Enam Akar Asal-usul Agama

Arfi Pandu Dinata
Ditulis oleh Arfi Pandu Dinata diterbitkan Rabu 22 Okt 2025, 20:10 WIB
The Histomap of Religion: The Story of Man’s Search for Spiritual Unity (John B. Sparks, 1952) (Sumber: UsefulCharts, https://www.youtube.com/watch?v=5EBVuToAaFI) | Foto: Arfi Pandu Dinata)

The Histomap of Religion: The Story of Man’s Search for Spiritual Unity (John B. Sparks, 1952) (Sumber: UsefulCharts, https://www.youtube.com/watch?v=5EBVuToAaFI) | Foto: Arfi Pandu Dinata)

Sekitar 180.000 hingga 160.000 tahun yang lalu, ada satu hal yang tak pernah berhenti manusia lakukan, yakni mencoba memahami sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri.

Jauh sebelum berdiri gereja, kuil, atau masjid, manusia telah lebih dulu menatap langit, gunung, petir, dan kematian dengan perasaan yang campur aduk. Penuh takut sekaligus kekaguman. Namun demikian di sanalah benih religiusitas pertama tumbuh, dari rasa ingin tahu dan pengalaman hidup sehari-hari.

Salah satu karya yang mencoba menggambarkan perjalanan panjang pencarian makna ini adalah The Histomap of Religion: The Story of Man’s Search for Spiritual Unity, rancangan John B. Sparks yang diterbitkan oleh Rand McNally & Company di Chicago pada tahun 1952.

Dalam masa praaksara, ia menggambarkan bahwa manusia membentuk enam tipe dasar kepercayaan dan praktik keagamaan yang menjadi fondasi bagi beragam sistem religi di dunia. Sparks tidak menunjuk satu tempat atau satu suku sebagai asal mula agama, karena keenam tipe itu lahir dari pengalaman universal manusia yang serupa di berbagai penjuru bumi.

Sekitar 12.000 tahun sebelum Era Umum, setelah berakhirnya Zaman Es terakhir, berbagai masyarakat mulai mengembangkan tradisi keagamaannya masing-masing dari enam tipe dasar tersebut. Setiap komunitas manusia mencampurkannya dengan proporsi yang berbeda-beda, sehingga dari campuran itulah tumbuh keragaman bentuk keyakinan dan ritual yang masih kita temukan hingga sekarang.

1. Sihir dan Keramat

Manusia purba hidup di dunia yang penuh tanda-tanda. Batu, pohon, hewan, dan bahkan alat-alat sederhana bisa dianggap memiliki kekuatan gaib. Baik dan buruk belum dipahami secara moral, melainkan sebagai pengalaman. Sesuatu disebut “baik” bila membawa keselamatan, dan “buruk” bila membawa celaka.

Dari pandangan ini lahir jimat, mantra, dan tabu, cara manusia menjaga diri dari bahaya dan menjalin hubungan dengan yang tak terlihat. Dalam dunia yang serba magis itu, tidak ada batas tegas antara yang sakral dan yang profan. Segala sesuatu bisa jadi suci, tergantung pada cara manusia menghadapinya.

2. Tabu dan Totem

Ketika manusia mulai hidup berkelompok, muncul larangan-larangan yang lahir dari rasa takut sekaligus hormat pada kekuatan gaib. Seekor hewan, tumbuhan, atau benda tertentu bisa dianggap mewakili roh pelindung kelompok, itulah totem. Larangan memakannya atau merusaknya bukan soal moralitas, melainkan bentuk kesetiaan spiritual.

Dari sinilah tumbuh kesadaran moral pertama, yakni kesadaran untuk menjaga keseimbangan dengan kekuatan tak terlihat agar hidup selamat. Dalam tiap pantangan, manusia belajar bahwa ada sesuatu di luar dirinya yang harus dihormati, bahkan bila tak sepenuhnya dimengerti.

3. Penyembahan Leluhur

Kematian tak pernah dipahami sebagai akhir. Roh orang mati dianggap tetap hadir di sekitar keluarga, bisa melindungi, mengawasi, atau bahkan menghukum. Bayangan dan napas menjadi simbol jiwa. Ia ada, tapi tak bisa disentuh.

Untuk menjaga hubungan dengan para arwah, manusia mempersembahkan sesaji, makanan, atau doa. Di sini, dunia orang hidup dan dunia arwah bukan dua ruang terpisah, melainkan dua sisi dari kehidupan yang sama. Ingatan dan penghormatan menjadi cara menjaga kesinambungan antara masa lalu dan masa kini.

