Tangkal Hoaks, Cerdas Bermedsos

Ibn Ghifarie
Ditulis oleh Ibn Ghifarie diterbitkan Rabu 25 Jun 2025, 14:03 WIB
 (Sumber: DW)

(Sumber: DW)

Sore itu cerah. Saat sedang berjalan melewati Tugu Elektro, tiba-tiba seorang kawan datang menghampiri dan menyapa hangat, lalu menunjukkan dua berita disertai video yang mengabarkan tentang perang antara Iran dan Israel.

Dengan nada serius dan sedikit cemas, pria tinggi dan gemoy itu bertanya, "Bagaimana cara kita memastikan kebenaran informasi seperti ini? Supaya tidak menyesatkan, tidak memperkuat kebencian atau Islamofobia, dan tidak ikut menyebarkan hoaks di media sosial?" ujarnya.

Kujawab singkat, “Coba lihat di cekfakta.com.”

Sejak serangan Israel ke Iran, Jumat, (13/6/2025), yang dibalas oleh Iran, konflik tak hanya berkecamuk di medan tempur. Dunia maya ikut memanas. Disinformasi menyebar luas, termasuk video-video jadoel yang diklaim sebagai peristiwa terkini.

Dalam laporan Cek Fakta Deutsche Welle (DW), ditemukan sejumlah video lama dan hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI) yang disebarkan secara sengaja untuk menyesatkan publik.

Salah satu klaim yang viral adalah video kompilasi berdurasi satu menit yang memperlihatkan pemboman udara, ledakan, dan kebakaran di malam hari. Rekaman itu disertai tulisan kapital “NO MERCY – ISRAEL LAUNCHES REVENGE ATTACK ON IRAN” dan diklaim sebagai serangan terbaru Israel ke Iran. Hingga kini, video itu telah ditonton lebih dari 2,8 juta kali di TikTok.

Namun, verifikasi DW menyimpulkan klaim itu salah. Ternyata video itu merupakan dokumentasi pemboman oleh Amerika Serikat di Baghdad, Irak, pada tahun 2003, bukan peristiwa terkini di Iran.

Kasus serupa ditemukan oleh Tim Cek Fakta Tempo. Dua video TikTok yang diklaim sebagai aktivitas militer Iran melawan Israel ternyata bukan video asli, melainkan konten hasil AI generatif.

Tayangan pertama menampilkan operator perempuan di dekat rudal. Setelah dianalisis, ditemukan kejanggalan, terdapat lima operator, tapi hanya empat pasang tangan yang bekerja.

Rekaman kedua memperlihatkan iring-iringan truk berbendera Iran membawa misil.

Melalui alat pendeteksi AI seperti AI or NOT dan Hive Moderation, terungkap bahwa video pertama memiliki kemungkinan 87% merupakan hasil buatan AI, dan video kedua memiliki kemungkinan 49%. Teknologi AI seperti Flux dan OpenAI GPT-4o disebut sebagai kemungkinan sumber pembuatannya.

Meskipun beberapa konten terbukti palsu, konflik Israel-Iran benar-benar terjadi. Serangan Israel bertajuk “Rising Lion” ke Iran diklaim sebagai langkah untuk mencegah pengembangan senjata nuklir, tuduhan yang dibantah oleh pihak Iran. Israel berdalih tujuannya untuk membunuh pemimpin Iran.

Hingga kini, korban dilaporkan mencapai 585 jiwa di Iran dan 24 jiwa di Israel. Pada 17 Juni 2025, sebanyak 23 negara, termasuk Indonesia, mengecam serangan memilukan.

Hasil verifikasi Tempo dan DW menyatakan banyak narasi yang beredar di media sosial adalah hoaks (keliru). Konten-konten itu sering kali merupakan hasil AI generatif yang tidak mencerminkan situasi sebenarnya di lapangan.

