Kapal Laut Garut jadi Korban Torpedo Jerman di Perang Dunia II

Hengky Sulaksono
Ditulis oleh Hengky Sulaksono diterbitkan Jumat 18 Jul 2025, 09:33 WIB
Kapal SS Garoet yang ditorpedo pasukan Jerman di Perang Dunia II. (Sumber: Stichting Maritiem Historische Data)

Kapal SS Garoet yang ditorpedo pasukan Jerman di Perang Dunia II. (Sumber: Stichting Maritiem Historische Data)

AYOBANDUNG.ID - Garut dahulu tak cuma terpampang di peta Priangan. Ia juga terukir di badan kapal uap buatan galangan Royal Dutch Company ā€˜De Schelde’ di Vlissingen, Belanda. Nama zaman baheulanya tentu saja Garoet. Diluncurkan pada 1916, kapal dagang berbobot 7.118 ton ini merupakan bagian dari armada kolonial Belanda yang kerap dinamai berdasarkan kota atau sungai di Hindia Belanda. Ada Soekaboemi, Tjimahi, Tjitaroem, atau Tjilebut. Semua tampak seperti parade geografis tanah jajahan yang berlayar lintas samudra.

Tapi tak semua dari mereka kembali ke pelabuhan asal. Seperti Garoet, yang riwayatnya tamat di Samudra Hindia, dihantam torpedo Jerman saat Perang Dunia II sedang mengganas. Dalam deskripsi Stichting Maritiem Historische Data, Garoet sedang dalam pelayaran dari Bombay dan Marmagoa menuju Durban, Afrika Selatan, pada 19 Juni 1944. Kapal ini membawa muatan campuran: batu bara, gula, dan 1.000 ton kacang tanah.

Catatan Uboat, di atas kapal terdapat 99 awak: 46 pelaut Belanda, 44 laskar (pekerja pelaut dari Asia Selatan dan Asia Tenggara), serta sembilan penembak dari satuan Defensively Equipped Merchant Ships (DEMS) yang bertugas mengoperasikan senjata pertahanan kapal dagang.

Detail peristiwa ini digambarkan secara rinci. Pukul 19.53, kapal selam NAZI Jerman U-181 di bawah komando Kurt Freiwald menembakkan dua torpedo ke sisi kiri Garoet, tepat di palka nomor dua dan buritan. Tembakan itu telak.

Baca Juga: Kisah Kapal Laut Cimahi Hilang di Kabut Kalimantan, Diterkam Laut China Selatan

Lima menit kemudian, kapal selam U-181 muncul ke permukaan. Mereka mendekati rakit dan menginterogasi para korban yang masih hidup: nama kapal, tonase, kargo, pelabuhan tujuan. Ketika mereka menanyakan nakhoda, kepala perwira, dan teknisi utama, tak satu pun yang menjawab. Para perwira itu rupanya ikut tenggelam bersama Garoet. Setelah tak mendapat informasi yang dicari, U-181 pun berlalu.

Dua rakit itu, yang awalnya saling diikat agar tetap bersama, memutuskan untuk berpisah setelah 24 jam hanyut bersama. Mereka berharap peluang ditemukan lebih besar jika menyebar. Tiga awak Belanda, satu operator radio asal Australia, dan satu laskar di salah satu rakit akhirnya ditemukan oleh kapal angkut bagal Inggris, SS Nirvana, pada 30 Juni atau sebelas hari setelah serangan. Mereka diturunkan di Durban. Rakit kedua yang membawa lima laskar baru ditemukan pada 4 Juli pukul 05.00 oleh kapal dagang SS Daldorch, lalu diturunkan di Mauritius pada 9 Juli.

Dari 99 orang di atas kapal, 89 tewas. Hanya 10 yang selamat. Salah satu dari korban adalah Cyril Ernest Abraham, penembak muda asal Inggris yang baru berusia 22 tahun. Ia tergabung dalam unit DEMS yang dipasang untuk mengoperasikan persenjataan pertahanan di kapal dagang. Kisah tentang Abraham dicatat oleh keponakannya, Kim Ribbans, dalam arsip keluarga. Menurut Ribbans, Abraham ditugaskan ke Garoet setelah mengambil cuti untuk menjadi pendamping pria pernikahan adik laki-lakinya di Northampton pada Desember 1943.

