Literasi Keuangan Mahasiswa Bandung: Antara Inklusi Tinggi dan Risiko Jeratan Utang

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Rabu 26 Nov 2025, 14:53 WIB
Di balik semangat akademik dan gaya hidup modern Kota Bandung, terdapat tantangan serius yang jarang dibicarakan secara mendalam yakni rendahnya literasi keuangan di kalangan mahasiswa. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Di balik semangat akademik dan gaya hidup modern Kota Bandung, terdapat tantangan serius yang jarang dibicarakan secara mendalam yakni rendahnya literasi keuangan di kalangan mahasiswa. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Bandung sebagai kota pendidikan menampung ribuan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Kota ini juga dikenal sebagai pusat kreativitas dan inovasi.

Namun di balik semangat akademik dan gaya hidup modern Kota Bandung, terdapat tantangan serius yang jarang dibicarakan secara mendalam yakni rendahnya literasi keuangan di kalangan mahasiswa. Meski akses terhadap layanan keuangan semakin luas, pemahaman mahasiswa tentang cara mengelola keuangan masih jauh tertinggal.

Data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2025 menunjukkan bahwa indeks inklusi keuangan nasional telah mencapai sekitar 80 persen. Artinya, sebagian besar masyarakat, termasuk mahasiswa, sudah memiliki akses terhadap produk dan layanan keuangan.

Namun, indeks literasi keuangan masih berada di kisaran 60 persen. Ketimpangan ini menandakan bahwa mahasiswa memang sudah menjadi pengguna aktif layanan keuangan, tetapi belum memiliki pengetahuan memadai untuk mengelola risiko dan kewajiban yang melekat pada produk tersebut.

Fenomena ini semakin kompleks ketika dikaitkan dengan karakter generasi muda saat ini yang sering disebut sebagai generasi FOMO (fear of missing out) dan YOLO (you only live once).

Dorongan untuk mengikuti tren, membeli barang demi eksistensi sosial, atau menikmati pengalaman sesaat tanpa perhitungan jangka panjang membuat mahasiswa rentan terhadap perilaku konsumtif. Dalam konteks keuangan, perilaku ini sering diwujudkan melalui penggunaan layanan pay later, kartu kredit, hingga pinjaman online.

Pay later menjadi salah satu tren yang paling menonjol di kalangan mahasiswa Bandung. Kemudahan membeli barang dengan cicilan tanpa kartu kredit membuat layanan ini tampak menarik. Namun, di balik kemudahan tersebut, terdapat risiko gagal bayar yang tinggi.

Banyak mahasiswa yang tidak menyadari bahwa akumulasi cicilan kecil dapat menjadi beban besar ketika jatuh tempo. Tanpa perencanaan finansial yang matang, pay later justru menjadi pintu masuk ke dalam jeratan utang.

Lebih berbahaya lagi adalah maraknya pinjaman online ilegal. OJK mencatat ribuan entitas ilegal masih beroperasi di Indonesia, menawarkan pinjaman cepat tanpa syarat dengan bunga mencekik dan praktik penagihan yang intimidatif.

Mahasiswa, dengan kebutuhan biaya hidup dan gaya hidup digital, menjadi target empuk bagi praktik ini. Banyak yang tergoda karena proses pencairan dana yang instan, tanpa memahami konsekuensi hukum maupun finansial yang menanti.

Asisten Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Jawa Barat, Iman K. Nugraha, menegaskan bahwa mahasiswa termasuk segmen yang memiliki literasi keuangan di bawah rata-rata nasional, meski tingkat inklusi lebih tinggi. Kondisi ini membuat mereka semakin rentan terhadap tawaran produk keuangan yang tidak sehat.

“Perlu penguatan dari literasinya, supaya mereka dibekali dengan informasi yang benar, yang tepat, informasi terkait produk layanan keuangan, sama tidak bisa menyikapi tawaran-tawaran produk layanan keuangan, supaya tidak merugikan mereka tentunya secara individu, dan juga tidak terjerat terhadap aktivitas keuangan ilegal,” ujar Iman di Bandung.

Upaya regulator melalui program GENCARKAN (Gerakan Nasional Cerdas Keuangan) menjadi salah satu strategi untuk mengatasi masalah ini. Program ini bertujuan meningkatkan literasi keuangan secara masif dan merata, dengan fokus pada generasi muda.

Namun, implementasi di lapangan masih menghadapi tantangan besar, terutama karena gaya hidup mahasiswa yang semakin digital dan konsumtif.