4. Dewa Suku dan Raja Ilahi

Dalam banyak masyarakat, kepala suku atau tokoh besar yang berjasa tetap dihormati setelah meninggal. Mereka dikenang, diserukan namanya, dan lama-lama dipuja layaknya dewa. Dari sinilah muncul penyembahan pada pahlawan atau raja ilahi.

Mereka bukan dewa pencipta, melainkan manusia luar biasa yang dianggap masih menyertai kelompoknya dari alam roh. Kekuasaan spiritual lahir dari jasa dan pengaruh, bukan dari asal-usul ilahi. Di sini, batas antara manusia dan dewa mulai kabur, dan gagasan tentang kekuasaan sakral pun tumbuh.

5. Perdamaian dengan Roh Alam

Manusia menyadari bahwa hidupnya bergantung pada kekuatan yang jauh lebih besar. Misalnya badai, hujan, musim, gempa, atau banjir. Alam tak bisa dikendalikan, tapi bisa dihormati dan diajak berdamai. Persembahan, doa, api unggun, dan korban hewan menjadi cara menjalin hubungan dengan roh-roh alam.

Dari sinilah muncul gagasan dewa-dewa alam. Personifikasi dari unsur dunia yang menakjubkan sekaligus menakutkan, hujan, api, bumi, dan petir. Bagi manusia purba, berhubungan dengan alam berarti menjaga ritme kehidupan agar tetap seimbang. Ritual bukan sekadar permohonan, tetapi bentuk pengakuan bahwa manusia hanyalah bagian kecil dari tatanan kosmis yang luas.

6. Kultus Kesuburan

Salah satu simbol paling tua dalam sejarah religius manusia adalah tubuh perempuan. Kemampuan melahirkan kehidupan dipandang sebagai kekuatan ilahi. Patung-patung Dewi Ibu menunjukkan pemujaan terhadap kesuburan, bumi, dan kelahiran.

Bagi manusia purba, perempuan adalah lambang kekuatan alam itu sendiri. Sumber kehidupan yang memberi makan, menumbuhkan, dan memulihkan. Dari rahimnya lahir generasi baru, dari tanahnya tumbuh makanan, dari kasihnya dunia bertahan. Karena itu, kultus kesuburan menjadi bentuk penghormatan pada kehidupan, bukan sekadar pemujaan terhadap tubuh.

Penutup dan Catatannya

Keenam tipe dasar yang digambarkan Sparks di atas menunjukkan bahwa akar kesadaran religius manusia tumbuh dari pengalaman yang sangat konkret. Ide-ide itu saling berkait, membentuk jaringan makna yang rumit dan terus berubah, dan mungkin jejaknya masih bisa kita temukan dalam agama-agama dunia hari ini.

Namun, The Histomap of Religion tidak hanya penting karena keberaniannya memetakan sejarah religi umat manusia dalam satu pandangan visual. Lebih dari itu, karya ini adalah cermin dari semangat intelektual abad ke-20, masa ketika muncul pandangan bahwa sejarah bahkan yang sekompleks pengalaman religius, bisa disusun secara sistematis dan dibaca sebagai satu narasi besar.

Baca Juga: Gastrokolonialisme: Pelajaran Pangan dari Hawaii untuk Indonesia

Di titik ini, warisan peta Sparks juga perlu dibaca secara kritis. Upaya menyatukan seluruh sejarah agama dalam satu bagan yang koheren mengandung risiko penyederhanaan. Sebab pengalaman religius manusia tidak selalu linier, seragam, atau dapat dikelompokkan secara rapi. Pendekatan semacam ini mencerminkan ambisi besar “teori universal” yang khas modernitas Barat. Ia ingin menjelaskan semuanya, tapi kadang justru mengaburkan kekhasan dan konteks lokal tiap tradisi.

