Saatnya Pemerintah dan Pengusaha Angkot Saling Mendengar Demi Masa Depan Transportasi Bandung Raya

Bob Yanuar Mildan Abdalloh
Ditulis oleh Bob Yanuar , Mildan Abdalloh diterbitkan Rabu 30 Apr 2025, 07:19 WIB
Penumpang menaiki bus Metro Jabar Trans di Terminal Leuwipanjang, Kota Bandung, Senin 6 Januari 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Penumpang menaiki bus Metro Jabar Trans di Terminal Leuwipanjang, Kota Bandung, Senin 6 Januari 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

AYOBANDUNG.ID - Metro Jabar Trans (MJT) resmi diluncurkan pada 1 Januari 2025 sebagai wajah baru dari Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya.

Dengan enam rute aktif dan tarif terjangkau, pemerintah menggadang MJT sebagai solusi atas kemacetan akut yang melanda kawasan aglomerasi Bandung Raya.

Namun di balik semua niat baik pemerintah ini, ini, tersimpan bibit-bibit konflik yang mengancam kehidupan para sopir dan pemilik angkutan kota (angkot) konvensional.

"Jangan sampai ketika ada MJT kami jadi terpinggirkan atau bahkan mati," ujar Budi Kurnia, Ketua Koperasi Angkutan Masyarakat (Kopamas) Kota Bandung.

Mengutip laporan BPS yang terakhir diperbarui 1 Maret 2024, di Kota Bandung terdapat 1.131 armada angkot.

MJT sejatinya hadir sebagai bagian dari transformasi sistem transportasi terintegrasi di kawasan aglomerasi Bandung Raya.

Dengan 85 unit armada dan rencana ekspansi hingga 21 koridor serta penggunaan bus listrik sebesar 40%, MJT digadang menjadi tulang punggung mobilitas urban yang efisien, ramah lingkungan, dan terjangkau.

Tarifnya pun dibuat bersubsidi: Rp4.900 untuk umum, dan hanya Rp 2.000 bagi anak berseraham dan para lansia.

Penumpang bus Metro Jabar Trans (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Peluncuran ini juga menjadi konsekuensi dari dihentikannya pembiayaan BRT oleh Kementerian Perhubungan, dan penyerahan operasional ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Tak tanggung-tanggung, anggaran operasional MJT sebesar Rp121 miliar telah disiapkan dari APBD provinsi untuk memastikan layanan tetap berjalan selama masa transisi ini.

Rerouting: Gagasan Baik yang Jadi Simalakama

Namun, di balik transformasi itu, menyembul keresahan soal penataan ulang trayek angkot agar berfungsi sebagai feeder MJT. Maksudnya, angkot diarahkan untuk menjangkau pemukiman dan menyalurkan penumpang ke koridor utama MJT.

"Kalau teknisnya asal main ubah jalur, bisa chaos. Kita pernah alami saat ada acara dan jalur berubah, angkot dari empat trayek numpuk di satu jalan. Sopir rebutan penumpang," kata Budi.

Menurutnya, angkot dan trayek telah terikat secara historis dan ekonomis.

Perubahan mendadak, apalagi tanpa kajian matang, bisa menimbulkan konflik antar sopir, belum lagi soal kerugian besar para pengusaha angkot.

Sebagai informasi saja, dalam lima tahun terakhir, pendapatan penguasaha angkot terjun bebas.

Dari setoran harian sekitar Rp170.000, kini paling banter menyentuh Rp80.000–Rp100.000. Sementara itu, biaya operasional seperti BBM dan harga suku cadang malah terus meroket.

Di sisi lain, angkutan umum seperti MJT atau Trans Metro Pasundan (TMP) mulai menjadi pilihan warga karena lebih murah dan efisien.

Seperti diungkapkan Amelia, warga Soreang, yang kini lebih memilih TMP ketimbang angkot trayek Soreang–Leuwipanjang.

"Angkot sering berhenti, tarifnya mahal, dan macet. TMP lebih cepat karena lewat tol dan lebih murah," ujarnya.

Saat tampuk Jabar dipegang Pj. Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, dia menegaskan, kehadiran MJT tidak akan menggusur angkot.

