Tangkal Hoaks, Cerdas Bermedsos

Ibn Ghifarie
Ditulis oleh Ibn Ghifarie diterbitkan Rabu 25 Jun 2025, 14:03 WIB
 (Sumber: DW)

(Sumber: DW)

Sore itu cerah. Saat sedang berjalan melewati Tugu Elektro, tiba-tiba seorang kawan datang menghampiri dan menyapa hangat, lalu menunjukkan dua berita disertai video yang mengabarkan tentang perang antara Iran dan Israel.

Dengan nada serius dan sedikit cemas, pria tinggi dan gemoy itu bertanya, "Bagaimana cara kita memastikan kebenaran informasi seperti ini? Supaya tidak menyesatkan, tidak memperkuat kebencian atau Islamofobia, dan tidak ikut menyebarkan hoaks di media sosial?" ujarnya.

Kujawab singkat, “Coba lihat di cekfakta.com.”

Sejak serangan Israel ke Iran, Jumat, (13/6/2025), yang dibalas oleh Iran, konflik tak hanya berkecamuk di medan tempur. Dunia maya ikut memanas. Disinformasi menyebar luas, termasuk video-video jadoel yang diklaim sebagai peristiwa terkini.

Dalam laporan Cek Fakta Deutsche Welle (DW), ditemukan sejumlah video lama dan hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI) yang disebarkan secara sengaja untuk menyesatkan publik.

Salah satu klaim yang viral adalah video kompilasi berdurasi satu menit yang memperlihatkan pemboman udara, ledakan, dan kebakaran di malam hari. Rekaman itu disertai tulisan kapital “NO MERCY – ISRAEL LAUNCHES REVENGE ATTACK ON IRAN” dan diklaim sebagai serangan terbaru Israel ke Iran. Hingga kini, video itu telah ditonton lebih dari 2,8 juta kali di TikTok.

Namun, verifikasi DW menyimpulkan klaim itu salah. Ternyata video itu merupakan dokumentasi pemboman oleh Amerika Serikat di Baghdad, Irak, pada tahun 2003, bukan peristiwa terkini di Iran.

Kasus serupa ditemukan oleh Tim Cek Fakta Tempo. Dua video TikTok yang diklaim sebagai aktivitas militer Iran melawan Israel ternyata bukan video asli, melainkan konten hasil AI generatif.

Tayangan pertama menampilkan operator perempuan di dekat rudal. Setelah dianalisis, ditemukan kejanggalan, terdapat lima operator, tapi hanya empat pasang tangan yang bekerja.

Rekaman kedua memperlihatkan iring-iringan truk berbendera Iran membawa misil.

Melalui alat pendeteksi AI seperti AI or NOT dan Hive Moderation, terungkap bahwa video pertama memiliki kemungkinan 87% merupakan hasil buatan AI, dan video kedua memiliki kemungkinan 49%. Teknologi AI seperti Flux dan OpenAI GPT-4o disebut sebagai kemungkinan sumber pembuatannya.

Meskipun beberapa konten terbukti palsu, konflik Israel-Iran benar-benar terjadi. Serangan Israel bertajuk “Rising Lion” ke Iran diklaim sebagai langkah untuk mencegah pengembangan senjata nuklir, tuduhan yang dibantah oleh pihak Iran. Israel berdalih tujuannya untuk membunuh pemimpin Iran.

Hingga kini, korban dilaporkan mencapai 585 jiwa di Iran dan 24 jiwa di Israel. Pada 17 Juni 2025, sebanyak 23 negara, termasuk Indonesia, mengecam serangan memilukan.

Hasil verifikasi Tempo dan DW menyatakan banyak narasi yang beredar di media sosial adalah hoaks (keliru). Konten-konten itu sering kali merupakan hasil AI generatif yang tidak mencerminkan situasi sebenarnya di lapangan.