Di tengah konflik bersenjata dan informasi yang simpang siur, masyarakat diimbau untuk tetap tenang, kritis, dan mewaspadai disinformasi. Selalu cek sumber informasi melalui kanal resmi seperti cekfakta.com. (detikNews Kamis, 19 Jun 2025 19:23 WIB, www.dw.com,www.cekfakta.com)

Video TikTok ini secara keliru mengklaim menampilkan serangan Israel terhadap Iran, padahal rekaman tersebut berasal dari tahun 2003. (Sumber: DW | Foto: Tiktok)
Video TikTok ini secara keliru mengklaim menampilkan serangan Israel terhadap Iran, padahal rekaman tersebut berasal dari tahun 2003. (Sumber: DW | Foto: Tiktok)

Dalam rilis resmi pada 8 Januari 2025, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan sepanjang tahun 2024 pihaknya berhasil mengidentifikasi dan mengklarifikasi sebanyak 1.923 konten hoaks yang tersebar di ruang digital.

Data dari Tim AIS Ditjen Aplikasi Informatika mencatat, temuan hoaks terbanyak terjadi pada Oktober (215 konten), dan yang paling sedikit di Februari (131 konten). Dengan rincian distribusi bulanan konten hoaks sepanjang tahun 2024: Januari (143 konten), Februari (131), Maret (162), April (143), Mei (164), Juni (153), Juli (170), Agustus (162), September (173),  Oktober (215), November (166), dan Desember (141).

Upaya identifikasi dan klarifikasi ini merupakan bagian dari komitmen Komdigi untuk membangun ekosistem digital yang sehat, aman, dan tangguh. Melalui pengawasan konten, penguatan literasi digital, diharapkan ruang digital nasional tetap terlindungi dari disinformasi dan penyalahgunaan informasi. (www.komdigi.go.id)

Tantangan Milenial

Dalam buku Kontestasi Wacana Keislaman di Dunia Maya, keberlimpahan informasi di dunia siber (maya) ternyata telah menimbulkan ekses yang meresahkan. Meningkat banyak anak muda yang tak memiliki keterampilan menulis karena segala yang ingin ditulis telah terwakili oleh tulisan orang lain dan tersedia di internet.

Parahnya, banyak tulisan bersifat catatan-catatan pribadi, yang seharusnya tersimpan di ruang tersembunyi, rapat, malah lepas terpublikasi dan menjadi rujukan. Padahal, dalam literasi media, tulisan-tulisan itu sebenarnya kurang memenuhi azas kepatutan dalam berkomunikasi, (azas keadilan) sebagai sumber informasi, yang masih perlu cross-check dan re-check secara teliti untuk layak dikonsumsi. Sebagian masyarakat mengalami ambivalensi dalam memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Ada yang terbersit niatan luhur untuk menyeru kebaikan dan mencegah ketidakadilan.

Pesan-pesan yang bertebaran di media sosial seringkali menyuarakan enam ajakan untuk: Pertama, menyatakan kebencian kepada pihak lain; Kedua, menyatakan intoleransi terhadap pihak lain; Ketiga, melawan tatanan (sistem) sah yang ada; Keempat, mengandung unsur revolusioner; Kelima, mengandung unsur kekerasan; Keenam, mengandung ancaman kepada pihak lain. (M. Thoyibi, Yayah Khisbiyah [editor], 2018:iii & 4)

Akhlak Bermedsos

Upaya mengendalikan diri di ruang digital memiliki tata cara, aturan, untuk tidak menulis dan menyebar luas informasi (berita) bohong (hoaks), bernada ajakan caci maki, hasutan, fitnah, ujaran kebencian, sampai berbuat makar.

Dalam buku Akhlak Nge-medsos ditegaskan selain kita mesti berakhlak mulia di dunia nyata. Kita juga perlu berakhlak baik di dunia maya. Jangan sampai kita ikut menyebarkan sampah di sana, bahkan ikut memproduksinya.

