Setahun Pendidikan Bermakna, Menanam Peradaban Lewat Tindakan Nyata

Eka Nurmawati
Ditulis oleh Eka Nurmawati diterbitkan Rabu 22 Okt 2025, 21:06 WIB
Foto mengajar di SD Tewang Kadamba, Kalteng. (Foto: Eka)

Foto mengajar di SD Tewang Kadamba, Kalteng. (Foto: Eka)

Pendidikan bukan hanya ruang belajar dan kurikulum. Ia adalah nadi peradaban yang menyalurkan nilai, moral, dan arah kehidupan bangsa. Sejak awal berdirinya republik, pendidikan ditempatkan sebagai amanat konstitusional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam konteks itu, capaian pendidikan bukan sekadar statistik, melainkan cermin sejauh mana negara menjalankan janji ideologisnya terhadap rakyat.

Dalam satu tahun terakhir, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menunjukkan langkah nyata untuk mewujudkan cita-cita itu. Dengan anggaran Rp181,72 triliun yang dialokasikan untuk enam program prioritas, pemerintah berupaya menghadirkan layanan pendidikan yang lebih merata, inklusif, dan bermutu bagi seluruh anak Indonesia (Kemendikdasmen, 2025). Program ini bukan hanya soal angka di laporan, melainkan bukti bahwa negara terus bekerja memastikan pendidikan menjadi hak, bukan privilese.

Konteks global memperkuat urgensi ini. Dunia saat ini berada di tengah percepatan perubahan teknologi dan sosial yang sangat dinamis. Ketimpangan pendidikan bukan lagi masalah lokal, tetapi isu peradaban. Negara yang gagal menyiapkan generasi berpengetahuan akan tertinggal dalam kompetisi global. Karena itu, komitmen Kemendikdasmen untuk memastikan setiap anak Indonesia memiliki akses terhadap pendidikan berkualitas adalah langkah strategis yang tidak hanya berdampak pada masa kini, tetapi juga menentukan masa depan bangsa.

Pendidikan, dalam pandangan filosofis Ki Hajar Dewantara, adalah “daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, dan jasmani anak” (Dewantara, 1938). Makna ini menegaskan bahwa pendidikan bukan sekadar pengajaran, tetapi juga proses pembentukan manusia seutuhnya. Karena itu, arah kebijakan pendidikan nasional harus selalu berpijak pada nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial.

Kemendikdasmen memahami pendidikan sebagai investasi peradaban. Setiap program diarahkan bukan hanya untuk memperbaiki fasilitas, tetapi membangun nilai dan sistem yang berkeadilan. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025 tentang percepatan digitalisasi pendidikan, misalnya, menjadi simbol adaptasi ideologis bangsa terhadap era baru pembelajaran. Melalui digitalisasi, lebih dari 285.000 sekolah dari PAUD hingga SKB kini dapat mengakses sumber belajar secara merata (Kemendikdasmen, 2025).

Langkah ini sekaligus menegaskan kemandirian bangsa dalam penguasaan ilmu pengetahuan. Pendidikan digital yang terbuka dan inklusif adalah wujud konkret pelaksanaan sila kelima Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada saat yang sama, digitalisasi pendidikan memperkuat daya saing nasional dan memperluas kesempatan bagi peserta didik di daerah untuk belajar tanpa batas ruang. Ketika setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang, di situlah pendidikan menjadi alat pembebasan yang sejati.

Tujuh Capaian Nyata, Tujuh Pilar Kemajuan

Selama periode Oktober 2024 hingga Oktober 2025, Kemendikdasmen berhasil melaksanakan tujuh program strategis yang berdampak luas bagi sistem pendidikan nasional.

Pertama, program revitalisasi satuan pendidikan dengan anggaran Rp16,97 triliun yang melampaui target awal: dari 10.440 menjadi 15.523 sekolah yang direvitalisasi. Revitalisasi ini tidak hanya memperbaiki ruang kelas, tapi juga menghidupkan kembali semangat belajar dan ekonomi lokal melalui sistem swakelola masyarakat (Perdirjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen, 2025).

Kedua, digitalisasi pendidikan yang membuka akses bagi siswa di seluruh daerah untuk belajar dari sumber yang sama. Langkah ini menjadi fondasi transformasi pendidikan modern dan menekan kesenjangan digital antardaerah (Inpres No.7/2025).

Ketiga, peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru dengan anggaran Rp13,2 triliun. Program ini mencakup tunjangan profesi bagi 785 ribu guru non-ASN, BSU bagi 253 ribu guru PAUD nonformal, serta sertifikasi PPG bagi 804 ribu guru (Kemendikdasmen, 2025). Guru yang sejahtera akan lebih fokus mengajar dan berinovasi di kelas, karena guru sejatinya adalah jantung pendidikan bangsa.

