Sentra Kain Cigondewah: Bertahan dari 1982, Membelah Masa Hingga 2025

Restu Nugraha Sauqi
Ditulis oleh Restu Nugraha Sauqi diterbitkan Rabu 30 Apr 2025, 11:43 WIB
Sentra Industri Tekstil Cigondewah (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)

Sentra Industri Tekstil Cigondewah (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)

AYOBANDUNG.ID -- Warga Bandung pasti familiar dengan kata Cigondewah. Seketika, terbayang pertokoan kain dan beragam produk tekstil jika mendengar kata tersebut.

Cigondewah adalah sebuah kawasan sentra industri tekstil di Kecamatan Bandung Kulon. Selain masyhur di dalam negeri, sentra kain ini sudah sangat dikenal oleh negara tetangga. Tak sedikit pembeli produk tekstil Cigondewah yang berasal dari Afganistan, Yaman, Malaysia, Mesir, dan Bruney.

Selain varian produk tekstil yang super lengkap, Cigondewah memang selalu menjadi pilihan belanja karena popularitasnya yang tak lekang dimakan waktu. Tak heran hal tersebut bisa terjadi, sebab sentra industri tersebut sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu, tepatnya pada 1982.

Berdasarkan penelusuran Ayobandung, pendiri Kawasan Tekstil Cigondewah (KTC) Haji Yosi Gaos menuturkan, sebelum tahun 1982, Cigondewah hanyalah desa kecil yang didominasi area sawah dan kebun. Namun pada 1982, terjadi pemekaran wilayah sehingga desa kecil itu terpisah menjadi dua wilayah, Cigondewah Kale dan Cigondewah Hilir.

Keduanya dipecah ke dalam dua wilayah administrasi yang berbeda. Cigondewah Kaler masuk ke wilayah administrasi Kota Bandung. Sementara Cigondewah Hilir masuk ke wilayah Kabupaten Bandung.

"Dulu area ini kebun dan sawah. Memang sudah ada toko-toko kecil tapi jumlahnya bisa dihitung jari. Tapi bukan kain, adanya toko karung dan warung biasa," ujar Haji Yosi.

Akibat pertumbuhan industri di Bandung saat itu, munculah pengolahan limbah industri tekstil. Kebijakan pengolahan limbah ini membuat bahan-bahan dan kain sisa industri wajib dijual kembali pada masyarakat.

Di luar perkiraan, ternyata permintaan untuk jual beli limbah industri sangat tinggi. Perdagangan kain-kain tersebut dilakukan di Cigondewah, hingga akhirnya warga yang terlibat dalam aktivitas jual beli tersebut semakin banyak.

"Masih sepi, awalnya satu dua orang saja Ju perca atau majun. Bahan ini mereka dapat dari limbah pabrik akibat over produksi. Ternyata permintaannya banyak membuat warga lain ikut berjualan," ungkap Haji Yosi menceritakan awal mula berdirinyaKTC Cigondewah.

Cerita Cigondewah yang Tercatat Pena Sejarah

Selain dari penuturan Haji Yosi, Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Triani Widyanti juga sempat melakukan penelitian sejarah sentra kain Cigondewah pada 2011. Dari hasil penelitiannya, tersingkap beberapa fakta menarik tentang asal mula wilayah tersebut terbentuk.

Dalam makalahnya yang berjudul Sentra Perdagangan Kain Cigondewah Kecamatan Bandung Kulon: Suatu Kajian Tentang Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Cigondewah Tahun 1989-2004, yang diterbitkan tahun 2011, Triani mengungkapkan, sebelum tahun 1980, sebanyak 80 persen masyarakat Cigondewah berprofesi sebagai petani, pedagang kecil dan pemulung. Meski banyak pabrik menjamur di sekitar wilayah tersebut, tidak banyak masyarakat yang beralih profesi menjadi buruh pabrik.

Alasan mereka tak bekerja di pabrik, salah satunya karena upah murah yang dianggap tidak menjamin kesejahteraan. Akibatnya banyak warga yang mencari peluang baru dengan berjualan limbah kain sisa produksi dari pabrik sekitar.

Sentra Industri Tekstil Cigondewah (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)

Menurut penelitian Triani, ada tiga tokoh yang menjadi perintis perdagangan kain BS di Cigondewah, yaitu Haji Asep, Haji Bandi dan Husin. Namun tokoh yang paling berpengaruh terhadap kemajuan sentra kain Cigondewah adalah Haji Asep.

Pria yang dulunya pernah bekerja di pabrik tekstil itu berhasil memanfaatkan relasi dan keterampilannya dalam berjualan kain bekas. Keberhasilannya pun diikuti oleh warga sekitar yang memilih berhenti bekerja dari pabrik dan berjualan kain di rumah-rumah.

