Membangun Wisata yang Tak Merusak tapi Menghidupkan Alam dan Budaya Lokal

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Rabu 22 Okt 2025, 20:30 WIB
Di tengah gempuran wisata urban dan digital, LGE tetap mengusung semangat pelestarian budaya lokal Sunda, mulai dari nama tempat, makanan tradisional, hingga permainan rakyat. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Di tengah gempuran wisata urban dan digital, LGE tetap mengusung semangat pelestarian budaya lokal Sunda, mulai dari nama tempat, makanan tradisional, hingga permainan rakyat. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Bagi yang tumbuh besar dengan bahasa Sunda, istilah “leuweung geledegan” mungkin memunculkan bayangan hutan belantara yang gelap, misterius, bahkan sedikit menyeramkan. Tapi tunggu dulu, begitu kaki melangkah ke Leuweung Gegeledegan Ecolodge (LGE), semua stereotip itu langsung runtuh. Yang tersisa hanyalah udara segar, hijaunya pepohonan, dan suasana alam yang menenangkan jiwa.

LGE bukan sekadar tempat menginap. Tempat ini adalah contoh nyata bagaimana destinasi wisata alam bertransformasi mengikuti zaman. Mengusung konsep glamping atau glamour camping, LGE menyuguhkan pengalaman menginap di “tenda” yang fasilitasnya setara hotel berbintang. Ada puluhan lodge yang tersedia, lengkap dengan dua restoran, kolam renang tematik, dan lima ruang pertemuan. Semua dirancang agar pengunjung tetap merasa dekat dengan alam, tanpa kehilangan kenyamanan modern.

Di tengah gempuran wisata urban dan digital, LGE tampil beda dengan tetap mengusung semangat pelestarian budaya lokal Sunda. Mulai dari nama tempat, makanan tradisional, hingga permainan rakyat seperti kaleci dan engrang. Bahkan, ada hansip keliling membawa kentongan sebagai pengingat waktu makan. Sebuah sentuhan nostalgia yang tak bisa ditemukan di hotel-hotel konvensional.

Menurut Rizal Ginanjar Cahyaningrat selaku Direktur PT Bogor Wahana Kreasi, LGE bukan hanya soal akomodasi. Namun pihaknya juga ingin membuat pengunjung mendapatkan pengalaman dan kenangan.

"Bagi anak-anaknya, ini pengalaman baru. Bagi orang tua mereka, ini nostalgia. Contohnya kami ada layar tancap alias misbar (gerimis bubar) yang dihadirkan di area hijau terbuka. Itu jadi cara kami menghidupkan kembali tradisi nonton film bersama di alam terbuka," kata Rizal.

Di tengah gempuran wisata urban dan digital, LGE tetap mengusung semangat pelestarian budaya lokal Sunda, mulai dari nama tempat, makanan tradisional, hingga permainan rakyat. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Di tengah gempuran wisata urban dan digital, LGE tetap mengusung semangat pelestarian budaya lokal Sunda, mulai dari nama tempat, makanan tradisional, hingga permainan rakyat. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Namun, LGE tak hanya menjual romantisme masa lalu. Destinasi sata ini juga merangkul masa depan lewat inovasi edukatif. Ada kebun buah-buahan dan taman bunga yang ditanami varietas langka dari berbagai belahan dunia.

Pengunjung juga bisa belajar mengenali sapote, magic fruits, hingga bunga tabebuya dan jackaranda. Bahkan, bibit tanaman dijual dan pengunjung diajari cara merawatnya. Edukasi ini menggandeng petani lokal dari Cisarua dan Lembang, memperkuat ekosistem ekonomi kreatif berbasis komunitas.

Tren wisata alam seperti ini bukanlah kebetulan. Menurut laporan resmi dari Indonesia.go.id, tren pariwisata 2025 mengarah pada tiga fokus Utama yakni cultural immersion, health and wellness tourism, dan eco-tourism. LGE berada di persimpangan ketiganya. Tempat ini menawarkan pengalaman budaya, kesehatan lewat udara bersih dan aktivitas alam, serta edukasi lingkungan yang berkelanjutan.