Di tengah konflik bersenjata dan informasi yang simpang siur, masyarakat diimbau untuk tetap tenang, kritis, dan mewaspadai disinformasi. Selalu cek sumber informasi melalui kanal resmi seperti cekfakta.com. (detikNews Kamis, 19 Jun 2025 19:23 WIB, www.dw.com,www.cekfakta.com)

Video TikTok ini secara keliru mengklaim menampilkan serangan Israel terhadap Iran, padahal rekaman tersebut berasal dari tahun 2003. (Sumber: DW | Foto: Tiktok)
Video TikTok ini secara keliru mengklaim menampilkan serangan Israel terhadap Iran, padahal rekaman tersebut berasal dari tahun 2003. (Sumber: DW | Foto: Tiktok)

Dalam rilis resmi pada 8 Januari 2025, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan sepanjang tahun 2024 pihaknya berhasil mengidentifikasi dan mengklarifikasi sebanyak 1.923 konten hoaks yang tersebar di ruang digital.

Data dari Tim AIS Ditjen Aplikasi Informatika mencatat, temuan hoaks terbanyak terjadi pada Oktober (215 konten), dan yang paling sedikit di Februari (131 konten). Dengan rincian distribusi bulanan konten hoaks sepanjang tahun 2024: Januari (143 konten), Februari (131), Maret (162), April (143), Mei (164), Juni (153), Juli (170), Agustus (162), September (173),  Oktober (215), November (166), dan Desember (141).

Upaya identifikasi dan klarifikasi ini merupakan bagian dari komitmen Komdigi untuk membangun ekosistem digital yang sehat, aman, dan tangguh. Melalui pengawasan konten, penguatan literasi digital, diharapkan ruang digital nasional tetap terlindungi dari disinformasi dan penyalahgunaan informasi. (www.komdigi.go.id)

Tantangan Milenial

Dalam buku Kontestasi Wacana Keislaman di Dunia Maya, keberlimpahan informasi di dunia siber (maya) ternyata telah menimbulkan ekses yang meresahkan. Meningkat banyak anak muda yang tak memiliki keterampilan menulis karena segala yang ingin ditulis telah terwakili oleh tulisan orang lain dan tersedia di internet.

Parahnya, banyak tulisan bersifat catatan-catatan pribadi, yang seharusnya tersimpan di ruang tersembunyi, rapat, malah lepas terpublikasi dan menjadi rujukan. Padahal, dalam literasi media, tulisan-tulisan itu sebenarnya kurang memenuhi azas kepatutan dalam berkomunikasi, (azas keadilan) sebagai sumber informasi, yang masih perlu cross-check dan re-check secara teliti untuk layak dikonsumsi. Sebagian masyarakat mengalami ambivalensi dalam memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Ada yang terbersit niatan luhur untuk menyeru kebaikan dan mencegah ketidakadilan.

Pesan-pesan yang bertebaran di media sosial seringkali menyuarakan enam ajakan untuk: Pertama, menyatakan kebencian kepada pihak lain; Kedua, menyatakan intoleransi terhadap pihak lain; Ketiga, melawan tatanan (sistem) sah yang ada; Keempat, mengandung unsur revolusioner; Kelima, mengandung unsur kekerasan; Keenam, mengandung ancaman kepada pihak lain. (M. Thoyibi, Yayah Khisbiyah [editor], 2018:iii & 4)

Akhlak Bermedsos

Upaya mengendalikan diri di ruang digital memiliki tata cara, aturan, untuk tidak menulis dan menyebar luas informasi (berita) bohong (hoaks), bernada ajakan caci maki, hasutan, fitnah, ujaran kebencian, sampai berbuat makar.

Dalam buku Akhlak Nge-medsos ditegaskan selain kita mesti berakhlak mulia di dunia nyata. Kita juga perlu berakhlak baik di dunia maya. Jangan sampai kita ikut menyebarkan sampah di sana, bahkan ikut memproduksinya.

Caranya dengan memegang kuat prinsip dan adab-adab di dunia maya agar menjadi netizen yang shaleh dan shalehah. Pertama, Keutamaan bagi kreator. Kreator yang baik itu kreator yang paling banyak memberikan manfaat. Bila saja kita memahami prinsip itu, maka niscaya medsos kita akan penuh mengalirkan pahala kebaikan-kebaikan. 

