Curug Bugbrug: Dari Lahan Tani ke Ruang Spiritual, Menyusuri Alur Air, Menemukan Ketenangan Jiwa

hilyatul auliya
Ditulis oleh hilyatul auliya diterbitkan Senin 01 Des 2025, 09:12 WIB
Wisatawan sedang menuruni tangga bebatuan menuju dasar air terjun untuk menikmati pesona alam Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (01/11/2025) (Sumber: Sumber : Dokumentasi Penulis | Foto: Foto : Hilyatul Auliya)

Wisatawan sedang menuruni tangga bebatuan menuju dasar air terjun untuk menikmati pesona alam Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (01/11/2025) (Sumber: Sumber : Dokumentasi Penulis | Foto: Foto : Hilyatul Auliya)

Matahari tersenyum perlahan di balik perbukitan. Udara segar, aroma sawah dan air terjun Curug Bugbrug bertumpuk menyimpan kisah alam, manusia bersatu pada satu tempat di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (01/11/2025). 

Pengelola Curug Bugbrug bernama Mansur, dia menjelaskan bahwa sekitar tahun 1998, lahan di sekitar Curug Bugbrug hanyalah area pertanian milik orangtuanya. Tapi kemudian, atas dorongan masyarakat, pemerintah desa meresmikan Curug Bugbrug sebagai destinasi wisata alam pada tahun 2001. 

“Keindahan yang alami dari curug bugbrug dan air kahuripan yang dipercayai warga lokal menarik minat banyak orang untuk datang,” ujarnya. 

Sejak saat itu, curug ini mulai dikenal bukan hanya sebagai tempat rekreasi, tapi juga sebagai ruang spiritual dan sosial bagi masyarakat sekitar. Di balik keindahan alamnya, Curug Bugbrug menyimpan kisah spiritual yang diwariskan turun-temurun.

Masyarakat setempat percaya bahwa air yang mengalir di curug ini merupakan air kahuripan atau air kehidupan. Bagi warga sekitar, keyakinan ini bukan takhayul, melainkan bagian dari cara mereka menghormati alam. 

Yang menarik dari Curug Bugbrug adalah semangat dari masyarakatnya. Tanpa bantuan modal besar atau bantuan dari pihak luar, warga Kertawangi memulai pengelolaan wisata ini gotong royong Sejak 1999, bangku-bangku bambu, lapangan kecil, hingga area istirahat dibangun secara sederhana atas permintaan pengunjung. Bagi warga, wisata bukan sekadar bisnis. Ia adalah bentuk hubungan baru antara manusia dan alam. Semua dilakukan dengan niat agar siapa pun yang datang dapat menikmati alam dengan nyaman tanpa mengubah keaslian tempat.

“Tahun 2008 banyak pro kontra karena masil lahan warga, curug bugbrug sempat ditutup sementara dan wisatawan tidak diperbolehkan untuk berkunjung,” ujar pengelola curug.

Perjalanan Curug Bugbrug sempat terhenti akibat konflik kepemilikan tanah pada tahun 2008 yang membuat kawasan ini ditutup dan terbengkalai selama bertahun-tahun, meninggalkan kesunyian bagi warga Kertawangi yang kehilangan sumber penghasilan serta ruang berinteraksi dengan alam.

Baru pada tahun 2020, di tengah pandemi, semangat warga bangkit kembali untuk menata ulang kawasan hingga Curug Bugbrug perlahan dibuka kembali berkat ketulusan dan kerja keras masyarakat lokal. Meski kini telah memiliki fasilitas dasar seperti toilet, warung, dan area duduk, Curug Bugbrug masih menghadapi tantangan seperti akses jalan yang masih berupa bebatuan, sehingga beberapa pengunjung, terutama yang berusia lanjut, harus berjalan dengan hati-hati.

Menurut Euis pemandangan curug bugbrug ini sudah sangat indah, namun perlu perbaikan lagi untuk akses perjalanannya untuk membuat wisatawan lebih nyaman.

“Saya datang ke sini untuk healing karena udara di sini sangat sejuk dan pemandangannya indah. Tapi, kalau jalannya bisa diperbaiki, pasti akan lebih nyaman,” ungkap wisatawan berkerudung hitam.

Harapan warga dan pengelola Curug Bugbrug sederhana yaitu agar pemerintah dan pihak terkait turut memperhatikan potensi besar yang dimiliki curug ini. Bagi mereka, Curug Bugbrug adalah contoh nyata bagaimana masyarakat bisa berdaya mengelola alamnya sendiri. Dukungan berupa perbaikan akses jalan, bantuan fasilitas, dan promosi yang berkelanjutan diharapkan dapat memperluas manfaat bagi masyarakat sekitar.