Caranya dengan memegang kuat prinsip dan adab-adab di dunia maya agar menjadi netizen yang shaleh dan shalehah. Pertama, Keutamaan bagi kreator. Kreator yang baik itu kreator yang paling banyak memberikan manfaat. Bila saja kita memahami prinsip itu, maka niscaya medsos kita akan penuh mengalirkan pahala kebaikan-kebaikan. 

Buatlah konten yang baik. Ketika konten yang kita buat memberikan inspirasi pada netizen lain. Maka bukan sekadar adsense dari google yang didapat, tapi kita bisa dengan mudah ‘mendownload’ pahala dari Allah. Ingat konten yang hari ini kita unggah bukan hanya dilihat hari ini, namun bisa dilihat nanti saat kita tua, bahkan sampai mati. 

Kedua, Akhlak untuk Viewer. Pilihlah tontonan yang sesuai dengan usia. Kalau kita sudah dewasa, cobalah untuk membimbing adik-adik kita yang masih perlu dampingan, untuk bisa mengonsumsi hal yang positif sesuai umur mereka. Jangan sampai mereka meniru hal yang tidak baik dari medsos yang ada.

Saksikan konten yang akan mendukung kita menjadi lebih baik. Jangan sia-siakan kuota untuk dipakai menyaksikan acara yang meracuni hati dan pikiran kita. Tontonlah yang akan meningkatkan kita untuk lebih kreatif dan dekat dengan Allah. Kita bisa menyaksikan ceramah-ceramah dari ustadz-ustadz yang ceramahnya menyejukkan. Yang ketika selesai menonton pikiran kita cerah, hati lapang, dan juga dipenuhi cinta.

Tinggalkanlah konten yang tak bermanfaat, karena jika kita terus menontonnya, itu sama saja kita mendukungnya. Pilih dan pilihlah tontonan kita, karena mata, jari dan gadget kita akan dipertanggungjawabkan pula kelak.

Ketiga, Etika User. Jadilah pengguna yang bijak dengan memanfaatkan medsos sesuai kebutuhan. Jangan sampai kita menjadi pengguna yang terlalu banyak stalk mantan. Lalu patah hati setelah lihat dia bahagia dengan orang lain. Kita juga mesti bijak dalam merespon konten yang muncul. Ketika ada konten yang kurang sesuai, tegurlah dengan cara yang baik.

Bisa dengan menegur melalu pesan pribadi, bahasa yang halus. Karena dengan caci maki tak akan mendatangkan ketenangan dalam hati. Hindari pula perdebatan yang tidak akan menemukan hasil. Debat kusir. Bila ada yang perlu diperdebatkan, cobalah dengan cara yang bijak. Bila perlu untuk bertemu, bertemulah. Siapa tahu orang yang kamu debat itu menjadikan  kalian bersahabat.

Pada saat ibadah tiba, saat adzan, shalat, jumatan, belajar, matikanlah smartphonemu sejenak dan aktifkanlah dzikir-dzikir. Karena Allah-lah kita bisa hidup hari ini, karena Dialah kamu bisa punya smartphone, medsos dan aibmu ditutupi-Nya. (Irfan Nur Hakim, 2018: 3 & 81-103)

Kini hoaks (berita palsu) semakin marak di dunia maya. Kemudahan dalam menyebarkan pesan melalui media sosial membuat hoaks menyebar sangat cepat. Dalam hitungan menit, informasi yang belum tentu benar bisa dibagikan ratusan kali oleh warganet (netizen). 

Akibatnya, banyak orang yang tanpa memeriksa kebenarannya ikut termakan dan bahkan bisa terprovokasi, yang dalam skala besar dapat memicu konflik, kerusuhan.

Foto asli yang sering kali salah narasi di media sosial. (Sumber: DW)
Foto asli yang sering kali salah narasi di media sosial. (Sumber: DW)

Sebagai netizen yang cerdas, kita tak boleh menelan mentah-mentah setiap informasi yang tersebar. Inilah lima cara efektif untuk menghindari jebakan berita hoaks:

Pertama, Waspadai Judul yang Provokatif

Berita hoaks umumnya menggunakan judul yang sensasional, provokatif, bahkan menyerang pihak tertentu secara langsung. Meski terkadang isinya mengambil dari berita media resmi, informasi di dalamnya kerap dimodifikasi untuk menggiring opini sesuai kepentingan si penyebar hoaks.

