Kolam Retensi Ciporeat, Di Antara Harapan dan Keraguan Warga Bandung Timur

Gilang Fathu Romadhan
Ditulis oleh Gilang Fathu Romadhan diterbitkan Sabtu 28 Jun 2025, 19:50 WIB
Kolam retensi Ciporeat memiliki misi penting dari pemerintah, yaitu mengantisipasi banjir di kawasan tersebut. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

Kolam retensi Ciporeat memiliki misi penting dari pemerintah, yaitu mengantisipasi banjir di kawasan tersebut. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

AYOBANDUNG.ID - Kolam Retensi Ciporeat hampir rampung sepenuhnya. Cekungan besar yang dirancang untuk menampung ratusan ribu kubik air hujan kini berdiri di tengah kawasan Bandung Timur. Pemerintah optimis infrastruktur ini akan mencegah banjir, namun warga masih ragu terhadap efektivitasnya.

Kolam tersebut terletak di Jalan Ciporeat, Pasanggrahan, Kecamatan Ujung Berung, Kota Bandung. Proyek ini baru diresmikan pada 27 Mei 2025 oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan.

Pembangunannya ditujukan untuk mengantisipasi banjir saat hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Namun, bagaimana tanggapan masyarakat sekitar terhadap keberadaan kolam ini?

Bagi Susi (43), keberadaan kolam retensi Ciporeat belum memberi dampak signifikan. Ia mengakui banjir memang sudah jarang terjadi di jalan Ciporeat, namun masih sesekali terjadi saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

Ia mengenang, jalanan kerap tergenang air hingga lebih dari 20 sentimeter setiap kali hujan deras turun. Dengan tinggi badan sekitar 165 sentimeter, ia menggambarkan air bisa mencapai sebatas betis.

Harapan akan terbebas dari banjir langsung terbersit kala mendengar proyek kolam ini akan dibangun. Susi sempat membayangkan kawasan itu akan lebih aman, tanpa kekhawatiran setiap kali langit mendung menggantung.

Harapannya belum sepenuhnya terwujud. Meski banjir tak separah dulu, air masih menggenang ketika hujan deras datang. Pengalamannya melihat kolam retensi Gedebage yang tidak optimal pun menambah keraguannya pada kolam Ciporeat.

Lingkungan kolam retensi Ciporeat terasa panas saat siang karena pohon besar baru tumbuh di sisi kanan kolam, sementara sisi lainnya masih minim peneduh. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan.)
Lingkungan kolam retensi Ciporeat terasa panas saat siang karena pohon besar baru tumbuh di sisi kanan kolam, sementara sisi lainnya masih minim peneduh. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan.)

Ia pun masih merasa waswas bila hujan turun deras dalam waktu lama. Kendati tak tahu detail soal rencana dan anggaran proyek, ia meyakini niat pemerintah membangun kolam ini memang untuk kebaikan warga.

Ia berharap pengelolaan kolam dilakukan dengan sungguh-sungguh, bukan sekadar proyek formalitas. Perubahan memang dirasakan, tetapi belum cukup untuk menghilangkan rasa khawatir saat musim hujan tiba.

Warga lain, Reza (25), memandang kolam ini sebagai solusi jangka panjang. Namun ia menekankan pentingnya pengelolaan yang serius dan melibatkan masyarakat agar hasilnya tidak setengah hati.

Jika diberi kesempatan berbicara langsung dengan pemerintah, ia ingin menyampaikan dua hal: pentingnya evaluasi dan perlunya perawatan rutin. Hal ini, menurutnya, penting agar manfaat kolam bisa maksimal.

Ia menekankan bahwa proyek ini harus dijaga keberlanjutannya agar tidak sekadar menghabiskan anggaran, namun juga menyelesaikan masalah banjir secara nyata.

Kolam retensi di Jalan Ciporeat, Pasanggrahan, Kecamatan Ujung Berung, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan.)
Kolam retensi di Jalan Ciporeat, Pasanggrahan, Kecamatan Ujung Berung, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan.)

Melihat Kolam Retensi

Kolam Retensi Ciporeat juga memiliki daya tarik visual. Gunung Manglayang menjulang gagah sebagai latar, menambah pesona kawasan ini.

