Jalan Asia Afrika kembali bergelora. Setelah 70 tahun berlalu sejak Konferensi Asia-Afrika yang bersejarah, kawasan ikonik di jantung Kota Bandung ini kembali menjadi saksi pertemuan budaya lintas benua melalui Asia Afrika Festival 2025, Sabtu (18/10/2025).
Dari pagi hingga malam, Jalan Asia Afrika dan Jalan Braga disulap menjadi panggung terbuka yang merayakan keberagaman. Festival tahun ini terasa lebih istimewa. Bukan hanya soal kemeriahan atau jumlah pengunjung yang membludak, tapi juga kehadiran sejumlah tamu kehormatan yang turut merasakan langsung semangat persaudaraan yang mengalir di setiap sudut acara. Salah satunya adalah Duta Besar Sudqi Atallah, yang hadir sebagai tamu VVIP pada hari itu.
"This is such a vibrant and wonderful celebration. I'm truly impressed by how the spirit of the Asia-Africa Conference still lives on here," ujar Duta Besar Jordan, Sudqi Atallah saat ditemui di sela-sela acara Sabtu (18/10/2025).
Yang paling membekas di benaknya adalah penampilan tari dari anak-anak yang masih sangat kecil namun sudah menunjukkan bakat luar biasa.
"I saw this very young child dancing with such skill and grace. It's so cool! This shows that culture and tradition are being preserved and passed down to the next generation," ungkapnya.
Penampilan yang ditampilkan pada festival ini di antaranya adalah dari Tarian Kreasi SMA Mekar Arum, Sanggar Tari Jaipong Wandasari. Selain mereka, ada pula Tari Kreasi dari Yayasan Pendidikan Kebudayaan Harisbaya, Paduan Suara Buleud Voice, Kompak Tilu, hingga Tarian Kreasi Cakrani yang dibawakan dengan penuh penghayatan.
Di sisi lain, bazar UMKM yang memenuhi koridor jalan menawarkan pengalaman berbeda. Pengunjung bisa menemukan beragam produk mulai dari fesyen, kerajinan tangan, aksesoris, hingga kuliner khas dari berbagai daerah. Harga yang ditawarkan pun cukup bersahabat, membuat festival ini menjadi ajang berburu oleh-oleh sekaligus mendukung ekonomi kreatif lokal.
Memang, dibalik kemeriahan festival, ada misi besar yang ingin disampaikan: mengingatkan generasi muda tentang nilai-nilai persaudaraan yang lahir dari Konferensi Asia-Afrika 1955. Lokasi yang dipilih pun bukan tanpa alasan. Jalan Asia Afrika dan Jalan Braga adalah kawasan heritage yang menyimpan memori kolektif bangsa tentang perjuangan dan diplomasi.
Pemprov Jawa Barat sebagai penyelenggara tampaknya paham betul bagaimana membuat festival ini bermakna sekaligus menghibur. Mereka tidak hanya menghadirkan hiburan, tapi juga menciptakan ruang pertemuan antara pelaku usaha, komunitas seni, dan masyarakat umum. (*)