Sebaliknya, pemerintah bahkan ingin meniru model integrasi ala JakLingko Jakarta, di mana seluruh moda disinergikan.

Armada bus Metro Jabar Trans di Terminal Leuwipanjang. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung, Hilman Kadar, menyatakan trayek-trayek seperti Soreang–Ciwidey dan Soreang–Banjaran akan disesuaikan agar menjadi feeder.

Ia menegaskan bahwa angkot bukan saingan MJT, melainkan pelengkap layanan.

"Feeder itu memanfaatkan angkutan eksisting. Supaya MJT tidak mematikan, tapi justru memperluas akses warga," katanya.

Namun, sampai hari ini, proses duduk bersama antara pemerintah, operator MJT, dan koperasi angkot masih terkesan lambat.

Bayang-batang kehilangan pemasukan makin menggelayuti para pelaku transportasi lokal.

Menilik JakLingko: Contoh Integrasi yang Terencana

Sebenarnya wacana ini tidak baru-baru amat dan dipandang pesimis.

Jakarta memberikan contoh yang patut ditiru melalui sistem JakLingko, yang berhasil menyatukan moda seperti TransJakarta, mikrotrans, MRT, dan LRT dalam satu platform pembayaran dan manajemen trayek.

Alih-alih mematikan moda lama, pemerintah justru mengajak operator kecil untuk bergabung dalam sistem baru.

Armada mikrotrans JAK107 yang masuk dalam jaringan Jaklingko. (Sumber: jakarta.go.id)

JakLingko didukung oleh skema subsidi berbasis kilometer dan teknologi berbasis aplikasi.

Dengan sistem ini, sopir tetap mendapatkan penghasilan tetap, tanpa harus mengejar setoran dan mampu meredam konflik internal dan meningkatkan pelayanan.

Pemerintah DKI Jakarta juga melibatkan koperasi dan operator angkot sejak tahap awal.

Tidak buru-buru dan melalui proses kerja sama yang panjang, dampanya warga merespons positif.

Dengan tarif Rp 5.000 sekali jalan untuk semua moda, integrasi ini membuat mobilitas warga lebih murah dan nyaman.

Menurut survei Dinas Perhubungan DKI, kepuasan publik terhadap transportasi umum meningkat sejak integrasi dilakukan.

Kunci sukses JakLingko terletak pada kepastian pendanaan, transparansi, dan komunikasi terbuka.

Masalahnya, kunci sukses tersebut masih belum sepenuhnya terlihat dalam implementasi MJT di Bandung Raya.

Mencari Jalan Tengah

Sebenarnya Budi Kurnia dan rekan-rekannya tidak menolak perubahan.

Mereka terbuka dengan pembaruan, asal tidak mematikan usaha yang sudah puluhan tahun mereka jalani. Mereka menuntut satu hal: keterlibatan nyata dalam proses perencanaan.

"Kami ingin terlibat, bukan disisihkan. Kami juga ingin tumbuh bersama, bukan jadi korban modernisasi," ujarnya.

Pada akhirnya transformasi transportasi di kawasan aglomerasi Bandung Raya ini bisa sukses bila semua pihak bergerak bersama.

Tidak grasak-grusuk, dan tidak melupakan suara mereka yang sudah sejak lama menggerakkan roda kota ini. (*)

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 18 Jun 2025, 20:16 WIB

Ayo, Tingkatkan Kompetensi Pekerja Transportasi!

Kompetensi pengemudi meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam mengoperasikan kendaraan di jalan raya.
Diskusi bersama Sofwan Dedy Ardyanto, anggota Komisi V DPR (Sumber: dokpri | Foto: Totok Siswantara)
Ayo Netizen 18 Jun 2025, 18:02 WIB

Kandung Bahan Kimia, Skincare Pencerah Wajah Ternyata Tidak Berbahaya jika Tahu Cara Pakai

Tidak semua bahan kimia berdampak negatif jika digunakan dengan tepat dan konsumen perlu memahami kandungan produk.
Tidak semua bahan kimia dalam skincare pencerah wajah berdampak negatif. (Sumber: Pexels/Moose Photos)
Ayo Biz 18 Jun 2025, 17:39 WIB

