Perpaduan Kenyal dan Lembut dari Donat Moci Viral di Bandung

Zahwa Rizkiana Maulida
Ditulis oleh Zahwa Rizkiana Maulida diterbitkan Rabu 12 Nov 2025, 09:36 WIB
Donat mochi lembut khas Mave Douchi dengan tekstur kenyal yang jadi favorit pelanggan (Foto: Zahwa Rizkiana)

Donat mochi lembut khas Mave Douchi dengan tekstur kenyal yang jadi favorit pelanggan (Foto: Zahwa Rizkiana)

Suasana teduh menyambut begitu melangkahkan kaki ke Jalan Bahureksa No. 1. Di antara rindangnya pepohonan dan deretan kafe yang beragam, berdiri Mave Douchi, kedai mungil berdesain minimalis yang memanjakan mata.

Nuansa maroon mendominasi di bagian dalamnya, berpadu dengan pencahayaan lembut yang memberi kesan hangat dan nyaman. Begitu masuk di dalamnya terdapat deretan miniatur donat mochi palsu yang ditata rapi sebagai dekorasi dan langsung menarik perhatian. Sementara di area luar, beberapa meja disiapkan bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana Bandung yang sejuk sambil mencicipi dessert manis ini.

Dari tempat sederhana inilah Mave Douchi menjadi pembicaraan para pecinta makanan manis di Bandung. Perpaduan antara donat yang empuk dan moci yang kenyal menghadirkan sensasi baru dalam dunia dessert.

“Bahannya sebenarnya sederhana, dari tepung, ragi, dan butter,” ujar Tita, salah satu tim dapur Mave Douchi, saat ditemui di sela proses produksi.

Adonan dasarnya tak jauh berbeda dengan donat pada umumnya. Bedanya, teksturnya dibuat lebih lembut dengan tambahan baking powder agar hasilnya empuk. Untuk memberi aroma yang khas, mereka juga menambahkan sedikit perisa dengan aroma vanila susu yang kuat. “Kalau margarin kan enggak wangi, jadi kita pakai butter dan l’arome biar rasanya lebih harum,” lanjutnya.

Setelah dibulatkan dan di-proofing, adonan digoreng dalam minyak panas hingga berwarna keemasan. Hasilnya adalah donat dengan bagian dalam yang empuk dan ringan saat digigit. Lapisan mocinya dibuat dari tepung ketan, teksturnya kenyal dan lembut tanpa rasa yang menonjol. Justru di situlah letak keseimbangannya, rasa moci yang netral membuat manis dari topping dan fillingnya terasa pas dan tidak berlebihan.

Sensasi itu yang kemudian membuat setiap gigitan Mave Douchi terasa lembut, manisnya tidak giung, tapi tetap memanjakan lidah.

Saat berkunjung ke kedai ini, saya memesan empat varian sekaligus untuk dibawa pulang. Mavilo, Lotuve, Mallowgum, dan Coo & Cream jadi pilihan saya di pagi itu. Tita sendiri yang melayani, dengan cekatan ia mengambil satu per satu donat dari etalase sambil menambahkan topping di atasnya.

Gerakannya tenang tapi terampil, seperti sudah hafal urutan rasa setiap varian. Whipped cream yang lembut dioles tipis di atas permukaan donat, lalu ditaburi topping sesuai rasa. Mavilo tampak ditaburi bubuk cokelat Milo, sementara Lotuve diberi remah biskuit berwarna keemasan dan selai lotus.

Saat mencicip, tekstur empuk donatnya langsung terasa di lidah. Kulit mocinya memberi sensasi kenyal dan stretchy saat digigit, menghadirkan pengalaman unik di setiap potongan. Rasa manisnya tidak berlebihan, karena justru berasal dari filling dan topping di atas, bukan dari adonan dasarnya.

Varian Mavilo memberi rasa cokelat yang ringan, Cookies & Cream menghadirkan sensasi gurih manis dari krimnya dan remah biskuit yang memberi tekstur sedikit crunchy di antara kelembutan donat, sementara Bubble Gum membawa kesan manis khas permen dengan warna cerah yang menggoda. Tak ada rasa yang mendominasi, semuanya berpadu lembut dan ringan di mulut.

Harga satu donat di Mave Douchi dihargai mulai dari 21 ribu hingga 25 ribu rupiah. Untuk pengunjung yang makan di tempat bisa membeli satuan, sementara bagi yang ingin membawa pulang tersedia dalam paket isi empat atau enam donat moci.

Dari dapur mungil itu, produksi dilakukan tiga kali sehari pada pagi, siang, dan malam. Tujuannya sederhana, menjaga tekstur tetap segar setiap kali donat keluar dari wajan.