Begitu tiba di lokasi, pengunjung akan disambut papan besar bertuliskan "Agroforestry & Kolam Retensi Ciporeat" berwarna merah dan biru. Akses jalannya masih berupa bebatuan yang menambah kesan alami meski agak menyulitkan.

Namun di sisi taman kecil, jalur pejalan kaki sudah ditata dengan paving block. Meski demikian, pembangunan kawasan belum sepenuhnya rampung. Beberapa pekerja masih menyelesaikan bagian-bagian tertentu.

Udara cukup sejuk berkat pepohonan rimbun dan area kebun yang mengelilingi kolam. Namun setelah pukul 10 pagi, panas mulai terasa karena pohon besar baru tumbuh di sisi kanan kolam, sementara sisi lainnya masih minim peneduh.

Pagar pembatas dipasang rapi di sekitar kolam, menandai batas aman. Kolam ini seluas setengah hektare dan dibangun di atas lahan seluas satu hektare, menjadi ruang terbuka hijau sekaligus infrastruktur pengendali banjir.

Papan peringatan terlihat di beberapa bagian pagar, menandakan bahwa kolam memiliki kedalaman 4 meter. Hal ini juga untuk membatasi akses warga ke area cekungan air demi keselamatan.

Saat dikunjungi, air hanya mengisi sebagian kecil kolam. Volume yang minim membuat dasar kolam masih bisa terlihat samar-samar dari permukaan.

Kolam retensi Ciporeat diresmikan pada 27 Mei 2025 oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Kolam retensi Ciporeat diresmikan pada 27 Mei 2025 oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

Harapan Besar Pemerintah di Balik Pembangunan Kolam Retensi Ciporeat

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menyebut pembangunan kolam ini sebagai langkah untuk menjaga ekosistem, khususnya di Bandung Timur yang rentan bencana hidrometeorologi.

Ia menegaskan bahwa pembangunan ini bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi juga bentuk penguatan ketangguhan warga Bandung terhadap ancaman banjir, dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat.

Kawasan perbukitan di Bandung memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan, sehingga kolam ini juga diharapkan dapat menjadi media edukasi masyarakat tentang konservasi dan ruang ekowisata yang produktif.

Farhan juga meminta agar tak ada bangunan tinggi yang mengganggu pemandangan Gunung Manglayang. Ia ingin menjaga kelestarian kawasan sekaligus menumbuhkan kesadaran budaya tentang pentingnya menjaga alam.

Ia mendorong pengelolaan kolam dilakukan berkelanjutan dengan melibatkan warga. Salah satu caranya melalui pembentukan Koperasi Merah Putih, yang diharapkan menjadi penggerak ekonomi lokal dan pengelola kolam.

Selain itu, Farhan juga meminta instansi terkait segera membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sederhana di sekitar kolam, mengingat adanya aktivitas usaha rumah tangga di kawasan itu.

Ia menekankan bahwa penyelesaian masalah lingkungan tak bisa dilakukan dengan teguran semata. Pemerintah juga harus hadir memberi solusi bersama warga sebagai bentuk nyata dari semangat gotong royong.

Kepala DSDABM Kota Bandung, Didi Ruswandi, menegaskan bahwa kolam ini merupakan bagian dari solusi menyeluruh untuk mengatasi banjir dan memulihkan fungsi kawasan hulu secara bijak dan kolaboratif.

Ia berharap kolam Ciporeat bisa menjadi contoh pengelolaan ruang yang melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta untuk menciptakan manfaat bersama.

Sementara itu, Anggota Komisi III DPRD Kota Bandung, AA Abdul Rozak, menyatakan dukungannya terhadap program ini. Ia mendorong warga untuk ikut menjaga dan memanfaatkan kolam sebagai ruang bersama yang edukatif dan bermanfaat.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 19 Agu 2025, 18:54 WIB

Rempah, Pedas, dan Persona: Kisah Garang di Balik Nasi Goreng Mafia

Nasi Goreng Rempah Mafia, kuliner ini muncul dari keberanian mendefinisikan ulang nasi goreng yang penuh karakter, bukan sekadar makanan pengisi perut.
Kedai Nasi Goreng Rempah Mafia cabang Dipatiukur. (Sumber: instagram.com/nasgormafia)
Ayo Biz 19 Agu 2025, 17:46 WIB

Ketika Rasa Menjadi Cerita dan Rempah Menjadi Identitas di Pamor Kuliner Nusantara

Bukan sekadar tempat bersantap, Pamor lahir dari semangat warisan rasa dan cara menceritakan kebanggaan pada kuliner nusantara.
Pamor Kuliner Nusantara berdiri di Jalan LL.RE.Martadinata, Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 19 Agu 2025, 17:07 WIB

Bandung Horizontal atau Bandung Vertikal?