Seminar bertajuk “#DoITCERDAS: Belajar Strategi Keuangan Untuk Wujudkan Cheetah Cheetah (cita-cita)” mengajak mahasiswa memahami pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Seminar bertajuk “#DoITCERDAS: Belajar Strategi Keuangan Untuk Wujudkan Cheetah Cheetah (cita-cita)” mengajak mahasiswa memahami pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Dalam konteks ini, seminar yang digelar Home Credit di Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung pada November 2025 dapat dijadikan contoh bagaimana industri keuangan turut berperan dalam edukasi. Seminar bertajuk “#DoITCERDAS: Belajar Strategi Keuangan Untuk Wujudkan Cheetah Cheetah (cita-cita)” mengajak mahasiswa memahami pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak.

Head of Collection Operations Home Credit, Andri Maulana, menekankan bahwa menjaga skor kredit yang sehat adalah fondasi penting untuk masa depan finansial. “Skor kredit yang baik dapat menciptakan berbagai kesempatan dalam hidup, seperti kesempatan kerja hingga akses pembiayaan,” ujarnya.

Andri juga menggambarkan realitas bahwa perilaku finansial mahasiswa hari ini akan memengaruhi masa depan mereka. Skor kredit yang buruk akibat gagal bayar cicilan atau pinjaman dapat menutup akses terhadap peluang kerja maupun pembiayaan produktif. Hal ini menunjukkan bahwa literasi keuangan bukan sekadar teori, melainkan keterampilan hidup yang menentukan masa depan.

Namun, seminar semacam ini hanyalah satu bagian kecil dari tantangan besar yang dihadapi mahasiswa Bandung. Edukasi finansial harus lebih sistematis dan berkelanjutan, tidak hanya berupa kegiatan tahunan atau kampanye sesaat. Kampus, regulator, industri, dan komunitas mahasiswa perlu berkolaborasi untuk membangun budaya finansial yang sehat.

Salah satu kelemahan mendasar mahasiswa adalah minimnya kebiasaan menabung. Survei OJK menunjukkan bahwa generasi muda lebih memilih konsumsi jangka pendek dibanding investasi atau tabungan.

Kondisi ini berbahaya karena mahasiswa tidak memiliki dana darurat. Ketika kebutuhan mendesak muncul, mereka cenderung mencari solusi instan melalui pinjaman online, yang justru memperburuk masalah.

Selain itu, mahasiswa sering kali tidak memahami legalitas produk keuangan. Banyak yang tidak membedakan antara pinjaman resmi yang diawasi OJK dengan pinjaman ilegal.

Padahal, perbedaan ini sangat krusial. Pinjaman resmi memiliki mekanisme perlindungan konsumen, sementara pinjaman ilegal beroperasi tanpa pengawasan dan sering menggunakan cara-cara kasar dalam penagihan.

Industri keuangan seperti Home Credit memang berperan penting dalam memberikan edukasi, namun tidak cukup. Dibutuhkan pendekatan yang lebih luas dan mendalam. Literasi keuangan harus menjadi bagian dari kurikulum kampus, sehingga mahasiswa terbiasa berpikir kritis terhadap tawaran produk keuangan sejak dini.

Literasi keuangan juga harus dipandang sebagai keterampilan hidup, bukan sekadar pengetahuan tambahan. Mahasiswa yang mampu mengelola keuangan dengan bijak akan lebih siap menghadapi dunia kerja, membangun usaha, dan berkontribusi pada perekonomian. Sebaliknya, mahasiswa yang terjebak utang sejak dini akan kesulitan keluar dari siklus finansial yang merugikan.

Bandung, sebagai kota kreatif dan pendidikan, memiliki peluang besar untuk menjadi pionir literasi keuangan mahasiswa. Jika kampus, regulator, dan industri mampu berkolaborasi, Bandung dapat menjadi model nasional dalam membangun generasi muda yang cerdas finansial.

Namun, jika tantangan ini tidak segera diatasi, mahasiswa Bandung akan terus menjadi korban dari ketimpangan literasi dan inklusi. Mereka akan menjadi pengguna aktif layanan keuangan, tetapi tanpa pemahaman yang cukup, sehingga rentan terhadap jeratan utang dan gagal bayar.

Pada akhirnya, literasi keuangan mahasiswa bukan hanya soal angka indeks, melainkan soal masa depan generasi muda. Mahasiswa yang cerdas finansial akan lebih mandiri, produktif, dan mampu menghadapi tantangan ekonomi. Sebaliknya, mahasiswa yang abai terhadap literasi keuangan akan terus terjebak dalam siklus konsumtif dan utang.