ā€œKeluarga kami percaya bahwa Cyril ditugaskan pada jalur pelayaran yang sangat berbahaya sebagai hukuman karena pelanggaran cuti tersebut,ā€ tulis Ribbans. Nasib buruknya mewujud dalam bentuk dua torpedo dan malam tanpa bulan yang membuat segalanya berakhir dalam dua menit.

Potret awak kapal SS Garoet yang dimiliki perusahaan Belanda. (Sumber: lloydatelier.nl)
Potret awak kapal SS Garoet yang dimiliki perusahaan Belanda. (Sumber: lloydatelier.nl)

Dalam daftar nama awak yang dirilis Uboat, beberapa nama terdengar berasal dari Hindia Belanda: Kartawie, Koesnan, Samie, Samieadi, Sampoeroh, dan Soedjono. Tidak ada informasi lebih lanjut tentang latar belakang mereka. Apakah ada yang berasal dari Garut? Tak ada yang tahu. Tapi nama-nama itu cukup membisikkan bahwa bukan hanya orang Eropa yang jadi korban Perang Dunia II di laut lepas, namun juga anak-anak koloni yang terjaring oleh kontrak Lascar, ditempatkan di kapal asing, dan dilupakan dalam laporan-laporan maritim.

Singgah Setelah Bombardir Liverpool

Sebelum tubuhnya diterkan torpedo di Samudra Hindia, kapal uap Garoet sempat mengarungi rute yang jauh lebih dingin dan berbahaya: dari Jawa menuju Inggris. Dalam arsip resmi pemerintah Inggris, tercatat bahwa SS Garoet—dengan nomor resmi 4046BA—berlayar dari pelabuhan di Jawa dan tiba di Liverpool pada 15 Mei 1941.

Tanggal itu bukan hari biasa. Pada tahun yang sama, Liverpool tengah luluh lantak dihajar bom oleh Luftwaffe Jerman. Peristiwa itu dikenal sebagai Liverpool Blitz. Liverpool Blitz adalah serangkaian pengeboman berat yang berlangsung selama Perang Dunia II. Target utamanya: kota pelabuhan terbesar di pantai barat Inggris, Liverpool, beserta Birkenhead. Lokasinya strategis karena menjadi pintu masuk logistik penting bagi Sekutu dari Samudra Atlantik.

Rentetan pengeboman memuncak antara 1 hingga 7 Mei 1941. Sebanyak 681 pesawat pembom Luftwaffe menghujani Liverpool dengan 2.315 bom peledak dan 119 bahan peledak lainnya, termasuk bom pembakar. Hasilnya: 69 dari 144 dermaga kargo lumpuh, 2.895 orang menjadi korban, dan lebih dari 6.500 rumah luluh lantak. Bahkan Katedral Liverpool yang megah pun tak luput dari ledakan. Sebuah bom menembus atap transept tenggara dan meledak di udara, menghancurkan kaca patri bersejarah di dalamnya.

Kehancuran kota akibat serangan Liverpool Blitz oleh pasukan NAZI Jerman di Perang Dunia II. (Sumber: Liverpool Museum)
Kehancuran kota akibat serangan Liverpool Blitz oleh pasukan NAZI Jerman di Perang Dunia II. (Sumber: Liverpool Museum)

Baca Juga: Dari Gurun Pasir ke Kamp Konsentrasi, Kisah Tragis Keluarga Berretty Pemilik Vila Isola Bandung

SS Garoet tiba tepat sepekan setelah serangan maut tujuh hari itu diakhiri. Kota masih berasap, puing-puing berserakan, jalanan ditutup, rel kereta hancur, dan ribuan orang kehilangan rumah. Di tengah reruntuhan itulah kapal dari Hindia Belanda ini menyusuri dermaga yang setengah hidup, membawa muatan dari negeri jauh. Tak diketahui pasti apa yang dibawa Garoet saat itu.

