Kisah Ojol Bandung Perbaiki Jalan Rusak Tanpa Duit Pemerintah

Mildan Abdalloh
Ditulis oleh Mildan Abdalloh diterbitkan Rabu 28 Mei 2025, 18:10 WIB
Hasan Fiidel, ojol asal Kabupaten Bandung memperbaiki jalan rusak tanpa duit pemerintah. (Sumber: Ayobandung | Foto: Mildan Abdalloh)

Hasan Fiidel, ojol asal Kabupaten Bandung memperbaiki jalan rusak tanpa duit pemerintah. (Sumber: Ayobandung | Foto: Mildan Abdalloh)

AYOBANDUNG.ID - Hasan Fiidel tidak banyak bicara, apalagi mengeluh di media sosial. Ia juga tak mengunggah surat terbuka kepada pejabat atau menyebar petisi daring. Pemuda 24 tahun asal Kabupaten Bandung ini justru mengambil tindakan diam-diam, tapi nyata.

Hasan adalah tukang ojek online (ojol), yang beberapa waktu lalu mengalami kecelakaan tunggal karena terperosok di jalan berlubang. Motor rusak, handphone yang menjadi alat kerja utama sebagai driver ojol pun retak layarnya.

“LCD-nya pecah, aplikasinya gak bisa dipakai. Saya nyesek banget waktu itu,” kata Hasan saat ditemui Selasa, 27 Mei 2025.

Bagi sebagian orang, rasa kecewa seperti itu mungkin akan berubah menjadi kemarahan terhadap pemerintah. Tapi Hasan justru mengambil jalan yang berbeda: memperbaiki sendiri lubang-lubang jalan yang ia temui.

“Saya gak mau nyalahin pemerintah. Tapi saya juga gak mau orang lain jatuh kayak saya,” ujarnya.

Ia mulai mengumpulkan informasi tentang teknik penambalan jalan melalui video YouTube dan bantuan kecerdasan buatan. Ia belajar jenis aspal yang digunakan, cara mencairkannya, hingga komposisi batu kerikil dan pasir agar hasil tambalan lebih awet.

Semua biaya ditanggung sendiri dari hasil menyisihkan pendapatan sebagai ojol.

Setiap kali menemukan jalan berlubang saat mengantar penumpang atau makanan, Hasan akan menandainya. Ketika ada waktu senggang, ia kembali ke lokasi itu dengan membawa peralatan: aspal cair, batu, pasir, dan semangat yang tak bisa dibeli.

“Biasanya 30 menit cukup buat nutup lubangnya. Tapi mencairkan aspalnya yang lama,” katanya.

Upaya Hasan ini kini sudah menjangkau berbagai kawasan di Kabupaten Bandung: dari Ciwidey, Soreang, hingga Pasirjambu. Jalan demi jalan ia tambal. Semata karena ia pernah merasakan sendiri bagaimana satu lubang kecil bisa menghancurkan hari, bahkan penghidupan.

500 Kilometer Jalan Rusak di Kabupaten Bandung

Cerita Hasan tak bisa dilepaskan dari konteks yang lebih besar: krisis infrastruktur jalan di Kabupaten Bandung. Sebagian jalan yang dilintasi Hasan mungkin termasuk dalam 500 kilometer ruas rusak yang menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Kabupaten Bandung.

Bupati Bandung, Dadang Supriatna, menyatakan pemerintah telah memperbaiki 1.000 kilometer jalan selama 3,5 tahun kepemimpinannya. Tapi itu belum cukup. Karena banyak jalan desa naik status menjadi jalan kabupaten, jumlah jalan rusak kembali membengkak. Targetnya, 500 kilometer sisa akan diselesaikan dalam tiga tahun mendatang dengan anggaran Rp1 triliun.

“Dari 1.500 kilometer jalan kabupaten, yang sudah mantap 1.000 kilometer. Sisanya 500 kilometer lagi kita bereskan sampai 2027,” kata Dadang, Februari lalu.

Tapi, ada pula cerita jalan yang bahkan belum pernah tersentuh perbaikan sejak zaman kolonial. Di Kampung Londok, perbatasan Kabupaten Bandung dan Cianjur, jalan peninggalan Belanda masih jadi akses utama warga.

“Sejak Indonesia merdeka belum ada perbaikan. Saya kepala daerah pertama yang datang ke sana,” kata Dadang.

Jalan di Desa Cilame, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung belum juga diperbaiki. (Sumber: Ayobandung | Foto: Mildan Abdalloh)
Jalan di Desa Cilame, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung belum juga diperbaiki. (Sumber: Ayobandung | Foto: Mildan Abdalloh)

Padahal, daerah itu hanya sekitar 22 kilometer dari Ciwidey dan punya potensi wisata yang tak kalah menarik. Tapi jalan rusak parah membuat kawasan itu seperti terisolasi. Nama Kampung Londok pun diplesetkan warga jadi "Kampung London"—karena rasanya seperti jauh di ujung dunia.