“Kami enggak ada teknik khusus, cuma pastikan adonannya halus dan lembut sebelum digoreng,” kata Tita. Konsistensi rupanya menjadi kunci. Di balik tampilan minimalis Mave Douchi, ada ritme dapur yang disiplin agar setiap donat terasa sama, empuk, hangat, dan pas di mulut.

Kreasi rasa juga menjadi daya tarik utama. Ada sekitar lima belas hingga tujuh belas varian, mulai dari rasa klasik hingga kekinian. Mavilo dengan bubuk Milo di atas whipped cream lembut menjadi primadona. Tiramisu, Midorave, dan Carave menonjolkan perpaduan rasa manis dengan sedikit pahit yang seimbang.

“Kalau yang paling banyak dicari itu Mavilo sama Tiramisu,” kata Tita sambil tersenyum. “Tapi kalau yang enggak terlalu suka manis, biasanya pilih Mave Gold, karena krim vanillanya lebih ringan,” lanjutnya lagi.

Sekilas, Mave Douchi tampak seperti kedai dessert kekinian yang mengikuti tren. Namun di balik itu ada cerita tentang upaya menemukan keseimbangan antara rasa, dan juga tekstur. Donat moci bukan sekadar gabungan dua makanan populer, tapi hasil eksperimen panjang dalam menciptakan harmoni baru di lidah.

Setiap gigitan menghadirkan pengalaman yang tak sekedar manis. Ada kisah tentang tangan-tangan yang telaten menguleni adonan, tentang nuansa maroon yang hangat menyelimuti kedai kecil di tepi jalan yang rindang, dan tentang bagaimana tempat sederhana ini mampu menghadirkan kebahagiaan di tengah hiruk pikuk kota. Di Mave Douchi, kebahagiaan itu hadir lewat hal sesederhana donat yang kini dipeluk lembut oleh lapisan moci. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 12 Nov 2025, 11:44 WIB

West Java Festival, Konser Musik atau Acara Budaya?

West Java Festival 2025 tak lagi sekadar konser. Mengusung tema 'Gapura Panca Waluya'.
West Java Festival 2025 (Foto: Demas Reyhan Adritama)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 11:06 WIB

Burayot, Camilan Legit Khas Priangan yang Tersimpan Rahasia Kuliner Sunda

Bagi orang Sunda, burayot bukan sekadar pengisi perut. Ia adalah bagian dari kehidupan sosial.
Burayot. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 10:45 WIB

Tak Pernah Takut Coba Hal Baru: Saskia Nuraini Sang Pemborong 3 Piala Nasional

Saskia Nuraini An Nazwa adalah siswi berprestasi tingkat Nasional yang menginspirasi banyak temannya dengan kata-kata.
Saskia Nuraini An Nazwa, Juara 2 lomba Baca Puisi, Juara 3 lomba unjuk bakat, juara terbaik lomba menulis puisi tingkat SMA/SMK tingkat Nasional oleh Lomba Seni sastra Indonesia dengan Tema BEBAS Jakarta. (Sumber: SMK Bakti Nusantara 666)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 10:24 WIB

Bandung Macet, Udara Sesak: Bahaya Asap Kendaraan yang Kian Mengancam

Bandung yang dulu dikenal sejuk kini semakin diselimuti kabut polusi.
Kemacetan bukan sekadar gangguan lalu lintas, tapi cerminan tata kelola kota yang belum sepenuhnya adaptif terhadap lonjakan urbanisasi dan perubahan perilaku mobilitas warganya. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 09:47 WIB

Ketika Integritas Diuji

Refleksi moral atas pemeriksaan Wakil Wali Kota Bandung.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin. (Sumber: Pemprov Jabar)
Ayo Netizen 12 Nov 2025, 09:36 WIB

Perpaduan Kenyal dan Lembut dari Donat Moci Viral di Bandung

Setiap gigitan Mave Douchi terasa lembut, manisnya tidak giung, tapi tetap memanjakan lidah.
Donat mochi lembut khas Mave Douchi dengan tekstur kenyal yang jadi favorit pelanggan (Foto: Zahwa Rizkiana)
Ayo Jelajah 12 Nov 2025, 08:39 WIB

Sejarah Letusan Krakatau 1883, Kiamat Kecil yang Guncang Iklim Bumi

Sejarah letusan Krakatau 1883 yang menewaskan puluhan ribu jiwa, mengubah iklim global, dan menorehkan bab baru sejarah bumi.
Erupsi Gunung Krakatau 1883. (Sumber: Dea Picture Library)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 21:04 WIB

