Tangkal Hoaks, Cerdas Bermedsos

Ibn Ghifarie
Ditulis oleh Ibn Ghifarie diterbitkan Rabu 25 Jun 2025, 14:03 WIB
 (Sumber: DW)

(Sumber: DW)

Sore itu cerah. Saat sedang berjalan melewati Tugu Elektro, tiba-tiba seorang kawan datang menghampiri dan menyapa hangat, lalu menunjukkan dua berita disertai video yang mengabarkan tentang perang antara Iran dan Israel.

Dengan nada serius dan sedikit cemas, pria tinggi dan gemoy itu bertanya, "Bagaimana cara kita memastikan kebenaran informasi seperti ini? Supaya tidak menyesatkan, tidak memperkuat kebencian atau Islamofobia, dan tidak ikut menyebarkan hoaks di media sosial?" ujarnya.

Kujawab singkat, “Coba lihat di cekfakta.com.”

Sejak serangan Israel ke Iran, Jumat, (13/6/2025), yang dibalas oleh Iran, konflik tak hanya berkecamuk di medan tempur. Dunia maya ikut memanas. Disinformasi menyebar luas, termasuk video-video jadoel yang diklaim sebagai peristiwa terkini.

Dalam laporan Cek Fakta Deutsche Welle (DW), ditemukan sejumlah video lama dan hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI) yang disebarkan secara sengaja untuk menyesatkan publik.

Salah satu klaim yang viral adalah video kompilasi berdurasi satu menit yang memperlihatkan pemboman udara, ledakan, dan kebakaran di malam hari. Rekaman itu disertai tulisan kapital “NO MERCY – ISRAEL LAUNCHES REVENGE ATTACK ON IRAN” dan diklaim sebagai serangan terbaru Israel ke Iran. Hingga kini, video itu telah ditonton lebih dari 2,8 juta kali di TikTok.

Namun, verifikasi DW menyimpulkan klaim itu salah. Ternyata video itu merupakan dokumentasi pemboman oleh Amerika Serikat di Baghdad, Irak, pada tahun 2003, bukan peristiwa terkini di Iran.

Kasus serupa ditemukan oleh Tim Cek Fakta Tempo. Dua video TikTok yang diklaim sebagai aktivitas militer Iran melawan Israel ternyata bukan video asli, melainkan konten hasil AI generatif.

Tayangan pertama menampilkan operator perempuan di dekat rudal. Setelah dianalisis, ditemukan kejanggalan, terdapat lima operator, tapi hanya empat pasang tangan yang bekerja.

Rekaman kedua memperlihatkan iring-iringan truk berbendera Iran membawa misil.

Melalui alat pendeteksi AI seperti AI or NOT dan Hive Moderation, terungkap bahwa video pertama memiliki kemungkinan 87% merupakan hasil buatan AI, dan video kedua memiliki kemungkinan 49%. Teknologi AI seperti Flux dan OpenAI GPT-4o disebut sebagai kemungkinan sumber pembuatannya.

Meskipun beberapa konten terbukti palsu, konflik Israel-Iran benar-benar terjadi. Serangan Israel bertajuk “Rising Lion” ke Iran diklaim sebagai langkah untuk mencegah pengembangan senjata nuklir, tuduhan yang dibantah oleh pihak Iran. Israel berdalih tujuannya untuk membunuh pemimpin Iran.

Hingga kini, korban dilaporkan mencapai 585 jiwa di Iran dan 24 jiwa di Israel. Pada 17 Juni 2025, sebanyak 23 negara, termasuk Indonesia, mengecam serangan memilukan.

Hasil verifikasi Tempo dan DW menyatakan banyak narasi yang beredar di media sosial adalah hoaks (keliru). Konten-konten itu sering kali merupakan hasil AI generatif yang tidak mencerminkan situasi sebenarnya di lapangan.

