AYOBANDUNG.ID - Jalan Braga, yang terletak di jantung Kota Bandung, merupakan salah satu jalan paling ikonik dan bersejarah di Indonesia
Sejak era kolonial, Braga telah dikenal sebagai pusat hiburan dan kebudayaan. Berbagai bangunan bersejarah berdiri megah di sepanjang jalan ini, mencerminkan kejayaan masa lalu. Kini, seni lukis jalanan menambahkan lapisan baru dalam perjalanan sejarah dan budaya Jalan Braga, membuatnya semakin relevan dan menarik bagi generasi muda maupun wisatawan.
Dalam beberapa tahun terakhir, daya tarik Jalan Braga kian bertambah dengan hadirnya seni lukis yang menghiasi hampir setiap sudut jalan. Seni lukis jalanan di kawasan ini tidak hanya mempercantik visual kota, tetapi juga menghidupkan suasana dengan kreativitas yang beragam.
Seni lukis di Jalan Braga muncul sebagai bentuk ekspresi kreatif para seniman lokal. Beragam tema dihadirkan, mulai dari potret tokoh terkenal hingga karya abstraksi penuh warna, yang terpampang di dinding-dinding bangunan sepanjang jalan.

Di antara deretan lukisan tersebut, tampak seorang penjual lukisan di Jalan Braga, Kota Bandung, sedang duduk di samping karya-karyanya. Ia terlihat sibuk memainkan ponsel, sembari sesekali memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang.
Penjual lukisan tersebut adalah Ian (56), pelukis asal Garut yang turut menjajakan karyanya di Jalan Braga.
Ian mengaku telah banyak menjual lukisan realis dengan gaya yang beragam. Ia menyebutkan bahwa berjualan di Jalan Braga cukup menguntungkan karena karyanya relatif cepat terjual.
Ia juga bercerita mengenai harga lukisan yang dijualnya, yang dinilai sangat relatif. Ada lukisan yang dibanderol mulai dari Rp 100 ribu, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan pengerjaannya.
“Sangat relatif sih kalau lukisan, dari sejak pandangan, pembuatan, bahkan harga pun sangat relatif cuma yang jelas harga Rp 100 ribu juga ada,” ujarnya.
Ian berharap pemerintah dapat memberikan dukungan, terutama bantuan finansial, demi keberlangsungan para pelaku seni. Ia juga berharap dukungan tersebut dapat terus ditingkatkan.
Menurutnya, Jalan Braga merupakan lokasi yang sangat tepat sebagai pasar seni Bandung karena memiliki karakter serta nilai seni yang kuat.
“Harapan saya dengan keberadaan lukisan di Jalan Braga Mudah- mudahan dalam hal ini mungkin pemerintah membantu sama-sama mendukung dengan keberadaannya tersebut dan juga ada plisnya, ya kalau bisa support dengan finansialnya karena suntikan dana sungguh sangat memerlukan saya sebagai katakan UMKM, saya memerlukanlah support dari pemerintah yang sanggup bantu dengan finansialnya,” ucapnya.

Selain Ian, pelukis senior Tata Sutaryat (48) juga turut berbagi pandangannya. Ia mengungkapkan bahwa dirinya mulai menekuni dunia seni lukis secara serius sejak usia 20-an. Meski demikian, ketertarikannya terhadap seni lukis telah tumbuh sejak kecil karena pengaruh sang ayah.
“Dewasa sih, sudah diperagakan diusia 20- an, memang dari kecil sudah dikenalkan dengan melukis, karena lihat bapak melukis,” ungkapnya.
Menurut Sutaryat, penerapan dan pengenalan seni sejak dini sangat penting, terutama di tengah meningkatnya minat generasi muda terhadap seni lukis saat ini.
Ia menuturkan bahwa anaknya sendiri juga telah mulai diperkenalkan dengan dunia seni lukis, baik melalui kegiatan workshop maupun fun painting, sebagai upaya menumbuhkan kreativitas dan kecintaan terhadap seni.
“Justru sekarang sudah mulai banyak minat dari anak muda, anak saya juga ngadain workshop, fun painting. Jadi lebih untuk bersenang-senang dengan Lukis, terus koleksi juga banyak yang beli itu anak muda sekarang,” ucapnya.
Sutaryat menjelaskan bahwa proses pembuatan sebuah lukisan membutuhkan waktu yang bervariasi. Untuk satu karya, rata-rata diperlukan waktu sekitar satu hingga dua minggu, tergantung media lukis yang digunakan.
“Rata-rata 1-2 minggu sih, pengerjaannya ada dari kanvas, ada yang akrilik, ada yang minyak, tapi kebanyakan di sini yang cat akrilik kalau yang pemandangan ini dari cat minyak,” ungkapnya.
Melalui karya seninya, Sutaryat berharap generasi muda semakin banyak mengapresiasi seni. Menurutnya, seni memiliki peran penting dalam membentuk estetika, cara pandang, dan gaya hidup masyarakat, serta mampu membawa perubahan positif.
“Untuk anak muda memang lebih banyak berapresiasi. Karena kedepan yang jadi meteran itu kan generasi sekarang, semua elemen di masyarakat itu lebih banyak sekarang lebih ke estetisnya, semua hal dengan seni, sebelum menyentuh ke teknologinya itu biasanya tampilan seninya dulu, makanya diharapkan lebih banyak berapresiasi di seni, karena seni itu bisa berperan untuk mengubah dunia, untuk mengubah cara hidup, mengubah sudut pandang, mengubah cara untuk mengubah dunia menjadi lebih baik,” ucapnya.
Sementara itu, Riswandi Sobana Kusuma (23), salah satu pengunjung asal Tasikmalaya, mengaku sangat menikmati keberadaan lukisan-lukisan di Jalan Braga. Ia tertarik untuk memperhatikan setiap karya yang dipajang sepanjang jalan.
“Indah banget karena orang-orang yang paham seni itu setitik atau sekecil coretan apapun sebagai makna, artinya bermakna,” ungkapnya.
Ia menilai lukisan-lukisan tersebut penting sebagai ciri khas kawasan Jalan Braga dan mengapresiasi kualitas karya yang ditampilkan.
“Penting banget itu sebagai ciri khas di Baraga, saya terkhususnya sebagai pengunjung asli Tasik bisa melihat dari mulai menelusuri sepanjang jalan braga bisa melihat lukisan yang dipajang dan itu bagus-bagus,” ucapnya.

Hal serupa disampaikan Dian Anggraeni (24), pengunjung lainnya. Ia mengaku tertarik melihat lukisan-lukisan yang dipajang di sepanjang jalan karena suasana klasik Braga terasa semakin hidup.
“Saya tertarik melihat lukisan di Jalan Braga karena suasananya unik, jalan yang klasik dipadukan dengan karya seni membuat pengalaman jalan-jalan jadi lebih hidup dan menyenangkan,” ucapnya.
Menurut Dian, lukisan-lukisan di Jalan Braga memiliki kualitas yang baik, karakter yang kuat, serta menunjukkan kemampuan dan gaya masing-masing pelukis.
“Kualitas lukisan di Jalan Braga menurut saya cukup bagus, banyak karya yang detail dan punya karakter kuat, saya bisa melihat bahwa para pelukisnya memang punya kemampuan dan gaya masing-masing,” tutupnya.
