Twinnietwoes, Abon Tongkol Pasti Deudeuieun dari Garut

Hengky Sulaksono
Ditulis oleh Hengky Sulaksono diterbitkan Senin 02 Jun 2025, 17:57 WIB
Abon tongkol Twinnietwoes (Sumber: Instagram @abon.tongkol_)

Abon tongkol Twinnietwoes (Sumber: Instagram @abon.tongkol_)

AYOBANDUNG.ID - Di dapur mungil sebuah rumah di Tarogong Kidul, Garut, aroma gurih ikan tongkol yang disuwir dan ditumis kering menguar setiap pagi. Dari balik wajan besar itu, seorang ibu rumah tangga tengah sibuk mengaduk abon yang kelak akan dikemas dan dikirim ke berbagai kota. Tak banyak yang tahu, dari tempat sederhana inilah lahir produk kuliner kreatif yang kini mulai menembus pasar oleh-oleh dan jadi perbincangan di kalangan pecinta makanan praktis.

UMKM itu bernama Twinnietwoes. Sejak akhir 2019, Twinnietwoes dikenal dengan produk abon tongkol keringnya yang renyah dan gurih. Produk ini lahir bukan dari dapur profesional atau investasi besar, melainkan dari ketekunan seorang ibu rumah tangga yang ingin tetap produktif di tengah pandemi. “Waktu itu saya cuma di rumah, enggak bisa ke mana-mana. Terus adik saya nyeletuk, ‘Teh, mending bikin sesuatu deh,’” kenangnya.

Dari situlah ia mengingat resep lama milik nenek angkatnya yang dulu sering membuat abon ayam. Dengan sedikit eksperimen, ia pun mengadaptasi resep itu untuk ikan tongkol. Hasilnya cukup menjanjikan. Tekstur kering yang awet disimpan, rasa gurih-pedas yang pas, membuat abon tongkol Twinnietwoes cepat mendapat tempat di hati konsumen.

“Di YouTube kebanyakan orang bikin abon tongkolnya basah. Saya coba bikin yang kering biar awet buat disimpan dan dikirim jauh,” ujarnya. Awal penjualan hanya sebatas ke teman-teman adiknya yang ngekos di Bandung. Tapi dari mulut ke mulut, pesanan terus mengalir.

Produk ini bukan hanya abon tongkol biasa. Twinnietwoes juga berinovasi menciptakan samosa isi abon tongkol, sagon kebul, dan kini sedang mencoba memasarkan sumpia isi abon. “Saya pengin terus coba-coba yang baru. Tapi tetap pakai rasa tongkol andalan ini,” katanya.

Berjuang dari Bawah, Perlahan Naik Kelas

Pada mulanya, semua dikerjakan dengan dana terbatas. Ia menggunakan tabungan pribadi sebesar Rp1,5 juta untuk produksi awal. “Terus kebetulan ada saudara kerja di PNM, katanya pinjam di sana aja, bunganya ringan,” tuturnya. Ia pun mengajukan pinjaman pertama sebesar Rp2 juta dan membeli peralatan seperti spinner. Kemudian pada 2021, pinjamannya bertambah menjadi Rp3 juta untuk mendukung produksi yang makin meningkat saat permintaan abon tongkol memuncak selama pandemi.

Tak hanya bantuan modal, Twinnietwoes juga mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari PNM. “Packaging sekarang ini hasil ikut pelatihan. Dulu cuma pakai plastik biasa, sekarang lebih menarik,” katanya sambil menunjukkan kemasan barunya yang rapi dan berlabel. Ia juga diajarkan strategi digital marketing, dan kini akun Instagram @abon.tongkol_ mulai ramai pesan langsung (DM) dari pembeli baru.

Dari hanya lingkaran pertemanan, kini produk Twinnietwoes sudah beredar di toko oleh-oleh dan pernah dikirim ke luar Jawa seperti Kalimantan. Bahkan sempat pula sampai ke Malaysia, dibawa oleh pekerja migran Indonesia yang rindu rasa kampung halaman. “Sayangnya sekarang TKW-nya sudah pulang. Tapi saya masih pengin bisa ekspor lagi, secara resmi,” harapnya.