Keempat, Program Indonesia Pintar (PIP) dan Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) yang menjangkau 18,5 juta siswa dan 4.679 pelajar dari daerah 3T. Program ini memperkecil kesenjangan sosial dan ekonomi serta menurunkan risiko putus sekolah (Bappenas, 2024).

Kelima, Program Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) dan tunjangan guru ASN dengan total Rp129,3 triliun menjamin kegiatan belajar mengajar tetap berjalan tanpa hambatan. Ini adalah langkah krusial menjaga stabilitas pendidikan nasional.

Keenam, program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yang menanamkan disiplin, kebersihan, dan gaya hidup sehat sejak dini. Pendidikan karakter ini menjadi penyeimbang antara aspek kognitif dan moral.

Ketujuh, reformasi sistem Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) yang dinilai 88% orang tua lebih baik dibanding PPDB sebelumnya (Katadata Insight Center, 2025; DetikEdu, 2025). Sistem baru ini memperkuat kepercayaan publik dan membuktikan bahwa kebijakan pendidikan kini makin berkeadilan.

Ketujuh capaian tersebut menunjukkan bahwa arah kebijakan Kemendikdasmen bukan semata administratif, tetapi strategis dan berdampak langsung. Setiap program bersinggungan dengan dimensi ideologi, sosial, ekonomi, hingga kesehatan masyarakat. Dengan pendekatan lintas sektor ini, pendidikan tidak lagi berdiri sendiri, tetapi menjadi bagian dari pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Baca Juga: Enam Akar Asal-usul Agama

Bersama murid-murid SD Tewang Kadamba, Kalteng (Foto: Andani)
Bersama murid-murid SD Tewang Kadamba, Kalteng (Foto: Andani)

Capaian ini menandai babak baru hubungan antara negara dan rakyat dalam bidang pendidikan. Secara ekonomi, revitalisasi sekolah berbasis swakelola membuka lapangan kerja baru dan menggerakkan ekonomi lokal. Secara sosial, pemerataan pendidikan mengikis jurang antara kota dan desa. Dan secara politik, capaian ini memperkuat legitimasi pemerintah sebagai pelaksana amanat konstitusi di bidang pendidikan (Jurnal Edukatif, 2023).

Namun yang lebih penting adalah dampak ideologisnya. Pendidikan bermutu memperkuat daya tahan bangsa terhadap disrupsi global. Ia menumbuhkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara moral dan spiritual. Dengan begitu, pembangunan manusia menjadi pondasi bagi kedaulatan negara.

Lebih jauh, capaian pendidikan selama satu tahun terakhir juga menjadi ruang pembuktian bahwa kolaborasi antar elemen bangsa dapat berjalan harmonis. Pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat kini mulai memiliki kesadaran yang sama: bahwa pendidikan bukan hanya urusan anggaran, melainkan proses membangun keadaban kolektif. Ketika masyarakat mulai merasakan manfaat langsung dari kebijakan, maka pendidikan tidak lagi menjadi slogan, melainkan gerakan bersama menuju bangsa yang tercerahkan.

Pendidikan yang berdampak juga memperkuat identitas bangsa di tengah derasnya arus globalisasi nilai. Di tengah dunia yang makin kompetitif dan individualistik, sistem pendidikan Indonesia harus tetap berakar pada karakter kebangsaan yang menghormati keberagaman. Di sinilah pentingnya menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan keteguhan nilai-nilai luhur.

Capaian satu tahun terakhir adalah bukti bahwa arah pendidikan nasional sudah menuju jalur yang benar. Namun pekerjaan besar belum selesai. Tantangannya kini adalah memastikan keberlanjutan, transparansi, dan kolaborasi lintas sektor agar semua program tetap berdampak.

Pertama, tata kelola pendidikan perlu diperkuat agar setiap rupiah dari APBN tersalurkan dengan efektif dan transparan. Kedua, sistem evaluasi berbasis data harus terus dikembangkan agar kebijakan tidak berhenti di pelaporan, tetapi terukur dampaknya. Ketiga, kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat sipil perlu diperluas, karena pendidikan adalah tanggung jawab bersama (Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 2022).

Kemendikdasmen juga perlu memperkuat ekosistem data pendidikan nasional yang terintegrasi serta memperluas kerja sama lintas kementerian untuk menyelaraskan pendidikan dengan pembangunan ekonomi lokal. Program revitalisasi sekolah, misalnya, bisa menjadi model sinergi antara pendidikan, ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat (Kemendikdasmen, 2025). Selain itu, peningkatan kapasitas kepala sekolah dan guru sebagai pemimpin pembelajaran perlu terus didorong agar sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga pusat tumbuhnya karakter, moral, dan nilai-nilai kebangsaan.