Upaya untuk meningkatkan literasi keuangan ini pun menjadi tugas bersama. Kalau kami menilai, memandang literasi keuangan ini, sama-sama dari lembaga keuangan juga, dari asosiasi, dari semua pihak yang memiliki kepentingan untuk sama-sama mengedukasi, mengasosiasi mengenai keuangan," ujar Iman.

Altenatif produk untuk mendukung literasi keuangan:

  1. https://s.shopee.co.id/3AzNkxa0nP
  2. https://s.shopee.co.id/8KhTuU2KtE
  3. https://s.shopee.co.id/6VFpj9dIz0
  4. https://s.shopee.co.id/1BEJNG0ErR
  5. https://s.shopee.co.id/12LzG5Vss
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 17 Des 2025, 21:48 WIB

Dari Bunderan Cibiru hingga Cileunyi Macet Parah, Solusi Selalu Menguap di Udara

Kemacetan di Bunderan Cibiru harus segera ditangani oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan.
Pengendara Mengalami Kemacetan di Bunderan Cibiru, Kota Bandung, (1/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Sufia Putrani)
Beranda 17 Des 2025, 20:27 WIB

Pemkot Bandung Klarifikasi Isu Lambatnya Respons Call Center, Tegaskan Nomor Darurat Resmi 112 Aktif 24 Jam dan Gratis

Koordinator Bandung Command Center, Yusuf Cahyadi, menegaskan bahwa layanan kegawatdaruratan resmi Pemerintah Kota Bandung adalah Call Center 112.
Layanan kegawatdaruratan resmi Pemerintah Kota Bandung adalah Call Center 112
Ayo Netizen 17 Des 2025, 20:04 WIB

Jembatan Penyebrangan Usang Satu-satunya Harus Melayani Jalan Terpanjang di Kota Bandung

Jembatan penyeberangan tunggal di Jalan Soekarno-Hatta yang seharusnya menjadi penyelamat, kini rapuh dan berkarat.
Jembatan penyebrangan Soekarno-Hatta Bandung. Soekarno-Hatta Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buahbatu Kota Bandung (26/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Azzahra Nadhira)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 18:55 WIB

Petugas Kesal Banyak Pembuang Sampah Sembarangan di Kawasan Pasar Kiaracondong

Maraknya sampah ilegal di Pasar Kiaracondong, meskipun pengelolaan sampah sudah rutin berjalan.
Tumpukan sampah yang berada di TPS. Pasar Kiaracondong, Bandung, Sabtu 29/11/2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nasywa Hanifah Alya' Al-Muchlisin)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 17:41 WIB

Dari Keikhlasan Bu Mun, Nasi Pecel 10 Ribu Hasilkan Omzet 5 Juta Sehari

Munjayanah (49) membuka warung usaha nasi pecel setelah 4 cabang warung pecel lelenya tutup, hanya tersisa satu cabang. Kini penghasilannya hingga 5jt per hari.
Bu Mun tengah menyiapkan menu nasi pecel dengan penuh cinta. (Sumber: Dokumen Pribadi | Foto: Annisa Fitri Ramadhani)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 17:08 WIB

Revitalisasi Teras Cihampelas: Selalu Dinanti Entah Kapan Ditepati, Mending Perbaiki yang Lain Saja!

Pemenuhan janji revitalisasi Teras Cihampelas oleh Wali Kota Bandung yang kurang dirasakan warga. Lebih baik, perbaiki yang fasilitas lainnya saja.
Pengunjung Teras Cihampelas di hari kerja pukul 09.30 pada hari Senin (1/12/2025) (Foto: Ammara Ziska)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 16:06 WIB

Mendaki Jadi Tren Anak Muda Bandung

Pendaki Muda Bandung
Para anak muda yang gemar mendaki gunung di Bandung. (Sumber: Dok. pribadi | Foto: Mila Aulia)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 13:58 WIB

Keluhan Mahasiswa di Jalan Soekarno Hatta Soal Pengendara Motor yang Merokok di Jalan

Artikel ini menjelaskan tentang keluhan seorang mahasiswa di Jalan Soekarno Hatta soal pengendara motor yang merokok di jalan.
Seorang pengendara terlihat merokok saat berhenti di tengah kepadatan lalu lintas di kawasan Jalan Soekarno Hatta, Bandung, Selasa (02/12/2025), (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Farid Ahmad Faruqi)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 13:13 WIB

Yth. Wali Kota Bandung: Akses Pejalan Kaki dari Kacamata Perantau

Minimnya trotoar dan rendahnya rasa aman menjadi catatan penting bagi penataan kota yang inklusif.
Akses pejalan kaki di Bandung (Sumber: Dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 12:34 WIB

