Cara Pelaku UMKM Bertahan di Tengah Kerasnya Benturan Ekonomi Era Prabowo

Rizma Riyandi
Ditulis oleh Rizma Riyandi diterbitkan Kamis 01 Mei 2025, 20:59 WIB
Warga berbelanja di stand Roeang Kita Festival UMKM peringatan Hari Oeang Republik Indonesia (HORI) (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Alfaritsi)

Warga berbelanja di stand Roeang Kita Festival UMKM peringatan Hari Oeang Republik Indonesia (HORI) (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Alfaritsi)

AYOBANDUNG.ID -- Seluruh masyarakat Indonesia pasti sepakat bahwa kondisi ekonomi saat ini sedang serba sulit. Gelombang PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) terjadi silih berganti di berbagai perusahaan lintas industri. Selain itu, banyak toko-toko gulung tikar karena sepi pembeli.

Benturan ekonomi yang luar biasa dahsyat ini pun dirasakan oleh para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Bahkan, banyak di antara mereka yang mengaku pusing tujuh keliling menghadapi ujian bisnis yang bertubi-tubi.

Pemilik usaha kue kering, Ani Widiastuti mengaku sudah hampir putus asa menghadapi kondisi tersebut. Namun keberadaan karyawan menjadi satu-satu penyemangat bagi dirinya untuk mempertahankan usaha.

Perempuan pemilik brand kuliner Nukuma itu mengaku ada penurunan penjualan di tahun ini. Akhirnya ia pun memutuskan untuk menjadikan tahun ini sebagai momen evaluasi secara besar-besaran terhadap bisnisnya.

"Kita nggak terlalu ekspansi untuk distribusi. Jadi tahun ini kita evaluasi semua proses manajemen, produk, dan brand," ungkap Ani pada Ayobandung.id, Kamis, 1 April 2025.

Menurutnya, momen berat penurunan bisnis kuliner terjadi selama musim Lebaran 2025. Jika di tahun-tahun sebelumnya, selalu ada orderan hampers dan kue kering, tahun ini sama sekali tidak ada.

"Bahkan ada teman (pemilik usaha kue kering lain) yang sudah stock barang untuk Idul Fitri, tapi barangnya tidak keluar sama sekali," ungkap Ani.

Selain itu, Bulan Ramadhan yang biasanya ramai event, tahun ini benar-benar sepi. Ani meneritakan, di tahun 2024, setidaknya ada event yang biasa ia layani, namun tahun ini tidak ada satu pun event yang melibatkan usahanya.

"Semua rata-rata gitu. Entah karena daya beli turun atau karena yang jualan makin banyak. Saya juga nggak tahu, tapi yang Lebaran tahun ini kerasa banget," tutur warga Rancamanyar, Kabupaten Bandung itu bercerita.

Bahkan saat ini Ani sudah melakukan pengurangan karyawan, yang tadinya berjumlah tujuh orang, sekarang tinggal empat orang.

Maka itu, di tahun ini ia sama sekali tidak membuka pree order kue kering kecuali untuk pelanggan loyal yang sudah memesan produknya jauh-jauh hari.

Tantangan terbesar yang membuat Ani sempat ingin menyerah berasal dari faktor biaya bahan baku. Ia mengatakan, salah satu bahan baku pembuatan soes adalah cokelat.

Sementara harga cokelat sendiri sudah naik tiga kali lipat. Kondisi ini membuatnya sangat dilemma, antara harus menaikan harga jual produk atau menurunkan kualitas produk.

"Margin yang kami dapatkan itu sudah tipis. Kalau harga dinaikan, benturannya daya beli konsumen ya sudah segitu. Mau diturunin juga operasionalnya gimana. Sementara karyawan kasihan, biaya hidup makin mahal," kata Ani.

Untungnya, produksi soes Nukuma masih jalan karena ada customer yang loyal. Namun kondisi bisnis Ani saat ini adalah mode bertahan, bukan lagi ekspansi seperti dua atau tiga tahun lalu.

Meski begitu, Ani tidak ingin tinggal diam. Ia berusaha memikirkan jalan lain untuk keluar dari stagnasi usaha yang dihadapinya. Karena bagaimana pun, menurut Ani, kunci keberhasilan UMKM terletak pada kreativitas pelakunya.

Jika sebelumnya Ani berpikir idealis ingin mengembangkan brand Nukuma, sekarang ia lebih berpikir realistis dan membuka peluang untuk mengembangkan potensi lain di sekitarnya.

"Sekarang lagi coba bisnis travel mandiri juga yang kira-kira modalnya nggak besar-besar banget. Dari pada kita hanya pusing, ngeluh-ngeluh doang, dan berkutat di situ-situ aja. Mending coba potensi bisnis yang lain," ujar Ani.