Perjalanan usahanya tidak selalu mulus. Di tahun 2024, ia sempat berhenti produksi selama hampir enam bulan karena menurunnya permintaan dan modal yang habis. Ia kembali mengajukan pinjaman ke PNM, kali ini sebesar Rp5 juta, untuk menghidupkan dapur produksinya lagi. Bahkan, dari keuntungan penjualan abon dan uang pensiunan suami, kini ia juga membuka warung sembako dan depot air isi ulang di perumahannya. “Alhamdulillah rame, mungkin karena warung pertama di komplek,” ucapnya.

Twinnietwoes adalah gambaran nyata bagaimana sebuah ide sederhana bisa berkembang menjadi produk unggulan daerah, jika dikelola dengan ketekunan dan dukungan yang tepat. Dari Garut, abon tongkol kering ini membuktikan bahwa oleh-oleh tak harus manis-manis atau keripik saja—yang penting, rasanya bikin deudeuieun.

Informasi Twinnietwoes

Instagram: https://www.instagram.com/abon.tongkol_

WhatsApp: 082316400226

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Redaksi
Redaksi
Editor
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 16 Des 2025, 12:57 WIB

Kang Ripaldi, Sosok di Balik Gratisnya Komunitas 'Teman Bicara'

Ripaldi, founder teman bicara yang didirikannya secara gratis untuk mewadahi anak muda yang ingin berlatih public speaking, mc wedding, mc event, mc birthday, hingga voice over secara gratis.
Ripaldi Endikat founder Teman Bicara (Sumber: Instagram Ripaldi Endikat | Foto: Tim Endikat Teman Bicara)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 12:04 WIB

Dari Hobi Menggambar Jadi Brand Fasion Lokal di Bandung

Bringace adalah merek fesyen lokal yang didirikan di Bandung pada tahun 2023.
 T-Shirt "The Unforgotten" dari Bringace. (Istimewa)
Ayo Jelajah 16 Des 2025, 10:07 WIB

Sejarah Universitas Padjadjaran, Lahirnya Kawah Cendikia di Tanah Sunda

Sejarah Universitas Padjadjaran bermula dari tekad Jawa Barat memiliki universitas negeri sendiri di tengah keterbatasan awal kemerdekaan.
Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 09:36 WIB

Dari Panggung Gigs ke Aksi Sosial di Flower City Festival 2025

Flower City Festival (FCF) 2025 sukses mengumpulkan dana senilai Rp56.746.500 untuk korban bencana di Sumatera.
Suasana Flower City Festival 2025 di Kopiluvium, Kiara Artha Park, Bandung (11/12/2025) (Sumber: Dokumentasi panitia FCF 2025 | Foto: ujjacomebackbdg)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 09:10 WIB

Berjualan di Trotoar, PKL Caringin Menginginkan Ruang Publik dari Wali Kota Bandung

PKL di Caringin yang berjualan di trotoar berharap ada penataan agar mereka bisa berjualan lebih tertib.
Sejumlah pedagang kaki lima yang tetap berjualan meski hujan di malam hari di kawasan Caringin 30-11-2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Raifan Firdaus Al Farghani)
Beranda 16 Des 2025, 07:38 WIB

Suara Perempuan di Garis Depan Perlawanan yang Disisihkan Narasi Kebijakan

Dari cerita personal hingga analisis struktural, diskusi ini membuka kembali pertanyaan mendasar: pembangunan untuk siapa dan dengan harga apa.
Suasan diskusi buku “Pembangunan Untuk Siapa: Kisah Perempuan di Kampung Kami” Minggu (14/12) di perpustaakan Bunga di Tembok, Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Beranda 15 Des 2025, 21:18 WIB

Tanda Kerusakan Alam di Kabupaten Bandung Semakin Kritis, Bencana Alam Meluas

Seperti halnya banjir bandang di Sumatera, kondisi alam di wilayah Kabupaten Bandung menunjukkan tanda-tanda kerusakan serius.
Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 20:05 WIB

Tahun 2000-an, Palasari Destinasi 'Kencan Intelektual' Mahasiswa Bandung

Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung.
 Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Farisi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 19:25 WIB

Benang Kusut Kota Bandung: Penataan Kabel Tak Bisa Lagi Ditunda

Kabel semrawut di berbagai sudut Kota Bandung merusak estetika kota dan membahayakan warga.
Kabel-kabel yang menggantung tak beraturan di Jl. Katapang, Lengkong, Kota Bandung, pada Rabu (03/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Masayu K.)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 18:08 WIB

