Seiji Takaiwa, Sosok di Balik Kostum Legendaris Kamen Rider dan Super Sentai

Yansen Tato Wijaya
Ditulis oleh Yansen Tato Wijaya diterbitkan Senin 20 Okt 2025, 09:43 WIB
Seiji Takaiwa. (Sumber: Instagram/KAMEN RIDER BLACK/RX)

Seiji Takaiwa. (Sumber: Instagram/KAMEN RIDER BLACK/RX)

Dalam dunia tokusatsu yaitu sebuah genre film aksi asal jepang terdapat salah satu nama yang sangat terkenal yaitu Seiji Takaiwa pria kelahiran Prefektur Saitama, Jepang, pada 3 November 1968.

Seiji Takaiwa telah menorehkan jejak panjang sebagai suit actor dan stunt performer, yang berarti ia berperan sebagai pahlawan berkostum (setelah transformasi) dan melakukan aksi fisik yang komplek, seringkali sambil mengenakan kostum berat yang menutupi identitasnya.

Dalam industri film tokusatsu peran seperti yang dijalani Takaiwa tidak selalu mendapatkan sorotan publik seperti aktor wajah (face actor). Namun, pengaruhnya sangatlah besar ia bukan hanya membawa karakter menjadi hidup melalui gerakan, tetapi juga membentuk identitas visual dari banyak seri populer seperti Kamen Rider, dan Super Sentai.

Ia sering disebut “Mr. Heisei Kamen Rider”, sebagai penghormatan atas banyaknya Rider utama era Heisei yang pernah ia perankan.

Baca Juga: Mengapa Tidak Satu pun dari Bandung Raya Masuk 10 Besar UI GreenCity Metrics 2025?

Seiji Takaiwa memulai kariernya sebagai stuntman saat masih duduk di bangku SMA, ia bergabung dengan agensi aksi seperti Japan Action Club dan kemudian bergabung dengan Japan Action Enterprises (JAE).

Sejak awal 1990-an, ia mengambil banyak peran sebagai suit actor dalam Super Sentai, termasuk sebagai Dragon Ranger di Kyoryu Sentai Zyuranger (1992) dan sebagai Ranger Merah di beberapa seri Super Sentai.

Titik baliknya dalam dunia Kamen Rider datang saat ia dipercaya menjadi suit actor untuk Rider utama dalam Kamen Rider Agito (2001), dan sejak saat itu ia menjadi suit actor untuk hampir semua Rider utama di era Heisei (kecuali Kuuga dan Hibiki). Karena kontinuitas dan variasi karakter yang diperankan oleh Seiji Takaiwa, ia pun mendapatkan julukan “Mr. Kamen Rider” dan sampai sekarang pun masih melekat.

Industri tokusatsu sangat mengandalkan keterampilan para suit actor, karena dalam banyak produksi, face actor atau aktor yang memperlihatkan wajah jarang melakukan aksi fisik seperti pertarungan, adegan berkendara, atau aksi berisiko tinggi setelah proses transformasi menjadi Kamen Rider atau Super Sentai.

Semua adegan tersebut biasanya diperankan oleh suit actor seperti Seiji Takaiwa. Namun, profesi ini memiliki tantangan besar yaitu kostum yang berat, pandangan terbatas akibat helm, suhu tinggi di dalam kostum, serta risiko cedera yang tidak terlihat oleh penonton.

Meski peran mereka sangat penting, pengakuan dan upah yang diterima sering kali tidak sebanding dengan tingkat kesulitan dan lamanya aksi yang dilakukan, sehingga popularitas suit actor kerap tertinggal dibandingkan aktor utama. Seiring dengan perkembangan industri perfilman di jepang sejumlah perubahan mulai tampak dalam dunia tokusatsu terutama pada profesi suit actor.

Selama lebih dari tiga dekade, Seiji Takaiwa menjadi bagian dari Japan Action Enterprises (JAE), lembaga aksi ternama yang dikenal sebagai wadah utama bagi para suit actor dan stunt performer di Jepang. Namun, pada tahun 2021, ia resmi meninggalkan JAE setelah 35 tahun berkarier di sana dan memutuskan untuk menjadi freelancer.

