Srihadi Soedarsono adalah mantan dosen ITB yang mendedikasikan rumahnya menjadi learning center untuk pelaku seni dan mahasiswa. Setelah menggaet arsitek ternama Andra Martin, dia wafat dan kemudian pihak keluarga memutuskan untuk membangun museum dan juga kafe untuk mengenang jasanya di Jl. Ciumbuleuit No.173, Ciumbuleuit, Kec. Cicadap, Kota Bandung.
Puti Devi Nitriawati, yang akrab disapa Astrid merupakan manajer Museum dan Café Srihadi Soedarsono, dibangun pada Oktober 2022 dan selesai pada Maret 2025, museum ini menjadi private museum pertama di Kota Bandung yang berdiri di lahan pribadi Srihadi Soedarsono.
“Almarhum awalnya tidak ingin membuat museum, melainkan learning center namun setelah wafat keluarga membuatkan museum untuk mengenang jasanya,” ujarnya, pada tanggal 1 November 2025.
Museum ini dibuka secara soft opening pada Juni 2025 dan rencananya akan mengadakan grand opening pada 4 Desember 2025, bertepatan dengan ulang tahun Srihadi Soedarsono. Selain menampilkan karya-karya milik Srihadi, museum ini juga dilengkapi dengan kafe yang memiliki nuansa seni dengan harga yang terjangkau.
“Café Museum” adalah nama yang diberikan untuk kafe yang berada di lantai dua Museum Srihadi Soedarsono, Kafe ini dibuka pada Agustus 2025. Untuk menikmati kafe, pengunjung tidak dikenai biaya masuk. Rentang harga untuk makanan dan minuman di kafe ini berkisar antara Rp20.000–Rp30.000.
Museum ini memiliki tiga lantai yang dipergunakan untuk ruang karya seni dan satu lantai sebagai kafe yang terletak di lantai paling atas. Pengunjung museum perlu mengeluarkan Rp30.000 untuk weekday dan Rp40.000 untuk weekend, untuk pelajar 0–10 tahun free entry dan usia 11–18 tahun mendapatkan diskon 50%.
Ketika grand opening, pihak museum ingin mengadakan kolaborasi seperti workshop menggambar dan seni, pihak museum tengah menggaet pelaku yoga yang akan dilaksanakan di lantai dua. Lukisan terkenal yang menjadi daya tarik utama dari museum ini adalah lukisan Borobudur berukuran sepuluh meter, tari Bedoyo dan Horizon yang memukau mata pengunjung.
Target pengunjungnya segala kalangan, khususnya pelaku seni dan arsitektur, berisikan: 50% konten kreator, 25% pelaku seni, 25% arsitektur, per 1 November, museum ingin balance kedepannya. Rata-rata pengunjung saat weekday berkisar 100–150 orang, sementara saat weekend mencapai 250–400 orang, dan paling banyak 600 pengunjung pada 17 Agustus 2025.
Untuk peraturan, museum ini bersifat universal seperti museum pada umumnya, seperti tidak boleh membawa makanan dan minuman, serta tidak boleh membawa barang besar. Kamera profesional tidak diperbolehkan di dalam museum, pengunjung dapat menitipkan barang-barang yang tidak boleh dibawa pada meja resepsionis, diperbolehkan membawa air di dalam tumbler.
Puti Devi Nitriawati manajer Museum Srihadi, menjelaskan museum ini dibangun di luas tanah 800m².
"Gak termasuk belakang, kalau sama belakang mungkin 2.000. Museum ini dibangun full oleh beton, karena arsitek Andra Martin terkenal dengan beton” tutupnya. (*)
