Program MBG, antara Harapan dan Kenyataan

Gagan Hidayat,S.AP.
Ditulis oleh Gagan Hidayat,S.AP. diterbitkan Selasa 07 Okt 2025, 12:21 WIB
Program makan bergizi gratis (MBG). (Sumber: kebumenkab.go.id)

Program makan bergizi gratis (MBG). (Sumber: kebumenkab.go.id)

Program makan bergizi gratis adalah salah satu kebijakan unggulan dari presiden terpilih tahun 2024 Indonesia Prabowo Subianto. Kebijakan ini ada karena salah satunya adalah untukmeningkatkan gizi para pelajar di Indonesia, sehingga mendukung untuk mencerdaskan anak bangsa.

Tujuan yang sangat mulia, apabila kebijakan makan bergizi gratis ini berjalan dengan baik. Keseriusan Presiden Prabowo dalam menjalankan program ini secara konsep awal memang baik. Terbukti dengan langsung dibentuknya Badan Gizi Nasional untuk mengawal program MBG ini.

Namun keseriusan itu belum nampak pada penentuan orang-orang yang terlibat didalamnya, misalkan saja kepala MBG yang menjabat saat ini adalah seorang lulusan entomologi selain itu para wakilnya saja banyak yang berlatar belakang dari militer. Hal tersebut tidak sesuai dengan konsep kepemimpinan "the right man in the right place".

Kesalahan awal itu terbukti pada pelaksanaan di lapangan, konsep awal yang menekankan makanan ini bergizi. Namun anggaran yang dilaksanakan itu minim sekali jika dikatakan bergizi. Maka tidak heran apabila secara porsi masih ada yang tidak sesuai dengan harapan. Apalagi dengan terjadinya kasus keracunan makanan pada program MBG di kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat menambah kekurangan pada program MBG ini.

Oleh karena itu, seharusnya presiden Pabowo sebagai kepala negara yang mempunyai cita-cita mencerdaskan bangsa itu seharusnya belajar dari kasus lain yang hampir serupa misalnya. Salah satunya adalah pencegahan stunting di kementerian Kesehatan.

Dilihat dari segi ekonomi, program MBG bisa mendorong keterlibatan UMKM, petani, dan nelayan sehingga mampu memperkuat ekonomi lokal dan membuka peluang usaha baru. (Sumber: Pexels/Agung Pandit Wiguna)
Dilihat dari segi ekonomi, program MBG bisa mendorong keterlibatan UMKM, petani, dan nelayan sehingga mampu memperkuat ekonomi lokal dan membuka peluang usaha baru. (Sumber: Pexels/Agung Pandit Wiguna)

Kenapa tidak mengadopsi cara teknis yang dilakukan oleh kemenkes melalui puskesmas di setiap daerah sebagai ujung tombak. Dan Puskesmas juga tidak menyiapkan secara langsung makanan untuk pencegahan stunting, tetapi melalui pihak ketiga yang ditunjuk melalui bantuan operasional kesehatan (BOK).

Nah, dengan cara seperti itu seharusnya program MBG itu juga memang bisa dikerjakan oleh kementerian Pendidikan dengan ujung tombak setiap sekolah, dan pelaksanaannya dapat didanai oleh Bantuan Operasinal Sekola (BOS). Tentunya dengan penambahan alokasi anggaran untuk Program MBG ini. Daripada membentuk sebuah Badan yang tidak di tempati oleh orang-orang profesional didalamnya.

Apalagi jika pada tataran pelaksanaan teknis harus membuat sebuah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi di setiap daerah, Bahakan di setiap kecamatan. Itu sangat menguras anggaran makanan gizi gratis yang bisa saja itu disalurkan pada kualitas pemenuhan gizi itu sendiri.

Jika pencegahan stunting saja bis dilakukan oleh kementerian kesehatan melalui ujung tombaknya puskesmas. mengapa tidak program MBG ini diterapkan saja pada Kementerian Pendidikan melalui ujung tombak Sekolah melalui BOS nya ?

Memang, keefektifan program stunting yg dilakukan oleh kementerian kesehatan tersebut belum mencapai hasil yang maksimal. Namun dari sisi efisiensi anggaran, hal itu akan memangkas proses pelaksanaan program. Sehingga ini bisa ditiru pada program MBG yang bisa dilaksanakan oleh sekolah melalui pertanggungjawaban dana BOS, apabila ditambahkan kedalam dana BOS tersebut.