Pilihan antara horizontal atau vertikal bukan sekadar soal pembangunan fisik semata, tetapi juga soal menjaga kualitas hidup warga Bandung.
Sungai Cikapundung mengalir di sela pemukiman padat kawasan Tamansari, Bandung. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 19 Agu 2025, 15:53 WIB

Perjalanan Kiciks Muslimah: Dari Tugas Kuliah jadi Brand Busana Syar’i yang Mendunia

Di balik Kiciks Muslimah, tersimpan kisah inspiratif tentang bagaimana sebuah tugas kuliah berubah menjadi brand fashion muslimah yang kini dikenal luas.
Founder sekaligus desainer utama Kiciks Muslimah, Dewi Permata Sari dan sang suami sekaligus CEO Kiciks Muslimah, Rosy Andreas. (Sumber: instagram.com/kiciks_muslimah)
Ayo Netizen 19 Agu 2025, 15:14 WIB

Umi Cinta, 1 Juta, dan Tidak!

Dalam menyikapi maraknya “aliran ganjil” ini diperlukan keterlibatan seluruh komponen bangsa.
Sejumlah orang keluar dari kediaman Umi Cinta (Sumber: Instagram | Foto: Tangkapan layar)
Ayo Netizen 19 Agu 2025, 14:18 WIB

Menyingkap Identitas Desa Sagaracipta ala Mahasiswa KKN-T IPB

Mahasiswa KKN-T IPB sukses memetakan dan mempromosikan Desa Sagaracipta, Ciparay.
Tim KKN-T Inovasi IPB Bersama Perangkat Desa Sagaracipta
Ayo Jelajah 19 Agu 2025, 12:52 WIB

Sejarah Pertempuran Perlintasan Ciater Subang, Gerbang Terakhir Pertahanan Sekutu di Bandung

Perlintasan Ciater Subang jadi jalur strategis Jepang menuju Bandung. Pertempuran sengit di sana mengakhiri kekuasaan Belanda di Jawa Barat.
Pertempuran Perlintasan Ciater atau Tjiaterstelling berlangsung dari 5 - 7 Maret 1942 antara pasukan Sekutu terutama Belanda melawan tentara Jepang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Biz 19 Agu 2025, 12:22 WIB

Bermula dari Pelanggan yang Ketagihan, Canumer Berkembang Jadi Franchise Pisang Nugget

Cau Nugget Lumer atau dikenal dengan Canumer, brand pisang nugget milik Toni Anggara, kini berkembang pesat dengan sistem franchise. Awalnya, usaha ini dirintis Toni bersama sang istri hanya dari dapu
Outlet Canumer di rumah Toni Anggara. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Netizen 19 Agu 2025, 11:03 WIB

Keunikan Sunda: Agama Bisa Apa Saja, Pola Pikirnya Tetap Kirata Basa

Orang Sunda bisa beragam agama, tapi tetap “menganut” kirata basa.
Masyarakat Adat Kampung Cireundeu Kota Cimahi saat menggelar Tradisi Tutup Taun 1957 dan Ngemban Taun 1 Sura 1958, Sabtu 3 Agustus 2024. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 19 Agu 2025, 10:15 WIB

Tas Ransel Anak yang Bisa Bikin Semangat Sekolah

Tas ransel sekolah anak merupakan tas yang didesain khusus untuk kebutuhan anak saat bersekolah. Bentuknya praktis dengan dua tali bahu sehingga beban bisa terbagi rata, membuat anak lebih nyaman saat
Ilustrasi Foto Tas Ransel Anak. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 19 Agu 2025, 08:48 WIB