Tipsnya. Jangan langsung percaya pada judul. Telusuri berita serupa di media resmi dan bandingkan isinya. Jika isinya bertolak belakang, besar kemungkinan berita tersebut adalah hoaks.

Kedua, Periksa Kebenaran Fakta

Selalu cek fakta dari informasi yang Anda terima. Perhatikan apakah sumber berita berasal dari institusi resmi atau tidak. Jika pernyataan berasal dari tokoh politik, pengamat, atau organisasi tertentu, pastikan ada konfirmasi dari sumber terpercaya lain. 

Tipsnya. Bedakan antara fakta dan opini. Fakta didukung bukti nyata dan saksi, sedangkan opini bersifat subjektif.

Ketiga, Teliti Keaslian Foto dan Video

Hoaks tak hanya dalam bentuk teks, tapi juga menyertakan foto dan video yang terlihat meyakinkan. Padahal, berkat teknologi digital, konten visual bisa dengan mudah dimanipulasi.

Tipsnya. Gunakan fitur pencarian gambar seperti Google Images untuk mengecek keaslian gambar. Drag-and-drop gambar ke kolom pencarian dan lihat apakah gambar tersebut pernah muncul di konteks lain.

Keempat, Telusuri Alamat Situs

Beberapa situs sengaja mencantumkan tautan atau alamat web agar terkesan kredibel. Namun, tak semua situs adalah media resmi.

Faktanya. Menurut Dewan Pers, dari sekitar 43.000 situs yang mengaku sebagai portal berita di Indonesia, hanya sekitar 300 yang terverifikasi resmi.

Tipsnya. Hindari situs dengan domain yang tidak jelas atau berbasis blog pribadi. Pastikan situs yang Anda baca sudah masuk dalam daftar media resmi.

Kelima, Bergabung dengan Komunitas Anti-Hoaks

Untuk memperkuat literasi digital, kita bisa bergabung dengan komunitas anti-hoaks yang tersedia di berbagai platform, seperti Facebook dan WhatsApp.

Rekomendasi Grup mulai dari Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Sekoci Hoax, Indonesian Hoax Buster, sampai Fanpage Indonesian Hoaxes.

Di dalam grup ini, kita bisa menemukan klarifikasi, berbagi informasi, atau menanyakan kebenaran dari konten yang mencurigakan.

Walhasil, dengan membiasakan diri memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya, kita turut menjaga ruang digital agar tetap sehat, aman, dan bebas dari misinformasi. (www.baktikomdigi.id)

Di era digital saat ini, seorang Muslim milenial yang cerdas adalah mereka yang bijak dalam menggunakan media sosial. Kecerdasan itu tercermin bukan dari seberapa cepat  membagikan informasi, melainkan dari kemampuannya menahan diri untuk tidak asal ikut-ikutan menyebarkan konten, terlebih bila konten itu mengandung hoaks, fitnah, hasutan, ujaran kebencian, bahkan ajakan makar.

Kecerdasan digital bukan semata soal keterampilan teknologi, tetapi menyangkut kemampuan memilah informasi, mana yang layak dibagikan, dan kabar mana yang seharusnya dihentikan penyebarannya. Tujuannya jelas demi menjaga kedamaian, menegakkan kebenaran, dan merawat kehormatan sesama manusia.