Garoet bukan kapal perang, bukan kapal pertempuran, tapi kapal dagang yang terus dipaksa menyeberangi samudra di tengah badai konflik paling brutal dalam sejarah peradaban manusia modern. Ia sempat melintasi lautan yang diburu pesawat dan ranjau laut, merapat di kota pelabuhan yang berdarah dan hangus, lalu pergi lagi, entah ke pelayaran berikutnya. Kapal ini dibangun pada masa Perang Dunia I, dan ironisnya dijempout maut di masa Perang Dunia II.

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 24 Okt 2025, 10:54 WIB

Toponimi Gandasoli

Setidaknya terdapat tujuh nama geografis Gandasoli di Jawa Barat.
Setidaknya terdapat tujuh nama geografis Gandasoli di Jawa Barat. (Sumber: Citra satelit: Google maps)
Ayo Biz 24 Okt 2025, 09:17 WIB

Pemuda Asal Bojongsoang Buat Sepeda dari Bahan Denim

Andika menerima pesanan sepeda denim dengan berbagai bentuk dan ukuran sesuai permintaan pelanggan.
Andika Muhammad Ramadani dan sepeda buatanya dari bahan denim. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Mildan Abdalloh)
Ayo Netizen 24 Okt 2025, 08:55 WIB

Review Teasing Master Takagi-san: Perasaan Masa Remaja yang Mendalam

Tentang review serial adaptasi "Teasing Master Takagi-san" (2024) secara singkat
Salah satu adegan di Teasing Master Takagi-san (Sumber: IMDb)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 21:22 WIB

Mengapa Pejabat Kita Perlu Membaca Buku?

Masihkah kita bisa berharap pada kebijakan publik yang berkualitas, jika pejabatnya sendiri jarang membaca buku?
Tanpa literasi atau membaca buku, pejabat hanya melahirkan kebijakan reaktif, dangkal, dan jangka pendek. (Sumber: Instagram | nusantara_maps)
Ayo Biz 23 Okt 2025, 20:55 WIB

Potensi Pasar Modal Syariah Indonesia: Tumbuh tapi Belum Proporsional?

Geliat investasi syariah menunjukkan tren positif, ditandai meningkatnya jumlah investor, diversifikasi produk, dan penetrasi teknologi yang memudahkan akses terhadap instrumen keuangan halal.
Geliat investasi syariah menunjukkan tren positif, ditandai meningkatnya jumlah investor, diversifikasi produk, dan penetrasi teknologi yang memudahkan akses terhadap instrumen keuangan halal. (Sumber: Freepik)
Ayo Biz 23 Okt 2025, 20:36 WIB

Mendorong Pertumbuhan Inklusif Lewat Festival Kolaboratif dan Digitalisasi Finansial

Sektor perbankan, sektor produktif, UMKM, dan industri kreatif kini tidak lagi berjalan sendiri-sendiri, melainkan saling terhubung dalam ekosistem yang saling menguatkan.
Sektor perbankan, sektor produktif, UMKM, dan industri kreatif kini tidak lagi berjalan sendiri-sendiri, melainkan saling terhubung dalam ekosistem yang saling menguatkan.
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 19:34 WIB

Perelek, Kosakata Jadul yang Timbul Lagi

Perelek, sebuah kata jadul yang nyaris tenggelam ditelan zaman, belakangan ini ramai lagi dibicarakan di sosial media.
Dedi Mulyadi. (Sumber: Dok. DSDA Jabar)
Ayo Jelajah 23 Okt 2025, 18:40 WIB

Sejarah Tol Cipularang, Jalan Cepat Pertama ke Bandung yang Dibangun dari Warisan Krisis

Sejarah Tol Cipularang dari proyek gagal era 1990-an hingga simbol konektivitas Jakarta–Bandung. Penuh kisah krisis, pembangunan, dan mitos Gunung Hejo.
Tol Cipularang. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 18:31 WIB

Diskriminasi Kelompok Minoritas oleh Muslim di Indonesia, Memahami Teori Identitas dan Persepsi Sosial

Membedah fenomena sosial ironis, yang kerap kali terjadi di tengah masyarakat sosial Indonesia.
Ilustrasi ruangan dalam gereja. (Sumber: Unsplash/Kaja Sariwating)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 17:49 WIB