Meski demikian, peta ini tetap bernilai sebagai alat bantu refleksi. Visualisasi awal dari enam tipe dasar itu bisa membantu kita menelusuri cara manusia, di berbagai tempat dan waktu, mencoba memahami hidup dan dunia dengan cara mereka sendiri. Ia mengingatkan bahwa sejarah agama bukan sekadar catatan tentang asal-usul kepercayaan, tetapi juga tentang pencarian makna yang tak pernah selesai. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Arfi Pandu Dinata
Menulis tentang agama, budaya, dan kehidupan orang Sunda
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Beranda 13 Des 2025, 20:36 WIB

Arif Budianto dari Ayobandung.id Raih Juara 1 Nasional AJP 2025, Bukti Kualitas Jurnalisme Lokal

Arif Budianto, jurnalis dari Ayobandung.id, tampil gemilang dengan meraih Juara 1 Nasional Kategori Tulis Bisnis sekaligus Juara 1 Regional Jawa Bagian Barat dalam AJP 2025.
Arif Budianto, jurnalis dari Ayobandung.id, tampil gemilang dengan meraih Juara 1 Nasional Kategori Tulis Bisnis sekaligus Juara 1 Regional Jawa Bagian Barat dalam AJP 2025. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Biz 13 Des 2025, 17:34 WIB

Jawa Barat Siapkan Distribusi BBM dan LPG Hadapi Lonjakan Libur Nataru

Mobilitas tinggi, arus mudik, serta destinasi wisata yang ramai menjadi faktor utama meningkatnya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Ilustrasi. Mobilitas tinggi, arus mudik, serta destinasi wisata yang ramai menjadi faktor utama meningkatnya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG). (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 13 Des 2025, 14:22 WIB

Di Balik Gemerlap Belanja Akhir Tahun, Seberapa Siap Mall Bandung Hadapi Bencana?

Lonjakan pengunjung di akhir tahun membuat mall menjadi ruang publik yang paling rentan, baik terhadap kebakaran, kepadatan, maupun risiko teknis lainnya.
Lonjakan pengunjung di akhir tahun membuat mall menjadi ruang publik yang paling rentan, baik terhadap kebakaran, kepadatan, maupun risiko teknis lainnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 21:18 WIB

Menjaga Martabat Kebudayaan di Tengah Krisis Moral

Kebudayaan Bandung harus kembali menjadi ruang etika publik--bukan pelengkap seremonial kekuasaan.
Kegiatan rampak gitar akustik Revolution Is..di Taman Cikapayang
Ayo Netizen 12 Des 2025, 19:31 WIB

Krisis Tempat Parkir di Kota Bandung Memicu Maraknya Parkir Liar

Krisis parkir Kota Bandung makin parah, banyak kendaraan parkir liar hingga sebabkan macet.
Rambu dilarang parkir jelas terpampang, tapi kendaraan masih berhenti seenaknya. Parkir liar bukan hanya melanggar aturan, tapi merampas hak pengguna jalan, Rabu (3/12/25) Alun-Alun Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ishanna Nagi)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 19:20 WIB

Gelaran Pasar Kreatif Jawa Barat dan Tantangan Layanan Publik Kota Bandung

Pasar Kreatif Jawa Barat menjadi pengingat bahwa Bandung memiliki potensi luar biasa, namun masih membutuhkan peningkatan kualitas layanan publik.
Sejumlah pengunjung memadati area Pasar Kreatif Jawa Barat di Jalan Pahlawan No.70 Kota Bandung, Rabu (03/12/2025). (Foto: Rangga Dwi Rizky)
Ayo Jelajah 12 Des 2025, 19:08 WIB

Hikayat Paseh Bandung, Jejak Priangan Lama yang Diam-diam Punya Sejarah Panjang

Sejarah Paseh sejak masa kolonial, desa-desa tua, catatan wisata kolonial, hingga transformasinya menjadi kawasan industri tekstil.
Desa Drawati di Kecamatan Paseh. (Sumber: YouTube Desa Drawati)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 18:57 WIB

Kota untuk Siapa: Gemerlap Bandung dan Sunyi Warga Tanpa Rumah

Bandung sibuk mempercantik wajah kota, tapi lupa menata nasib warganya yang tidur di trotoar.
Seorang tunawisma menyusuri lorong Pasar pada malam hari (29/10/25) dengan memanggul karung besar di Jln. ABC, Braga, Sumur Bandung, Kota Bandung. (Foto: Rajwaa Munggarana)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 17:53 WIB

Hubungan Diam-Diam antara Matematika dan Menulis

Penjelasan akan matematika dan penulisan memiliki hubungan yang menarik.
Matematika pun memerlukan penulisan sebagai jawaban formal di perkuliahan. (Sumber: Dok. Penulis | Foto: Caroline Jessie Winata)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 16:44 WIB