Mama Inspiratif dan Perjuangan Kolektif Mengembalikan Sentuhan Nyata dalam Pengasuhan

Tak sedikit orang tua yang merasa gamang menghadapi kenyataan bahwa anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak bisa lepas dari layar.
Ilustrasi. Tak sedikit orang tua yang merasa gamang menghadapi kenyataan bahwa anak-anak kini tumbuh dalam dunia yang tak bisa lepas dari layar. (Foto: Freepik)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 18:39 WIB

Dari Studio Kecil hingga Panggung Nasional, Bandung Bangkit Lewat Nada yang Tak Pernah Padam

Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk dan arsitektur kolonial yang memesona tapi juga 'rahim' dari gelombang musik yang membentuk identitas Indonesia sejak era 1960-an.
Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk dan arsitektur kolonial yang memesona tapi juga 'rahim' dari gelombang musik yang membentuk identitas Indonesia sejak era 1960-an. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Jelajah 11 Nov 2025, 17:22 WIB

Hikayat Buahbatu, Gerbang Kunci Penghubung Bandung Selatan dan Utara

Pernah jadi simpul logistik kolonial dan medan tempur revolusi, Buahbatu kini menjelma gerbang vital Bandung Raya.
Suasana Buahbatu zaman baheula. (Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat)
Ayo Biz 11 Nov 2025, 17:00 WIB

Proyeksi Ekonomi Jawa Barat 2025: Menakar Potensi dan Risiko Struktural

Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2025 diproyeksikan tetap solid, meski dibayangi oleh dinamika global dan tantangan struktural domestik.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2025 diproyeksikan tetap solid, meski dibayangi oleh dinamika global dan tantangan struktural domestik. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 15:20 WIB

Bakmi Tjo Kin Braga Jadi Ikon Kuliner yang Tak Lekang Waktu

Sejak 1920 Bakmi Tjo Kin telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Bandung, sebuah warung tua yang bernuansa klasik ini terletak di Jalan Braga No. 20
Tampak Depan Warung Bakmi Tjo Kin (Foto: Desy Windayani Budi Artik)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:38 WIB

Bandung, Antara Heritage dan Hype

Bangunan heritage makin estetik, tapi maknanya makin pudar. Budaya Sunda tersisih di tengah tren kafe dan glamping.
Salah satu gedung terbengkalai di pusat Kota Bandung. (Sumber: Pexels/Muhamad Firdaus)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:21 WIB

Mengintip Cara Pengobatan Hikmah Therapy yang 'Nyentrik' di Bandung

Praktik pijat organ dalam di Bandung yang memadukan sentuhan, doa, dan ramuan herbal sebagai jalan pemulihan tubuh dan hati.
Ibu Mumut berada di ruang depan tempat praktik Hikmah Therapy. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Fira Amarin)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 14:00 WIB

Potret Inspiratif Cipadung Kidul dari Sales Keliling hingga Kepala Seksi Kelurahan

Budi Angga Mulya, Kepala Seksi Pemerintahan Cipadung Kidul, memaknai pekerjaannya sebagai bentuk pengabdian.
Kepala Seksi Pemerintah Kelurahan Cipadung Kidul, Budi Angga Mulya (Foto: Zahwa Rizkiana)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 13:05 WIB

Menapak Jejak Pandemi dalam Galeri Arsip Covid-19 Dispusipda Jawa Barat

Dispusipda Jawa Barat menghadirkan Galeri Arsip Covid-19 sebagai ruang refleksi dan edukasi bagi masyarakat.
Koleksi Manekin Alat Pelindung Diri (APD) dikenal dengan nama baju Hazmat yang mengenakan tenaga kesehatan dalam menangani Covid 19 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Fereel Muhamad Irsyad A)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 11:25 WIB

ASN Frugal Living, Jalan Selamat ASN dari Jerat Cicilan dan Inflasi?

Dengan frugal living, ASN dapat menjaga integritas dan stabilitas keuanganny
Ilustrasi ASN. (Sumber: Pexels/Junior Developer)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 10:41 WIB

Goyobod Legendaris Harga Kaki Lima Kualitasnya Bintang Lima

Goyobod Nandi sudah berjualan sejak 1997 yang tetap bertahan hingga sekarang.
Ilustrasi es goyobod. (Sumber: Wikimedia Commons | Foto: Afrogindahood)
Ayo Netizen 11 Nov 2025, 09:47 WIB

Bandung Lautan Macet Saat Liburan Akhir Pekan

Bandung yang sering dielu-elukan karena memiliki beberapa spot yang bisa mendatangkan ketenangan.
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jembatan Layang Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, Kota Bandung, Jumat 19 September 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)