Scroll Boleh, Meniru Jangan, Waspada Memetic Violence!

Ibn Ghifarie
Ditulis oleh Ibn Ghifarie diterbitkan Jumat 21 Nov 2025, 14:49 WIB
Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)

Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)

Saat sedang asyik membaca buku Aku Klik Maka Aku Ada: Manusia dalam Revolusi Digital karya F. Budi Hardiman (Kanisius, 2021), tiba-tiba muncul notifikasi dari Instagram @peacegenid bertajuk β€œMasih Ingat dengan Apa yang Terjadi Pekan Lalu di SMAN 72 Jakarta?”

PeacePeople, pernah mendengar istilah memetic violence sebelumnya? Coba tulis di kolom komentar!

Ternyata, menurut Densus 88, apa yang terjadi di SMAN 72 Jakarta disebabkan oleh suatu fenomena yang disebut "Memetic Violence"
Apa itu memetic violence? (Sumber: Instagram | Foto: @peacegenid)
Ternyata, menurut Densus 88, apa yang terjadi di SMAN 72 Jakarta disebabkan oleh suatu fenomena yang disebut "Memetic Violence" Apa itu memetic violence? (Sumber: Instagram | Foto: @peacegenid)

Memetic (Mimetic) Violence?

Dalam laporan CNN Indonesia, Rabu (12/11/2025 07:30 WIB) Densus 88 Antiteror Polri mengaitkan motif pelaku dengan fenomena kekerasan yang muncul akibat peniruan di dunia digital, yang mereka sebut sebagai β€œmemetic violence daring.”

PPID Densus 88, AKBP Mayndra Eka Wardhana, menjelaskan bahwa pelaku yang masih berstatus anak tidak memiliki kaitan dengan jaringan teror mana pun.

Tindakannya murni merupakan copycat, aktivitas meniru inspirasi kekerasan dari internet.

Dari hasil pemeriksaan, ditemukan sejumlah nama tokoh dan ideologi yang ditulis pelaku pada permukaan airsoft gun-nya. Tokoh-tokoh idolanya adalah pelaku penembakan massal di berbagai negara:

1. Alexandre Bissonnete – Penembakan di Quebec City (2017)

2. Luca Traini – Penembakan enam migran Afrika di Macerata (2018)

3. Brenton Harrison Tarrant – Penembakan di dua masjid, Selandia Baru (2019)

4. Eric Harris – Pelaku penembakan Columbine

5. Dylan Klebold – Pelaku penembakan Columbine

6. Dylann Roof – Penembakan di gereja di Amerika Serikat

Densus 88 menegaskan ihwal kasus di SMAN 72 merupakan kriminal umum, bukan tindak pidana terorisme.

Psikolog dan grafolog Joice Manurung menjelaskan perilaku kekerasan yang didorong oleh hasrat meniru sosok tertentu yang disebut β€œmimetic violence.”

Sering kali pelaku tidak memiliki masalah langsung dengan korban, tetapi terdorong oleh keinginan mengimitasi agresi tokoh yang diidolakan.

Mimetic violence merupakan kekerasan yang dihasilkan oleh keinginan mengimitasi agresi dari sosok yang diidolakan,” ujar Joice.

Tentunya fenomena unik ini memiliki dua landasan teori:

1. Teori Mimetika (Mimetic Theory) – RenΓ© Girard, kekerasan lahir dari mimesis (peniruan) yang memicu rivalitas.

2. Teori Memetika (Memetic Theory) – Richard Dawkins, meme adalah unit ide yang bereplikasi seperti gen. Di era digital, konsep ini berkembang menjadi memetic violence.

Memetic Violence ini adalah alarm baru di dunia digital kita. Kekerasan yang muncul karena peniruan... (Sumber: reskrimum.metro.polri.go.id | Foto: Istimewa)
Memetic Violence ini adalah alarm baru di dunia digital kita. Kekerasan yang muncul karena peniruan... (Sumber: reskrimum.metro.polri.go.id | Foto: Istimewa)

Alarm Baru dari Dunia Digital

Dalam laman reskrimum.metro.polri.go.id, Ahad (16/11/2025) memetic violence dijelaskan sebagai alarm baru dalam ruang digital. Kekerasan ini muncul karena peniruan ide atau perilaku ekstrem yang menyebar seperti virus ide yang lewat konten, komentar, dan narasi yang terus berulang.

Bagi individu yang sedang dalam kondisi psikologis rentan, seperti korban perundungan atau merasa tak berdaya, ide ekstrem dari internet bisa tampak seperti jalan keluar.

Karena itu, yang paling penting adalah pendampingan mulai dari membangun literasi digital, mengajak diskusi terbuka sampai ikut menciptakan ruang aman bagi anak dan remaja untuk berpikir tanpa takut dihakimi.