I'ie Sumirat Legenda Bulutangkis Indonesia dari Bandung

I’ie Sumirat lahir di Bandung pada 15 November 1950 dan mulai menekuni bulutangkis sejak masa remaja.
Pada tahun 1976, puncak karier I’ie Sumirat tercapai saat ia berhasil menjuarai All England bersama pasangannya. (Sumber: Instagram/Badminton Indonesia)
Ayo Jelajah 23 Okt 2025, 16:18 WIB

Hikayat Komplotan Bandit Revolusi di Cileunyi, Sandiwara Berdarah Para Tentara Palsu

Kabut malam menutup jejak empat bandit berseragam. Dari Cileunyi hingga Rancaekek, tragedi itu jadi legenda kelam Bandung era revolusi tahun 1950-an.
Ilustrasi truk melintasi jalanan Cileunyi, Bandung, tahun 1950-an.
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 15:27 WIB

Dalam Budaya Ketimuran, Komunitas LGBT malah Berkembang, Apa Penyebabnya?

LGBT sudah semakin banyak ditemui di dunia. Bagaimana bisa, hal yang pernah tabu itu menjadi normal di masa sekarang?
LGBT sudah semakin banyak ditemui di dunia. Bagaimana bisa, hal yang pernah tabu itu menjadi normal di masa sekarang? (Sumber: Pexels/Alexander Grey)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 13:10 WIB

Bandung Menawan, Bandung Siaga: Belajar Hidup Selaras dengan Alam

Di balik keindahan dan kreativitasnya, Bandung belajar menata diri, bukan sekadar untuk tampil menawan.
Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung. (Sumber: Pexels/Raka Miftah)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 11:31 WIB

Hikayat Kaum Sarungan

Santri adalah peneguh nilai, penjaga moral bangsa, dan penggerak perubahan sosial.
Kampanye pakai sarung dengan fashion show di jalanan yang dilakukan oleh pecinta budaya di Semarang. Diperingati 3 Maret, sarung punya sejarah panjang. (Sumber: Ayo Semarang.com | Foto: Audrian Firhannusa)
Ayo Jelajah 23 Okt 2025, 11:21 WIB

Dari Barak Tentara ke Istana, Sejarah Mobil Maung Pindad Buatan Bandung

Dari bengkel kecil di Bandung hingga jadi mobil dinas pejabat, Maung buatan Pindad berubah dari kendaraan tempur jadi simbol nasionalisme baru.
Deretan kendaraan khusus Maung MV 3 Produksi PT Pindad di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 10:10 WIB

Seperti Surabaya, Bandung Harus Belajar Atasi Limbah Popok dan Pembalut

Surabaya telah berhasil menjadi kota berkelanjutan karena upayanya dalam menghijaukan lingkungan.
Ilustrasi popok bayi. (Sumber: Pexels/Emma Bauso)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 08:57 WIB

Sore: Istri Dari Masa Depan, Cinta yang Terjebak dalam Putaran Waktu

Yandy Laurens selaku sutradara mengemas film "Sore: Istri Dari Masa Depan" dengan konsep time loop atau perjalanan lintas waktu.
Poster film Sore: Istri dari Masa Depan. (Sumber: Instagram/sheiladaisha)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 07:50 WIB

Kliwon dan Komposisi Instrumen Sorawatu

Komposisi kliwon disepakati sebagai proses mengheningkan cipta pada semesta.
 (Foto: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 21:06 WIB

Setahun Pendidikan Bermakna, Menanam Peradaban Lewat Tindakan Nyata

Menyoroti langkah Kemendikdasmen dalam membangun peradaban melalui kebijakan yang berdampak nyata bagi generasi muda.
Foto mengajar di SD Tewang Kadamba, Kalteng. (Foto: Eka)
Ayo Biz 22 Okt 2025, 20:30 WIB

Membangun Wisata yang Tak Merusak tapi Menghidupkan Alam dan Budaya Lokal

Di tengah tekanan kerja dan digitalisasi, banyak orang mencari pelarian ke alam. Tapi bukan sekadar alam liar, mereka menginginkan pula kenyamanan, estetika, dan pengalaman.
Di tengah gempuran wisata urban dan digital, LGE tetap mengusung semangat pelestarian budaya lokal Sunda, mulai dari nama tempat, makanan tradisional, hingga permainan rakyat. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)