Kopi Puntang Jadi yang Terbaik di Dunia, Tapi Petaninya Sulit Sejahtera

Kopi asal Jawa Barat selalu mencuri perhatian dunia internasional. Salah satunya adalah Kopi Gunung Puntang yang pernah sukses meraih skor tinggi dalam ajang bergengsi Speciality Coffee Association
Ilustrasi Foto Petani Kopi (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 19 Agu 2025, 07:56 WIB

Kineruku, Tempat Nongkrong Seru bagi Pecinta Buku

Kineruku adalah toko buku sekaligus cafe yang tidak hanya menyediakan makanan tapi juga berbagai koleksi buku.
Menu Cafe Kineruku (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Beranda 18 Agu 2025, 20:03 WIB

Setya Novanto dan Jalan Terjal Penegakan Hukum Korupsi di Indonesia

Ia menyebut kejahatan yang dilakukan oleh Setya Novanto cs masuk dalam kategori ekstra ordinary crime, di mana telah membuat kerugian yang berdampak pada suatu bangsa.
Setya Novanto dibebaskan bersyarat dari Lapas Sukamiskin. (Sumber: Dok. Lapas Sukamiskin)
Ayo Netizen 18 Agu 2025, 19:56 WIB

Persib-Bobotoh: Memulai Liga dengan Semangat 'Ka Al-Jasadi Al-Wahid'

Dua tahun lalu, tali ukhuwah Bobotoh dan manajemen Persib sempat beku. Kini keduanya sedikit demi sedikit mulai mencair.
Ketum Viking Persib Club (VPC), Tobias Ginanjar menjadi salah satu model video peluncuran jersey Persib Bandung untuk mengarungi kompetisi Super League 2025/2026. (Sumber: Persib, VPC)
Ayo Biz 18 Agu 2025, 15:01 WIB

Melirik Potensi Bisnis Ikan Gabus Hias yang Punya Harga Jual Jutaan Rupiah

Ikan gabus yang dulu dianggap tak bernilai berubah status menjadi primadona baru di kalangan penghobi ikan hias. Hewan air tawar yang biasa ditemukan di rawa dan sungai ini kini diperdagangkan dengan
Ikan gabus hias. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Jelajah 18 Agu 2025, 14:58 WIB

Sejarah Pertempuran Lengkong Besar, Pasukan Bambu Runcing Dibombardir Tank dan Panser

Sejarah Pertempuran Lengkong Besar di jantung Bandung, pemuda berbekal senjata seadanya melawan tank Gurkha dan pesawat Mustang.
Tank pasukan Gurkha dalam sebuah pertempuran di Asia Tenggara tahun 1945. (Sumber: Imperial War Museums)
Ayo Biz 18 Agu 2025, 13:40 WIB

Rahasia Kesuksesan Kopi Klenteng, Warkop Favorit di Jantung Kota Bandung

Di kawasan Pecinan Bandung, tepatnya di Jalan Kelenteng No. 26, Andir, terdapat sebuah kedai kopi kecil yang selalu ramai oleh pengunjung. Meski ukurannya tidak besar, Kopi Kelenteng berhasil menyedot
Kopi Klenteng (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 18 Agu 2025, 11:40 WIB

Semarak Pawai dan Lomba Agustusan 

Agustusan bukan sekadar perayaan, tapi menjadi momen guyub penuh warna, ceria, dan asyik.
Siswa SD Negeri 067 Nilem dengan didampingi guru dan orang tua mengikuti karnaval merah putih saat melintas di Jalan Nilem, Kota Bandung, Kamis 14 Agustus 2025. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 18 Agu 2025, 10:47 WIB

Tacit Knowledge: Menyelamatkan Sejarah dari Lupa Kolektif

Pengetahuan yang melekat dalam kesan pribadi, intuisi, pengalaman, tradisi lisan, dan ingatan kolektif disebut tacit knowledge.
Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat. (Sumber: Dok. Direktorat Jenderal Kebudayaan)
Ayo Netizen 18 Agu 2025, 08:54 WIB

Fenomena Bendera One Piece dari Perspektif Penggemar

Fandom One Piece yang biasanya membahas spoiler dan fan-theory tiba-tiba menjadi sangat ramai dengan tuduhan makar.
Bendera Jolly Roger alias bajak laut Akagami dalam serial One Piece berkibar di permukiman warga Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)