Canary Bakery & Cafe, Jejak Keemasan Kuliner Braga yang Tak Lekang oleh Waktu

Canary Bakery & Cafe, satu tempat yang menjadi saksi bisu perjalanan Braga menuju masa kini, meninggalkan jejak keemasan kuliner yang bertahan melewati zaman.
Canary Bakery & Cafe, satu tempat yang menjadi saksi bisu perjalanan Braga menuju masa kini, meninggalkan jejak keemasan kuliner yang bertahan melewati zaman. (Sumber: Canary Bakery & Cafe)
Ayo Jelajah 18 Jun 2025, 17:25 WIB

Satu Ular, Seribu Isyarat Deforestasi di Bandung Barat

Tak hanya king cobra, puluhan ular masuk rumah sepanjang 2025. Fenomena ini tunjukkan kerusakan ekosistem makin meluas.
Ilustrasi ular kobra. (Sumber: iStock)
Beranda 18 Jun 2025, 16:24 WIB

Bertahan di Tengah Perubahan: Kampung Blekok Jadi Tempat Berlindung Burung Air Saat Habitat Mereka Terus Menyusut

Kesadaran ekologis ini juga terlihat saat warga menerima kondisi kurang nyaman akibat keberadaan sarang burung blekok
Seekor burung blekok sawah (Ardeola speciosa) di Kampung Blekok Gedebage, Senin (17/6). (Sumber: ayobandung.id | Foto: Lukman Hidayat)
Ayo Netizen 18 Jun 2025, 15:21 WIB

Kilas Balik, Cerita Saya Aktif Menulis di Ayobandung

Ayobandung adalah platform online yang bisa digunakan masyarakat untuk menyaluran aspirasi dan kreativitas.
Dalam tujuan mengapreasiasi netizen yang gemar menulis dengan etika orisinalitas, Ayobandung.id pun memberi total hadiah Rp1,5 juta setiap bulannya. (Sumber: Pexels/Lisa)
Ayo Biz 18 Jun 2025, 13:32 WIB

Sensasi Blenger Ayam Geprek: Ketika Pedasnya Nampol Berpadu dengan Lelehan Mozarela

Apa jadinya kalau sensasi pedas dari ayam geprek yang nampol ini berpadu dengan lelehan keju mozarela yang lembut dan menggoda?
Menu ayam geprek di Ayam Keprabon Ekspress. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 18 Jun 2025, 12:05 WIB

Bandung hingga Tasikmalaya, Atmosfer Skena Musik Reggae dan SKA yang Sempat Terasa 

Gelombang antusiasme publik dalam mengapresiasi musik Jamaican Sound di Kota Kembang sangat luas.
Don Lego di acara Antek-Antek Lego Family Tasikmalaya Tahun 2016. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Yayang Nanda Budiman)
Ayo Biz 18 Jun 2025, 11:09 WIB

Sentra Roti Gang Babakan Rahayu, Bermula dari Kisah Pensiunan Muda di Tahun 1960

Gang Babakan Rahayu, Kelurahan Kopo, Kecamatan Bojongloa Kaler, dikenal sebagai sentra roti di Kota Bandung. Kawasan RW 06 yang dulunya permukiman biasa, kini dikenal sebagai penyuplai rotike berbagai
Pabrik roti di Gang Babakan Rahayu Bandung. (Foto: ist)
Ayo Biz 18 Jun 2025, 09:44 WIB

Tek Kie: Dodol Keranjang dari Bandung yang Selalu Diburu

Sebuah toko bercat krem di Jalan Pajagalan, Bandung, selalu ramai setiap momen Imlek. Toko bernama Tek Kie itu menjadi destinasi utama bagi masyarakat keturunan Tionghoa yang mencari dodol keranjang.
Dodol keranjang Tek Kie. (Foto: ist)
Ayo Netizen 18 Jun 2025, 09:17 WIB

Minum Air Sungai Perlahan Meracuni Tubuh

Sungai Citarum telah tercemar oleh logam berat yang dapat merusak kesehatan manusia.
Perairan Sungai Citarum di Blok Desa Selacau Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) masih menjadi area penampungan sampah kiriman dari Kota dan Kabupaten Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 17 Jun 2025, 20:03 WIB