Dan akhirnya UMKM sekitar sekolah pun akan terlibat apabila, kendali MBG itu ada di setiap sekolah. Karena sekolah langsung lah yang memilih pihak ketiga mana yang terbaik dapat menyediakan makanan bergizi tersebut.

Dan yang paling terpenting adalah harapan mencerdaskan bangsa dan pemenuhan gizi anak sesuai harapan dan kenyataan nantinya. Sesuai dengan cita-cita bangsa kita untuk menjadi bangsa yang mempunyai generasi emas tahun 2045. Sehingga kita menjadi negara yang maju dan sejahtera. Semoga. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Gagan Hidayat,S.AP.
progres
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 07 Okt 2025, 14:14 WIB

Kesalahpahaman di Balik Taat dan Kata 'Khidmat'

Khidmat pada guru sering berujung pada perilaku kesewenang-wenangan yang mereka lakukan kepada muridnya atas nama ketaatan dan pengabdian.
Ilustrasi Santri Mencium Tangan Kiyai (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 12:21 WIB

Program MBG, antara Harapan dan Kenyataan

Makanan Bergizi Gratis pada pelaksanaanya masih mengandung banyak kendala yang dihadapi.
Program makan bergizi gratis (MBG). (Sumber: kebumenkab.go.id)
Ayo Jelajah 07 Okt 2025, 11:48 WIB

Drama Pelarian Macan Tutul Lembang, dari Desa di Kuningan ke Hotel Sukasari

Macan tutul kabur dari Lembang Park and Zoo bikin geger Bandung. Dari pelarian misterius hingga penangkapan dramatis di hotel Sukasari.
Macan tutul di Hotel Sukasari Bandung yang diduga merupakan satwa kabur dari Lembang Park & Zoo.
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 10:28 WIB

'Lintas Agama' ala Sunda

Kata-kata ini membangun jembatan antara gagasan global dan kearifan lokal.
Lukisan Tembok di Joglo Keadilan, YSK, Bogor (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 08:20 WIB

Simbol Perlawanan, Kebebasan, serta Kritik Sosial dari Buku Perempuan di Titik NOL

Perempuan di Titik Nol adalah karya Nawal El-Sadawi seorang dokter dari negara Mesir.
Perempuan di Titik Nol Karya Nawal El-Sadawi | 176 Halaman (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 06 Okt 2025, 20:33 WIB

Bandros Bandung, Wisata Kota yang Menghidupkan Cerita dan Ekonomi Lokal

Bandros bukan hanya kendaraan, tapi juga simbol kreativitas dan keramahan Bandung sebagai kota wisata.
Bandros, bus wisata keliling kota yang sejak pertama kali hadir, selalu membawa cerita dan keceriaan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 06 Okt 2025, 19:18 WIB

Bandung, Futsal, dan Masa Depan Sport Tourism Nasional

Di tengah geliat komunitas dan kampus, futsal bukan sekadar olahraga, tapi sudah menjelma jadi gerakan sosial dan peluang ekonomi baru.
Di tengah geliat komunitas dan kampus, futsal bukan sekadar olahraga, tapi sudah menjelma jadi gerakan sosial dan peluang ekonomi baru. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 06 Okt 2025, 18:36 WIB

Pasar Properti Bandung 2025: Celah Investasi di Tengah Lonjakan Permintaan

Kombinasi antara pertumbuhan ekonomi lokal, pembangunan infrastruktur, dan migrasi urban menjadikan Bandung sebagai magnet baru bagi bisnis hunian.
Kombinasi antara pertumbuhan ekonomi lokal, pembangunan infrastruktur, dan migrasi urban dari kota-kota sekitar menjadikan Bandung sebagai magnet baru bagi bisnis hunian. (Sumber: dok. Summarecon)
Ayo Netizen 06 Okt 2025, 18:18 WIB

Partisipasi Publik yang Hilang dalam Proses Kebijakan

Partisipasi publik adalah ruh demokrasi.
Pekerja Pariwisata Unjukrasa di Gedung Sate Tuntut Cabut Larangan Study Tour. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 06 Okt 2025, 17:02 WIB

10 Netizen Terpilih September 2025: Karya Berkualitas tentang Bandung

Hari ini Ayobandung.id merilis daftar 10 penulis terpilih yang memberikan kontribusi luar biasa di kanal AYO NETIZEN selama September 2025.
AYO NETIZEN merupakan kanal yang menampung tulisan para pembaca Ayobandung.id. (Sumber: Lisa from Pexels)
Ayo Netizen 06 Okt 2025, 15:42 WIB

12 Agama yang Membentuk Hidup Kita

Agama membantu kita untuk berpikir ulang tentang eksistensi.
Menerima Kitab Yang Empat Konghucu (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Salah Seorang Kawan Penulis)
Ayo Jelajah 06 Okt 2025, 14:18 WIB

Sejarah Julukan Bandung Parijs van Java, dari Sindiran Jadi Kebanggaan

Iklan seorang pedagang Belanda tahun 1920 melahirkan julukan “Parijs van Java”. Kini, Bandung dikenal sebagai kota fesyen dan kreatif.
Persimpangan Jalan Braga dan Jalan Naripan tahun 1910-an. (Sumber: kitlv)
Ayo Jelajah 06 Okt 2025, 13:15 WIB

Hikayat Urban Legend Rumah Gurita Bandung, Geger Disebut Tempat Pemujaan Setan?

Urban legend Rumah Gurita bukan hanya cerita horor, tapi cermin budaya urban Bandung yang kaya imajinasi dan sejarah arsitektur kreatif.
Potret Rumah Gurita di kawasan Sukajadi, Kota Bandung.
Beranda 06 Okt 2025, 10:50 WIB

Jejak Panjang Harry Suliztiarto Merintis Panjat Tebing Indonesia

Sebagai seorang perupa, ia terbiasa menciptakan sesuatu dari keterbatasan. Maka ketika belum ada peralatan panjat di Indonesia, Harry membuat semuanya sendiri.
Harry Suliztiarto orang yang pertama kali memperkenalkan olah raga panjat
tebing ke Indonesia. (Sumber: IG sultan_tanah_tinggi)
Ayo Netizen 06 Okt 2025, 10:12 WIB

Pangsi, Iket, dan Ki Sunda

Inilah salah satu cara kita untuk ngamumule budaya Sunda. Jika bukan kita yang melakukannya, lalu siapa lagi?
Pesilat dari Paguron Gajah Putih Baleendah menampilkan gerakan pencak silat pada gelaran Bandung Lautan Pangsi, Selasa 11 Juli 2023. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 06 Okt 2025, 07:51 WIB

Pelukan Metodologi Pembelajaran yang tidak Bersentuhan dengan Realitas

Fakta pendidikan di Indonesia, salah satunya metodologi pembelajaran yang tidak dekat dengan realitas.
Buku Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Eko Prasetyo Milik Perpustakaan Salman ITB (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 05 Okt 2025, 20:20 WIB

Suara Pembebasan dan Agama-Agama yang Jarang Diceritakan

Di balik agama-agama mapan, banyak tradisi yang lahir dari keresahan sosial dan keberanian menantang ketidakadilan.
Toko Bernama "Religion" (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 05 Okt 2025, 15:01 WIB

Jain dan Sunda di Restoran 'Hijau' Bandung

Di Kota Bandung, ada restoran bernama Kehidupan Tidak Pernah Berakhir yang unik.
Salah Satu Sudut di Restoran "Kehidupan Tidak Pernah Berakhir" di Bandung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 05 Okt 2025, 13:26 WIB

Mitigasi Gempa Bumi bila Patahan Baribis Bergoyang

Memahami pentingnya mitigasi dalam segala hal, bukan sekedar apel kesiagaan.
Singkapan patahan di Desa Cibuluh, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)
Ayo Netizen 05 Okt 2025, 12:00 WIB

HAM Omong Kosong di Kota Kreatif: Kasus Bandung Zoo dan Hak Masyarakat atas Ruang Publik

Bandung Zoo bukan hanya tempat rekreasi murah meriah. Ia adalah ruang edukasi lingkungan bagi sekolah, mahasiswa, dan keluarga.
Suasana Kebun Seni saat ini yang satu amparan dengan Kebun Binatang (Foto: Dokumen pribadi)