Tantangan terbesar destinasi seperti LGE adalah menjaga keseimbangan antara inovasi dan konservasi. Ketika wisata alam makin digandrungi, risiko eksploitasi lingkungan pun meningkat. Di sinilah pentingnya pendekatan berbasis keberlanjutan. LGE dapat menjawab tantangan ini dengan mengedepankan edukasi dan melibatkan komunitas lokal dalam pengelolaan.

“Kami menyediakan team building dan edukasi lingkungan untuk anak-anak sekolah. Strategi ini untuk memperluas fungsi wisata alam dari sekadar rekreasi menjadi ruang pembelajaran dan kolaborasi," kata Rizal.

Di tengah gempuran wisata urban dan digital, LGE tetap mengusung semangat pelestarian budaya lokal Sunda, mulai dari nama tempat, makanan tradisional, hingga permainan rakyat. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Di tengah gempuran wisata urban dan digital, LGE tetap mengusung semangat pelestarian budaya lokal Sunda, mulai dari nama tempat, makanan tradisional, hingga permainan rakyat. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Fenomena glamping seperti LGE juga mencerminkan pergeseran gaya hidup masyarakat urban. Di tengah tekanan kerja dan digitalisasi, banyak orang mencari pelarian ke alam. Tapi bukan sekadar alam liar, mereka menginginkan pula kenyamanan, estetika, dan pengalaman yang bisa dibagikan di media sosial. Maka, spot selfie yang instagramable pun jadi daya tarik tersendiri.

Menariknya, kuliner khas Priangan seperti bajigur, bandrek, dan kue putu yang ditawarkan di tempat ini juga disajikan oleh emang-emang asli yang sehari-hari berjualan di kampung. “Kami sengaja bawa mereka ke sini agar pengunjung bisa berinteraksi langsung. Ini akan menjadi pengalaman yang unik bagi para tamu,” ujar Rizal.

Oleh karena itu, dengan pendekatan yang menggabungkan budaya, edukasi, dan kenyamanan tersebut, LGE menjadi contoh bagaimana destinasi wisata alam bisa tetap relevan di era kekinian. Selain menjaditempat berlibur, destinasi ini juga bisa menjadi ruang belajar, ruang nostalgia, dan ruang interaksi lintas generasi.

Apalagi masa depan wisata alam Indonesia ada di tangan inovasi seperti ini. Ketika destinasi mampu beradaptasi dengan tren global tanpa kehilangan akar lokal, maka keberlanjutan bukan lagi mimpi dan menunjukkan bahwa pelestarian alam dan budaya bisa berjalan beriringan dengan pertumbuhan ekonomi dan pariwisata.

“Kami nggak cuma pengin orang datang terus pulang bawa foto. Tapi pulang bawa rasa. Rasa kangen sama suasana kampung, rasa dekat sama alam, dan rasa hangat karena bisa ngobrol sama orang-orang di sini,” pungkas Rizal.

Alternatif produk liburan keluarga atau UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/AA8iSudY2r
  2. https://s.shopee.co.id/6VFQ6DcXuG
  3. https://s.shopee.co.id/7AV6tT8nlh
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 22 Okt 2025, 21:06 WIB

Setahun Pendidikan Bermakna, Menanam Peradaban Lewat Tindakan Nyata

Menyoroti langkah Kemendikdasmen dalam membangun peradaban melalui kebijakan yang berdampak nyata bagi generasi muda.
Foto mengajar di SD Tewang Kadamba, Kalteng. (Foto: Eka)
Ayo Biz 22 Okt 2025, 20:30 WIB