Hal serupa juga disampaikan oleh pemilik jenama fashion Flowear Afiatun Nur Falah. Perempuan asal Bojongsoang, Kabupaten Bandung itu mengakui adanya penurunan omzet di banding tahun-tahun sebelumnya.

Meski begitu, Ia mengatakan, usahanya tidak terlalu terdampak penurunan daya beli di masa-masa Lebaran. "Alhamdulillah masih ada yang beli saat mau lebaran," ungkap Afi.

Namun penurunan omzet drastis justru dirasakan di masa-masa setelah lebaran. Menurutnya, setelah Lebaran, hampir tidak ada pesanan yang masuk. Akibatnya ada beberapa stok yang masih tersisa di Gudang.

Tapi Afi masih memandang kondisi tersebut sebagai sesuatu yang wajar. "Namanya juga usaha ya, ada naik turunnya," ujar Afi.

Meski begitu, ia tetap berpandangan bahwa memiliki bisnis sendiri merupakan hal yang menjanjikan. Apalagi Afi dan suami sudah bertaruh keluar dari pekerjaan mereka untuk membangun brand usaha Flowear.

Ia berharap, kondisi ekonomi Indonesia segera membaik, sehingga daya beli masyarakat bisa meningkat. Dengan begitu Afi meyakini, pertumbuhan UMKM pasti bisa berkembang pesat seperti sebelumnya.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 19 Sep 2025, 21:25 WIB

Budaya Overworked di Kalangan Milenial dan Gen Z: Fleksibilitas yang Menyamar Jadi Tekanan

Teknologi yang semestinya memudahkan menjadi sumber tekanan baru. Email, WhatsApp, dan platform kerja digital membuat batas antara jam kerja dan waktu pribadi menjadi kabur.
Fenomena overworked alias bekerja melebihi jam kerja normal kian marak, terutama di kalangan milenial dan Gen Z yang mendominasi industri kreatif dan digital. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 19 Sep 2025, 20:14 WIB

Duo Bandung Kembali ‘Mengguncang’ China

Fajar Alfian dan Muhammad Shohibul Fikri, diharapkan mampu menunjukkan aksi brilian lagi di China.
Fajar Alfian (depan) Muhammad Shohibul Fikri (belakang). (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Biz 19 Sep 2025, 19:57 WIB

Cashless dan Cita Rasa, Ketika UMKM Kuliner Menyatu dengan Teknologi

FKB menjadi panggung kolosal bagi ratusan UMKM kuliner sekaligus laboratorium hidup bagi transformasi digital yang semakin meresap ke sendi-sendi ekonomi lokal.
Fenomena cashless di FKB bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga soal inklusi. Banyak pelaku UMKM yang sebelumnya mengandalkan transaksi tunai kini mulai terbiasa dengan sistem digital.
Ayo Jelajah 19 Sep 2025, 19:17 WIB

Jejak sejarah Perlawanan Rakyat Bandung terhadap Kerja Paksa Koi Era Kolonial

VOC mengubah kopi jadi kewajiban paksa. Bagaimana rakyat Bandung dan Priangan menemukan cara cerdas hingga getir untuk melawan penindasan?
Potret pribumi pekerja kopi di Jawa tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Biz 19 Sep 2025, 19:06 WIB

Ledakan Klinik Estetik di Bandung: Antara Tren, Teknologi, dan Filosofi Cantik Bertanggung Jawab

Geliat klinik estetik di Bandung menunjukkan pertumbuhan signifikan, menjawab kebutuhan masyarakat urban yang semakin sadar akan pentingnya perawatan kulit.
Geliat klinik estetik di Bandung menunjukkan pertumbuhan signifikan, menjawab kebutuhan masyarakat urban yang semakin sadar akan pentingnya perawatan kulit. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 19 Sep 2025, 18:21 WIB

Menelusuri Keresahan Hati Seniman lewat Karya Selasar Sunaryo Art Space

Keresahan bisa dituangkan dalam bentuk apa pun, salah satunya adalah lukisan dan pahatan yang bertemu di Selasar Sunaryo Art Space.
Sejuta Mata Karya Sunaryo (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 19 Sep 2025, 16:25 WIB

3 Kunci Penting Jika Ingin Nyemplung ke Bisnis Fashion

Perjalanan sebuah usaha kecil menengah (UMKM) kerap diwarnai oleh cerita jatuh bangun. Dari keterbatasan modal, tekanan persaingan, hingga tantangan teknologi, semua menjadi bagian dari proses
Produk NVSR (Foto: Instagram NVSR)
Ayo Biz 19 Sep 2025, 15:04 WIB

Tas Jinjing Wanita, Bukan Hanya Sekedar Gaya

Tas wanita berfungsi sebagai wadah praktis untuk membawa barang-barang pribadi, mulai dari dompet, ponsel, kunci, hingga perlengkapan kosmetik dan kebutuhan kerja. Namun, tas ini tidak hanya sebatas
Ilustrasi Tas Wanita. (Foto: Pixabay)
Ayo Netizen 19 Sep 2025, 14:31 WIB