Di tengah konflik bersenjata dan informasi yang simpang siur, masyarakat diimbau untuk tetap tenang, kritis, dan mewaspadai disinformasi. Selalu cek sumber informasi melalui kanal resmi seperti cekfakta.com. (detikNews Kamis, 19 Jun 2025 19:23 WIB, www.dw.com,www.cekfakta.com)

Video TikTok ini secara keliru mengklaim menampilkan serangan Israel terhadap Iran, padahal rekaman tersebut berasal dari tahun 2003. (Sumber: DW | Foto: Tiktok)
Video TikTok ini secara keliru mengklaim menampilkan serangan Israel terhadap Iran, padahal rekaman tersebut berasal dari tahun 2003. (Sumber: DW | Foto: Tiktok)

Dalam rilis resmi pada 8 Januari 2025, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan sepanjang tahun 2024 pihaknya berhasil mengidentifikasi dan mengklarifikasi sebanyak 1.923 konten hoaks yang tersebar di ruang digital.

Data dari Tim AIS Ditjen Aplikasi Informatika mencatat, temuan hoaks terbanyak terjadi pada Oktober (215 konten), dan yang paling sedikit di Februari (131 konten). Dengan rincian distribusi bulanan konten hoaks sepanjang tahun 2024: Januari (143 konten), Februari (131), Maret (162), April (143), Mei (164), Juni (153), Juli (170), Agustus (162), September (173),  Oktober (215), November (166), dan Desember (141).

Upaya identifikasi dan klarifikasi ini merupakan bagian dari komitmen Komdigi untuk membangun ekosistem digital yang sehat, aman, dan tangguh. Melalui pengawasan konten, penguatan literasi digital, diharapkan ruang digital nasional tetap terlindungi dari disinformasi dan penyalahgunaan informasi. (www.komdigi.go.id)

Tantangan Milenial

Dalam buku Kontestasi Wacana Keislaman di Dunia Maya, keberlimpahan informasi di dunia siber (maya) ternyata telah menimbulkan ekses yang meresahkan. Meningkat banyak anak muda yang tak memiliki keterampilan menulis karena segala yang ingin ditulis telah terwakili oleh tulisan orang lain dan tersedia di internet.

Parahnya, banyak tulisan bersifat catatan-catatan pribadi, yang seharusnya tersimpan di ruang tersembunyi, rapat, malah lepas terpublikasi dan menjadi rujukan. Padahal, dalam literasi media, tulisan-tulisan itu sebenarnya kurang memenuhi azas kepatutan dalam berkomunikasi, (azas keadilan) sebagai sumber informasi, yang masih perlu cross-check dan re-check secara teliti untuk layak dikonsumsi. Sebagian masyarakat mengalami ambivalensi dalam memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Ada yang terbersit niatan luhur untuk menyeru kebaikan dan mencegah ketidakadilan.

Pesan-pesan yang bertebaran di media sosial seringkali menyuarakan enam ajakan untuk: Pertama, menyatakan kebencian kepada pihak lain; Kedua, menyatakan intoleransi terhadap pihak lain; Ketiga, melawan tatanan (sistem) sah yang ada; Keempat, mengandung unsur revolusioner; Kelima, mengandung unsur kekerasan; Keenam, mengandung ancaman kepada pihak lain. (M. Thoyibi, Yayah Khisbiyah [editor], 2018:iii & 4)

Akhlak Bermedsos

Upaya mengendalikan diri di ruang digital memiliki tata cara, aturan, untuk tidak menulis dan menyebar luas informasi (berita) bohong (hoaks), bernada ajakan caci maki, hasutan, fitnah, ujaran kebencian, sampai berbuat makar.

Dalam buku Akhlak Nge-medsos ditegaskan selain kita mesti berakhlak mulia di dunia nyata. Kita juga perlu berakhlak baik di dunia maya. Jangan sampai kita ikut menyebarkan sampah di sana, bahkan ikut memproduksinya.

Caranya dengan memegang kuat prinsip dan adab-adab di dunia maya agar menjadi netizen yang shaleh dan shalehah. Pertama, Keutamaan bagi kreator. Kreator yang baik itu kreator yang paling banyak memberikan manfaat. Bila saja kita memahami prinsip itu, maka niscaya medsos kita akan penuh mengalirkan pahala kebaikan-kebaikan. 

