Salah satu keberkahan tinggal di Kota Bandung adalah tersedianya banyak komunitas yang tidak hanya sebagai sarana hiburan tapi juga edukasi dan sarana pembelajaran untuk terus tumbuh sebagai manusia.
Beberapa ruang komunitas buku banyak yang membuka sesi diskusi dalam setiap agenda mingguannya. Misalnya saja Perpustakaan Bunga di Tembok yang rutin membuka ruang diskusi tentang buku dan isu hangat yang sedang terjadi di Indonesia.
Bandung book party yang secara rutin mengadakan acara baca buku juga tukar inshigtnya di hari Minggu pagi tepatnya di Taman Film Bandung.
Toko Buku Laswi di setiap Rabu sore sering mengadakan diskusi buku mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa.
Juga Salman Reading Corner yang secara konsisten membuka ruang baca serta diskusi buku pada hari Sabtu pagi di Perpustakaan Salman.
Kali ini saya berkesempatan memiliki waktu untuk berkunjung pada Sabtu, 1 November 2025 untuk menyaksikan pemaparan Aurora Kayla Azzahra sebagai pemantik dalam sesi diskusi buku " Berani Tidak Disukai'" karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga. Buku ini menjadi menarik karena judulnya yang kontroversi juga ramai diperbincangkan di jagat sosial media.
Pagi ini acara dihadiri sekitar tujuh orang termasuk pemantik diskusi. Ini menjadi hal lumrah, berhubung biasanya acara diskusi buku akan dipenuhi di jam sore hari seperti yang sering terjadi di komunitas buku lainnya di Bandung. Tapi bagi saya jumlah ini cukup kondusif agar setiap orang yang hadir memiliki kesempatan untuk menyampaikan inshigtnya dari buku yang tersaji.
Kegiatan diawali dengan pemaparan pemantik perihal pengalaman membaca buku yang disajikan serta hal-hal apa saja yang sudah menjadi pembelajaran bagi dirinya. Berdasarkan pemaparan lewat buku ini kita diajarkan untuk memprioritaskan kebutuhan pribadi tanpa menghilangkan rasa empati kepada orang lain.
Berani tidak disukai bukan berarti kita harus menyombangkan diri dihadapan orang lain. Namun bagaimana kita berusaha menjadi yang terbaik tanpa membandingkan dengan perjalanan atau pencapaian orang lain.
Kita hari ini memang dibentuk dari pengalaman-pengalaman yang ada di masa lalu. Tapi pengalaman buruk di masa lalu tidak seharusnya menghentikan langkah kita untuk menjadi pribadi yang baik di saat ini. Buku ini mengajak kita untuk menyikapi masa lalu dengan bijak sebagai bahan pembelajaran.
Membaca adalah cara kita untuk menyelami pemikiran orang lain. Sementara berdiskusi adalah cara kita mengetahui berbagai macam perspektif berbeda dari buku bacaan yang sama. Membaca akan lebih hidup ketika dipenuhi dengan ruang diskusi. Kemudian lewat diskusi inilah tak jarang banyak ide-ide yang muncul untuk mengatasi hal paling sederhana dari kehidupan kita sebagai manusia.
Buat kamu yang tertarik dan ingin bergabung bisa langsung kepoin aja di instagram @salmanreadingcorner. Selain mengikuti diskusi, kalian juga bisa membaca buku di perpustakaan atau meminjam koleksi buku-buku baik fiksi atau non- fiksi dengan cara bergabung menjadi member.