Sebagaimana diungkapkan Ki Hajar Dewantara, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pendidikannya.” Capaian Kemendikdasmen selama satu tahun terakhir adalah pondasi penting menuju Indonesia Emas 2045. Namun pondasi itu hanya akan kokoh bila api pendidikan terus dijaga, dengan semangat, kejujuran, dan cinta terhadap ilmu pengetahuan. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Eka Nurmawati
Tentang Eka Nurmawati
Seorang pembelajar yang suka dunia literasi
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Beranda 13 Des 2025, 20:36 WIB

Arif Budianto dari Ayobandung.id Raih Juara 1 Nasional AJP 2025, Bukti Kualitas Jurnalisme Lokal

Arif Budianto, jurnalis dari Ayobandung.id, tampil gemilang dengan meraih Juara 1 Nasional Kategori Tulis Bisnis sekaligus Juara 1 Regional Jawa Bagian Barat dalam AJP 2025.
Arif Budianto, jurnalis dari Ayobandung.id, tampil gemilang dengan meraih Juara 1 Nasional Kategori Tulis Bisnis sekaligus Juara 1 Regional Jawa Bagian Barat dalam AJP 2025. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Biz 13 Des 2025, 17:34 WIB

Jawa Barat Siapkan Distribusi BBM dan LPG Hadapi Lonjakan Libur Nataru

Mobilitas tinggi, arus mudik, serta destinasi wisata yang ramai menjadi faktor utama meningkatnya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Ilustrasi. Mobilitas tinggi, arus mudik, serta destinasi wisata yang ramai menjadi faktor utama meningkatnya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG). (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 13 Des 2025, 14:22 WIB

Di Balik Gemerlap Belanja Akhir Tahun, Seberapa Siap Mall Bandung Hadapi Bencana?

Lonjakan pengunjung di akhir tahun membuat mall menjadi ruang publik yang paling rentan, baik terhadap kebakaran, kepadatan, maupun risiko teknis lainnya.
Lonjakan pengunjung di akhir tahun membuat mall menjadi ruang publik yang paling rentan, baik terhadap kebakaran, kepadatan, maupun risiko teknis lainnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 21:18 WIB

Menjaga Martabat Kebudayaan di Tengah Krisis Moral

Kebudayaan Bandung harus kembali menjadi ruang etika publik--bukan pelengkap seremonial kekuasaan.
Kegiatan rampak gitar akustik Revolution Is..di Taman Cikapayang
Ayo Netizen 12 Des 2025, 19:31 WIB

Krisis Tempat Parkir di Kota Bandung Memicu Maraknya Parkir Liar

Krisis parkir Kota Bandung makin parah, banyak kendaraan parkir liar hingga sebabkan macet.
Rambu dilarang parkir jelas terpampang, tapi kendaraan masih berhenti seenaknya. Parkir liar bukan hanya melanggar aturan, tapi merampas hak pengguna jalan, Rabu (3/12/25) Alun-Alun Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ishanna Nagi)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 19:20 WIB

Gelaran Pasar Kreatif Jawa Barat dan Tantangan Layanan Publik Kota Bandung

Pasar Kreatif Jawa Barat menjadi pengingat bahwa Bandung memiliki potensi luar biasa, namun masih membutuhkan peningkatan kualitas layanan publik.
Sejumlah pengunjung memadati area Pasar Kreatif Jawa Barat di Jalan Pahlawan No.70 Kota Bandung, Rabu (03/12/2025). (Foto: Rangga Dwi Rizky)
Ayo Jelajah 12 Des 2025, 19:08 WIB

Hikayat Paseh Bandung, Jejak Priangan Lama yang Diam-diam Punya Sejarah Panjang

Sejarah Paseh sejak masa kolonial, desa-desa tua, catatan wisata kolonial, hingga transformasinya menjadi kawasan industri tekstil.
Desa Drawati di Kecamatan Paseh. (Sumber: YouTube Desa Drawati)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 18:57 WIB

Kota untuk Siapa: Gemerlap Bandung dan Sunyi Warga Tanpa Rumah

Bandung sibuk mempercantik wajah kota, tapi lupa menata nasib warganya yang tidur di trotoar.
Seorang tunawisma menyusuri lorong Pasar pada malam hari (29/10/25) dengan memanggul karung besar di Jln. ABC, Braga, Sumur Bandung, Kota Bandung. (Foto: Rajwaa Munggarana)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 17:53 WIB

Hubungan Diam-Diam antara Matematika dan Menulis

Penjelasan akan matematika dan penulisan memiliki hubungan yang menarik.
Matematika pun memerlukan penulisan sebagai jawaban formal di perkuliahan. (Sumber: Dok. Penulis | Foto: Caroline Jessie Winata)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 16:44 WIB

