Mendorong Pertumbuhan Inklusif Lewat Festival Kolaboratif dan Digitalisasi Finansial

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Kamis 23 Okt 2025, 20:36 WIB
Sektor perbankan, sektor produktif, UMKM, dan industri kreatif kini tidak lagi berjalan sendiri-sendiri, melainkan saling terhubung dalam ekosistem yang saling menguatkan.

Sektor perbankan, sektor produktif, UMKM, dan industri kreatif kini tidak lagi berjalan sendiri-sendiri, melainkan saling terhubung dalam ekosistem yang saling menguatkan.

AYOBANDUNG.ID -- Dalam lanskap ekonomi Indonesia yang tengah bertransformasi menuju inklusi dan keberlanjutan, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama. Sektor perbankan, sektor produktif, UMKM, dan industri kreatif kini tidak lagi berjalan sendiri-sendiri, melainkan saling terhubung dalam ekosistem yang saling menguatkan. Livin’ Fest Bandung 2025 menjadi contoh konkret bagaimana sinergi ini dapat diwujudkan secara nyata.

Festival yang digelar oleh Bank Mandiri di Trans Studio Mall Bandung menjadi platform strategis untuk mempertemukan pelaku usaha lokal dengan pasar yang lebih luas. Lebih dari 150 tenant dari berbagai sektor hadir, mencerminkan keragaman ekonomi kreatif dan produktif yang tumbuh di Indonesia.

Regional CEO Region VI / Jawa Barat, Nila Mayta Dwi Rihandjani, menyebut Livin’ Fest sebagai wadah kolaboratif yang mempertemukan UMKM, pelaku industri kreatif, dan mitra usaha nasional dalam satu ekosistem. “Kami ingin menghadirkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan membuka lebih banyak peluang bagi seluruh kalangan,” ujarnya.

Kolaborasi ini tidak hanya bersifat simbolik, tetapi juga operasional. Bank Mandiri menghadirkan program pembiayaan bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan di bawah Rp8 juta, dengan cicilan rumah mulai dari Rp1 juta hingga Rp1,5 juta selama 20 tahun. Ini menjadi langkah konkret dalam mendorong kepemilikan aset dan stabilitas ekonomi keluarga.

Di sisi lain, sektor otomotif juga mendapat dukungan melalui program Mandiri Auto, yang menawarkan bunga kompetitif 1,27 persen per tahun. Kolaborasi dengan merek ternama seperti BMW, Honda, dan Suzuki menunjukkan bahwa sektor perbankan mampu menjembatani kebutuhan mobilitas masyarakat dengan solusi finansial yang terjangkau.

UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional turut mendapat panggung utama. Gerai-gerai UMKM di Livin’ Fest menawarkan produk fashion, aksesoris, dan kuliner dengan harga menarik, sekaligus membuka peluang promosi dan transaksi digital melalui Livin’ by Mandiri.

“Jadi mari kita membangun UMKM dan meningkatkan perekonomian di Jawa Barat dengan banyak-banyak belanja,” ajak Nila kepada masyarakat.

Industri kreatif juga mendapat ruang ekspresi melalui penampilan musisi lokal dan nasional, serta kolaborasi dengan mitra strategis seperti KUY Media Group dan Inacraft. Ini menunjukkan bahwa ekonomi kreatif bukan hanya soal seni, tetapi juga tentang penciptaan nilai ekonomi dan sosial.

Dalam aspek digital, Bank Mandiri memperkuat ekosistem transaksi melalui Livin’ by Mandiri. Dengan lebih dari 31,6 juta pengguna di seluruh Indonesia, digitalisasi menjadi pendorong utama inklusi keuangan dan efisiensi transaksi.

“Kita menggunakan livin yang semuanya sudah sangat digital. Jadi Bank Mandiri kan ini adalah bank digital yang sesungguhnya,” tegas Nila.

Kolaborasi juga melibatkan lembaga pemerintah seperti Dukcapil, Imigrasi, Kepolisian, dan Kementerian Kesehatan. Sosialisasi dari RS Hasan Sadikin dan RS Mata Cicendo menunjukkan bahwa inklusi ekonomi juga mencakup sektor kesehatan dan pelayanan publik.

Dengan target 10 ribu pengunjung per hari dan transaksi harian sebesar Rp3 miliar, Livin’ Fest menjadi motor penggerak ekonomi lokal yang berdampak langsung pada pelaku usaha dan masyarakat.

“Target Transaksi hariannya itu targetnya sekitar Rp3 miliar setiap hari, dikalikan 4. Kita berharap bisa lebih daripada itu kalau targetnya 10 ribu orang,” tambah Nila.

Melalui Livin Suka dan Kopra, Bank Mandiri mengintegrasikan pembiayaan UMKM dari level korporat hingga mikro. Pendekatan ini menjadi solusi atas tantangan “missing middle” yang masih membayangi sektor usaha kecil dan menengah di Indonesia.

Tantangan ekonomi Indonesia saat ini mencakup ketimpangan akses pembiayaan, digitalisasi yang belum merata, dan daya saing UMKM yang masih rendah. Namun, dengan sinergi lintas sektor seperti yang ditunjukkan dalam Livin’ Fest, potensi akselerasi pertumbuhan ekonomi semakin terbuka.