Ilustrasi -- Sejumlah anak bermain gawai di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (11/10/2019). (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ilustrasi -- Sejumlah anak bermain gawai di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (11/10/2019). (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Dinamika Medsos Berujung Petaka

Dengan arus informasi yang sangat cepat, konten kekerasan baik berupa meme, video, tulisan, maupun simbol sangat mudah tersebar dan dinormalisasi. Ketika konten berseliweran dijadikan inspirasi, memetic (mimetic) violence dapat terjadi tanpa disadari.

Maka dari itu @peacegenid, mengingat kepada kita tentang 5 hal saat berselancar di media sosial:

1. Hindari menonton atau membagikan video/meme yang mengandung kekerasan.

2. Laporkan konten berbahaya dan provokatif.

3. Pahami peran media sosial dalam membentuk cara berpikir.

4. Kuatkan nilai empati, moral, dan budaya damai.

5. Tingkatkan literasi digital demi keamanan bersama.

Kita perlu memahami bagaimana menempatkan diri di ruang digital agar terhindar dari tindakan negatif seperti memetic (mimetic) violence.

Aktivitas memetic (mimetic) violence mengingatkan kita ihwal ruang digital bukanlah ruang kosong. Justru sangat memengaruhi cara kita berpikir, merasa, dan bertindak.

Pasalnya, setiap konten yang kita konsumsi dan bagikan memiliki dampak yang nyata, terutama bagi mereka yang sedang berada dalam kondisi psikologis rentan.

Dengan demikian, penting bagi kita untuk menjadi pengguna yang lebih sadar, kritis, empatik, jangan asal share sebelum nyaring dalam memaknai setiap informasi yang melintas di beranda kita.

Mari menjadi generasi yang cerdas bermedia sosial. Caranya pilih sebelum klik, pikir sebelum bagikan, dan peduli sebelum terlambat.

Dengan membangun budaya digital yang sehat, ramah, dan penuh tanggung jawab, kita bukan hanya melindungi diri sendiri, tetapi ikut terlibat dan membantu menjaga ruang aman bagi anak, remaja, dan masyarakat secara keseluruhan.

Saatnya cerdas dan bijak bermedsos, karena satu unggahan kita hari ini bisa membawa pengaruh besar bagi seseorang di luar sana. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Ibn Ghifarie
Tentang Ibn Ghifarie
Pegiat kajian agama dan media di Institute for Religion and Future Analysis (IRFANI) Bandung.
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:41 WIB

UMKM Tahura Bandung Tumbuh Bersama di Tengah Perubahan Kawasan Wisata

Mengkisahkan tentang seorang pedagang pentol kuah yang ikut tumbuh bersama dengan berkembangnya kawasan wisata alam Tahura
Seorang pedagang sedang menjaga warungnya di Kawasan wisata tahura, (25/10/25) (Foto: M. Hafidz Al Hakim)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:21 WIB

Fenomena Turisme Bandung: Pesona Edukatif dan Konservatif di Lembang Park & Zoo

Lembang Park & Zoo menghadirkan wisata edukatif dan konservatif di Bandung.
Siap berpetualang di Lembang Park & Zoo! Dari kampung satwa sampai istana reptil, semua seru buat dikunjungi bareng keluarga (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Adil Rafsanjani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:10 WIB

Pengalaman Rasa yang Tidak Sesuai dengan Ekspektasi

Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis.
Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 14:49 WIB

Scroll Boleh, Meniru Jangan, Waspada Memetic Violence!

Saatnya cerdas dan bijak bermedsos, karena satu unggahan kita hari ini bisa membawa pengaruh besar bagi seseorang di luar sana.
Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 13:02 WIB

Hangatnya Perpaduan Kopi dan Roti dari Kedai Tri Tangtu

Roti Macan dimulai dari ruang yang jauh lebih kecil dan jauh lebih sunyi, yaitu kedai kopi.
Kedai kecil itu menciptakan suasana hangat dari aroma Roti Macan pada hari Selasa (04/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wafda Rindhiany)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:17 WIB

Sejarah Soreang dari Tapak Pengelana hingga jadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung

Sejarah Soreang dari tempat persinggahan para pengelana hingga menjelma pusat pemerintahan modern Kabupaten Bandung.
Menara Sabilulunga, salah satu ikon baru Soreang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:16 WIB

Sejarah Black Death, Wabah Kematian Perusak Tatanan Eropa Lama

Sejarah wabah Black Death yang menghancurkan Eropa pada awal abad ke-14, menewaskan sepertiga penduduk, dan memicu lahirnya tatanan baru.
Lukisan The Triumph of Death dari Pieter Bruegel (1562) yang terinspirasi dari Black Death. (Sumber: Wikipedia)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 10:17 WIB

History Cake Bermula dari Kos Kecil hingga Jadi Bagian 'Sejarah Manis' di Bandung

History Cake dimulai dari kos kecil pada 2016 dan berkembang lewat Instagram.
Tampilan area display dan kasir History Cake yang menampilkan beragam Korean cake dan dessert estetik di Jalan Cibadak, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. (30/10/2025) (Sumber: Naila Husna Ramadhani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 09:29 WIB