Langkah ini mencerminkan adanya perubahan pola pikir di kalangan suit actor, yang kini lebih berani mengatur arah karirnya sendiri demi mendapatkan kebebasan profesional dan imbalan yang lebih sepadan dengan kerja keras mereka.

Beragam kostum Kamen Rider. (Sumber: Instagram/KAMEN RIDER BLACK/RX)
Beragam kostum Kamen Rider. (Sumber: Instagram/KAMEN RIDER BLACK/RX)

Selama bertahun-tahun, Seiji Takaiwa dikenal sebagai sosok yang selalu berada di balik kostum para pahlawan legendaris. Namun, baru-baru ini ia mendapat kesempatan langka untuk tampil tanpa topeng dalam film Good Morning, Sleeping Lion (2022) yang disutradarai oleh Koichi Sakamoto.

Peran tersebut menjadi tonggak penting dalam kariernya sekaligus menjadi suatu pengakuan atas kemampuan akting sejati seorang suit actor yang membuktikan bahwa Seiji Takaiwa bukan hanya ahli dalam aksi fisik, tetapi juga mampu menampilkan kedalaman emosi dan karakter di depan kamera.

Para Tokufans sering menjuluki Seiji Takaiwa dengan sebutan “Mr. Heisei Kamen Rider” sebagai bentuk penghormatan atas dedikasinya yang luar biasa. Julukan ini lahir dari kesadaran bahwa di balik setiap pahlawan bertopeng ada sosok manusia yang bekerja keras untuk menghidupkan karakter tersebut.

Konsistensi dan profesionalisme Seiji Takaiwa tidak hanya menjaga kualitas aksi dan keberlangsungan karakter dalam serial Kamen Rider, tetapi juga memperkuat penghargaan publik terhadap profesi suit actor sebuah pengakuan yang sebelumnya jarang muncul di industri hiburan Jepang.

Baca Juga: Bandung dan Gagalnya Imajinasi Kota Hijau

Seiji Takaiwa bukan sekadar seorang suit actor, melainkan simbol dari dedikasi dan kerja keras yang sering tersembunyi di balik layar, namun terasa nyata dalam setiap ledakan, pertarungan sengit, transformasi heroik, dan pose kemenangan di layar kaca.

Ia menjadi representasi dari kekuatan industri tokusatsu Jepang, yang selama puluhan tahun sangat bergantung pada individu-individu dengan disiplin tinggi dan konsistensi luar biasa untuk menghidupkan karakter-karakter ikonik di balik kostum yang berat dan menantang.

Sosok seperti Seiji Takaiwa bukan hanya penting karena kemampuan fisiknya, tetapi juga karena keandalan dan profesionalismenya yang telah membantu menjaga kualitas produksi dan kepercayaan penggemar terhadap serial-serial tokusatsu dari generasi ke generasi.

Seiring berjalannya waktu, industri tokusatsu mengalami perubahan besar baik dari segi sistem produksi, perkembangan teknologi efek visual, hingga nilai pengakuan terhadap peran di balik layar. Dalam dinamika ini, Seiji Takaiwa menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi dengan luar biasa. Ia berani melangkah keluar dari zona nyaman dengan meninggalkan agensi besar yang telah menaunginya selama puluhan tahun, kemudian memutuskan untuk bekerja secara independen.