Jawa Barat sebagai provinsi dengan kontribusi ekonomi terbesar kedua di Indonesia memiliki peran strategis. Dengan pertumbuhan ekonomi 4,98% pada triwulan I 2025, daerah ini menunjukkan ketahanan dan potensi besar dalam sektor industri dan kreatif.

Bandung sebagai episentrum ekonomi kreatif di Jawa Barat menjadi laboratorium ideal untuk menguji model kolaborasi ini. Livin’ Fest menjadi bukti bahwa pendekatan berbasis ekosistem dapat mendorong inklusi, inovasi, dan keberlanjutan ekonomi.

Dengan semangat “Sinergi Majukan Negeri”, kolaborasi antara sektor perbankan, sektor produktif, UMKM, dan industri kreatif bukan hanya strategi bisnis, tetapi juga gerakan sosial untuk membangun ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan.

Bank Mandiri menunjukkan bahwa transformasi ekonomi tidak harus menunggu regulasi atau kebijakan makro, tetapi bisa dimulai dari inisiatif lokal yang berdampak nasional. Livin’ Fest Bandung 2025 adalah bukti bahwa sinergi adalah jalan menuju masa depan ekonomi Indonesia yang inklusif.

“Jadi semua, dari yang level korporatenya sampai ke level yang paling kecilnya yang kita ingin garap semuanya dalam satu ekosistem yang ada di Livin dan juga di Kopra,” pungkas Nila.

Alternatif produk UMKM Bandung atau Jawa Barat:

  1. https://s.shopee.co.id/4VUP3BwG48
  2. https://s.shopee.co.id/1gADg6LKnc
  3. https://s.shopee.co.id/8zwoPeRLJA
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 23 Okt 2025, 21:22 WIB

Mengapa Pejabat Kita Perlu Membaca Buku?

Masihkah kita bisa berharap pada kebijakan publik yang berkualitas, jika pejabatnya sendiri jarang membaca buku?
Tanpa literasi atau membaca buku, pejabat hanya melahirkan kebijakan reaktif, dangkal, dan jangka pendek. (Sumber: Instagram | nusantara_maps)
Ayo Biz 23 Okt 2025, 20:55 WIB

Potensi Pasar Modal Syariah Indonesia: Tumbuh tapi Belum Proporsional?

Geliat investasi syariah menunjukkan tren positif, ditandai meningkatnya jumlah investor, diversifikasi produk, dan penetrasi teknologi yang memudahkan akses terhadap instrumen keuangan halal.
Geliat investasi syariah menunjukkan tren positif, ditandai meningkatnya jumlah investor, diversifikasi produk, dan penetrasi teknologi yang memudahkan akses terhadap instrumen keuangan halal. (Sumber: Freepik)
Ayo Biz 23 Okt 2025, 20:36 WIB

Mendorong Pertumbuhan Inklusif Lewat Festival Kolaboratif dan Digitalisasi Finansial

Sektor perbankan, sektor produktif, UMKM, dan industri kreatif kini tidak lagi berjalan sendiri-sendiri, melainkan saling terhubung dalam ekosistem yang saling menguatkan.
Sektor perbankan, sektor produktif, UMKM, dan industri kreatif kini tidak lagi berjalan sendiri-sendiri, melainkan saling terhubung dalam ekosistem yang saling menguatkan.
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 19:34 WIB

Perelek, Kosakata Jadul yang Timbul Lagi

Perelek, sebuah kata jadul yang nyaris tenggelam ditelan zaman, belakangan ini ramai lagi dibicarakan di sosial media.
Dedi Mulyadi. (Sumber: Dok. DSDA Jabar)
Ayo Jelajah 23 Okt 2025, 18:40 WIB

Sejarah Tol Cipularang, Jalan Cepat Pertama ke Bandung yang Dibangun dari Warisan Krisis

Sejarah Tol Cipularang dari proyek gagal era 1990-an hingga simbol konektivitas Jakarta–Bandung. Penuh kisah krisis, pembangunan, dan mitos Gunung Hejo.
Tol Cipularang. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 18:31 WIB

Diskriminasi Kelompok Minoritas oleh Muslim di Indonesia, Memahami Teori Identitas dan Persepsi Sosial

Membedah fenomena sosial ironis, yang kerap kali terjadi di tengah masyarakat sosial Indonesia.
Ilustrasi ruangan dalam gereja. (Sumber: Unsplash/Kaja Sariwating)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 17:49 WIB

I'ie Sumirat Legenda Bulutangkis Indonesia dari Bandung

I’ie Sumirat lahir di Bandung pada 15 November 1950 dan mulai menekuni bulutangkis sejak masa remaja.
Pada tahun 1976, puncak karier I’ie Sumirat tercapai saat ia berhasil menjuarai All England bersama pasangannya. (Sumber: Instagram/Badminton Indonesia)
Ayo Jelajah 23 Okt 2025, 16:18 WIB

Hikayat Komplotan Bandit Revolusi di Cileunyi, Sandiwara Berdarah Para Tentara Palsu

Kabut malam menutup jejak empat bandit berseragam. Dari Cileunyi hingga Rancaekek, tragedi itu jadi legenda kelam Bandung era revolusi tahun 1950-an.
Ilustrasi truk melintasi jalanan Cileunyi, Bandung, tahun 1950-an.
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 15:27 WIB

Dalam Budaya Ketimuran, Komunitas LGBT malah Berkembang, Apa Penyebabnya?