Aktivitas jual beli itu pun berlangsung hingga saat ini. Tidak hanya toko-toko yang berjajar di pinggir jalan, masyarakat juga berjualan kain di rumah masing-masing.

Meski telah berkembang secara organik dengan cukup baik, popularitas Cigondewah makin moncer di tahun 2007, setelah Pemkot Bandung mulai melakukan intervensi. Dada Rosada, Walikota Bandung saat itu, fokus mengembangkan sentra kain Cigondewah dengan menjadikannya Kampung Kreatif Wisata Kota Bandung.

Sejak itu, banyak konsumen yang berburu kain ke Cigondewah dan membuat pedagang lain berlomba-lomba membuka toko di sana. Maka itu tak heran jika terjadi peningkatan jumlah pedagang yang awalnya 200 toko menjadi 400 toko pada 2022.

Maraknya aktivitas perdagangan kain turut merangsang pertumbuhan industri kecil lainnya. Berdasarkan data Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, terdapat sekitar 54 usaha konveksi di tiga kelurahan Cigondewah pada 2023.

Meski pandemi Covid-19 sempat menggungcang dan meredupkan perdagangan kain Cigondewah, sentra industri ini berhasil bangkit lagi dan berevolusi mengikuti perkembangan zaman. Sekarang, tak sedikit pedagang kain Cigondewah yang juga berjualan dengan mengandalkan platform digital seperti e-commerce dan media sosial. (Restu Nugraha)

Informasi Dasar Pasar Cigondewah

Alamat : Cigondewah Rahayu, Kec. Bandung Kulon, Kota Bandung, Jawa Barat 40214

Jam Buka : 08.00-17.00

Produk : Berbagai jenis kain meliputi katun, spandex, hyget, sifon, rayon crinkle, dan berbagai jenis kain lain seperti wolfis premium, furing puring, dan rasfur

Harga penjual:

- Per kilo gram dari Rp20 ribu sampai Rp300 ribu

- Per meter dari Rp20 ribu sampai Rp500 ribu

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 03 Nov 2025, 08:12 WIB

Mati Kelaparan di Negeri para Bedebah

Membunuh memang tidak selamanya melukai tubuh seseorang dengan senjata.
Ilustrasi Meninggal karena kelaparan (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 20:37 WIB

Mengapa Tidur Cukup Sangat Penting? Begini Cara Mencapainya

Sering begadang? Hati-hati, kurang tidur bisa merusak kesehatan tubuh dan pikiranmu!
Ilustrasi tidur. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 17:53 WIB

Inspirasi Sosok yang Teguh Mengabdi di Cipadung Wetan

Sosok lurah di Cipadung Wetan yang memiliki dedikasi tinggi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Lurah Cipadung Wetan, Bapak Tarsujono S. Sos, M,. M,. (Sumber: Mila Aulia / dok. pribadi | Foto: Mila Aulia)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 15:14 WIB

Peran Orang Tua di Tengah Tantangan Pendidikan Modern

Perkembangan teknologi dan perubahan gaya belajar membuat pendidikan modern tidak lagi sama seperti dulu.
Orang tua dan anaknya. (Sumber: Pexels/Lgh_9)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 14:01 WIB

Ketika Kampus Tak Lagi Aman: Belajar dari Kasus Timothy Anugerah di Universitas Udayana

Kasus meninggalnya Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Universitas Udayana, membuka mata kita tentang bahaya perundungan di lingkungan kampus.
Korban perundungan, Timothy Anugerah. (Tiktok/apaajaboleh2012)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 12:29 WIB

Bermain dengan Sabar, Reza Gebuk 2 Ganda Malaysia, BL Negeri Jiran Marah!

Ini adalah kemenangan ketiga Sabar/Reza dari pasangan Malaysia itu dalam empat pertemuan.
Sabar Karyaman Gutama dan Mohammad Reza Pahlevi Isfahani. (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Jelajah 02 Nov 2025, 11:00 WIB

Hikayat Kasus Penganiayaan Brutal IPDN Jatinangor, Tumbangnya Raga Praja di Tangan Senior Jahanam

Tradisi koreksi berubah jadi ritual kekerasan mematikan. Kasus Cliff Muntu membongkar budaya militeristik yang mengakar di IPDN.
Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, mengikuti Upacara Penutupan Praktik Lapangan I di Lapang Upakarti Soreang, Selasa (13/8/2019). (Sumber: Humas Pemkab Bandung)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 10:05 WIB

Tempat Nongkrong Favorit Mahasiswa Bandung dengan Konsep Otomotif Unik

Ice Cream Service Autoshop & Dine menghadirkan pengalaman kuliner unik di Bandung dengan konsep otomotif yang menarik perhatian.
Ice Cream Service Autoshop & Dine (Foto: Ramzy Ahmad)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 07:30 WIB

