadap phishing dan penipuan online. (Sumber: Pexels/Markus Winkle)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 05:42 WIB

Menggenggam Asa Hafalan, Sang Penghidup Tradisi Tahfiz MTs Kifayatul Achyar

Kisah inspiratif Sholihin, pembina tahfiz yang berhasil menghidupkan kembali program hafalan para siswa di MTs Kifayatul Achyar.
Sosok Sholihin yang giat membina tahfiz siswa/i MTs Kifayatul Achyar (Foto: Nabella Putri Sanrissa)
Ayo Biz 01 Nov 2025, 15:18 WIB

Transformasi Pusat Perbelanjaan Bandung, Menjawab Tantangan Ritel dengan Inovasi dan Koneksi Sosial

Perubahan perilaku konsumen, menuntut mal yang dulunya menjadi destinasi utama kini harus bersaing dengan kenyamanan belanja daring dan tuntutan pengalaman lebih personal.
Perubahan perilaku konsumen, menuntut mal yang dulunya menjadi destinasi utama kini harus bersaing dengan kenyamanan belanja daring dan tuntutan pengalaman lebih personal. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 01 Nov 2025, 14:22 WIB

Membentuk Karakter Gen Z di Era Digital: Antara Teknologi, Kreativitas, dan Tantangan Edukasi

Lahir dalam era konektivitas tinggi, Gen Z tumbuh bersama internet, media sosial, dan perangkat pintar yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian.
Lahir dalam era konektivitas tinggi, Gen Z tumbuh bersama internet, media sosial, dan perangkat pintar yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 01 Nov 2025, 12:51 WIB

Menanam Masa Depan, Mustika Arsri dan Revolusi Teknologi di Ladang Petani Muda

Habibi Garden lahir dari visi besar untuk membangkitkan semangat petani muda dan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor agrikultur.
Habibi Garden lahir dari visi besar untuk membangkitkan semangat petani muda dan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor agrikultur. (Sumber: dok Habibi Garden)
Ayo Jelajah 31 Okt 2025, 21:42 WIB

Hikayat Skandal Kavling Gate, Korupsi Uang Kadeudeuh yang Guncang DPRD Jawa Barat

Saat uang kadeudeuh jadi bencana politik. Skandal Kavling Gate membuka borok korupsi berjamaah di DPRD Jawa Barat awal 2000-an.
Gedung DPRD Jawa Barat.
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 20:26 WIB

Berkunjung ke Perpustakaan Jusuf Kalla di Kota Depok

Perpustakaan Jusuf Kalla bisa menjadi alternatif bagi wargi Bandung yang sedang berkunjung ke luar kota.
Perpustakaan Jusuf Kalla di Kawasan Universitas Islam Internasional Indonesia Kota Depok (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Beranda 31 Okt 2025, 19:03 WIB

Energi Selamatkan Nyawa: Gas Alam Pertamina Terangi Rumah Sakit di Hiruk Pikuk Kota

PGN sebagai subholding gas Pertamina terus memperluas pemanfaatan gas bumi melalui berbagai inovasi, salah satunya skema beyond pipeline menggunakan CNG.
Instalasi Gizi RSUP Hasan Sadikin. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)