Buatlah konten yang baik. Ketika konten yang kita buat memberikan inspirasi pada netizen lain. Maka bukan sekadar adsense dari google yang didapat, tapi kita bisa dengan mudah ‘mendownload’ pahala dari Allah. Ingat konten yang hari ini kita unggah bukan hanya dilihat hari ini, namun bisa dilihat nanti saat kita tua, bahkan sampai mati. 

Kedua, Akhlak untuk Viewer. Pilihlah tontonan yang sesuai dengan usia. Kalau kita sudah dewasa, cobalah untuk membimbing adik-adik kita yang masih perlu dampingan, untuk bisa mengonsumsi hal yang positif sesuai umur mereka. Jangan sampai mereka meniru hal yang tidak baik dari medsos yang ada.

Saksikan konten yang akan mendukung kita menjadi lebih baik. Jangan sia-siakan kuota untuk dipakai menyaksikan acara yang meracuni hati dan pikiran kita. Tontonlah yang akan meningkatkan kita untuk lebih kreatif dan dekat dengan Allah. Kita bisa menyaksikan ceramah-ceramah dari ustadz-ustadz yang ceramahnya menyejukkan. Yang ketika selesai menonton pikiran kita cerah, hati lapang, dan juga dipenuhi cinta.

Tinggalkanlah konten yang tak bermanfaat, karena jika kita terus menontonnya, itu sama saja kita mendukungnya. Pilih dan pilihlah tontonan kita, karena mata, jari dan gadget kita akan dipertanggungjawabkan pula kelak.

Ketiga, Etika User. Jadilah pengguna yang bijak dengan memanfaatkan medsos sesuai kebutuhan. Jangan sampai kita menjadi pengguna yang terlalu banyak stalk mantan. Lalu patah hati setelah lihat dia bahagia dengan orang lain. Kita juga mesti bijak dalam merespon konten yang muncul. Ketika ada konten yang kurang sesuai, tegurlah dengan cara yang baik.

Bisa dengan menegur melalu pesan pribadi, bahasa yang halus. Karena dengan caci maki tak akan mendatangkan ketenangan dalam hati. Hindari pula perdebatan yang tidak akan menemukan hasil. Debat kusir. Bila ada yang perlu diperdebatkan, cobalah dengan cara yang bijak. Bila perlu untuk bertemu, bertemulah. Siapa tahu orang yang kamu debat itu menjadikan  kalian bersahabat.

Pada saat ibadah tiba, saat adzan, shalat, jumatan, belajar, matikanlah smartphonemu sejenak dan aktifkanlah dzikir-dzikir. Karena Allah-lah kita bisa hidup hari ini, karena Dialah kamu bisa punya smartphone, medsos dan aibmu ditutupi-Nya. (Irfan Nur Hakim, 2018: 3 & 81-103)

Kini hoaks (berita palsu) semakin marak di dunia maya. Kemudahan dalam menyebarkan pesan melalui media sosial membuat hoaks menyebar sangat cepat. Dalam hitungan menit, informasi yang belum tentu benar bisa dibagikan ratusan kali oleh warganet (netizen). 

Akibatnya, banyak orang yang tanpa memeriksa kebenarannya ikut termakan dan bahkan bisa terprovokasi, yang dalam skala besar dapat memicu konflik, kerusuhan.

Foto asli yang sering kali salah narasi di media sosial. (Sumber: DW)
Foto asli yang sering kali salah narasi di media sosial. (Sumber: DW)

Sebagai netizen yang cerdas, kita tak boleh menelan mentah-mentah setiap informasi yang tersebar. Inilah lima cara efektif untuk menghindari jebakan berita hoaks:

Pertama, Waspadai Judul yang Provokatif

Berita hoaks umumnya menggunakan judul yang sensasional, provokatif, bahkan menyerang pihak tertentu secara langsung. Meski terkadang isinya mengambil dari berita media resmi, informasi di dalamnya kerap dimodifikasi untuk menggiring opini sesuai kepentingan si penyebar hoaks.

Tipsnya. Jangan langsung percaya pada judul. Telusuri berita serupa di media resmi dan bandingkan isinya. Jika isinya bertolak belakang, besar kemungkinan berita tersebut adalah hoaks.

