Kliwon dan Komposisi Instrumen Sorawatu

Muhammad Assegaf
Ditulis oleh Muhammad Assegaf diterbitkan Kamis 23 Okt 2025, 07:50 WIB
 (Foto: Dokumentasi Penulis)

(Foto: Dokumentasi Penulis)

Kliwon dikenal sebagai pasaran hari yang penuh energi spiritual dan kekuatan mistis yang tinggi terutama ketika bertepatan dengan malam Jumat. Dimensi dunia dan gaib terasa lebih dekat sehingga dapat dipercaya, kliwon memiliki makna “kasih” dan melambangkan sikap “berdiri”.

Meskipun sesuatu yang telah terjadi tidak ada bukti secara ilmiahnya, akan tetapi kepercayaan tentang kliwon menjadi bagian penting dari kekayaan budaya dan tradisi.

Malam jumat kliwon menjadi sebuah cerita mistis, ketika susunan batu yang tersusun di atas ancak berongga secara tiba-tiba berbunyi dengan penuh irama layaknya seorang nayaga yang telah bermusyawarah untuk menyepakati sebuah instrumen.

Suara-suara tentramnya menggabungkan elemen bunyi alam semesta, memberi sumbangsih apa adanya. Sumbangsih nyata yang terkadang tidak bisa dianalogikan oleh pikiran manusia biasa, memang terasa sulit untuk disampaikan, dan ada juga yang menganggap bahwa cerita tentang kliwon sebagai komposisi intrumen adalah fiktif.

Sebagai seorang Nayaga Sorawatu awalnya terasa berat dan merinding ketika menerapkan komposisi kliwon, karena kekuatan energi gaibnya yang cukup kuat. Meskipun begitu semesta telah merestui keinginan besar Nayaga dalam merilis sebuah komposisi istrimunen yang beragam.

Setiap kali komposisi kliwon dimainkan makhluk gaib itu selalu menyambut dan menikmati iringan lirih, sambil tersenyum, tertawa di bawah pohon. Meskipun ada rasa takut yang terus terngiang, semistis apapun seluruh semesta adalah ciptaan Tuhan bahwa gaib tidak selamanya diasumsikan dalam konteks kejahatan atau sekadar menakut-nakuti.

Menyepakati Kliwon sebagai Komposisi

Tentu untuk menyepakati sebuah komposisi ada musyawarah mufakat yang terdiri dari beberapa instrumen, menyepakati kliwon sebagai komposisi seorang nayaga harus memberikan sumbangsih tempo, dan bridge (jembatan) untuk menghubungkan variasi dan kedalaman emosional antar nayaga.

Semua nayaga mempraktekan suara-suara yang dihasilkan pada malam jumat itu di atas ancak untuk menyamakan bunyi dalam keselarasan.

Komposisi kliwon disepakati sebagai proses mengheningkan cipta pada semesta, dalam hal ini memberikan sebuah getaran. Getaran-getaran itu terus bergelombang, melahirkan bunyi yang terkadang rendah, dan bisa juga menjadi tinggi disebut sebagai intonasi.

Sebuah khazanah terus bergerak tanpa henti, sebagai Nayaga memang harus mengucapkan kata terima kasih pada semesta yang menyumbang berbagai elemen bunyi, begitu murni.

Kliwon sering kali dijadikan hari baik untuk berdzikir, sorawatu sendiri pun sama. Nayaga secara sadar atau tidak sadar pasti menundukkan kepala di hadapan ancak sebagai doa atau suluk ketika komposisi kliwon dimainkan. Kliwon sebagai penghormatan melalui sebuah ilham yang tercurahkan pada setiap insan yang merasakan, memberikan energi hingga memberikan rezeki tanpa henti, terus mengalir seperti mata air.

Kliwon adalah ketentraman jiwa yang hendak menerima sebuah pesan dari setiap alunan melalui ketukan, gesekan pada elemen-elemen suara alam. Siapapun yang hendak menikmati komposisi kliwon dengan tenang, dapat dipastikan akan merasakan hal yang serupa, dan bertanya mengenai makna.

Setiap Nayaga pun akan memiliki berbagai perspektif yang berbeda mengenai komposisi kliwon ini, tidak sama tapi konteksnya tetap memberikan sebuah pemahaman mengenai komposisi kliwon sebagai komposisi instrumen secara kompleks dan universal.