Keputusan tersebut mencerminkan semangat kemandirian dan pembaruan diri, menunjukkan bahwa seorang suit actor pun dapat mengambil kendali atas karirnya tanpa kehilangan identitas profesionalnya. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Yansen Tato Wijaya
Menjadi seseorang yang lebih baik
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 20 Okt 2025, 13:02 WIB

Bandung dan Paradoks Keberlanjutan: Antara Data, Fakta, dan Kesadaran Warga

Keberlanjutan sejati tidak selalu tercatat dalam data, terkadang ia tumbuh dari kesadaran warga yang terus berbenah.
Jembatan ikonik Jalan Asia Afrika. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Magang Foto/Ilham Ahmad Nazar)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 12:00 WIB

Lalapan dan Spirit Keugaharian

Kalau kita bicara makanan Sunda, hampir pasti yang pertama kali muncul di kepala adalah lalapan.
Kalau kita bicara makanan Sunda, hampir pasti yang pertama kali muncul di kepala adalah lalapan. (Sumber: Unsplash/Keriliwi)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 11:20 WIB

Permasalahan Sampah Styrofoam di Kota Bandung

Bandung yang pernah dinobatkan sebagai pionir di Indonesia dalam pelarangan penggunaan styrofoam, justru fakta berkata lain saat ini.
Ilustrasi Lautan Sampah Styrofoam (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 10:13 WIB

Ayah yang Hilang, Sistem yang Salah: Menelisik Fenomena Fatherless

Ketidakhadiran ayah bukan semata masalah rumah tangga, tapi cermin dari tatanan ekonomi dan budaya yang salah arah.
fatherless, ketiadaan figur ayah, baik secara fisik maupun psikis, dan kini menjadi masalah sosial yang semakin meluas di Indonesia. (Sumber: Pexels/Duy Nguyen)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 09:43 WIB

Seiji Takaiwa, Sosok di Balik Kostum Legendaris Kamen Rider dan Super Sentai

Membahas perjalanan aktor dan stuntman bernama Seiji Takaiwa yang sudah menjadi stuntman dalam serial Kamen Rider dan Super Sentai.
Seiji Takaiwa. (Sumber: Instagram/KAMEN RIDER BLACK/RX)
Ayo Netizen 20 Okt 2025, 07:40 WIB

Mengapa Tidak Satu pun dari Bandung Raya Masuk 10 Besar UI GreenCity Metrics 2025?

Bandung Raya gagal menembus 10 besar UI GreenCity Metrics 2025 karena lemahnya berbagai faktor penting.
Dago, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 19:51 WIB

Bandung dan Gagalnya Imajinasi Kota Hijau

Menjadi kota hijau bukan sekadar soal taman dan sampah, tapi krisis cara berpikir dan budaya ekologis yang tak berakar.
Taman Film di Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 18:34 WIB

Ketika Layar Mengaburkan Hati Nurani: Belajar dari Filsuf Hume di Era Society 5.0

Mengekpresikan bagaimana tantangan prinsip moral David Hume di tengah-tengah perkembangan tekonologi yang pesat.
Pengguna telepon pintar. (Sumber: Pexels/Gioele Gatto)
Ayo Jelajah 19 Okt 2025, 13:59 WIB

Hikayat Kasus Pembunuhan Grutterink, Landraad Bandung jadi Saksi Lunturnya Hegemoni Kolonial

Kisah tragis Karel Grutterink dan Nyai Anah di Bandung tahun 1922 mengguncang Hindia Belanda, mengungkap ketegangan kolonial dan awal kesadaran pribumi.
De Preanger-bode 24 Desember 1922
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 13:19 WIB

Si 'Ganteng Kalem' Itu Bernama Jonatan Christie

Jojo pun tak segan memuji lawannya yang tampil baik.
Jonatan Christie. (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 12:15 WIB

Harapan Baru Prestasi Bulu Tangkis Indonesia

Kita percaya PBSI, bahwa pemain yang bisa masuk Cipayung memang layak dengan prestasi yang ditunjukan secara objektif.
Rahmat Hidayat dan Rian Ardianto. (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 11:47 WIB

Bandung dan Tantangan Berkelanjutan

Dari 71 partisipan UI GreenCityMetric, hanya segelintir daerah yang dianggap berhasil menunjukan arah pembangunan yang berpihak pada keberlanjutan.
Berperahu di sungai Citarum (Foto: Dokumen pribadi)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 11:00 WIB