Membangun Wisata yang Tak Merusak tapi Menghidupkan Alam dan Budaya Lokal

Di tengah tekanan kerja dan digitalisasi, banyak orang mencari pelarian ke alam. Tapi bukan sekadar alam liar, mereka menginginkan pula kenyamanan, estetika, dan pengalaman.
Di tengah gempuran wisata urban dan digital, LGE tetap mengusung semangat pelestarian budaya lokal Sunda, mulai dari nama tempat, makanan tradisional, hingga permainan rakyat. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 20:10 WIB

Enam Akar Asal-usul Agama

Jauh sebelum berdiri gereja, kuil, atau masjid, manusia telah lebih dulu menatap langit, gunung, petir, dan kematian dengan perasaan yang campur aduk.
The Histomap of Religion: The Story of Man’s Search for Spiritual Unity (John B. Sparks, 1952) (Sumber: UsefulCharts, https://www.youtube.com/watch?v=5EBVuToAaFI) | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 19:17 WIB

Gastrokolonialisme: Pelajaran Pangan dari Hawaii untuk Indonesia

Tanpa kita sadari justru kita masih dijajah secara halus lewat orientasi pangan lokal yang semakin tergantikan dengan kampanye makanan olahan
Mengutip dari Sebumi, sebab pada akhirnya  perjuangan melawan kelaparan bukan sekedar mengisi perut, melainkan mengembalikan martabak di meja makan kita sendiri (Sumber: Freepik)
Ayo Biz 22 Okt 2025, 18:44 WIB

Pasar Syariah Belum Kompetitif? Begini Tantangan dan Solusi Investasi Islam di Indonesia

Dengan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, potensi pengembangan instrumen keuangan yang sesuai prinsip syariah dinilai sangat besar.
Dengan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, potensi pengembangan instrumen keuangan yang sesuai prinsip syariah dinilai sangat besar. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 17:04 WIB

Review Anime 'Chainsaw Man The Movie: Reze Arc', Romantisme dan Aksi dalam Visual Memukau

Film animasi produksi studio MAPPA yaitu "Chainsaw Man The Movie: Reze Arc" mengguncang layar lebar dengan cerita dan visual yang bagus.
Poster film Chainsaw Man The Movie: Reze Arc (Sumber: imdb.com)
Ayo Biz 22 Okt 2025, 16:31 WIB

Gowes Bukan Gaya-gayaan: Sepeda Bisa Jadi Solusi Urban Sustainability di Bandung

Tren bersepeda yang semula dianggap gaya-gayaan kini mulai menunjukkan potensi sebagai solusi urban sustainability yang nyata.
Tren bersepeda yang semula dianggap gaya-gayaan kini mulai menunjukkan potensi sebagai solusi urban sustainability yang nyata. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 15:31 WIB

Bandung dan Paradoks Kota Hijau: Potensi Besar yang Belum Tergarap

Bandung, kota kreatif dengan sejuta potensi, kini berhadapan dengan paradoks hijau.
Bandung, kota kreatif dengan sejuta potensi, kini berhadapan dengan paradoks hijau. (Sumber: Unsplash/Ikhsan Assidiqie)
Beranda 22 Okt 2025, 15:10 WIB

Insinerator Digencarkan, Tapi Bukan Solusi Tuntas Atasi Krisis Sampah di Kota Bandung

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, pun mengakui bahwa penggunaan insinerator tak bisa serampangan.
Salah satu insinerator di tempat pembuangan sampah di Kota Bandung. (Sumber: Pemkot Bandung)
Ayo Jelajah 22 Okt 2025, 13:38 WIB

Saat Hacker Bjorka Bikin Polisi Kelimpungan Tiga Kali

Bjorka bikin polisi kelimpungan tiga kali. Dari Cirebon sampai Minahasa, negara sibuk memburu bayangan di layar komputer.
Ilustrasi hacker Bjorka.
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 12:48 WIB

