AYOBANDUNG.ID -- Dalam lanskap ekonomi Indonesia yang tengah bertransformasi menuju inklusi dan keberlanjutan, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama. Sektor perbankan, sektor produktif, UMKM, dan industri kreatif kini tidak lagi berjalan sendiri-sendiri, melainkan saling terhubung dalam ekosistem yang saling menguatkan. Livin’ Fest Bandung 2025 menjadi contoh konkret bagaimana sinergi ini dapat diwujudkan secara nyata.
Festival yang digelar oleh Bank Mandiri di Trans Studio Mall Bandung menjadi platform strategis untuk mempertemukan pelaku usaha lokal dengan pasar yang lebih luas. Lebih dari 150 tenant dari berbagai sektor hadir, mencerminkan keragaman ekonomi kreatif dan produktif yang tumbuh di Indonesia.
Regional CEO Region VI / Jawa Barat, Nila Mayta Dwi Rihandjani, menyebut Livin’ Fest sebagai wadah kolaboratif yang mempertemukan UMKM, pelaku industri kreatif, dan mitra usaha nasional dalam satu ekosistem. “Kami ingin menghadirkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan membuka lebih banyak peluang bagi seluruh kalangan,” ujarnya.
Kolaborasi ini tidak hanya bersifat simbolik, tetapi juga operasional. Bank Mandiri menghadirkan program pembiayaan bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan di bawah Rp8 juta, dengan cicilan rumah mulai dari Rp1 juta hingga Rp1,5 juta selama 20 tahun. Ini menjadi langkah konkret dalam mendorong kepemilikan aset dan stabilitas ekonomi keluarga.
Di sisi lain, sektor otomotif juga mendapat dukungan melalui program Mandiri Auto, yang menawarkan bunga kompetitif 1,27 persen per tahun. Kolaborasi dengan merek ternama seperti BMW, Honda, dan Suzuki menunjukkan bahwa sektor perbankan mampu menjembatani kebutuhan mobilitas masyarakat dengan solusi finansial yang terjangkau.
UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional turut mendapat panggung utama. Gerai-gerai UMKM di Livin’ Fest menawarkan produk fashion, aksesoris, dan kuliner dengan harga menarik, sekaligus membuka peluang promosi dan transaksi digital melalui Livin’ by Mandiri.
“Jadi mari kita membangun UMKM dan meningkatkan perekonomian di Jawa Barat dengan banyak-banyak belanja,” ajak Nila kepada masyarakat.
Industri kreatif juga mendapat ruang ekspresi melalui penampilan musisi lokal dan nasional, serta kolaborasi dengan mitra strategis seperti KUY Media Group dan Inacraft. Ini menunjukkan bahwa ekonomi kreatif bukan hanya soal seni, tetapi juga tentang penciptaan nilai ekonomi dan sosial.
Dalam aspek digital, Bank Mandiri memperkuat ekosistem transaksi melalui Livin’ by Mandiri. Dengan lebih dari 31,6 juta pengguna di seluruh Indonesia, digitalisasi menjadi pendorong utama inklusi keuangan dan efisiensi transaksi.
“Kita menggunakan livin yang semuanya sudah sangat digital. Jadi Bank Mandiri kan ini adalah bank digital yang sesungguhnya,” tegas Nila.
Kolaborasi juga melibatkan lembaga pemerintah seperti Dukcapil, Imigrasi, Kepolisian, dan Kementerian Kesehatan. Sosialisasi dari RS Hasan Sadikin dan RS Mata Cicendo menunjukkan bahwa inklusi ekonomi juga mencakup sektor kesehatan dan pelayanan publik.
Dengan target 10 ribu pengunjung per hari dan transaksi harian sebesar Rp3 miliar, Livin’ Fest menjadi motor penggerak ekonomi lokal yang berdampak langsung pada pelaku usaha dan masyarakat.
“Target Transaksi hariannya itu targetnya sekitar Rp3 miliar setiap hari, dikalikan 4. Kita berharap bisa lebih daripada itu kalau targetnya 10 ribu orang,” tambah Nila.
Melalui Livin Suka dan Kopra, Bank Mandiri mengintegrasikan pembiayaan UMKM dari level korporat hingga mikro. Pendekatan ini menjadi solusi atas tantangan “missing middle” yang masih membayangi sektor usaha kecil dan menengah di Indonesia.
Tantangan ekonomi Indonesia saat ini mencakup ketimpangan akses pembiayaan, digitalisasi yang belum merata, dan daya saing UMKM yang masih rendah. Namun, dengan sinergi lintas sektor seperti yang ditunjukkan dalam Livin’ Fest, potensi akselerasi pertumbuhan ekonomi semakin terbuka.
Jawa Barat sebagai provinsi dengan kontribusi ekonomi terbesar kedua di Indonesia memiliki peran strategis. Dengan pertumbuhan ekonomi 4,98% pada triwulan I 2025, daerah ini menunjukkan ketahanan dan potensi besar dalam sektor industri dan kreatif.
Bandung sebagai episentrum ekonomi kreatif di Jawa Barat menjadi laboratorium ideal untuk menguji model kolaborasi ini. Livin’ Fest menjadi bukti bahwa pendekatan berbasis ekosistem dapat mendorong inklusi, inovasi, dan keberlanjutan ekonomi.
Dengan semangat “Sinergi Majukan Negeri”, kolaborasi antara sektor perbankan, sektor produktif, UMKM, dan industri kreatif bukan hanya strategi bisnis, tetapi juga gerakan sosial untuk membangun ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan.
Bank Mandiri menunjukkan bahwa transformasi ekonomi tidak harus menunggu regulasi atau kebijakan makro, tetapi bisa dimulai dari inisiatif lokal yang berdampak nasional. Livin’ Fest Bandung 2025 adalah bukti bahwa sinergi adalah jalan menuju masa depan ekonomi Indonesia yang inklusif.
“Jadi semua, dari yang level korporatenya sampai ke level yang paling kecilnya yang kita ingin garap semuanya dalam satu ekosistem yang ada di Livin dan juga di Kopra,” pungkas Nila.
Alternatif produk UMKM Bandung atau Jawa Barat: