Menjaga Kesetan Mental dengan Buku, Art Therapy Bersama Ur Buddies

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Jumat 18 Jul 2025, 09:05 WIB
Kegiatan Heal Art Terapy UrBudies. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Kegiatan Heal Art Terapy UrBudies. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Sebagai manusia, tentunya kita akan selalu mengalami perjalanan yang penuh dinamika. Entah sedih, senang, manis, asam , pahit kehidupan akan silih berganti tanpa kita memintanya.

Tidak ada yang bisa menetap selamanya, semua rasa yang hadir memberikan makna dan pembelajaran jika kita mau merenunginya.

Setiap dari kita pasti memiliki luka. Entah akibat peristiwa di masa kecil, saat tumbuh menjadi seorang remaja atau bahkan ketika bergelut menjadi seorang yang jauh lebih dewasa.

Semua orang yang hadir dalam hidup bisa berpotensi memberikan luka kepada kita, entah di sengaja atau tidak. Semua berada diluar kontrol kita, maka respon kita tentu sangat penting untuk membiarkan merusak kita atau justru diabaikan begitu saja.

Tentu untuk menjadi pribadi yang demikian bukanlah hal yang mudah. Butuh proses yang panjang untuk seseorang benar-benar bisa mengenali dirinya.

Banyak cara yang bisa dilakukan oleh seseorang untuk menyalurkan segala bentuk stres berupa, keluh kesah, marah, sedih atau trauma masa lalu.

Ada yang memilih untuk memendam dan bungkam seribu bahasa, ada yang curhat di melalui media sosial, ada yang pergi ke psikolog, ada yang mencari kesibukan baru dan salah satunya berkumpul dengan stranger, seperti yang diadakan oleh Ur Buddies, berkumpul, membaca buku bersama, hingga melukis sambil berbincang dan berdiskusi perihal banyak hal.

Pagi itu di sebuah tempat sejuk dan penuh rumput serta pepohonan hijau, bernama Kamakarsa Garden. Peserta yang tergabung dengan acara Ur Buddies sebanyak delapan orang, duduk bersama, di meja kayu yang sudah siap dengan alat lukis.

Meski belum mengenal satu sama lain dan terdapat suasana yang kikuk tapi langsung cair ketika satu dengan yang lainnya saling memperkenalkan diri.

Baca Juga: Atlet Saling Sindir, Mencari Keadilan atau Memang Tak Ada Keadilan?

Pagi itu hujan turun rintik-rintik, sedikit bergumul membasahi rumput-rumput hijau. Membuat salah satu rangkaian acara dalam kegiatan ini di skip, yaitu silent reading.

Meski demikian acara masih sangat menarik untuk diikuti. Setelah perkenalan, panitia membagikan kertas yang berisi langkah-langkah journaling dalam rangka merilis stres dari masing-masing peserta. Mulai dari perasaan apa yang sedang dirasakan hingga bagaimana luka-luka yang dirasakan bisa berkurang bahkan bisa sembuh.

Selanjutnya para peserta dengan spontan membahas mengenai pengalaman membaca buku hingga mendiskusikan isinya. Senang rasanya, bisa berdiskusi dan bertukar pikiran dengan orang lain yang pernah membaca buku yang sama , apalagi memiliki sudut pandang yang berbeda. Tentu kita belajar untuk tidak saling menghakimi, mengklaim mana yang paling benar dan salah.

Beberapa buku yang menarik dibahas adalah isu-isu mengenai perempuan seperti Perempuan di Titik Nol karya Nawal El-Sadawi, Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan, Entrok Karya Okky Madasari hingga buku lainnya mengenai kejadian 98 dan para aktivis di dalamnya, seperti Laut Bercerita, Teruslah Bodoh Jangan Pintar karya Tere Liye, dan beberapa karya Pramoedya yang sedang hangat dibicarakan di lingkungan pecinta buku.

Sambil berbincang, peserta melukis berbagai macam objek seperti, planet, pemandangan hingga cover sebuah buku.

Paduan warna yang lebih kontras, menghasilkan semangat di dalamnya, warna yang cenderung gelap sedikit merepresentasikan perasaan mendung di dalamnya, hingga warna lembut sebagai bentuk kreativitasnya.

Melukis memang tidak semudah yang dibayangkan, terutama bagi mereka yang tidak memiliki keahlian tersebut. Tapi melukis itu bukan seberapa bagus hasilnya tapi perasaaan sejujurnya yang nampak melalui sebuah kanvas. Setiap luka yang ada dalam diri seseorang bisa tersalurkan dalam setiap goresan kuas diatas kanvas.

Berdasarkan sebuah penelitian yang di publish di Jurnal Kajian Ilmiah Kesehatan dan teknologi yang berjudul "The Effect Of Art Therapy: Painting On Reducing The Depression Level Of Mentally Disordered Patients at Bina Laras Harapan Sentosa 1 Cengkareng Social Institution Jakarta", mengungkapkan bahwa pasien yang mengalami gangguan jiwa dengan tingkat stres (84.8%).

Namun setelah dilakukan terapi melukis, tingkat stres menurun menjadi (50%). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa seni melukis memiliki dampak yang signifikan terhadap penurunan tingkat stres.

Pada penelitian serupa yang dilakukan oleh Wanda Hamidah & Asep Miftahul Falah, berjudul " Analisis Indikator Keberhasilan Proses Terapi Seni Sebagai Alternatif Metode Penyembuhan Kesehatan Mental", menyebutkan bahwa terapi seni memiliki banyak manfaat diantaranya, seni merupakan ekspresi langsung dari mimpi atau fantasi ke dalam bentuk visual.

Baca Juga: Belajar dari Kasus bank bjb, Ketika Reputasi Dikejar lewat Popularitas dan Bukan Perbaikan

Seni dapat memproyeksikan alam ketidaksadaran, seni memberikan perasaan senang dan nyaman, seni bersifat fleksibel, tidak ada yang benar ataupun salah, seni tidak memiliki batasan usia, seni juga membantu mengungkapkan perasaan secara verbal.

Sesi terakhir dari kegiatan yang dilakukan bersama Ur Buddies adalah berfoto bersama. Setelah itu beberapa peserta ada yang langsung pulang, ada yang masih melanjutkan menikmati alam sekitar ada juga yang melanjutkan perbincangan diskusi yang sudah dilakukan.

Biasanya kegiatan ini dilakukan pada sore hari menjelang malam pada waktu weekend. Untuk mengetahui info selanjutnya bisa kepoin langsung Instagram @ur.buddies. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 18 Jul 2025, 13:15 WIB

Soto Bandung Pak Simon: Kuliner Legendaris yang Jadi Penghangat di Malam Hari

Ada satu kedai sederhana yang melegenda di Kota Bandung, yaitu Soto Bandung Pak Simon. Kedai ini berlokasi di kawasan Jalan Cibadak No. 103, Kecamatan Astanaanyar dan menjadi magnet bagi penikmat
Soto Bandung Pak Simon yang jadi kuliner legendaris Bandung. (Foto: GMAPS)
Ayo Biz 18 Jul 2025, 11:50 WIB

Pempek Kiarin, Moncer di Tengah Pandemi Sampai Jadi Kuliner Kesayangan Warga Cimahi

Perjalanan bisnis kuliner Pempek Kiarin bermula dari krisis. Dodi, sang pemilik, sebelumnya menggeluti usaha konveksi pada 2004 dan sempat membuka distro pada 2005.
Pempek Kiarin jadi makanan Palembang yang paling dicari di Bandung (Foto: Ist)
Ayo Netizen 18 Jul 2025, 10:10 WIB

Memalukan! Diskominfo Jabar malah Memicu Doxing Warga-nya

Apakah Diskominfo Jabar yang ayomi puluhan juta warga Jabar harus permalukan warganya sendiri yang kritis?
Neni Nurhayati yang dimunculkan dalam postingan Diskominfo Jabar. (Sumber: Instagram/Diskominfo Jabar)
Ayo Jelajah 18 Jul 2025, 09:33 WIB

Kapal Laut Garut jadi Korban Torpedo Jerman di Perang Dunia II

Kapal uap Garoet asal Hindia Belanda tenggelam usai dihantam torpedo Jerman di Perang Dunia II pada 1944. Hanya 10 dari 99 awak yang selamat.
Kapal SS Garoet yang ditorpedo pasukan Jerman di Perang Dunia II. (Sumber: Stichting Maritiem Historische Data)
Ayo Netizen 18 Jul 2025, 09:05 WIB

Menjaga Kesetan Mental dengan Buku, Art Therapy Bersama Ur Buddies

Art Therapy, seringkali menjadi alternatif healing atau stress release di dunia yang semakin kompleks dengan distraksi media sosial.
Kegiatan Heal Art Terapy UrBudies. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 17 Jul 2025, 20:14 WIB

Atlet Saling Sindir, Mencari Keadilan atau Memang Tak Ada Keadilan?

Beberapa waktu lalu sejumlah atlet ramai memprotes sikap pemerintah yang dinilai pilih kasih.
Hadiah jam tangan Rolex untuk pemain Timnas Indonesia dari Presiden Prabowo Subianto. (Sumber: Instagram Story/justinhubner5)
Ayo Biz 17 Jul 2025, 16:51 WIB

Meracik Sunda di Tengah Rimbunnya Awi: Kuliner, Edukasi, dan Warisan

Wisata kuliner bertemu edukasi budaya, membawa pengunjung tidak sekadar mencicipi hidangan, melainkan menghayati kisah di balik setiap sajian dan ruangnya.
Latar belakang Kebon Awi berakar pada keresahan Pria Eka, sang pendiri, yang tumbuh di keluarga pencinta budaya Sunda. (Sumber: Kebon Awi)
Ayo Netizen 17 Jul 2025, 16:29 WIB

9 Partisipasi Anak Jadi Kunci Kota Ramah Lingkungan, Ini Cerita dari Jalan Kebon Bibit

Sekelompok mahasiswa ITB menggelar kegiatan edukatif dan partisipatif di Taman Cascade, Jalan Kebon Bibit, Kota Bandung.
Sekelompok mahasiswa ITB menggelar kegiatan edukatif dan partisipatif di Taman Cascade, Jalan Kebon Bibit, Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 17 Jul 2025, 15:51 WIB

Ikhsanuddin Qothi, Dokter Influencer yang Membawa Angin Segar bagi Stigma Buruk Puskemas

Melalui kontennya ini, Dokter Ikhsanuddin Qothi pun kerap memberikan edukasi mengenai kesehatan.
Melalui kontennya ini, Dokter Ikhsanuddin Qothi pun kerap memberikan edukasi mengenai kesehatan. (Sumber: Instagram/Ikhsanuddin Qothi)
Ayo Biz 17 Jul 2025, 14:32 WIB

Nekat tapi Optimis: Semangat Dony Membangun Bisnis Kuliner di Jantung Kota Bandung

Di tengah derasnya arus persaingan usaha dan tantangan yang tak kunjung surut, satu nama bersinar dengan keteguhan dan semangat bisnisnya, Dony Turdiyana.
Dony Turdiyana seorang pebisnis yang menjadikan keyakinan, keberanian, dan kepekaan pasar sebagai kompas hidupnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Jul 2025, 12:51 WIB

Belajar dari Kasus bank bjb, Ketika Reputasi Dikejar lewat Popularitas dan Bukan Perbaikan

Influencer dalam instansi tak cukup modal populer dan memainkan narasi.
Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya. (Sumber: Youtube/Helmy Yahya Bicara)
Ayo Jelajah 17 Jul 2025, 12:40 WIB

Jejak Sejarah Pecinan Bandung yang Terancam Hilang Ditelan Kesemrawutan Kota

Dari Yap Lun hingga Pasar Baru, jejak sejarah Pecinan Bandung memudar di tengah kekacauan tata kota dan hilangnya bangunan warisan.
Salah satu kawasan Pecinan yang diperkirakan ada di Bandung zaman baheula. (Sumber: Leiden University Libraries Digital Collections)
Ayo Biz 17 Jul 2025, 11:14 WIB

Ada Apa Saja di Pasar Baru?