Dengan demikian, mewaspadai penyebaran hoaks di media sosial dan melakukan edukasi digital menjadi langkah penting dalam membangun ekosistem informasi yang sehat dan bertanggung jawab. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Ibn Ghifarie
Tentang Ibn Ghifarie
Pegiat kajian agama dan media di Institute for Religion and Future Analysis (IRFANI) Bandung.
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:13 WIB

Bukan Sekadar Gaya Hidup, Work From Cafe jadi Penunjang Produktivitas Kalangan Muda

Work from Café (WFC) menawarkan suasana baru untuk mengatasi kejenuhan dalam bekerja.
Salah satu mahasiswa sedang mengerjakan tugas di salah satu Café di Kota Bandung (30/10/2025) (Foto: Syifa Givani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:04 WIB

Kisah Jajanan Sore 'Anget Sari' yang Dekat dengan Mahasiswa

Kisah Anget Sari, lapak gorengan di Sukapura yang dikenal karena mendoan hangat, bahan segar, dan pelayanan ramah.
Suasana hangat di lapak Anget Sari saat pemilik menyajikan gorengan untuk pelanggan, di Kampung Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Bandung, Selasa (28/10/2025) (Sumber: Nailah Qurratul Aini | Foto: Nailah Qurratul Aini)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:41 WIB

UMKM Tahura Bandung Tumbuh Bersama di Tengah Perubahan Kawasan Wisata

Mengkisahkan tentang seorang pedagang pentol kuah yang ikut tumbuh bersama dengan berkembangnya kawasan wisata alam Tahura
Seorang pedagang sedang menjaga warungnya di Kawasan wisata tahura, (25/10/25) (Foto: M. Hafidz Al Hakim)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:21 WIB

Fenomena Turisme Bandung: Pesona Edukatif dan Konservatif di Lembang Park & Zoo

Lembang Park & Zoo menghadirkan wisata edukatif dan konservatif di Bandung.
Siap berpetualang di Lembang Park & Zoo! Dari kampung satwa sampai istana reptil, semua seru buat dikunjungi bareng keluarga (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Adil Rafsanjani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:10 WIB

Pengalaman Rasa yang Tidak Sesuai dengan Ekspektasi

Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis.
Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 14:49 WIB

Scroll Boleh, Meniru Jangan, Waspada Memetic Violence!

Saatnya cerdas dan bijak bermedsos, karena satu unggahan kita hari ini bisa membawa pengaruh besar bagi seseorang di luar sana.
Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 13:02 WIB

Hangatnya Perpaduan Kopi dan Roti dari Kedai Tri Tangtu

Roti Macan dimulai dari ruang yang jauh lebih kecil dan jauh lebih sunyi, yaitu kedai kopi.
Kedai kecil itu menciptakan suasana hangat dari aroma Roti Macan pada hari Selasa (04/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wafda Rindhiany)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:17 WIB

Sejarah Soreang dari Tapak Pengelana hingga jadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung

Sejarah Soreang dari tempat persinggahan para pengelana hingga menjelma pusat pemerintahan modern Kabupaten Bandung.
Menara Sabilulunga, salah satu ikon baru Soreang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:16 WIB

Sejarah Black Death, Wabah Kematian Perusak Tatanan Eropa Lama

Sejarah wabah Black Death yang menghancurkan Eropa pada awal abad ke-14, menewaskan sepertiga penduduk, dan memicu lahirnya tatanan baru.
Lukisan The Triumph of Death dari Pieter Bruegel (1562) yang terinspirasi dari Black Death. (Sumber: Wikipedia)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 10:17 WIB

History Cake Bermula dari Kos Kecil hingga Jadi Bagian 'Sejarah Manis' di Bandung

History Cake dimulai dari kos kecil pada 2016 dan berkembang lewat Instagram.
Tampilan area display dan kasir History Cake yang menampilkan beragam Korean cake dan dessert estetik di Jalan Cibadak, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. (30/10/2025) (Sumber: Naila Husna Ramadhani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 09:29 WIB

Dari Tiktok ke Trotoar, ‘Iseng’ Ngumpulin Orang Sekota untuk Lari Bareng

Artikel ini menjelaskan sebuah komunitas lari yang tumbuh hanya iseng dari Tiktok.
Pelari berkumpul untuk melakukan persiapan di Jl. Cilaki No.61, Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, pada Sabtu pagi 15 November 2025 sebelum memulai sesi lari bersama. (Sumber: Rafid Afrizal Pamungkas | Foto: Rafid Afrizal Pamungkas)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 08:06 WIB