Buatlah konten yang baik. Ketika konten yang kita buat memberikan inspirasi pada netizen lain. Maka bukan sekadar adsense dari google yang didapat, tapi kita bisa dengan mudah ‘mendownload’ pahala dari Allah. Ingat konten yang hari ini kita unggah bukan hanya dilihat hari ini, namun bisa dilihat nanti saat kita tua, bahkan sampai mati. 

Kedua, Akhlak untuk Viewer. Pilihlah tontonan yang sesuai dengan usia. Kalau kita sudah dewasa, cobalah untuk membimbing adik-adik kita yang masih perlu dampingan, untuk bisa mengonsumsi hal yang positif sesuai umur mereka. Jangan sampai mereka meniru hal yang tidak baik dari medsos yang ada.

Saksikan konten yang akan mendukung kita menjadi lebih baik. Jangan sia-siakan kuota untuk dipakai menyaksikan acara yang meracuni hati dan pikiran kita. Tontonlah yang akan meningkatkan kita untuk lebih kreatif dan dekat dengan Allah. Kita bisa menyaksikan ceramah-ceramah dari ustadz-ustadz yang ceramahnya menyejukkan. Yang ketika selesai menonton pikiran kita cerah, hati lapang, dan juga dipenuhi cinta.

Tinggalkanlah konten yang tak bermanfaat, karena jika kita terus menontonnya, itu sama saja kita mendukungnya. Pilih dan pilihlah tontonan kita, karena mata, jari dan gadget kita akan dipertanggungjawabkan pula kelak.

Ketiga, Etika User. Jadilah pengguna yang bijak dengan memanfaatkan medsos sesuai kebutuhan. Jangan sampai kita menjadi pengguna yang terlalu banyak stalk mantan. Lalu patah hati setelah lihat dia bahagia dengan orang lain. Kita juga mesti bijak dalam merespon konten yang muncul. Ketika ada konten yang kurang sesuai, tegurlah dengan cara yang baik.

Bisa dengan menegur melalu pesan pribadi, bahasa yang halus. Karena dengan caci maki tak akan mendatangkan ketenangan dalam hati. Hindari pula perdebatan yang tidak akan menemukan hasil. Debat kusir. Bila ada yang perlu diperdebatkan, cobalah dengan cara yang bijak. Bila perlu untuk bertemu, bertemulah. Siapa tahu orang yang kamu debat itu menjadikan  kalian bersahabat.

Pada saat ibadah tiba, saat adzan, shalat, jumatan, belajar, matikanlah smartphonemu sejenak dan aktifkanlah dzikir-dzikir. Karena Allah-lah kita bisa hidup hari ini, karena Dialah kamu bisa punya smartphone, medsos dan aibmu ditutupi-Nya. (Irfan Nur Hakim, 2018: 3 & 81-103)

Kini hoaks (berita palsu) semakin marak di dunia maya. Kemudahan dalam menyebarkan pesan melalui media sosial membuat hoaks menyebar sangat cepat. Dalam hitungan menit, informasi yang belum tentu benar bisa dibagikan ratusan kali oleh warganet (netizen). 

Akibatnya, banyak orang yang tanpa memeriksa kebenarannya ikut termakan dan bahkan bisa terprovokasi, yang dalam skala besar dapat memicu konflik, kerusuhan.

Foto asli yang sering kali salah narasi di media sosial. (Sumber: DW)
Foto asli yang sering kali salah narasi di media sosial. (Sumber: DW)

Sebagai netizen yang cerdas, kita tak boleh menelan mentah-mentah setiap informasi yang tersebar. Inilah lima cara efektif untuk menghindari jebakan berita hoaks:

Pertama, Waspadai Judul yang Provokatif

Berita hoaks umumnya menggunakan judul yang sensasional, provokatif, bahkan menyerang pihak tertentu secara langsung. Meski terkadang isinya mengambil dari berita media resmi, informasi di dalamnya kerap dimodifikasi untuk menggiring opini sesuai kepentingan si penyebar hoaks.