Kedua, Periksa Kebenaran Fakta

Selalu cek fakta dari informasi yang Anda terima. Perhatikan apakah sumber berita berasal dari institusi resmi atau tidak. Jika pernyataan berasal dari tokoh politik, pengamat, atau organisasi tertentu, pastikan ada konfirmasi dari sumber terpercaya lain. 

Tipsnya. Bedakan antara fakta dan opini. Fakta didukung bukti nyata dan saksi, sedangkan opini bersifat subjektif.

Ketiga, Teliti Keaslian Foto dan Video

Hoaks tak hanya dalam bentuk teks, tapi juga menyertakan foto dan video yang terlihat meyakinkan. Padahal, berkat teknologi digital, konten visual bisa dengan mudah dimanipulasi.

Tipsnya. Gunakan fitur pencarian gambar seperti Google Images untuk mengecek keaslian gambar. Drag-and-drop gambar ke kolom pencarian dan lihat apakah gambar tersebut pernah muncul di konteks lain.

Keempat, Telusuri Alamat Situs

Beberapa situs sengaja mencantumkan tautan atau alamat web agar terkesan kredibel. Namun, tak semua situs adalah media resmi.

Faktanya. Menurut Dewan Pers, dari sekitar 43.000 situs yang mengaku sebagai portal berita di Indonesia, hanya sekitar 300 yang terverifikasi resmi.

Tipsnya. Hindari situs dengan domain yang tidak jelas atau berbasis blog pribadi. Pastikan situs yang Anda baca sudah masuk dalam daftar media resmi.

Kelima, Bergabung dengan Komunitas Anti-Hoaks

Untuk memperkuat literasi digital, kita bisa bergabung dengan komunitas anti-hoaks yang tersedia di berbagai platform, seperti Facebook dan WhatsApp.

Rekomendasi Grup mulai dari Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Sekoci Hoax, Indonesian Hoax Buster, sampai Fanpage Indonesian Hoaxes.

Di dalam grup ini, kita bisa menemukan klarifikasi, berbagi informasi, atau menanyakan kebenaran dari konten yang mencurigakan.

Walhasil, dengan membiasakan diri memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya, kita turut menjaga ruang digital agar tetap sehat, aman, dan bebas dari misinformasi. (www.baktikomdigi.id)

Di era digital saat ini, seorang Muslim milenial yang cerdas adalah mereka yang bijak dalam menggunakan media sosial. Kecerdasan itu tercermin bukan dari seberapa cepat  membagikan informasi, melainkan dari kemampuannya menahan diri untuk tidak asal ikut-ikutan menyebarkan konten, terlebih bila konten itu mengandung hoaks, fitnah, hasutan, ujaran kebencian, bahkan ajakan makar.

Kecerdasan digital bukan semata soal keterampilan teknologi, tetapi menyangkut kemampuan memilah informasi, mana yang layak dibagikan, dan kabar mana yang seharusnya dihentikan penyebarannya. Tujuannya jelas demi menjaga kedamaian, menegakkan kebenaran, dan merawat kehormatan sesama manusia.

Dengan demikian, mewaspadai penyebaran hoaks di media sosial dan melakukan edukasi digital menjadi langkah penting dalam membangun ekosistem informasi yang sehat dan bertanggung jawab. (*)

Ibn Ghifarie
Tentang Ibn Ghifarie
Pegiat kajian agama dan media di Institute for Religion and Future Analysis (IRFANI) Bandung.
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 25 Jun 2025, 19:21 WIB

Wewangian di Braga: Perjalanan Aroma Sampono Perfumery dari Tahun 1998

Sampono Perfumery hadir dengan keyakinan bahwa setiap orang, tak peduli status sosialnya, berhak tampil percaya diri dengan aroma yang memikat.
Sampono Perfumery hadir dengan keyakinan bahwa setiap orang, tak peduli status sosialnya, berhak tampil percaya diri dengan aroma yang memikat. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 25 Jun 2025, 18:34 WIB

Mengenal ASN Corporate University, Pengembangan Kompetensi ASN Berkelas Dunia

ASN Corpu merupakan sistem pengembangan kompetensi ASN yang berperan sebagai sarana strategis untuk mendukung pencapaian tujuan Pembangunan nasional dan cita-cita menuju birokrasi berkelas dunia.
ilustrasi Aparatur Sipil Negara. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 25 Jun 2025, 17:08 WIB