Baca Juga: Enam Akar Asal-usul Agama

Kliwon dijadikan sebagai komposisi pertama karena diperuntukkan sebagai pembuka, sebelumnya ada juga komposisi intrumen yang sudah lahir lebih awal sebelum komposisi kliwon tercipta yaitu “Samara Watu” komposisi ini tercipta sangatlah klasik dan kalem.

Samara watu tercipta sangatlah klasik bisa dibilang cukup wajar karena Nayaga masih dalam proses belajar, sebenarnya komposisi kliwon itu sebagai komposisi kedua yang seharusnya dimainkan, akan tetapi melihat sisi dari sebuah kisah komposisi kliwon itu tercipta maka seluruh Nayaga sepakat untuk menjadikan kliwon sebagai komposisi pertama yang juga pernah dikaloborasikan dengan Puisi dan Rajah. (*) 

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Muhammad Assegaf
Pegiat Literasi
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 23 Okt 2025, 11:31 WIB

Hikayat Kaum Sarungan

Santri adalah peneguh nilai, penjaga moral bangsa, dan penggerak perubahan sosial.
Kampanye pakai sarung dengan fashion show di jalanan yang dilakukan oleh pecinta budaya di Semarang. Diperingati 3 Maret, sarung punya sejarah panjang. (Sumber: Ayo Semarang.com | Foto: Audrian Firhannusa)
Ayo Jelajah 23 Okt 2025, 11:21 WIB

Dari Barak Tentara ke Istana, Sejarah Mobil Maung Pindad Buatan Bandung

Dari bengkel kecil di Bandung hingga jadi mobil dinas pejabat, Maung buatan Pindad berubah dari kendaraan tempur jadi simbol nasionalisme baru.
Deretan kendaraan khusus Maung MV 3 Produksi PT Pindad di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 10:10 WIB

Seperti Surabaya, Bandung Harus Belajar Atasi Limbah Popok dan Pembalut

Surabaya telah berhasil menjadi kota berkelanjutan karena upayanya dalam menghijaukan lingkungan.
Ilustrasi popok bayi. (Sumber: Pexels/Emma Bauso)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 08:57 WIB

Sore: Istri Dari Masa Depan, Cinta yang Terjebak dalam Putaran Waktu

Yandy Laurens selaku sutradara mengemas film "Sore: Istri Dari Masa Depan" dengan konsep time loop atau perjalanan lintas waktu.
Poster film Sore: Istri dari Masa Depan. (Sumber: Instagram/sheiladaisha)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 07:50 WIB

Kliwon dan Komposisi Instrumen Sorawatu

Komposisi kliwon disepakati sebagai proses mengheningkan cipta pada semesta.
 (Foto: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 21:06 WIB

Setahun Pendidikan Bermakna, Menanam Peradaban Lewat Tindakan Nyata

Menyoroti langkah Kemendikdasmen dalam membangun peradaban melalui kebijakan yang berdampak nyata bagi generasi muda.
Foto mengajar di SD Tewang Kadamba, Kalteng. (Foto: Eka)
Ayo Biz 22 Okt 2025, 20:30 WIB

Membangun Wisata yang Tak Merusak tapi Menghidupkan Alam dan Budaya Lokal

Di tengah tekanan kerja dan digitalisasi, banyak orang mencari pelarian ke alam. Tapi bukan sekadar alam liar, mereka menginginkan pula kenyamanan, estetika, dan pengalaman.
Di tengah gempuran wisata urban dan digital, LGE tetap mengusung semangat pelestarian budaya lokal Sunda, mulai dari nama tempat, makanan tradisional, hingga permainan rakyat. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 20:10 WIB

Enam Akar Asal-usul Agama

Jauh sebelum berdiri gereja, kuil, atau masjid, manusia telah lebih dulu menatap langit, gunung, petir, dan kematian dengan perasaan yang campur aduk.
The Histomap of Religion: The Story of Man’s Search for Spiritual Unity (John B. Sparks, 1952) (Sumber: UsefulCharts, https://www.youtube.com/watch?v=5EBVuToAaFI) | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 19:17 WIB