Menyoal Gagalnya Bandung Raya dalam Indeks Kota Hijau

Dalam dua dekade terakhir, kawasan metropolitan Bandung Raya tumbuh dengan kecepatan yang tidak diimbangi oleh kendali tata ruang yang kuat.
Sampah masih menjadi salah satu masalah besar di Kawasan Bandung Raya. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Mildan Abdallah)
Ayo Netizen 19 Okt 2025, 08:41 WIB

Bandung, Pandawara, dan Kesadaran Masyarakat yang Harus Bersinergi

Untuk Bandung yang maju dan berkelanjutan perlu peran bersama untuk bersinergi melakukan perubahan.
Aksi Pembersihan salah satu sungai oleh Pandawara Group (Sumber: Instagram | Pandawaragroup)
Ayo Biz 18 Okt 2025, 19:38 WIB

Antrean iPhone 17 di Bandung: Tren Gaya Hidup atau Tekanan Sosial?

Peluncuran iPhone 17 di Indonesia kembali memunculkan fenomena sosial yang tak asing, yakni antrean panjang, euforia unboxing, dan dorongan untuk menjadi yang pertama.
Peluncuran iPhone 17 di Indonesia kembali memunculkan fenomena sosial yang tak asing, yakni antrean panjang, euforia unboxing, dan dorongan untuk menjadi yang pertama. (Foto: Dok. Blibli)
Ayo Biz 18 Okt 2025, 18:47 WIB

Sportainment di Pusat Perbelanjaan Bandung, Strategi Baru Menarik Wisatawan dan Mendorong Ekonomi Kreatif

Pusat perbelanjaan kini bertransformasi menjadi ruang multifungsi yang menggabungkan belanja, rekreasi, dan olahraga dalam satu pengalaman terpadu.
Pusat perbelanjaan kini bertransformasi menjadi ruang multifungsi yang menggabungkan belanja, rekreasi, dan olahraga dalam satu pengalaman terpadu. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 18 Okt 2025, 17:31 WIB

Dapur Kolektif dan Semangat Komunal, Potret Kearifan Kuliner Ibu-Ibu Jawa Barat

Majalaya, sebuah kota industri di Jawa Barat, baru-baru ini menjadi panggung bagi kompetisi memasak yang melibatkan ibu-ibu PKK dari berbagai daerah di Bandung.
Majalaya, sebuah kota industri di Jawa Barat, baru-baru ini menjadi panggung bagi kompetisi memasak yang melibatkan ibu-ibu PKK dari berbagai daerah di Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 20:21 WIB

'Bila Esok Ibu Tiada': Menangis karena Judul, Kecewa karena Alur

Ulasan film "Bila Esok Ibu Telah Tiada" (2024). Film yang minim kejutan, tapi menjadi pengingat yang berharga.
Poster film "Bila Esok Ibu Telah Tiada". (Sumber: Leo Pictures)
Ayo Biz 17 Okt 2025, 19:36 WIB

Balakecrakan Menghidupkan Kembali Rasa dan Kebersamaan dalam Tradisi Makan Bersama

Balakecrakan, tradisi makan bersama yang dilakukan dengan cara lesehan, menyantap hidangan di atas daun pisang, dan berbagi tawa dalam satu hamparan rasa.
Balakecrakan, tradisi makan bersama yang dilakukan dengan cara lesehan, menyantap hidangan di atas daun pisang, dan berbagi tawa dalam satu hamparan rasa. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 17 Okt 2025, 18:10 WIB

Gen Z Mengubah Musik Menjadi Gerakan Digital yang Tak Terbendung

Gen Z tidak hanya menjadi konsumen musik, tetapi juga kurator, kreator, dan penggerak tren. Fenomena ini menandai pergeseran besar dalam cara musik diproduksi, didistribusikan, dan dinikmati.
Gen Z tidak hanya menjadi konsumen musik, tetapi juga kurator, kreator, dan penggerak tren. Fenomena ini menandai pergeseran besar dalam cara musik diproduksi, didistribusikan, dan dinikmati. (Sumber: Freepik)