Dari Tiktok ke Trotoar, β€˜Iseng’ Ngumpulin Orang Sekota untuk Lari Bareng

Artikel ini menjelaskan sebuah komunitas lari yang tumbuh hanya iseng dari Tiktok.
Pelari berkumpul untuk melakukan persiapan di Jl. Cilaki No.61, Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, pada Sabtu pagi 15 November 2025 sebelum memulai sesi lari bersama. (Sumber: Rafid Afrizal Pamungkas | Foto: Rafid Afrizal Pamungkas)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 08:06 WIB

Giri Purwa Seni Hadirkan Kecapi Suling sebagai Pelestarian Kesenian Tradisional Sunda

Giri Purwa Seni di Cigereleng menjaga warisan kecapi suling melalui produksi, pelatihan, dan pertunjukan.
Pengrajin Giri Purwa Seni menampilkan seperangkat alat musik tradisional berwarna keemasan di ruang pamer Giri Purwa Seni, Jl. Soekarno Hatta No. 425, Desa Cigereleng, Astana Anyar, Karasak, pada Senin, 10 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 21:19 WIB

Desa Wisata Jawa Barat Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dengan Komitmen dan Kolaborasi

Desa wisata di Jawa Barat bukan sekadar destinasi yang indah, namun juga ruang ekonomi kreatif yang menuntut ketekunan, komitmen, dan keberanian untuk terus berinovasi.
Upacara Tutup Tahun Kampung Cireundeu, Merawat Tradisi dan Syukur Kepada Ibu Bumi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 20:18 WIB

Ngaruat Gunung Manglayang, Tradisi Sakral Menjaga Harmoni Alam dan Manusia

Ngaruat Gunung Manglayang adalah tradisi tahunan untuk menghormati alam.
Warga adat melakukan ritual ruatan di kaki Gunung Manglayang sebagai bentuk ungkapan syukur dan doa keselamatan bagi alam serta masyarakat sekitar.di Gunung Manglayang, Cibiru, Bandung 20 Maret 2025 (Foto: Oscar Yasunari)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 18:23 WIB

Desa Wisata, Ekonomi Kreatif yang Bertumbuh dari Akar Desa

Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas.
Wajah baru ekonomi Jawa Barat kini tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:21 WIB

Lenggak-lenggok Jaipong di Tengah Riuh Bandung dan Pesona Tradisi

Tari Jaipong tampil memukau di West Java Festival 2025. Gerak enerjik dan musik riuh membuat penonton antusias.
Penampilan tari Jaipong menghiasi panggung West Java Festival 2025 dengan gerakan energik yang memukau penonton, Minggu (9/11/2025). (Sumber: Selly Alifa | Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:07 WIB

Curug Pelangi Punya Keindahan Ikonik seperti di Luar Negeri

Wisata alam Bandung memiliki banyak keunikan, Curug Pelangi punya ikon baru dengan pemandangan pelangi alami.
Pelangi asli terlihat jelas di wisata air terjun Curug Pelangi, Kabupaten Bandung Barat (2/11/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tazkiya Hasna Putri S)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:55 WIB

Wayang Golek Sindu Parwata Gaungkan Pelestarian Budaya Sunda di Manjahlega

Pagelaran Wayang Golek Sindu Parwata di Manjahlega gaungkan pelestarian budaya Sunda dan dorong generasi muda untuk mencintai budaya lokal sunda.
Suasana pagelaran Wayang Golek di Kelurahan Manjahlega, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Jumat (5/9/2025), di halaman Karang Taruna Caturdasa RW 14. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Ayu Amanda Gabriela)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:30 WIB

Menyoal 'Sora' Sunda di Tengah Sorak Wisatawan

Sora Sunda tidak harus berteriak paling keras untuk tetap hidup dan bertahan. Ia cukup dimulai dari kebiasaan kecil.
Mengenalkan budaya dan nilai kesundaan bisa dilakukan lewat atraksi kaulinan barudak. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:10 WIB

Kenaikan Gaji ASN, antara Harapan Dompet dan Reformasi Birokrasi

Kenaikan gaji ASN bukan sekadar soal dompet, tapi ujian sejauh mana birokrasi mampu menukar kesejahteraan menjadi kinerja.
Ilustrasi PNS di Bandung Raya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:00 WIB

Damri dan Wisata Oase Kaum Marjinal di Dalamnya

DAMRI menjadi salah satu transportasi yang menjadi pilihan bagi masyarakat khususnya di Kota Bandung.
Ilustrasi yang menggambarkan suasana dalam bus DAMRI (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 15:52 WIB

Dari Nongkrong di Warung Jadi Komunitas Vespa Solid di Kota Bandung

Komunitas WK Scoot lahir dari tongkrongan anak SMP pada 2021 dan kini berisi 25 anggota.
WK Scoot Bandung terlihat berjejer rapi di Jalan Taman Citarum saat melakukan Sunday Morning Ride, Jumat (27/10/2024). (Sumber: Instagram | Foto: Arlo Aulia)