Kegiatan belajar-mengajar di berbagai lembaga pendidikan harus dijalankan dengan cara-cara menyenangkan. Tujuannya agar para peserta didik dapat dengan mudah menerima asupan materi pelajaran yang begitu beragam dari para gurunya.
Selain itu, metode belajar-mengajar yang dilakukan dengan cara-cara menyenangkan juga dapat membunuh kebosanan atau rasa jenuh yang bisa menimpa murid sewaktu-waktu.
Nah, agar kegiatan belajar-mengajar di sekolah dapat berjalan dengan baik dan menyenangkan, maka diperlukan metode atau program yang bermutu.
Di sinilah peran pemerintah, sekolah, dan juga para guru diperlukan, agar berupaya menciptakan program pendidikan yang berkualitas dan memberikan dampak positif bagi seluruh murid bahkan masyarakat secara umum.
Bicara tentang program pendidikan yang bermutu, kita perlu mengapresiasi “7 capaian program pendidikan berdampak” yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam satu tahun terakhir. Program pendidikan berdampak ini merupakan upaya pemerintah memberikan layanan pendidikan bermutu untuk semua periode Oktober 2024 — Oktober 2025.
Tujuh program yang dimaksud, salah satunya adalah: Revitalisasi Satuan Pendidikan dari PAUD sampai SMA/SMK dan SLB dengan anggaran Rp16,97 triliun yang berhasil melampaui target. Dari target 10.440 dapat dialokasikan untuk 15.523 satuan pendidikan.
Melansir keterangan Kemendikdasmen, sampai dengan Oktober 2025, program Revitalisasi Satuan Pendidikan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, dan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), telah melampaui sasaran target awal yang ditentukan. Secara keseluruhan program tersebut mengalami kenaikan signifikan dari target semula 10.440 menjadi 16.139 satuan pendidikan.

Dalam lingkup Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah target awal sasaran penerima manfaat program hanya sebanyak 9.429 sekolah, terdiri dari1.241 PAUD, 4.053 SD, 2.753 SMP, dan 1.382 SMA. Namun, seiring berjalannya waktu dilakukan proses pemantauan dan evaluasi, jumlah tersebut telah dioptimalkan menjadi 13.777 sekolah dengan penggunaan anggaran sebesar RP16,9 triliun dari jenjang PAUD hingga SMA (kemendikdasmen.go.id).
Digitalisasi Pendidikan juga termasuk salah satu dari 7 program yang telah memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan. Sebagaimana diketahui bahwa digitalisasi pendidikan, sesuai instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 2025, bertujuan untuk memfasilitasi akses pembelajaran digital bagi lebih dari 285.000 sekolah pada jenjang PAUD hingga SKB.
Dalam tulisannya (unair.ac.id, 8/5/2025) Dr. Miguel Angel Esquivias Padilla, M.SE. menjelaskan, digitalisasi, pendidikan dan kualitas institusi memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi global. Teknologi digital telah mengubah berbagai sektor, meningkatkan efisiensi, inovasi, dan konektivitas.
Menurut Dr. Miguel pendidikan membekali individu dengan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi era digital, sementara kualitas institusi menentukan seberapa efektif kebijakan ekonomi diterapkan.
Digitalisasi pendidikan menjadi hal yang niscaya di era serba digital seperti sekarang ini. Stephanie Westiana dalam tulisannya (Kemendikdasmen.go.id, 27/9/2025) menjelaskan bahwa digitalisasi pembelajaran juga membawa perubahan nyata di ruang kelas. Dengan perangkat interaktif, siswa lebih termotivasi, pemahaman materi meningkat, dan keterampilan digital semakin terasah.
Peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru juga menjadi bagian dari 7 program pendidikan yang telah memberikan dampak positif. Yang mana, untuk program ini ada alokasi anggaran dari pemerintah sebesar Rp13,2 triliun, mencakup tunjangan profesi bagi guru non-ASN, bantuan subsidi upah (BSU), fasilitasi pengembangan karier S1/D4, dan insentif guru non-ASN.
Menurut Stephanie Westiana, peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru memberikan dampak langsung terhadap kualitas pembelajaran. Taraf hidup guru semakin meningkat, akses pengembangan kompetensi semakin terbuka, dan proses penyaluran tunjangan lebih efisien (Kemendikdasmen.go.id).
Masih ada 4 program pendidikan lainnya yang memiliki dampak positif bagi dunia pendidikan di negeri ini, yakni, Program Indonesia Pintar (PIP), Program Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP), Tunjangan bagi guru ASN, dan 7 Kebiasaan Anak Indonesia hebat yang meliputi bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat.
Bicara Program Indonesia Pintar (PIP), tentunya tak terlepas dari manfaat yang diperoleh oleh mereka yang merasa terbantu dengan program ini. Salah satu murid yang sangat terbantu dengan adanya PIP ini, sebagaimana dikisahkan oleh Reni Saptati D.I (mediakeuangan.kemenkeu.go.id, 5/5/2025) adalah Dani (17 tahun) seorang siswa Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Pati, Jateng.
Reni mengisahkan, ayahnya Dani sehari-hari bekerja sebagai buruh pabrik. Erna, ibunya Dani, turut membantu memenuhi kebutuhan keluarganya dengan berjualan jamu. Dalam sehari Erna mendapat penghasilan rata-rata Rp90.000. Salah satu hal yang sangat Erna syukuri, Dani mendapat bantuan PIP sejak SD. Dana PIP yang Dani terima digunakan untuk membeli keperluan sekolah. Erna berharap besar agar Dani bisa belajar dengan giat dan fokus, serta tumbuh menjadi anak baik dan berguna.
Intinya, program PIP tersebut begitu terasa dampak positifnya bagi Dani sekeluarga.
Mengakhiri tulisan kali ini, saya berharap mudah-mudahan pemerintah terus berupaya meningkatkan program-program pendidikan agar mutu pendidikan di negeri semakin meningkat. Sehingga kelak melahirkan anak-anak muda yang memiliki segudang prestasi dan berakhlak mulia. (*)