Ruang Nongkrong 24 Jam yang Menjadi Ikon Baru Bandung Timur

Relatif Kopi sebuah tempat yang pelan-pelan tapi pasti menjadi ikon nongkrong di daerah Bandung Timur.
Di balik cahaya biru yang sederhana, Relatif selalu punya cara buat bikin malam terasa lebih nyaman. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 11:51 WIB

Ketika Kebudayaan Diminta Selalu Kondusif

Kebudayaan yang sepenuhnya rapi, senyap, dan patuh bukanlah tanda kesehatan, melainkan gejala domestikasi.
Gedung Pusat Kebudayaan Jalan Naripan Bandung. (Foto: Abah Omtris)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 09:56 WIB

Rekomendasi Kuliner di Taman Saparua Bandung

Kawasan yang dikenal sebagai ruang publik hijau ini bukan hanya tempat olahraga dan rekreasi, tetapi juga titik pertemuan ragam kuliner khas yang sayang dilewatkan.
SOR Saparua Bandung. (Sumber: Ayobandung.com)
Ayo Netizen 17 Des 2025, 08:58 WIB

Melepas Penat di Bandung Timur, Spot Terbaik untuk Bersepeda Santai

Salah satu tempat yang kini jadi favorit pesepeda di Bandung Timur adalah Summarecon Bandung.
Warga yang sedang bersepeda santai di kawasan Bandung Timur sebagai cara sederhana melepas penat dan menjaga kebugaran. (Foto: Zahwa Rizkiana)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 20:46 WIB

Bandung Dikepung Awan Gelap: Mengapa Banjir Kilat dan Angin Ekstrem Kini Sering Terjadi?

Mengkaji peningkatan banjir kilat dan angin ekstrem di Bandung akibat dinamika cuaca, perubahan iklim, dan perubahan tata guna lahan.
Warga memanfaatkan delman untuk melintasi jalan permukiman yang terendam banjir, saat akses kendaraan bermotor terganggu akibat genangan air. (Sumber: Dokumentasi Warga | Foto: Dokumentasi Warga)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 20:23 WIB

Siklus Tahunan yang Tak Kunjung Diakhiri di Kota Bandung

Kerusakan infrastruktur dan salah kelola lingkungan picu banjir tahunan di Bandung.
Banjir yang terjadi akibat tersumbatnya saluran air di Gang Nangkasuni, (07/03/2025). (Sumber: Irene Sinta)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 18:55 WIB

Mencicipi Cita Rasa Bakmi Ayam Madu di Sudut Kota Bandung

Bakmi OBC toping ayam madu dan panggang, Jln. Rancabentang I No. 12 Ciumbuleuit, Bandung, Jumat (28/11/2025).
Bakmi OBC toping ayam madu dan panggang, Jl. Rancabentang I No. 12 Ciumbuleuit, Bandung, Jumat (28/11/2025). (Sumber: Dok. pribadi | Foto: Arini Nabila)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 18:30 WIB

Jejak Rempah di Sepiring Ayam Geprek Favorit Anak Kos

Ayam geprek rempah dengan bumbu yang meresap hingga ke dalam daging, disajikan dengan kailan krispi dan sambal pedas yang nagih.
Ayam Geprek Rempah dilengkapi dengan kailan crispy dan sambal pedas yang nagih. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Firqotu Naajiyah)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 18:07 WIB

Wali Kota Farhan, Mengapa Respons Call Center Aduan Warga Bandung Lambat Sekali?

Warga Bandung mengeluh, Call Center Pemkot lambat merespons.
Gambaran warga yang menunjukkan rasa frustasi mereka saat menunggu jawaban dari Call Center Pemkot Bandung yang tak kunjung direspons. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 17:46 WIB

Nasib Naas Warga Sekitar Podomoro Park, Banjir Kiriman Jadi Rutinitas Musim Hujan

Pembangunan Podomoro Park yang selalu memberikan dampak negatif dan tidak memprihatinkan kenyamanan lingkungan penduduk sekitar.
Genangan air, imbas dari tidak adanya irigasi yang lancar (14/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Shafwan Harits A.)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 17:30 WIB

Seharusnya Ada Peran Wali Kota Bandung: Warga Harus Nyaman, Konvoi Bobotoh Tetap Berjalan

Kemenangan persib bandung selalu memicu euforia besar di kalamgan masyarakat Jawa Barat terjadi setiap persib meraih juara.
Ribuan bobotoh memenuhi ruas jalan Bandung saat merayakan kemenangan Persib Bandung pada Minggu sore, 25 Mei 2025. (foto: Della Titya)