Banjir Orderan Cucian Tarif Murah, Omzet Tembus Jutaan Sehari

Laundrypedia di Kampung Sukabirus, Kabupaten Bandung, tumbuh cepat dengan layanan antar-jemput tepat waktu dan omzet harian lebih dari Rp3 juta.
Laundrypedia hadir diperumahan padat menjadi andalan mahasiswa, di kampung Sukabirus, Kabupaten Bandung, Kamis 06 November 2025. (Sumber: Fadya Rahma Syifa | Foto: Fadya Rahma Syifa)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 16:29 WIB

Kedai Kekinian yang Menjadi Tempat Favorit Anak Sekolah dan Mahasiswa Telkom University

MirukiWay, UMKM kuliner Bandung sejak 2019, tumbuh lewat inovasi dan kedekatan dengan konsumen muda.
Suasana depan toko MirukiWay di Jl. Sukapura No.14 Desa Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa, (28/10/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nasywa Hanifah Alya' Al-Muchlisin)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 15:53 WIB

Bandung Kehilangan Arah Kepemimpinan yang Progresif

Bandung kehilangan kepemimpinan yang progresif yang dapat mengarahkan dan secara bersama-sama menyelesaikan permasalahan yang kompleks.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, meninjau lokasi banjir di kawasan Rancanumpang. (Sumber: Humas Pemkot Bandung)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 15:31 WIB

Tren Olahraga Padel Memicu Pembangunan Cepat Tanpa Menperhitungkan Aspek Keselamatan Jangka Panjang?

Fenomena maraknya pembangunan lapangan padel yang tumbuh dengan cepat di berbagai kota khususnya Bandung.
Olahraga padel muncul sebagai magnet baru yang menjanjikan, bukan hanya bagi penggiat olahraga, tapi juga bagi pelaku bisnis dan investor. (Sumber: The Grand Central Court)
Beranda 12 Des 2025, 13:56 WIB

Tekanan Biological Clock dan Ancaman Sosial bagi Generasi Mendatang

Istilah biological clock ini digunakan untuk menggambarkan tekanan waktu yang dialami individu, berkaitan dengan usia dan kemampuan biologis tubuh.
Perempuan seringkali dituntut untuk mengambil keputusan berdasarkan pada tekanan sosial yang ada di masyarakat. (Sumber: Unsplash | Foto: Alex Jones)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 13:39 WIB

Jalan Kota yang Redup, Area Gelap Bandung Dibiarkan sampai Kapan?

Gelapnya beberapa jalan di Kota Bandung kembali menjadi perhatian pengendara yang berkendara di malam hari.
Kurangnya Pencahayaan di Jalan Terusan Buah Batu, Kota Bandung, pada Senin, 1 Desember 2025 (Sumber: Dok. Penulis| Foto: Zaki)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 12:56 WIB

Kegiatan Literasi Kok Bisa Jadi Petualangan, Apa yang Terjadi?

Kegiatan literasi berubah menjadi petualangan tak terduga, mulai dari seminar di Perpusda hingga jelajah museum.
Kegiatan literasi berubah menjadi petualangan tak terduga, mulai dari seminar di Perpusda hingga jelajah museum. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 10:28 WIB

Bandung Punya Banyak Panti Asuhan, Mulailah Berbagi dari yang Terdekat

Bandung memiliki banyak panti asuhan yang dapat menjadi ruang berbagi bagi warga.
Bandung memiliki banyak panti asuhan yang dapat menjadi ruang berbagi bagi warga. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 09:20 WIB

Menikmati Bandung Malam Bersama Rib-Eye Meltique di Justus Steakhouse

Seporsi Rib-Eye Meltique di Justus Steakhouse Bandung menghadirkan kehangatan, aroma, dan rasa yang merayakan Bandung.
Ribeye Meltique, salah satu menu favorit di Justus Steakhouse. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Seli Siti Amaliah Putri)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 09:12 WIB

Seboeah Tjinta: Surga Coquette di Bandung

Jelajahi Seboeah Tjinta, kafe hidden gem di Cihapit yang viral karena estetika coquette yang manis, spot instagramable hingga dessert yang comforting.
Suasana Seboeah Tjinta Cafe yang identik dengan gaya coquette yang manis. (Foto: Nabella Putri Sanrissa)
Ayo Jelajah 12 Des 2025, 07:14 WIB

Hikayat Situ Cileunca, Danau Buatan yang Bikin Wisatawan Eropa Terpesona

Kisah Situ Cileunca, danau buatan yang dibangun Belanda pada 1920-an, berperan penting bagi PLTA, dan kini menjadi ikon wisata Pangalengan.
Potret zaman baheula Situ Cileunca, Pangalengan, Kabupaten Bandung. (Sumber: KITLV)