Film Rangga & Cinta: Mengenang Kembali Kisah Romansa Masa Remaja

Film Rangga & Cinta dikemas dengan nuansa awal 2000-an yang autentik.
 Salah satu adegan film Rangga & Cinta (Sumber: X/@habisnontonfilm)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 11:51 WIB

Mengokohkan Sistem Manajemen Kinerja: Pilar Penggerak Profesionalitas ASN

Penguatan sistem manajemen kinerja ASN bukan sekadar urusan teknis, tetapi langkah strategis membangun birokrasi berdampak.
Aparatur Negeri Sipil (ASN). (Sumber: Pemkot Magelang)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 10:10 WIB

Menakar Ulang Feodalisme Pesantren

Esai ini ditulis dalam rangka memperingati hari santri.
Ilustrasi santri yang sedang belajar di pesantren. (Sumber: Pexels/Mufid Majnun)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 09:12 WIB

Selusin 'Fun Fact' buat Kita yang Sering Salah Kaprah Menyama-nyamakan Setiap Agama

Masalahnya, cara pandang itu sering banget dipakai buat bikin dunia agama terlihat rapi dan gampang dipahami.
Buku Pengantar tentang Agama-Agama (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 05:21 WIB

Khalifah di Era Konsumerisme: Menemukan Keseimbangan dengan Menjaga Lingkungan

Modernitas telah membawa manusia hidup dalam era konsumerisme.
Tugas kita hari ini adalah menanam benih peradaban bumi yang hijau. Sekecil apapun itu karena menjaga bumi adalah bagian dari ibadah seorang Hamba kepada Pencipta-Nya. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 21 Okt 2025, 20:51 WIB

Menjaga Etika Jurnalistik

Trans7 telah mempertontonkan ketidaktahuannya akan sebuah tradisi yang sudah turun temurun dilakukan tanpa ada yang protes. 
media harus bekerja keras lagi mencari strategi untuk mendapat respons positif dari masyarakat. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Biz 21 Okt 2025, 20:12 WIB

Angkat Tema ‘Sovereign AI: Menuju Kemandirian Digital”, AMSI Gelar Indonesia Digital Conference (IDC) 2025

IDC mengangkat tema “Sovereign AI: Menuju Kemandirian Digital”, yang menyoroti pentingnya kedaulatan dan kemandirian industri media dalam menghadapi gelombang transformasi digital berbasis AI.
Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) kembali menyelenggarakan ajang tahunan Indonesia Digital Conference (IDC) 2025 di The Hub Epicentrum, Jakarta Selatan. (Sumber: AMSI)
Ayo Biz 21 Okt 2025, 18:39 WIB

Industri Pariwisata Jawa Barat, Lokomotif Ekonomi yang Menanti Lompatan Strategis

Pertumbuhan sektor pariwisata Jawa Barat tidak bisa dilepaskan dari kontribusi berbagai komponen industri, terutama perhotelan dan restoran.
Pertumbuhan sektor pariwisata Jawa Barat tidak bisa dilepaskan dari kontribusi berbagai komponen industri, terutama perhotelan dan restoran. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 21 Okt 2025, 17:19 WIB

Rebel Ridge dan Beratnya Mengungkap Penyimpangan Aparat Penegak Hukum

Rebel Ridge menyingkap sisi gelap aparat penegak hukum dan menggambarkan beratnya perjuangan rakyat sipil melawan ketidakadilan.
Poster Rebel Ridge (Sumber: Foto: Netflix Media Center/Poster Rebel Ridge (2024))
Ayo Biz 21 Okt 2025, 16:55 WIB

Menanam Cuan Tanpa Riba: Jalan Panjang Investasi Syariah di Tengah Dinamika Pasar Modern

Investasi telah menjadi strategi penting dalam mengelola pendapatan dan membangun masa depan finansial yang lebih stabil.
Investasi telah menjadi strategi penting dalam mengelola pendapatan dan membangun masa depan finansial yang lebih stabil. (Sumber: Freepik)