Banjir Orderan Cucian Tarif Murah, Omzet Tembus Jutaan Sehari

Laundrypedia di Kampung Sukabirus, Kabupaten Bandung, tumbuh cepat dengan layanan antar-jemput tepat waktu dan omzet harian lebih dari Rp3 juta.
Laundrypedia hadir diperumahan padat menjadi andalan mahasiswa, di kampung Sukabirus, Kabupaten Bandung, Kamis 06 November 2025. (Sumber: Fadya Rahma Syifa | Foto: Fadya Rahma Syifa)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 16:29 WIB

Kedai Kekinian yang Menjadi Tempat Favorit Anak Sekolah dan Mahasiswa Telkom University

MirukiWay, UMKM kuliner Bandung sejak 2019, tumbuh lewat inovasi dan kedekatan dengan konsumen muda.
Suasana depan toko MirukiWay di Jl. Sukapura No.14 Desa Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa, (28/10/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nasywa Hanifah Alya' Al-Muchlisin)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 15:53 WIB

Bandung Kehilangan Arah Kepemimpinan yang Progresif

Bandung kehilangan kepemimpinan yang progresif yang dapat mengarahkan dan secara bersama-sama menyelesaikan permasalahan yang kompleks.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, meninjau lokasi banjir di kawasan Rancanumpang. (Sumber: Humas Pemkot Bandung)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 15:31 WIB

Tren Olahraga Padel Memicu Pembangunan Cepat Tanpa Menperhitungkan Aspek Keselamatan Jangka Panjang?

Fenomena maraknya pembangunan lapangan padel yang tumbuh dengan cepat di berbagai kota khususnya Bandung.
Olahraga padel muncul sebagai magnet baru yang menjanjikan, bukan hanya bagi penggiat olahraga, tapi juga bagi pelaku bisnis dan investor. (Sumber: The Grand Central Court)
Beranda 12 Des 2025, 13:56 WIB

Tekanan Biological Clock dan Ancaman Sosial bagi Generasi Mendatang

Istilah biological clock ini digunakan untuk menggambarkan tekanan waktu yang dialami individu, berkaitan dengan usia dan kemampuan biologis tubuh.
Perempuan seringkali dituntut untuk mengambil keputusan berdasarkan pada tekanan sosial yang ada di masyarakat. (Sumber: Unsplash | Foto: Alex Jones)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 13:39 WIB

Jalan Kota yang Redup, Area Gelap Bandung Dibiarkan sampai Kapan?

Gelapnya beberapa jalan di Kota Bandung kembali menjadi perhatian pengendara yang berkendara di malam hari.
Kurangnya Pencahayaan di Jalan Terusan Buah Batu, Kota Bandung, pada Senin, 1 Desember 2025 (Sumber: Dok. Penulis| Foto: Zaki)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 12:56 WIB

Kegiatan Literasi Kok Bisa Jadi Petualangan, Apa yang Terjadi?

Kegiatan literasi berubah menjadi petualangan tak terduga, mulai dari seminar di Perpusda hingga jelajah museum.
Kegiatan literasi berubah menjadi petualangan tak terduga, mulai dari seminar di Perpusda hingga jelajah museum. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 10:28 WIB

Bandung Punya Banyak Panti Asuhan, Mulailah Berbagi dari yang Terdekat

Bandung memiliki banyak panti asuhan yang dapat menjadi ruang berbagi bagi warga.
Bandung memiliki banyak panti asuhan yang dapat menjadi ruang berbagi bagi warga. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 09:20 WIB

Menikmati Bandung Malam Bersama Rib-Eye Meltique di Justus Steakhouse

Seporsi Rib-Eye Meltique di Justus Steakhouse Bandung menghadirkan kehangatan, aroma, dan rasa yang merayakan Bandung.
Ribeye Meltique, salah satu menu favorit di Justus Steakhouse. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Seli Siti Amaliah Putri)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 09:12 WIB

Seboeah Tjinta: Surga Coquette di Bandung

Jelajahi Seboeah Tjinta, kafe hidden gem di Cihapit yang viral karena estetika coquette yang manis, spot instagramable hingga dessert yang comforting.
Suasana Seboeah Tjinta Cafe yang identik dengan gaya coquette yang manis. (Foto: Nabella Putri Sanrissa)
Ayo Jelajah 12 Des 2025, 07:14 WIB

Hikayat Situ Cileunca, Danau Buatan yang Bikin Wisatawan Eropa Terpesona

Kisah Situ Cileunca, danau buatan yang dibangun Belanda pada 1920-an, berperan penting bagi PLTA, dan kini menjadi ikon wisata Pangalengan.
Potret zaman baheula Situ Cileunca, Pangalengan, Kabupaten Bandung. (Sumber: KITLV)