Dari Limbah Menjadi Luhur, Jejak Karya Hijau UMKM Sagarayasa

Sagarayasa, mengukuhkan dirinya sebagai pelopor mode berkelanjutan yang membawa semangat green economy ke dalam setiap helai karyanya.
Sagarayasa, pelopor mode berkelanjutan yang membawa semangat green economy ke dalam setiap helai karyanya. (Sumber: Boolao)
Ayo Biz 25 Jun 2025, 15:48 WIB

Menunjugi Sentra Boneka Sayati Hilir di Tepian Bandung

Pasangan Elly Qodariah dan Agus Muhdiat menekuni profesi sebagai produsen boneka rumahan yang karyanya sudah menembus pasar internasional.
Penampakkan foto produk Boneka dari Sentra Boneka Sayati Hilir Bandung. (Foto: GMAPS)
Ayo Jelajah 25 Jun 2025, 15:22 WIB

Jejak Kabupaten Batulayang, Lumbung Kopi Belanda di Era Preangerstelsel

Kabupaten Batulayang pernah sejajar dengan Bandung sebagai lumbung kopi VOC di era Preangerstelsel saat Priangan pernah kuasai 75% perdagangan kopi dunia.
Salinan peta pada 1790 oleh Midderhof yang menggambarkan daerah gudang penyimpanan kopi dari Bandung dan Batulayang. (Sumber: sejarah-nusantara.anri.go.id)
Ayo Netizen 25 Jun 2025, 15:00 WIB

Menuju 100 Persen Implementasi Manajemen Talenta: Strategi Alternatif Akuisisi Talenta ASN

Implementasi manajemen talenta ASN hadapi tantangan besar.
Diseminasi Hasil Analisis Kebijakan Tahun 2024 (Sumber: Humas Pujar SKTASNAS | Foto: Humas Pujar SKTASNAS)
Ayo Netizen 25 Jun 2025, 14:03 WIB

Tangkal Hoaks, Cerdas Bermedsos

Mewaspadai penyebaran hoaks di media sosial dan melakukan edukasi digital menjadi langkah penting dalam membangun ekosistem informasi yang sehat dan bertanggung jawab.
 (Sumber: DW)
Ayo Biz 25 Jun 2025, 13:06 WIB

Rumah BUMN Banjaran Soreang, Tempat Ngumpulnya UMKM Kabupaten Bandung

Rumah BUMN Banjaran Soreang menjadi tempat berkumpulnya pelaku Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) di Kabupaten Bandung. Siapapun yang ingin mengembangkan usaha dengan serius bisa merapat ke tempat
Pelatihan di Rumah BUMN Banjaran Soreang (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Netizen 25 Jun 2025, 11:20 WIB

Makan Mi, Hidup Happy: Filosofi Mi Instan di Dunia Mahasiswa

Di dunia mahasiswa, mi instan bukan hanya sekadar makanan, tapi ia adalah filosofi hidup.
Di dunia mahasiswa, mi instan bukan hanya sekadar makanan, tapi ia adalah filosofi hidup. (Sumber: Pexels/Rahul Pandit)
Ayo Netizen 25 Jun 2025, 08:58 WIB

Trend Plastic Surgery, Akankah di Masa Depan Wajah Asli Manusia Hilang?

Operasi plastik menjadi tren yang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini.
Terlebih trend ini sudah banyak diikuti oleh publik figure yang sering kali (Sumber: Pexels Youssef Labib)
Ayo Jelajah 24 Jun 2025, 21:08 WIB

Gunung Selacau, Jejak Dipati Ukur dan Letusan Zaman yang Kini Digilas Tambang

Dari caping petani purba hingga saksi gerilya anti-VOC, warisan Selacau tinggal menunggu ajal.
Potret salah satu dinding Gunung Selacau pada Juni 2024 yang tampak terpapas digerogoti aktivitas tambang batu. (Sumber: Google Earth)
Ayo Biz 24 Jun 2025, 19:09 WIB