Tipsnya. Jangan langsung percaya pada judul. Telusuri berita serupa di media resmi dan bandingkan isinya. Jika isinya bertolak belakang, besar kemungkinan berita tersebut adalah hoaks.

Kedua, Periksa Kebenaran Fakta

Selalu cek fakta dari informasi yang Anda terima. Perhatikan apakah sumber berita berasal dari institusi resmi atau tidak. Jika pernyataan berasal dari tokoh politik, pengamat, atau organisasi tertentu, pastikan ada konfirmasi dari sumber terpercaya lain. 

Tipsnya. Bedakan antara fakta dan opini. Fakta didukung bukti nyata dan saksi, sedangkan opini bersifat subjektif.

Ketiga, Teliti Keaslian Foto dan Video

Hoaks tak hanya dalam bentuk teks, tapi juga menyertakan foto dan video yang terlihat meyakinkan. Padahal, berkat teknologi digital, konten visual bisa dengan mudah dimanipulasi.

Tipsnya. Gunakan fitur pencarian gambar seperti Google Images untuk mengecek keaslian gambar. Drag-and-drop gambar ke kolom pencarian dan lihat apakah gambar tersebut pernah muncul di konteks lain.

Keempat, Telusuri Alamat Situs

Beberapa situs sengaja mencantumkan tautan atau alamat web agar terkesan kredibel. Namun, tak semua situs adalah media resmi.

Faktanya. Menurut Dewan Pers, dari sekitar 43.000 situs yang mengaku sebagai portal berita di Indonesia, hanya sekitar 300 yang terverifikasi resmi.

Tipsnya. Hindari situs dengan domain yang tidak jelas atau berbasis blog pribadi. Pastikan situs yang Anda baca sudah masuk dalam daftar media resmi.

Kelima, Bergabung dengan Komunitas Anti-Hoaks

Untuk memperkuat literasi digital, kita bisa bergabung dengan komunitas anti-hoaks yang tersedia di berbagai platform, seperti Facebook dan WhatsApp.

Rekomendasi Grup mulai dari Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Sekoci Hoax, Indonesian Hoax Buster, sampai Fanpage Indonesian Hoaxes.

Di dalam grup ini, kita bisa menemukan klarifikasi, berbagi informasi, atau menanyakan kebenaran dari konten yang mencurigakan.

Walhasil, dengan membiasakan diri memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya, kita turut menjaga ruang digital agar tetap sehat, aman, dan bebas dari misinformasi. (www.baktikomdigi.id)

Di era digital saat ini, seorang Muslim milenial yang cerdas adalah mereka yang bijak dalam menggunakan media sosial. Kecerdasan itu tercermin bukan dari seberapa cepat  membagikan informasi, melainkan dari kemampuannya menahan diri untuk tidak asal ikut-ikutan menyebarkan konten, terlebih bila konten itu mengandung hoaks, fitnah, hasutan, ujaran kebencian, bahkan ajakan makar.

Kecerdasan digital bukan semata soal keterampilan teknologi, tetapi menyangkut kemampuan memilah informasi, mana yang layak dibagikan, dan kabar mana yang seharusnya dihentikan penyebarannya. Tujuannya jelas demi menjaga kedamaian, menegakkan kebenaran, dan merawat kehormatan sesama manusia.