Menemukan Cahaya di Tengah Krisis: Kisah Transformasi Bisnis Clothing Born & Blessed dan Strategi Bertahan Hidup

Kerja keras, adaptif, dan kreativitas, prinsip itulah yang menjadi kompas bagi Christian Eka, pemilik brand lokal Born & Blessed dalam mengarungi masa sulitnya.
Produk brand lokal Born & Blessed. (Sumber: Born & Blessed)
Ayo Jelajah 17 Jun 2025, 17:02 WIB

Luarnya Lapang Futsal, Isinya Tempat Judi Kasino

Di balik papan futsal dan biliar, tersembunyi arena judi kasino di Bandung. Punya ruang VIP kasino dilengkapi AC dan TV.
Polisi menggerebek lokasi lapang futsal palsu berisi tempat judi kasino di Kosambi, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 17 Jun 2025, 16:26 WIB

Kini 10 Netizen Terpilih Dapat Total Hadiah Rp1,5 Juta dari Ayobandung.id setiap Bulan

Untuk mengapresiasi kontribusi Netizen yang terus bertambah, Ayobandung.id kini memilih 10 tulisan terbaik setiap bulan.
Kini Ayobandung.id memberi total hadiah Rp1,5 juta setiap bulannya kepada 10 netizen terpilih. (Sumber: Pexels/MART PRODUCTION)
Ayo Biz 17 Jun 2025, 15:40 WIB

Mengenal Kampung Rajut Binong Jati yang Jadi Kebanggaan Kota Bandung

Di balik hiruk pikuk Kota Bandung, tersembunyi sebuah kampung kreatif yang dikenal dengan produk rajutnya yang sudah melanglang buana ke penjuru dunia, yaitu Kampung Rajut Binong Jati.
Kampung Rajut Binong Jati (Foto: GMAPS Kampung Rajut Binong Jati)
Ayo Biz 17 Jun 2025, 14:36 WIB

Menghidangkan Kebanggaan Lokal, AAW Pastry & Bakery dari Bandung untuk Jadi Oleh-oleh Ikonik Jabar

AAW Pastry & Bakery, UMKM Bandung yang tak sekadar menjual kue atau pastry, tetapi menyajikan sepenggal kisah cerita cinta pada dunia kuliner.
AAW Pastry & Bakery, UMKM Bandung yang tak sekadar menjual kue atau pastry, tetapi menyajikan sepenggal kisah cerita cinta pada dunia kuliner. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 17 Jun 2025, 13:50 WIB

Cerita Umi Kembangkan Abon Gepuk Suhantika, Berbuah Manis Setelah Jatuh Bangun Berusaha

Ia berhasil mengubah sisa filet ayam yang tak terjual menjadi produk unggulan abon dan gepuk. Saat ini produknya dikenal luas dengan merek Abon Gepuk Suhantika.
Abon Gepuk Suhantika. (Foto: Dok. Abon Gepuk Suhantika)
Ayo Netizen 17 Jun 2025, 11:36 WIB

Menelaah Pelaksanaan Hak Asasi Manusia di Indonesia: Dari Regulasi hingga Kasus Perdagangan Orang

Jangan abai membahas pelaksanaan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.
Tidak semua yang layak mendapatkan kebebasan Hak Asasi Manusia. (Sumber: Pexels/Jimmy Chan)
Ayo Netizen 17 Jun 2025, 09:59 WIB

Dunia Digital makin Canggih, Kondisi Generasi Z yang kian Letih

Kondisi teknologi yang semakin canggih mempengaruhi Generasi Z yang berujung terhadap hal negatif.
Gen Z tidak segan untuk berbicara terkait isu-isu dunia termasuk lingkungan dan kesehatan mental. (Sumber: Pexels/Tim Gouw)
Ayo Jelajah 17 Jun 2025, 09:32 WIB

Saat Patung Harimau Bandung Loncat dari Pos Jaga

Patung maung Bandung mewakili penjuru mata angin, tapi sering loncat dari pos jaga. Peristiwa aneh nan jenaka ini berulang kali terjadi.
Salah satu patung maung Bandung yang pernah melompat dari pos jaga. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)