Menuruni jalan menuju Curug Bugbrug adalah perjalanan yang membawa kita pada keheningan.
Curug Bugbrug mengajarkan bahwa wisata sejati bukan tentang seberapa jauh kita pergi, tapi seberapa dalam kita bisa merasakan. Di sini, setiap tetes air menjadi doa, setiap hembusan angin adalah pengingat bahwa alam selalu punya cara untuk menyembuhkan.

Kita pulang bukan hanya dengan foto, tetapi juga dengan hati yang lebih ringan  hati yang belajar untuk berhenti sejenak, mendengar, dan memaafkan. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

hilyatul auliya
Mahasiswa Digital Public Relations Telkom University
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 02 Des 2025, 20:17 WIB

Seakan Tidak Ada Habisnya, Juru Parkir Liar makin Bertambah di Beberapa Kawasan Bandung

Tak sedikit warga mengeluhkan kejadian terhadap parkir liar yang semakin marak terjadi di Kota Bandung.
Seorang juru parkir yang sedang bertugas di Kiaracondong, Kota Bandung, Sabtu 29 November 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Asti Alya Anggraini)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 19:49 WIB

Harmoni Harga dan Kualitas yang Menyatu dalam Berbelanja di Butik Bandung Modern

Blossom, sebuah toko pakaian di Bandung yang menyediakan beragam pilihan pakaian, dengan menawarkan harga yang cukup bersahabat.
Suasana toko Blossom pada 8 November 2025, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. (Sumber: Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: foto : Amalia Putri Aditia)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 19:29 WIB

Menelusuri Kesamaan ‘Nasab’ 3 Kue Jadul: Burayot, Ali Agrem, dan Cucur

Tiga kue atau camilan jadul dengan “nasab” yang nyaris sama ini: Burayot, Ali Agrem, dan Cucur.
Kue Ali atau Ali Agrem merupakan cemilan tradisional Jawa Barat. (Foto: Pixabay)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 18:50 WIB

Tentang Suara, Perjuangan, dan Cara Musik Mengubah Seseorang Memandang Hidup

Nurul A’ini menutup matanya sejenak, membiarkan alunan Queen of the Night memenuhi ruang kecil itu.
Nurul A'ini, seseorang yang mempunyai gaya hidup dalam bernyanyi (Sumber: Paduan Suara Mahasiswa UIN SGD | Foto: Paduan Suara Mahasiswa UIN SGD)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 18:13 WIB

Friday Carfree Belum Efektif bagi Pemerintah Kota Bandung

Program Friday Carfree bagi ASN dinilai belum efektif karena masih ditemukan pelanggaran parkir yang memicu kemacetan di sekitar Balai Kota Bandung.
Banner Friday Carfree di Balaikota Bandung (Sumber: Pikiran rakyat)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 17:51 WIB

Dari Gang Sempit, Usaha Camilan Lokal Ini Tumbuh Jadi Peluang Besar

Dari gang sempit di Bandung, Kripik Bujangan tumbuh menjadi usaha camilan yang membuka peluang bagi banyak orang.
Seorang konsumen sedang mendatangi rumah produksi Bujangan di Jl. Muararajeun Baru, Cihaur Geulis, Cibeunying Kaler, Kota Bandung,  (05/11/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Amelia Ulya)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 17:31 WIB

Akulturasi Budaya Jepang dan Indonesia, Matcha Mulai Hadir dengan Cita Rasa Inovatif

Mengunjungi salah satu pelopor matcha autentik yang berpadu dengan selera lidah lokal di Bandung, yakni Kusuma Matcha.
Tempat transaksi Kusuma Matcha dengan nuansa Jepang modern yang kerap dijadikan spot foto pengunjung, (30/10/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Andrea Keira)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 16:25 WIB

Taman Main Mili-Mili: Keajaiban Kecil Penuh Petualangan di Hutan Pinus Lembang

Taman Main Mili-Mili adalah wisata alam edukasi, interaktif, dan merupakan pengembangan dari Wisata Hutan Mycelia.
Gerbang masuk dengan instalasi lampu yang indah di Taman Main Mili-Mili (13/11/2025). (Sumber: Dok. Penulis | Foto: Rafy Lovinka)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 15:29 WIB

Bubur di Bawah Pohon Rindang, Tempat Sarapan Favorit Warga Bandung

Salah satu yang belakangan banyak dibicarakan adalah Toko Bubur di Bawah Pohon Rindang di kawasan Pinus Regency.
Suasana Toko Bubur di Bawah Pohon Rindang, Pinus Regency, Cinambo, Bandung. (Sumber: Rifa Windi | Foto: Rifa Windi)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 13:38 WIB

Berawal dari 'Nongkrong Santai', Empat Sekawan di Bandung Dirikan UMKM Fotografi

UMKM fotografi yang berkembang menjadi agensi kreatif dan siap menangani proyek dokumentasi.
Salah satu pendiri Foursix mengabadikan momen di lapangan mini soccer Bromus Cisaranten. (Sumber: Dokumentasi Penulis).
Ayo Netizen 02 Des 2025, 11:58 WIB