Gastrokolonialisme: Pelajaran Pangan dari Hawaii untuk Indonesia

Tanpa kita sadari justru kita masih dijajah secara halus lewat orientasi pangan lokal yang semakin tergantikan dengan kampanye makanan olahan
Mengutip dari Sebumi, sebab pada akhirnya  perjuangan melawan kelaparan bukan sekedar mengisi perut, melainkan mengembalikan martabak di meja makan kita sendiri (Sumber: Freepik)
Ayo Biz 22 Okt 2025, 18:44 WIB

Pasar Syariah Belum Kompetitif? Begini Tantangan dan Solusi Investasi Islam di Indonesia

Dengan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, potensi pengembangan instrumen keuangan yang sesuai prinsip syariah dinilai sangat besar.
Dengan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, potensi pengembangan instrumen keuangan yang sesuai prinsip syariah dinilai sangat besar. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 17:04 WIB

Review Anime 'Chainsaw Man The Movie: Reze Arc', Romantisme dan Aksi dalam Visual Memukau

Film animasi produksi studio MAPPA yaitu "Chainsaw Man The Movie: Reze Arc" mengguncang layar lebar dengan cerita dan visual yang bagus.
Poster film Chainsaw Man The Movie: Reze Arc (Sumber: imdb.com)
Ayo Biz 22 Okt 2025, 16:31 WIB

Gowes Bukan Gaya-gayaan: Sepeda Bisa Jadi Solusi Urban Sustainability di Bandung

Tren bersepeda yang semula dianggap gaya-gayaan kini mulai menunjukkan potensi sebagai solusi urban sustainability yang nyata.
Tren bersepeda yang semula dianggap gaya-gayaan kini mulai menunjukkan potensi sebagai solusi urban sustainability yang nyata. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 15:31 WIB

Bandung dan Paradoks Kota Hijau: Potensi Besar yang Belum Tergarap

Bandung, kota kreatif dengan sejuta potensi, kini berhadapan dengan paradoks hijau.
Bandung, kota kreatif dengan sejuta potensi, kini berhadapan dengan paradoks hijau. (Sumber: Unsplash/Ikhsan Assidiqie)
Beranda 22 Okt 2025, 15:10 WIB

Insinerator Digencarkan, Tapi Bukan Solusi Tuntas Atasi Krisis Sampah di Kota Bandung

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, pun mengakui bahwa penggunaan insinerator tak bisa serampangan.
Salah satu insinerator di tempat pembuangan sampah di Kota Bandung. (Sumber: Pemkot Bandung)
Ayo Jelajah 22 Okt 2025, 13:38 WIB

Saat Hacker Bjorka Bikin Polisi Kelimpungan Tiga Kali

Bjorka bikin polisi kelimpungan tiga kali. Dari Cirebon sampai Minahasa, negara sibuk memburu bayangan di layar komputer.
Ilustrasi hacker Bjorka.
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 12:48 WIB

Film Rangga & Cinta: Mengenang Kembali Kisah Romansa Masa Remaja

Film Rangga & Cinta dikemas dengan nuansa awal 2000-an yang autentik.
 Salah satu adegan film Rangga & Cinta (Sumber: X/@habisnontonfilm)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 11:51 WIB

Mengokohkan Sistem Manajemen Kinerja: Pilar Penggerak Profesionalitas ASN

Penguatan sistem manajemen kinerja ASN bukan sekadar urusan teknis, tetapi langkah strategis membangun birokrasi berdampak.
Aparatur Negeri Sipil (ASN). (Sumber: Pemkot Magelang)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 10:10 WIB

Menakar Ulang Feodalisme Pesantren

Esai ini ditulis dalam rangka memperingati hari santri.
Ilustrasi santri yang sedang belajar di pesantren. (Sumber: Pexels/Mufid Majnun)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 09:12 WIB

Selusin 'Fun Fact' buat Kita yang Sering Salah Kaprah Menyama-nyamakan Setiap Agama

Masalahnya, cara pandang itu sering banget dipakai buat bikin dunia agama terlihat rapi dan gampang dipahami.
Buku Pengantar tentang Agama-Agama (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 05:21 WIB

Khalifah di Era Konsumerisme: Menemukan Keseimbangan dengan Menjaga Lingkungan

Modernitas telah membawa manusia hidup dalam era konsumerisme.
Tugas kita hari ini adalah menanam benih peradaban bumi yang hijau. Sekecil apapun itu karena menjaga bumi adalah bagian dari ibadah seorang Hamba kepada Pencipta-Nya. (Sumber: Freepik)