Menulis Ignas Kleden dari Perut Buncitnya

Orang lebih tertarik dengan tulisan yang pendek dan cepat viral. Sementara Ignas Kleden menulis dengan ritme lambat nan dalam.
Ilustrasi Ignas Kleden. (Sumber: Istimewa | Foto: Istimewa)
Ayo Biz 19 Sep 2025, 14:30 WIB

Baso Mang Tatang, Detinasi Kuliner Wajib Saat Berkunjung ke Al-jabbar

Setelah beribadah atau berwisata di Masjid Raya Al-Jabbar, banyak pengunjung memilih singgah ke sebuah warung bakso yang sedang naik daun, Baso Mang Tatang. Lokasinya hanya sekitar 900 meter dari masj
Masjid Al-Jabbar (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Jelajah 19 Sep 2025, 13:05 WIB

Sejarah Dongeng Si Kabayan, Orang Kampung Pemalas yang Licin dan Jenaka

Sejarah Si Kabayan lahir dari dongeng lisan di sawah Priangan. Kini ia dikenal di seluruh Indonesia lewat buku, film, dan sinetron.
Sampul dongng SI Kabayan terbitan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Ayo Netizen 19 Sep 2025, 11:54 WIB

Bandung dan Sebagian Sistem Administrasi Pendidikan yang Masih Semrawut

Banyak sisi gelap Kota Bandung yang belum diketahui masyarakat, salah satunya adalah kejamnya dunia pendidikan.
Sisi Gelap Sistem Administrasi Perguruan Tinggi di Kota Bandung (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Beranda 19 Sep 2025, 09:36 WIB

Berlari Menantang Batas: Egi dan Gita Buktikan Disabilitas Tak Halangi Prestasi

Meski begitu, ia berharap kesetaraan tersebut terus dijaga, sebab baik atlet disabilitas maupun non-disabilitas sama-sama mengharumkan nama daerah dan negara.
Egi adalah penyandang disabilitas low vision netra, sebuah gangguan penglihatan permanen. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 19 Sep 2025, 07:26 WIB

Kegiatan Literasi yang Membangun Nalar Kiritis Siswa

Halaman-halaman dari setiap bacaan atau episode, menjadi jembatan dan penerangan mimpi, membuka imajinasi.
Foto Kegiatan Membaca Komprehensif SMPN 1 Kasokandel (Foto: Muhammad Assegaf)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 20:46 WIB

Ketika Kuliner dan Visual Berpadu Resto Estetik Menjadi Destinasi Favorit

Generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial, menjadikan kafe dan restoran sebagai latar konten, ruang ekspresi, bahkan simbol gaya hidup.
Bukan sekadar tempat bersantap, resto estetik kini menjadi destinasi wisata tersendiri. (Sumber: Instagram @Teuan.id)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 20:01 WIB

Filsafat Seni Islam

Tak ada salahnya membicarakan filsafat seni dalam agama Islam.
Ilustrasi karya seni yang islami. (Sumber: Pexels/Andreea Ch)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 19:15 WIB

Komunitas Semut Foto Membangun Ekosistem Kreatif yang Menggerakkan Peluang Bisnis

Tanpa batas usia, tanpa syarat keanggotaan, dan tanpa biaya, KSF berdiri sebagai ruang inklusif yang merayakan keberagaman dalam seni visual.
Tanpa batas usia, tanpa syarat keanggotaan, dan tanpa biaya, KSF berdiri sebagai ruang inklusif yang merayakan keberagaman dalam seni visual. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 18:14 WIB

Geliat Industri Printing IKM Jawa Barat di Tengah Ekonomi Lesu: Antara Inovasi dan Ketahanan

Di tengah bayang-bayang pelemahan ekonomi nasional, geliat industri printing skala kecil dan menengah (IKM) di Jawa Barat justru menunjukkan ketahanan.
Permintaan terhadap produk custom printing, print-on-demand, dan desain ramah lingkungan terus meningkat, membuka peluang baru bagi pelaku UMKM yang mampu beradaptasi dengan tren pasar. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 17:53 WIB

Muak, Muda, dan Miskin di Bandung

Bandung berlari cepat sementara kita tertinggal.
Kawasan pemukiman padat di Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Sabtu 15 Februari 2025. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 14:34 WIB

Nostalgia Kaulinan Urang Sunda Zaman Baheula

Beberapa permainan anak di zaman dulu memiliki banyak manfaat untuk melatih daya sensorik dan motorik juga membangun kerjasama dan strategi.
Siswa mengikuti kegiatan permainan tradisional di SDN 164 Karangpawulang, Jalan Karawitan, Kota Bandung, Kamis 5 Desember 2024. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)