Pariwisata Alam ini Berikan Pengalaman Menarik dan Edukasi Sesar Lembang

Uncle D Backyard menawarkan keindahan alam serta edukasi mengenai mitigasi bencana sesar lembang kepada masyarakat.
Nuansa damai dan asri di bawah langit pepohonan Uncle D Backyard. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Carissa Syarafina)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 10:53 WIB

Kata-Kata Kecil yang Menghangatkan: 'Teh', 'Mah', 'Atuh', dan 'Meuni' Penanda Rasa dalam Bahasa Sunda

Terdapat sekian kata dalam Bahasa Sunda yang menjadi bumbu kehangatan dan kedekatan dalam setiap percakapan.
Abah Endang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar di MAS Manba'ul Huda. Bandung, 05 November 2025. (Sumber: Dok. Penulis | Foto: Tsaqifa Dhiyaul Hawa)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 09:50 WIB

Trotoar di Bandung, Aksesibilitas bagi Tunanetra Masih Terabaikan

Keprihatinan akan kondisi trotoar di Kota Bandung bagi penyandang disabilitas yang masih perlu diperhatikan Wali Kota Bandung .
Kondisi trotoar yang sudah rusak parah, pada Jumat 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ruth Maretha)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 08:45 WIB

Dari Ide Spontan Kini Menjadi Produk Berkarakter, Bukti Kreativitas Anak Muda Indonesia

Rewear Project lahir dari ide spontan dan menghadirkan produk berkualitas, nyaman, dan tahan lama.
Koleksi unggulan Rewear Project yang menampilkan gaya kasual hadir di Kabupaten Bandung, Sabtu (8/11/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Siti Octaviani)
Ayo Netizen 02 Des 2025, 07:59 WIB

Wisata Religius untuk Mengenang Eril

Para peziarah mulai berdatangan menuju tempat peristirahatan terakhir Emmeril Kahn Mumtadz.
Makam Eril di Cimaung, Kabupaten Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 01 Des 2025, 21:40 WIB

Bernapas Budaya, Tjitarum Menyulam Rasa dan Cerita Jawa Barat dalam Setiap Gigitan

Kehadiran Tjitarum sebagai toko bolu dan kue bukan sekadar membuka ruang baru bagi wisatawan untuk membeli buah tangan. Namun simbol bagaimana kuliner bisa menjadi bahasa pelestarian budaya.
Kehadiran Tjitarum sebagai toko bolu dan kue bukan sekadar membuka ruang baru bagi wisatawan untuk membeli buah tangan. Namun simbol bagaimana kuliner bisa menjadi bahasa pelestarian budaya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 01 Des 2025, 20:07 WIB

Rajutan Keberuntungan: Kisah Yumna Craft Merajut Asa dari Tali Makrame di Kabupaten Bandung

Berawal dari hobi, Yumna Craft kini produknya dikenal luas dan sering tampil dalam pameran UMKM Kabupaten Bandung.
Ibu Lia Yulia selaku owner Yumna Craft memamerkan hasil kerajian makrame berupa tas dan gantungan kunci di rumahnya, Bojongsoang, Kabupaten Bandung, (05/11/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dheana Husnaini)
Ayo Netizen 01 Des 2025, 18:24 WIB

Perjalanan Panjang Sanggar Tari Pusbitari: Lestarikan Tari Klasik Tradisional Sunda hingga Saat Ini

Sanggar Pusbitari yang didirikan di tahun 1986 di Kota Bandung ini, memiliki keinginan untuk mempertahankan budaya warisan nenek moyang.
Para penari Sanggar Pusbitari sedang melakukan latihan rutin tarian klasik tradisional di ruangan sanggar pusbitari, Jalan Ir. H. Juanda, Kec Bandung Wetan, Kota Bandung, Rabu (29/10/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nayla Aurelia)
Ayo Netizen 01 Des 2025, 17:46 WIB

Kualitas dan Konsistensi Menjadi Fondasi Brand Lokal Cosmic untuk Terus Eksis

Cosmic adalah brand fashion asal Bandung yang berdiri sejak 2001 dan dikenal melalui desain simple, minimalis, serta mudah dikenali.
Bangunan bergaya modern ini menjadi identitas kuat gerai fashion lokal di Jalan Trunojoyo No. 30, Kota Bandung, pada Sabtu (29/10/2025). (Sumber: Bunga Citra Kemalasari)
Ayo Netizen 01 Des 2025, 16:45 WIB

Mencicipi Kolaborasi Rasa Tradisional dan Western lewat Menu Autentik Mami Palolo

Usaha kuliner Mami Palolo hadirkan perpaduan Sunda-Western di Bojongsoang.
Momen saat kelezatan Mami Palolo disantap dengan lahap oleh konsumen di Jalan Cikoneng Nomor 19, Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Selasa (6/11/2025). (Sumber: Dok. Pribadi | Foto: Nabila Nazwa Saina)