Tips Aman Berselancar Internet: Hindari Jebakan Phishing dan Penipuan Online

Waspadai jebakan di dunia maya! Temukan cara mengenali tautan palsu, pesan penipuan, dan trik phishing yang sering menjerat.
Waspada terhadap phishing dan penipuan online. (Sumber: Pexels/Markus Winkle)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 05:42 WIB

Menggenggam Asa Hafalan, Sang Penghidup Tradisi Tahfiz MTs Kifayatul Achyar

Kisah inspiratif Sholihin, pembina tahfiz yang berhasil menghidupkan kembali program hafalan para siswa di MTs Kifayatul Achyar.
Sosok Sholihin yang giat membina tahfiz siswa/i MTs Kifayatul Achyar (Foto: Nabella Putri Sanrissa)
Ayo Biz 01 Nov 2025, 15:18 WIB

Transformasi Pusat Perbelanjaan Bandung, Menjawab Tantangan Ritel dengan Inovasi dan Koneksi Sosial

Perubahan perilaku konsumen, menuntut mal yang dulunya menjadi destinasi utama kini harus bersaing dengan kenyamanan belanja daring dan tuntutan pengalaman lebih personal.
Perubahan perilaku konsumen, menuntut mal yang dulunya menjadi destinasi utama kini harus bersaing dengan kenyamanan belanja daring dan tuntutan pengalaman lebih personal. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 01 Nov 2025, 14:22 WIB

Membentuk Karakter Gen Z di Era Digital: Antara Teknologi, Kreativitas, dan Tantangan Edukasi

Lahir dalam era konektivitas tinggi, Gen Z tumbuh bersama internet, media sosial, dan perangkat pintar yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian.
Lahir dalam era konektivitas tinggi, Gen Z tumbuh bersama internet, media sosial, dan perangkat pintar yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 01 Nov 2025, 12:51 WIB

Menanam Masa Depan, Mustika Arsri dan Revolusi Teknologi di Ladang Petani Muda

Habibi Garden lahir dari visi besar untuk membangkitkan semangat petani muda dan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor agrikultur.
Habibi Garden lahir dari visi besar untuk membangkitkan semangat petani muda dan mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor agrikultur. (Sumber: dok Habibi Garden)
Ayo Jelajah 31 Okt 2025, 21:42 WIB

Hikayat Skandal Kavling Gate, Korupsi Uang Kadeudeuh yang Guncang DPRD Jawa Barat

Saat uang kadeudeuh jadi bencana politik. Skandal Kavling Gate membuka borok korupsi berjamaah di DPRD Jawa Barat awal 2000-an.
Gedung DPRD Jawa Barat.
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 20:26 WIB

Berkunjung ke Perpustakaan Jusuf Kalla di Kota Depok

Perpustakaan Jusuf Kalla bisa menjadi alternatif bagi wargi Bandung yang sedang berkunjung ke luar kota.
Perpustakaan Jusuf Kalla di Kawasan Universitas Islam Internasional Indonesia Kota Depok (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Beranda 31 Okt 2025, 19:03 WIB

Energi Selamatkan Nyawa: Gas Alam Pertamina Terangi Rumah Sakit di Hiruk Pikuk Kota

PGN sebagai subholding gas Pertamina terus memperluas pemanfaatan gas bumi melalui berbagai inovasi, salah satunya skema beyond pipeline menggunakan CNG.
Instalasi Gizi RSUP Hasan Sadikin. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 18:22 WIB

Gunung Puntang, Surga Sejuk di Bandung Selatan yang Sarat Cerita

Gunung Puntang menjadi salah satu destinasi wisata alam yang paling populer di Bandung Selatan.
Suasana senja di kawasan Gunung Puntang, Bandung Selatan. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Naila Salsa Bila)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 17:00 WIB

Kehangatan dalam Secangkir Cerita di Kedai Kopi Athar

Kedai Yang suka dikunjungi mahasiswa UIN SGD 2, tempat refresing otak sehabis belajar.
Kedai Kopi Athar, tempat refresing otak Mahasiswa UIN SGD kampus 2. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Fikri Syahrul Mubarok)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 16:17 WIB

Berhenti Jadi People Pleaser, Yuk Belajar Sayang sama Diri Sendiri!

Jika Anda hidup untuk menyenangkan orang lain, semua orang akan mencintai Anda, kecuali diri Anda sendiri. (Paulo Coelho)
Buku "Sayangi Dirimu, Berhentilah Menyenangkan Semua Orang" (Foto: Penulis)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 16:01 WIB

Santri Jangan Cuma Dirayakan, tapi Dihidupkan

Hari Santri bukan sekadar seremoni. Ia seharusnya menjadi momentum bagi para santri untuk kembali menyalakan ruh perjuangan.
Santri di Indonesia. (Sumber: Unsplash/ Muhammad Azzam)