Dengan demikian, mewaspadai penyebaran hoaks di media sosial dan melakukan edukasi digital menjadi langkah penting dalam membangun ekosistem informasi yang sehat dan bertanggung jawab. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Ibn Ghifarie
Tentang Ibn Ghifarie
Pegiat kajian agama dan media di Institute for Religion and Future Analysis (IRFANI) Bandung.
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 15 Agu 2025, 19:16 WIB

Dari Es Krim ke Ekosistem Brand: Golden Pine dan Formula Bisnis Barry Akbar

Barry Akbar, CEO Orchid Forest Cikole, adalah tokoh di balik lahirnya Golden Pine, sebuah kafe bergaya glass house yang kini menjadi primadona baru di tengah hutan pinus.
CEO Orchid Forest Cikole sekaligus konseptor Golden Pine, Barry Akbar. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 18:04 WIB

Cerita Hantu dan Jeritan Ketidakadilan

Cerita hantu menyimpan kode trauma dan harapan rakyat, mengingatkan bahwa luka sosial belum sembuh.
Cerita hantu menyimpan kode trauma dan harapan rakyat, mengingatkan bahwa luka sosial belum sembuh, dan ketimpangan nyata lebih menyeramkan dari bayangan gaib. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 16:56 WIB

Dari Panggung ke Pasar Skincare, Perjalanan Dewi Hani Jayanti Membangun Maryame

Di balik gemerlap dunia hiburan, Dewi menyimpan mimpi lain yang kini menjelma menjadi brand skincare lokal bernama Maryame.
Dewi Hani Jayanti, owner produk skincare Maryame. (Sumber: dok. pribadi)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 16:37 WIB

Belajar Konteks Sosial, Budaya, dan Ekonomi dari Sepiring Nasi Goreng

Ternyata nasi goreng erat kaitannya dengan konteks sosial, budaya juga ekonomi.
Nasi Goreng Sapi Cabe Hijau Solaria (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 15:25 WIB

Dari Dapur Impian ke Rumah None: Kisah Non April Merintis Bisnis Kuliner di Bandung

Non April tidak pernah bercita-cita menjadi pebisnis kuliner. Ia hanya tahu satu hal yaitu rasa punya kekuatan untuk menyatukan.
Salah satu menu di Rumah None. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 15:12 WIB

Saat Janji KDM (Kembali) Ingkar

Rasanya, tidak kali ini janji program Gubernur Jabar tidak ditepati. Bagaimana bila bangunan ingkar janji ini terus "dipahat" dan "diperkokoh"?
Gubernur Jabar, Kang Dedi Mulyadi (KDM). (Sumber: ppid.jabarprov.go.id)
Ayo Jelajah 15 Agu 2025, 14:53 WIB

Sejarah Pertempuran Bojongkokosan, 4 Hari Kacaukan Konvoi Sekutu ke Bandung

Empat hari empat malam, jalur Sukabumi–Bandung berubah jadi neraka bagi konvoi Sekutu di Bojongkokosan.
Diorama Pertempuran Bojongkokosan di Museum Satriamandala. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 14:16 WIB

Tren Athleisure, Celana Jogging Makin Nyaman dan Enak Dipakai untuk Bergaya

Celana jogging adalah celana panjang yang awalnya dirancang untuk olahraga lari. Namun saat ini juga populer digunakan untuk aktivitas santai maupun gaya kasual.
Ilustrasi Foto Jogging. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 13:35 WIB

Cara Baik Komunitas Jaeminnesia, Rayakan Ultah Idol dengan Proyek Donasi Kemanusiaan

Jaeminnesia adalah salah satu komunitas penggemar Jaemin NCT Dream asal Indonesia.
Foto Jaemin NCT Dream dan sertifikat donasi ke Yayasan Gugah Nurani Indonesia (Sumber: x.com/@najaeminnesia)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 12:06 WIB

Menyusutnya Budidaya Jamur di Cisarua, Apakah Petani Masih Punya Harapan?

Kampung Cipeusing di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, telah lama dikenal sebagai sentra budidaya jamur tiram putih. Ratusan warga pernah menggeluti usaha ini, namun kini ju
Budidaya Jamur di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 11:14 WIB

Canumer, Saksi Perjalanan Toni dari Driver Ojol Jadi Juragan Pisang Nugget Lumer

Perjalanan usaha Toni Anggara, pemilik brand kuliner Canumer, membuktikan bahwa kegigihan dan kreativitas bisa membuka pintu rezeki dari arah yang tak terduga.
Canumer, Pisang Nugget Lumer (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 15 Agu 2025, 10:30 WIB