Giri Purwa Seni Hadirkan Kecapi Suling sebagai Pelestarian Kesenian Tradisional Sunda

Giri Purwa Seni di Cigereleng menjaga warisan kecapi suling melalui produksi, pelatihan, dan pertunjukan.
Pengrajin Giri Purwa Seni menampilkan seperangkat alat musik tradisional berwarna keemasan di ruang pamer Giri Purwa Seni, Jl. Soekarno Hatta No. 425, Desa Cigereleng, Astana Anyar, Karasak, pada Senin, 10 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 21:19 WIB

Desa Wisata Jawa Barat Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dengan Komitmen dan Kolaborasi

Desa wisata di Jawa Barat bukan sekadar destinasi yang indah, namun juga ruang ekonomi kreatif yang menuntut ketekunan, komitmen, dan keberanian untuk terus berinovasi.
Upacara Tutup Tahun Kampung Cireundeu, Merawat Tradisi dan Syukur Kepada Ibu Bumi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 20:18 WIB

Ngaruat Gunung Manglayang, Tradisi Sakral Menjaga Harmoni Alam dan Manusia

Ngaruat Gunung Manglayang adalah tradisi tahunan untuk menghormati alam.
Warga adat melakukan ritual ruatan di kaki Gunung Manglayang sebagai bentuk ungkapan syukur dan doa keselamatan bagi alam serta masyarakat sekitar.di Gunung Manglayang, Cibiru, Bandung 20 Maret 2025 (Foto: Oscar Yasunari)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 18:23 WIB

Desa Wisata, Ekonomi Kreatif yang Bertumbuh dari Akar Desa

Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas.
Wajah baru ekonomi Jawa Barat kini tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:21 WIB

Lenggak-lenggok Jaipong di Tengah Riuh Bandung dan Pesona Tradisi

Tari Jaipong tampil memukau di West Java Festival 2025. Gerak enerjik dan musik riuh membuat penonton antusias.
Penampilan tari Jaipong menghiasi panggung West Java Festival 2025 dengan gerakan energik yang memukau penonton, Minggu (9/11/2025). (Sumber: Selly Alifa | Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:07 WIB

Curug Pelangi Punya Keindahan Ikonik seperti di Luar Negeri

Wisata alam Bandung memiliki banyak keunikan, Curug Pelangi punya ikon baru dengan pemandangan pelangi alami.
Pelangi asli terlihat jelas di wisata air terjun Curug Pelangi, Kabupaten Bandung Barat (2/11/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tazkiya Hasna Putri S)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:55 WIB

Wayang Golek Sindu Parwata Gaungkan Pelestarian Budaya Sunda di Manjahlega

Pagelaran Wayang Golek Sindu Parwata di Manjahlega gaungkan pelestarian budaya Sunda dan dorong generasi muda untuk mencintai budaya lokal sunda.
Suasana pagelaran Wayang Golek di Kelurahan Manjahlega, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Jumat (5/9/2025), di halaman Karang Taruna Caturdasa RW 14. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Ayu Amanda Gabriela)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:30 WIB

Menyoal 'Sora' Sunda di Tengah Sorak Wisatawan

Sora Sunda tidak harus berteriak paling keras untuk tetap hidup dan bertahan. Ia cukup dimulai dari kebiasaan kecil.
Mengenalkan budaya dan nilai kesundaan bisa dilakukan lewat atraksi kaulinan barudak. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:10 WIB

Kenaikan Gaji ASN, antara Harapan Dompet dan Reformasi Birokrasi

Kenaikan gaji ASN bukan sekadar soal dompet, tapi ujian sejauh mana birokrasi mampu menukar kesejahteraan menjadi kinerja.
Ilustrasi PNS di Bandung Raya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)