LGBT sudah semakin banyak ditemui di dunia. Bagaimana bisa, hal yang pernah tabu itu menjadi normal di masa sekarang?
LGBT sudah semakin banyak ditemui di dunia. Bagaimana bisa, hal yang pernah tabu itu menjadi normal di masa sekarang? (Sumber: Pexels/Alexander Grey)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 13:10 WIB

Bandung Menawan, Bandung Siaga: Belajar Hidup Selaras dengan Alam

Di balik keindahan dan kreativitasnya, Bandung belajar menata diri, bukan sekadar untuk tampil menawan.
Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung. (Sumber: Pexels/Raka Miftah)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 11:31 WIB

Hikayat Kaum Sarungan

Santri adalah peneguh nilai, penjaga moral bangsa, dan penggerak perubahan sosial.
Kampanye pakai sarung dengan fashion show di jalanan yang dilakukan oleh pecinta budaya di Semarang. Diperingati 3 Maret, sarung punya sejarah panjang. (Sumber: Ayo Semarang.com | Foto: Audrian Firhannusa)
Ayo Jelajah 23 Okt 2025, 11:21 WIB

Dari Barak Tentara ke Istana, Sejarah Mobil Maung Pindad Buatan Bandung

Dari bengkel kecil di Bandung hingga jadi mobil dinas pejabat, Maung buatan Pindad berubah dari kendaraan tempur jadi simbol nasionalisme baru.
Deretan kendaraan khusus Maung MV 3 Produksi PT Pindad di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 10:10 WIB

Seperti Surabaya, Bandung Harus Belajar Atasi Limbah Popok dan Pembalut

Surabaya telah berhasil menjadi kota berkelanjutan karena upayanya dalam menghijaukan lingkungan.
Ilustrasi popok bayi. (Sumber: Pexels/Emma Bauso)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 08:57 WIB

Sore: Istri Dari Masa Depan, Cinta yang Terjebak dalam Putaran Waktu

Yandy Laurens selaku sutradara mengemas film "Sore: Istri Dari Masa Depan" dengan konsep time loop atau perjalanan lintas waktu.
Poster film Sore: Istri dari Masa Depan. (Sumber: Instagram/sheiladaisha)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 07:50 WIB

Kliwon dan Komposisi Instrumen Sorawatu

Komposisi kliwon disepakati sebagai proses mengheningkan cipta pada semesta.
 (Foto: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 21:06 WIB

Setahun Pendidikan Bermakna, Menanam Peradaban Lewat Tindakan Nyata

Menyoroti langkah Kemendikdasmen dalam membangun peradaban melalui kebijakan yang berdampak nyata bagi generasi muda.
Foto mengajar di SD Tewang Kadamba, Kalteng. (Foto: Eka)
Ayo Biz 22 Okt 2025, 20:30 WIB

Membangun Wisata yang Tak Merusak tapi Menghidupkan Alam dan Budaya Lokal

Di tengah tekanan kerja dan digitalisasi, banyak orang mencari pelarian ke alam. Tapi bukan sekadar alam liar, mereka menginginkan pula kenyamanan, estetika, dan pengalaman.
Di tengah gempuran wisata urban dan digital, LGE tetap mengusung semangat pelestarian budaya lokal Sunda, mulai dari nama tempat, makanan tradisional, hingga permainan rakyat. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 20:10 WIB

Enam Akar Asal-usul Agama

Jauh sebelum berdiri gereja, kuil, atau masjid, manusia telah lebih dulu menatap langit, gunung, petir, dan kematian dengan perasaan yang campur aduk.
The Histomap of Religion: The Story of Man’s Search for Spiritual Unity (John B. Sparks, 1952) (Sumber: UsefulCharts, https://www.youtube.com/watch?v=5EBVuToAaFI) | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 19:17 WIB

Gastrokolonialisme: Pelajaran Pangan dari Hawaii untuk Indonesia

Tanpa kita sadari justru kita masih dijajah secara halus lewat orientasi pangan lokal yang semakin tergantikan dengan kampanye makanan olahan
Mengutip dari Sebumi, sebab pada akhirnya  perjuangan melawan kelaparan bukan sekedar mengisi perut, melainkan mengembalikan martabak di meja makan kita sendiri (Sumber: Freepik)
Ayo Biz 22 Okt 2025, 18:44 WIB

Pasar Syariah Belum Kompetitif? Begini Tantangan dan Solusi Investasi Islam di Indonesia

Dengan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, potensi pengembangan instrumen keuangan yang sesuai prinsip syariah dinilai sangat besar.
Dengan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, potensi pengembangan instrumen keuangan yang sesuai prinsip syariah dinilai sangat besar. (Sumber: Freepik)