Untuk memperbaiki ruas jalan Kendeng–Dewata–Londok sepanjang 27 kilometer, Pemerintah Kabupaten Bandung menyiapkan dana sekitar Rp50 miliar. Dadang berharap perbaikan ini juga melibatkan perusahaan lewat program CSR. Ia menyebut perusahaan seperti PT Geo Dipa dan PT Sangkanwangi sebagai pihak yang bisa dilibatkan dalam skema pentahelix.

Hingga akhir 2023, menurut Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung, tingkat jalan mantap di wilayah itu mencapai 89,30%.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 menunjukkan masih ada ketimpangan besar. Dari total panjang jalan di Kabupaten Bandung yang mencapai 1,16 juta kilometer, hanya 659 ribu kilometer yang berstatus baik. Sisanya rusak ringan hingga berat mencapai 82 ribu kilometer, dan sebagian besar belum beraspal.

Jika dijabarkan, hanya 31,4% jalan di Kabupaten Bandung yang sudah beraspal. Sisanya, sekitar 63,9% masih berupa kerikil, 3,5 persen tanah, dan 1,2% material lainnya.

Sementara negara baru menganggarkan perbaikan secara bertahap, orang seperti Hasan memilih tidak menunggu. Mungkin ia sadar, jalan berlubang tak akan hilang hanya dengan menyalahkan. Jalan yang baik bisa dimulai dari satu tambalan kecil, asal ada niat besar di baliknya.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 17 Sep 2025, 20:02 WIB

Elipsis ... Cara Pakai Tiga Titik sebagai Tanda Baca

Elipsis adalah tanda baca berupa tiga titik (...) yang digunakan untuk menunjukkan ada bagian yang dihilangkan atau tidak disebutkan.
Elipsis adalah tanda baca berupa tiga titik (...) yang digunakan untuk menunjukkan ada bagian yang dihilangkan atau tidak disebutkan. (Sumber: Pexels/Suzy Hazelwood)
Ayo Jelajah 17 Sep 2025, 18:14 WIB

Sejarah Julukan Garut Swiss van Java, Benarkah dari Charlie Chaplin?

Dari Charlie Chaplin sampai fotografer Thilly Weissenborn, banyak dituding pencetus Swiss van Java. Tapi siapa yang sebenarnya?
Foto Cipanas Garut dengan view Gunung Guntur yang diambil Thilly Weissenborn. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 18:12 WIB

Jejak Rasa Kota Kembang: Menyelami Sejarah dan Tantangan Kuliner Legendaris Bandung

Bicara Bandung bukan hanya udara sejuk dan panorama pegunungan yang memikat, tapi juga salah satu pusat kreativitas dunia kuliner yang tumbuh subur.
Setiap jajanan legendaris Bandung menyimpan jejak sejarah, budaya, dan perjuangan para pelaku UMKM. (Sumber: Instagram @batagor_riri)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 16:26 WIB

Berdaya di Tengah Derita, Cara Santi Safitri Menulis Ulang Takdir Masyarakat Jalanan

Kepedulian tak mengenal batas ruang dan waktu. Ia bisa tumbuh dari kejenuhan, dari ketidakpastian, bahkan dari rasa tak berdaya.
Kegiatan para anggota dari Komunitas Perempuan Mandiri (KPM) Dewi Sartika dalam usaha konveksinya. (Sumber: Dok. KPM Dewi Sartika)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 16:07 WIB

Kadedemes, dari Krisis Pangan menuju Hidangan Penuh Makna

Kadedemes adalah olahan makanan yang berasal dari kulit singkong.
Kadedemes Kuliner Warisan Suku Sunda (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 15:13 WIB

Dari Simbol Status ke Ruang Ekspresi Diri, Generasi Muda Kini Menyerbu Lapangan Golf

Bukan sekadar olahraga, generasi muda, dari Milenial hingga Gen Z, mulai menjadikan golf sebagai bagian dari gaya hidup aktif dan reflektif.
Bukan sekadar olahraga, generasi muda, dari Milenial hingga Gen Z, mulai menjadikan golf sebagai bagian dari gaya hidup aktif dan reflektif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 14:06 WIB

Lamsijan, Mang Kabayan, dan Langkanya Ilustrator Karakter Kesundaan

Saat ini ilustrator yang mengkhususkan diri mendalami karakter budaya Sunda sangatlah jarang. 
Komik Lamsijan. Saat ini ilustrator yang mengkhususkan diri mendalami karakter budaya Sunda sangatlah jarang. (Sumber: Istimewa | Foto: Istimewa)
Ayo Jelajah 17 Sep 2025, 12:36 WIB

Sejarah Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Rumah Bersama Persib dan Persikab

Stadion kabupaten yang diresmikan 2005 ini kini jadi simbol Bandung. Rumah Persib, Persikab, Bobotoh, dan bagian dari sejarah sepak bola.
Stadion Si Jalak Harupat di Soreang yang jadi markas Persib Bandung dan Persikab. (Sumber: Pemkab Bandung)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 12:35 WIB