Menyambut Perubahan Zaman, Bursa Sajadah dan Langkah Digitalisasi Ritel Ibadah

Dalam lanskap ritel perlengkapan ibadah yang kian dinamis, adaptasi terhadap perubahan bukan lagi sekadar pilihan, melainkan menjadi keharusan.
Bursa Sajadah, yang telah hadir lebih dari satu dekade dan berdiri sejak 1998 menjadi contoh menarik dari bagaimana sebuah bisnis tradisional menjawab tantangan zaman. (Sumber: Bursa Sajadah)
Ayo Biz 24 Jun 2025, 17:59 WIB

Melangkah ke Hongkong Lewat Sepiring Dimsum: Cerita di Balik Dimsum Sembilan Ayam

Dimsum Sembilan Ayam hadir sebagai jembatan rasa yang membawa pelanggan menyusuri lorong-lorong kuliner Asia tanpa perlu menginjakkan kaki ke luar negeri.
Dimsum Sembilan Ayam hadir sebagai jembatan rasa yang membawa pelanggan menyusuri lorong-lorong kuliner Asia tanpa perlu menginjakkan kaki ke luar negeri. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 24 Jun 2025, 13:11 WIB

Perjuangan UMKM Bandung, Cerita Kostum Anak Imut Berhasil Melewati Pandemi

Tak pernah terpikir sebelumnya oleh Any Fitriany (49) bahwa hobi mencarikan kostum panggung untuk anaknya bisa menjadi bisnis yang menjanjikan, Kostum Anak Imut
Any menunjukkan produk Kostum Anak Imut. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 24 Jun 2025, 11:31 WIB

Balap Becak Bandung Tahun 1970-an, Fast and Furious ala Raja Jalanan

Bandung punya sejarah balap becak yang luar biasa. Salah satunya, Tarya si Gumbira Juara, pengayuh becak legendaris dari Kiaracondong.
Balap becak Bandung tahun 1971. (Sumber: Majalah Mayapada)
Ayo Netizen 24 Jun 2025, 10:44 WIB

Semua Anak Berhak Sekolah!

SPMB sudah seharusnya dapat dirasakan manfaatnya oleh semua anak Indonesia, tak terkecuali, karena semua anak berhak sekolah!
Apa langkah serius pemerintah dalam memenuhi kewajibannya menjamin pembiayaan pendidikan di sekolah, tidak hanya sekolah negeri, tapi juga sekolah swasta? (Sumber: Pexels/Yazid N)
Ayo Biz 24 Jun 2025, 09:57 WIB

Gang Sereh, Sentra Layang-layang di Tengah Kota Bandung

Di tengah dominasi permainan virtual, sebuah gang kecil di Kota Bandung masih menjadi denyut mempertahankan permainan tradisional, layang-layang. Gang Sereh di kawasan Jalan Cibadak, menjadi titik pal
Layangan di toko Japar Gang Sereh Bandung (Foto: Dok Toko Japar)
Ayo Netizen 24 Jun 2025, 08:58 WIB

ASN Zaman Now: Kerja Fleksibel, Literasi Digital Jadi Modal Utama

ASN kini kerja fleksibel dari mana saja. Tapi tanpa literasi digital, bisa tertinggal. Yuk, upgrade skill biar nggak jadi fosil birokrasi di era digital!
Pelatihan Digital Talent Scholarship, Government Transformations Academy Tahun 2024 (Sumber: Dok.Pribadi | Foto: Ammy)
Beranda 23 Jun 2025, 20:06 WIB

14 Lokasi Tambang Ilegal Ditemukan di Bandung Barat

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan komitmennya untuk menindak tambang ilegal dan memastikan seluruh aktivitas pertambangan mematuhi ketentuan yang berlaku.
Ilustrasi tambang di kawasan Kabupaten Bandung Barat. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Jelajah 23 Jun 2025, 19:11 WIB

Batulayang Dua Kali Hilang, Direbus Raja Jawa dan Dihapus Kompeni Belanda

Pertama hilang karena Dipati Ukur kalah perang. Kedua bubar karena bupatinya dituding pecandu opium dan gagal urus panen kopi.
Batulayang dalam peta di buku Priangan De Preanger-Regentschappen onder het Nederlandsch Bestuur tot 1811