Hikayat Dukun Digoeng Bantai Warga Cililin, Gegerkan Wangsa Kolonial di Bandung

Dukun Digoeng diduga jadi otak kematian misterius di Cililin tahun 1938. Ilmu gaib, racun, dan pesanan nyawa gegerkan pemerintah adat.
Dukun zaman baheula. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 09:15 WIB

Asyiknya Kemah Berjamaah 

Berkemah di saat Hari Pramuka (penghujung akhir pekan, pergantian tahun) bulan sekadar perayaan menghilangkan kejenuhan.
Muara Rahong Hills, glamping di tepi Sungai Pangalengan yang cocok untuk healing. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Mildan Abdalloh)
Beranda 15 Agu 2025, 07:11 WIB

Berdarah-darah Menjadi Ibu dan Kehilangan Masa Remaja: Pelajaran Hidup dari Pernikahan Terlalu Muda

Saat teman-teman sebayanya masih bisa bersenda gurau, Santi justru sibuk mengganti popok dan menenangkan tangis bayi. Ia tak punya waktu untuk sekadar nongkrong bersama temannya.
Dalam pernikahan dini, wanita cenderung lebih rentan menjadi korban karena kombinasi faktor biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi. (Sumber: Unsplash | Foto: Jorge Salvador)
Ayo Netizen 14 Agu 2025, 20:13 WIB

Simbol Bajak Laut dan Krisis Kepercayaan Membaca Pesan

Berkibarnya Bendera One Piece melambangkan kemarahan dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah Indonesia.
Berkibarnya Bendera One Piece melambangkan kemarahan dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah Indonesia. (Sumber: Ilustrasi dibuat dengan AI Yupp)
Ayo Netizen 14 Agu 2025, 19:02 WIB

KDM yang Katanya Bahagia Digugat Soal Kebijakan Rombel 50 Siswa

KDM mengaku bahagia digugat untuk kebijakan rombel 50 anak. Akan tetapi, penggugat kemudian diintimidasi. Apa yang bisa ditarik pelajaran?
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan dirinya bahagia digugat Forum Kepala Sekolah SMA Swasta (FKSS) Jawa Barat. (Sumber: Diskominfo Depok)
Ayo Biz 14 Agu 2025, 18:04 WIB

Perjalanan Bisnis Over Easy Glamping, dari Keresahan Pribadi ke Gerakan Hijau

Over Easy bukan sekadar soal tenda dan fasilitas, Nico dan Steffi menciptakan pengalaman sekaligus ruang untuk menyampaikan nilai dan memberi dampak nyata.
Pemilik Over Easy Glamping Site, Nico Lauw. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 14 Agu 2025, 16:49 WIB

Ketika Lukisan Menyatu dengan Kain, dan Sejarah Menyapa Masa Kini

El-Maestro lahir dari sebuah pertanyaan sederhana namun mendalam, bagaimana cara membuat anak muda mengenal dan mencintai seni lukis Indonesia.
El-Maestro lahir dari sebuah pertanyaan sederhana namun mendalam, bagaimana cara membuat anak muda mengenal dan mencintai seni lukis Indonesia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 14 Agu 2025, 16:10 WIB

Ci Pasarangan Sungai Suci di Linggamanik

Di Jawa Barat, toponim Sarangan hanya satu, yaitu Ci Pasarangan.
Sawah bertingkat di Desa Linggamanik, dengan Ci Pasarangan yang tampak kering. (Sumber: Citra satelit: Google maps)
Ayo Biz 14 Agu 2025, 15:20 WIB

Cerita di Balik Makio Suki & Grill: Hangatnya Ide di Tengah Dinginnya Bandung

Berawal dari obrolan santai antara dua sahabat, ide mendirikan kedai suki dan grill muncul bukan dari ambisi besar, melainkan dari pengalaman pribadi.
Berawal dari obrolan santai antara dua sahabat, ide mendirikan kedai suki dan grill muncul bukan dari ambisi besar, melainkan dari pengalaman pribadi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)