Bandung dikenal sebagai surganya wisata belanja. Salah satu destinasi ikonik yang mewakili semangat perdagangan kota ini adalah Pasar Baru Trade Center.
Pasar Baru Bandrung Trade Center (Foto: GMAPS)
Ayo Netizen 17 Jul 2025, 10:03 WIB

Kehilangan Bahasa Kemanusiaan dan Bahasa Cinta

Bahasa tidak hanya sekadar alat untuk berinteraksi dan berkomunikasi, tetapi dapat memengaruhi juga perubahan sosial.
Bahasa tidak hanya sekadar alat untuk berinteraksi dan berkomunikasi, tetapi dapat memengaruhi juga perubahan sosial. (Sumber: Unsplash/Fahmi Ramadhan)
Ayo Biz 17 Jul 2025, 09:48 WIB

Roti Gempol: dari 1958 Jadi Tempat Sarapan Legendaris di Tengah Kota Bandung

Di tengah geliat kuliner modern Kota Bandung, terdapat sebuah kedai roti sederhana yang terus bertahan sejak tahun 50-an. Namanya Roti Gempol, sebuah kedai legendaris yang dikenal sebagai tempat sarap
Roti Gempol tempat sarapan legendaris di Kota Bandung (Foto: GMAPS)
Beranda 17 Jul 2025, 08:49 WIB

Kebijakan Gubernur Dedi Mulyadi Bikin Pendaftaran ke Sekolah Swasta Anjlok Hingga 50 Persen, Guru Terancam Kehilangan Kerja

Ia menambahkan, rata-rata penurunan jumlah siswa yang mendaftar SMK di Kota Cirebon sekitar 40-50 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Rata-rata penurunan jumlah siswa yang mendaftar SMK di Kota Cirebon sekitar 40-50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. (Sumber: Unsplash | Foto: Ed Us)
Beranda 17 Jul 2025, 06:31 WIB

Tahun Ajaran Baru Dimulai, Siswa SDN I Babakan Talang Belajar di Bangunan Darurat: Satu Ruangan untuk Dua Kelas, Duduk Lesehan

Luas totalnya hanya sekitar 105 meter persegi, dibagi menjadi tiga ruang, dan masing-masing ruang digunakan oleh dua kelas sekaligus dengan penyekat triplek tipis
Siswa SDN I Babakan Talang mengawali tahun ajaran baru di bangunan darurat. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 16 Jul 2025, 18:44 WIB

“Indonesia Surganya Herbal”: Gerakan Nabawi Health Merawat Perempuan Lewat Warisan Tanaman Obat

Di balik kemasan botani dan formula ilmiah, ada semangat kampanye yang tengah digerakkan Nabawi Health, yakni mengajak perempuan Indonesia kembali akrab dengan kekayaan alamnya.
Di balik kemasan botani dan formula ilmiah, ada semangat kampanye yang tengah digerakkan Nabawi Health, yakni mengajak perempuan Indonesia kembali akrab dengan kekayaan alamnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 16 Jul 2025, 18:20 WIB

Kisah Kapal Laut Cimahi Hilang di Kabut Kalimantan, Diterkam Laut China Selatan

Kapal Tjimahi (Cimahi) sempat hilang akibat kabut Kalimantan dan akhirnya tenggelam di Kepulauan Paracel pada 1915. Kisah sejarah kapal kolonial yang lenyap di Laut China Selatan.
Kapal Tjimahi (Cimahi). (Sumber: Stichting Maritiem Historische Data)
Ayo Netizen 16 Jul 2025, 17:24 WIB

Arti di Balik Gerakan Anak Koci: Tarian Pacu Jalur yang Viral hingga Mancanegara

Pacu Jalur adalah lomba mendayung perahu besar (disebut jalur) yang sudah eksis sejak abad ke-17.
Tarian Anak Koci dalam pacu jalur bukan sekadar pertunjukan visual. Ia adalah ritual penuh makna. (Sumber: mediacenter.riau.go.id)