Menghangat di Hujan Bandung dengan Semangkuk Mie Telur Mandi dari Telur Dadar JUARA

“Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial.
 “Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:14 WIB

Mengukus Harapan Senja di Jatinangor

Ketika roti kukus di sore hari menjadi kawan sepulang kuliah.
Roti-roti yang dikukus kembali sebelum diberi topping. (Foto: Abigail Ghaissani Prafesa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:04 WIB

Selamat Datang di Kota Bandung! Jalan Kaki Bisa Lebih Cepat daripada Naik Kendaraan Pribadi

Bandung, yang pernah menjadi primadona wisata, kini menduduki peringkat sebagai kota termacet di Indonesia.
Deretan kendaraan terjebak dalam kemacetan pasca-hujan di Kota Bandung, (03/12/2025). (Foto: Zaidan Muafa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:52 WIB

Cerita Kuliner Nasi Tempong dan Jalanan Lengkong yang tak Pernah Sepi

Salah satu kisahnya datang dari Nasi Tempong Rama Shinta, yang dahulu merasakan jualan di gerobak hingga kini punya kedai yang selalu ramai pembeli.
Jalan Lengkong kecil selalu punya cara menyajikan malam dengan rasa di Kota Bandung, (05/11/2025). (Foto: Zaki Al Ghifari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:09 WIB

Lampu Lalu Lintas Bermasalah, Ancaman Kecelakaan yang Perlu Ditangani Cepat

Lampu lalu lintas di perempatan Batununggal dilaporkan menampilkan hijau dari dua arah sekaligus yang memicu kebingungan dan potensi kecelakaan.
Kondisi lalu lintas yang berantakan di perempatan Batununggal, Kota Bandung (4/12/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Amelia Ulya)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:56 WIB

Terjangkau namun Belum Efisien, Trans Metro Pasundan di Mata Mahasiswa

Mahasiswa di Bandung memilih bus kota sebagai transportasi utama, namun masih menghadapi kendala pada rute, jadwal, dan aplikasi.
Suasana di dalam bus Trans Metro Pasundan di sore hari pada hari Selasa (2/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dheana Husnaini)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:16 WIB

Bandung di Tengah Ledakan Turisme: Makin Cantik atau Cuma Viral?

Artikel ini menyoroti fenomena turisme Bandung yang makin viral namun sekaligus makin membebani kota dan lingkungannya.
Sekarang Bandung seperti berubah jadi studio konten raksasa. Hampir setiap minggu muncul cafe baru dan semuanya berlomba-lomba tampil seestetik mungkin agar viral di TikTok. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:36 WIB

Jalan Baru Literasi dan Numerasi di Indonesia: Berkaca pada Pendidikan Finlandia

Rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia berdasarkan data PISA dan faktor penyebabnya.
Butuh kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak dalam rangka mewujudkan pendidikan terbaik bagi anak-anak negeri ini. (Sumber: Pexels/Agung Pandit Wiguna)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:28 WIB

Tahu Bakso di Pasar Sinpasa Summarecon Bandung: Lezatnya Paduan Tradisi dan Urban Vibes

Di sekitar Pasar Modern Sinpasa Summarecon Bandung, salah satu tenant mampu menarik perhatian siapa saja yang lewat: tahu bakso enak.
Tahu Bakso Enak. (Sumber: dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 12:06 WIB

Polemik Penerapan Restorative Justice di Indonesia sebagai Upaya Penyelesaian Perkara

Polemik restorative justice dibahas dengan menggunakan metode analisis normatif, namun pada bagian penjelasan contoh digunakan juga analisis sosiologis.
Ilustrasi hukum. (Sumber: Pexels/KATRIN BOLOVTSOVA)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:19 WIB

Babakan Siliwangi Perlu Cahaya: Jalur Populer, Penerangan Minim

Hampir setiap malam di wilayah Babakan Siliwangi penerangan yang minim masih menjadi persoalan rutin.
Suasana Babakan Siliwangi saat malam hari (4/12/2025) dengan jalanan gelap, mural warna-warni, dan arus kendaraan yang tak pernah sepi. (Sumber: Bunga Citra Kemalasari)