Sendal Perempuan yang Tak Boleh Hanya Nyaman Dipakai

Sandal perempuan berfungsi sebagai alas kaki yang melindungi telapak dari panas, kotoran, maupun permukaan yang keras ketika beraktivitas. Namun sandal juga memberikan kenyamanan karena umumnya ringan
Ilustrasi Foto Sandal Perempuan. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 10:33 WIB

Surga Buku Jadul di Tengah Kota Bandung

Bagi pencinta buku lama dan koleksi majalah impor, Kota Bandung punya destinasi yang layak dikunjungi, Toko Buku Redjo. Toko ini berlokasi di Jalan Cipunagara Nomor 43, kawasan Cihapit, Bandung
Toko Buku Redjo. (Foto: GMAPS)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 09:37 WIB

Studio Rosid, Tempat Paling Nyaman untuk Menikmati Karya Seni

Di tengah ramainya kehidupan perkotaan, terdapat sebuah ruang seni yang menawarkan atmosfer berbeda. Studio Rosid, yang berdiri sejak 2003 di Jalan Cigadung Raya Tengah No. 40, Kecamatan Cibeunying.
Galeri Seni Studio Rosid. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 06:09 WIB

Apakah Mentalitas 'Modal Janji' Berakar dari Masyarakat ?

Janji manis yang sering kali tidak ditepati membuat seseorang bisa kehilangan mempercayai semua pihak.
Janji manis seseorang yang tidak ditepati sungguh mencederai kepercayaan orang lain. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 16 Sep 2025, 18:51 WIB

Bandung Bukan Milik Segelintir: BBFT dan Perjuangan Ruang yang Setara

Mereka ingin masyarakat melihat langsung bahwa difabel bukan kelompok yang terpisah. Mereka ada, dan mereka ingin dilibatkan.
BBFT ingin masyarakat melihat langsung bahwa difabel bukan kelompok yang terpisah. Mereka ada, dan mereka ingin dilibatkan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 16 Sep 2025, 18:31 WIB

Huruf Kapital Tak Boleh Diabaikan, tapi Kapan Jangan Digunakan?

Tanpa huruf kapital, tulisan formal menjadi hamparan kata yang tak punya penekanan, kehilangan nuansa dan martabat.
Tanpa huruf kapital, tulisan formal menjadi hamparan kata yang tak punya penekanan, kehilangan nuansa dan martabat. (Sumber: Pexels/Brett Jordan)
Ayo Jelajah 16 Sep 2025, 17:33 WIB

Sejarah Gempa Besar Cianjur 1879 yang Guncang Kota Kolonial

Catatan sejarah Belanda ungkap 1.621 rumah hancur, dari penjara hingga gudang garam, akibat guncangan berhari-hari.
Dokumentasi kerusakan gempa Cianjur 1879. (Sumber: KITLV)
Ayo Biz 16 Sep 2025, 16:48 WIB

Reggae Menggema dari Lereng Bandung, Jejak The Paps dan Generasi Musik Bebas

Dari gang-gang kecil tempat anak muda berkumpul, hingga panggung-panggung komunitas yang tak pernah sepi, Bandung jadi rumah bagi banyak eksperimen musikal yang berani.
The Paps, band reggae asal Bandung yang tak hanya memainkan musik, tapi juga merayakan kebebasan dalam berkarya. (Sumber: dok. The Paps)
Ayo Netizen 16 Sep 2025, 16:10 WIB

Upaya Menyukseskan Program Revitalisasi Sekolah

Revitalisasi sekolah merupakan program pemerintah saat ini yang layak untuk diapresiasi.
Revitalisasi sekolah merupakan program pemerintah saat ini yang layak untuk diapresiasi. (Sumber: Unsplash/Husniati Salma)
Ayo Biz 16 Sep 2025, 15:37 WIB

Menyulam Asa di Dapur UMKM: Tiga Kisah Perjuangan, Inovasi, dan Harapan

Tiga sosok tangguh dari Bandung ini membuktikan bisnis kecil bisa punya dampak besar asal dijalani dengan tekad, inovasi, dan dukungan publik yang berkelanjutan.
Produk brownies bites yang gluten free, dairy free, dan low sugar dari Battenberg3. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 16 Sep 2025, 15:00 WIB

Kasian, Kota Bandung Tak Punya Gedung Festival Film

Ya, Bandung kota seni yang tak Nyeni. Seperti gadis cantik yang belum mandi.
Kota Bandung tak punya Gedung Festival Film. (Sumber: Pexels/Tima Miroshnichenko)
Ayo Jelajah 16 Sep 2025, 14:15 WIB

Sejarah DAMRI, Bus Jagoan Warga Bandung

Sejak 1960-an, DAMRI mewarnai jalanan Bandung. Dari trial and error, berkembang jadi transportasi publik penting, kini hadir dengan armada bus listrik.
Bus DAMRI jadul di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung)