Tak Ingin, Tapi Tak Mampu Pergi: Warga Cisaladah Menghirup Asap dan Debu Penggilingan Batu Kapur Setiap Hari

Sabtu 10 Mei 2025, 14:27 WIB
Asap pekat dan debu akibat dari aktivitas pembakaran batu kapur di Kabupaten Bandung Barat. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)

Asap pekat dan debu akibat dari aktivitas pembakaran batu kapur di Kabupaten Bandung Barat. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)

AYOBANDUNG.ID — Setiap pagi, sebelum matahari benar-benar terbit, atap-atap rumah di Kampung Cisaladah, Desa Gunungmasigit, Kabupaten Bandung Barat, sudah lebih dulu diselimuti debu putih. Bukan kabut, melainkan partikel halus dari batu kapur yang beterbangan dari cerobong-cerobong pabrik penggilingan di sekitar permukiman.

Tak hanya debu putih halus, cakrawala kampung itu kerap diselimuti asap hitam pekat dari tungku raksasa pembakar hasil tambang batu gamping. Warga menyebut tungku tersebut sebagai lio, alat pembakaran batu berbahan bakar ban bekas, sampah, hingga batu bara.

Debu dan asap pekat itu bukan hanya mengaburkan pandangan, tapi juga perlahan-lahan menggerogoti kesehatan dan harapan hidup warga. Menghirup udara bersih kini terasa seperti kemewahan yang semakin langka.

“Bukan hanya di luar rumah, kalau angin sedang mengarah ke sini, debunya masuk ke dalam rumah juga,” kata Abah Iya, 86 tahun, warga yang rumahnya hanya berjarak 200 meter dari tungku lio dan pabrik penggilingan.

Ia menunjuk ke arah halaman rumahnya yang dipenuhi lapisan tipis debu putih. Bahkan dedaunan pohon mangga miliknya tampak pucat, seolah tak lagi mampu berfotosintesis dengan sempurna.

Aktivitas penggilingan batu kapur memang menjadi sumber penghidupan bagi sebagian warga. Namun, di saat yang sama, aktivitas ini menjadi momok yang meracuni kehidupan mereka. Mesin-mesin besar menggiling batu tanpa henti, memproduksi suara bising dan menyemburkan debu halus ke udara.

“Kalau dari pabrik, dampaknya asap putih halus dari penggilingan. Nah, kalau dari lio, asapnya hitam karena pakai ban bekas,” jelas Iya.

Iya tinggal bersama empat anggota keluarga, terdiri dari dua anak dan dua cucu. Tinggal di kawasan pengolahan kalsium karbonat bubuk bukan lagi soal sehat atau sakit, melainkan soal bertahan hidup.

Asap pekat hitam keluar dari cerobong pembakaran batu kapur di Kabupaten Bandung Barat. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)

Di usia senjanya, Iya hanya bisa duduk di beranda rumah sambil sesekali mencabut rumput liar dan perdu, mengamati kepulan asap putih dari tungku pembakaran yang mengepul tak jauh dari halamannya. Batuknya tak kunjung reda. Namun untuk pindah dari desa ini—satu-satunya tempat yang ia kenal seumur hidup—bukan pilihan. Bukan karena tak ingin, tetapi karena tak mampu.

“Mau pindah ke mana? Rumah ini saja saya bangun dari sedikit demi sedikit uang hasil jual kebun dulu,” gumamnya lirih.

Iya tahu asap itu perlahan merenggut napasnya. Namun ia juga sadar, meminta pabrik ditutup sama saja mencabut mata pencaharian para tetangga, keponakan, hingga cucu-cucu tetangganya yang menggantungkan hidup dari debu kapur. Ia memilih diam, pasrah dalam pengap dan kepulan, terjebak dalam dilema yang tak berpihak padanya.

“Kata orang biar mengurangi dampaknya pakai masker dan rutin minum susu. Saya gak bisa tiap hari, paling banter seminggu sekali. Mudah-mudahan tetap sehat,” tandasnya.

Minim Penindakan

Berdasarkan penelusuran ayobandung.id, polusi debu dari penggilingan dan asap pekat dari aktivitas pembakaran batu kapur tersebar di empat desa, yakni Desa Padalarang, Gunungmasigit, Citatah, dan Cipatat. Dampak polusi dapat terlihat secara kasat mata dari jejak putih di daun tanaman, genting rumah, hingga lantai rumah-rumah yang berdekatan dengan pabrik.

Pelanggaran lingkungan oleh industri pengolahan batu kapur ini minim penindakan dari aparat berwenang. Pasalnya, pola kerja petugas masih merujuk pada cara lama, yakni menunggu laporan dari masyarakat. Tidak ada upaya inisiatif untuk turun langsung ke lapangan.

“Memang kita prioritaskan penindakan kalau ada pengaduan dari masyarakat. Ini karena petugas PPLH kami juga terbatas,” kata Kepala Bidang Tata Kelola Lingkungan Hidup pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandung Barat, Zamilia Moreta.

Data perusahaan pengolah batu kapur di Kabupaten Bandung Barat

DLH Bandung Barat menyebut, selain kendala jumlah personel dan minimnya laporan dari masyarakat, penindakan terhadap pencemaran udara industri pengolah batu kapur juga terhambat oleh status perizinan. DLH hanya dapat menindak industri yang sudah mengantongi izin.

“Di lapangan masih banyak yang tidak berizin. Jadi kami hanya bisa menindak dan membina pelaku usaha yang sudah punya izin. Di luar itu, bukan kewenangan kami,” papar Zamilia. “Kalau sudah punya izin, baik instalasi cerobong maupun tungku, kami akan bina agar sesuai standar. Kalau tidak punya izin, itu ranah Satpol PP,” tandasnya.

Sementara itu, Himpunan Pengusaha Pekerja dan Masyarakat Tambang (HP2MT) Cipatat–Padalarang mengklaim bahwa instalasi cerobong asap pabrik penggilingan batu kapur yang berada di bawah naungannya telah sesuai standar baku mutu lingkungan. Sebanyak 34 industri anggota HP2MT disebut telah memasang dust collector atau mesin penyaring debu pada cerobong.

“Kami pastikan industri besar di bawah kami sudah memasang dust collector, jadi debu disaring dulu sebelum keluar,” kata Koordinator HP2MT, Taofik E. Sutaram saat dikonfirmasi.

Seorang pekerja mengawsi aktivitas pembakaran batu kapur di Kabupaten Bandung Barat. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)

Meski begitu, ia mengakui bahwa pengusaha kecil yang masih menggunakan tungku lio tetap menjadi sumber utama polusi udara. Namun demikian, pihak perhimpunan tambang telah menyurati para pemilik lio agar menghentikan penggunaan ban bekas atau karet, dan menggantinya dengan kayu agar tidak menimbulkan asap pekat.

“Kami sudah beri imbauan untuk tidak menggunakan ban dalam pembakaran. Sekarang sudah mulai berkurang, di pinggir jalan sudah tidak ada lagi. Alasan ban dipakai hanya untuk menyalakan tungku,” tandasnya.

News Update

Ayo Jelajah 16 Mei 2025, 15:07 WIB

Banjir dan Longsor Terjang Lembang: Hulu Saja Dilanda Bencana, Hilir Bagaimana!

Kawasan hulu seperti Lembang dilanda banjir. Bagaimana nasib wilayah hilir seperti Baleendah dan Dayeuhkolot?
Tangkapan layar CCTV banjir Lembang.
Ayo Netizen 15 Mei 2025, 19:53 WIB

Mengatasi Masalah Agraria, Perlu Ada Sinergi Pemkot Bandung dan Badan Bank Tanah

Wali Kota Bandung dan Badan Bank Tanah memiliki peran penting dalam pengelolaan tanah di Kota Bandung.
Menanggapi sengketa lahan di kawasan Dago Elos, Wali Kota Bandung menyampaikan komitmen Pemerintah Kota untuk melindungi hak warga. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Jelajah 15 Mei 2025, 18:42 WIB

Estetika Dulu, Infrastruktur Belakangan: Wajah Kontras Kampung Pelangi Lembur Katumbiri

Kampung Pelangi Lembur Katumbiri cantik di Instagram dan TikTok, tapi warganya masih kesulitan air bersih dan akses toilet layak.
Suasana di Lembur Katumbiri (Sumber: Ayobandung | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 15 Mei 2025, 18:35 WIB

Belajar Tanpa Lampu Sorot dan Menghargai Proses yang Tak Terlihat

Kalau kamu termasuk orang yang diam, dan kadang merasa tertinggal karena tidak punya banyak pencapaian di dunia digital, tak perlu khawatir.
Di kampus, kita terbiasa dengan ritme yang ribut. Event ini, seminar itu, deadline sana, posting-an sini. Kita dibuat percaya bahwa sibuk adalah bukti kesuksesan. (Sumber: Pexels/Timotej Nagy)
Ayo Jelajah 15 Mei 2025, 16:49 WIB

Terulang Lagi, Pimpinan Ponpes di Bandung Diduga Lecehkan Santri

Kasus RR di Soreang kembali mengingatkan publik pada tragedi Herry Wirawan yang memerkosa belasan santri dan divonis mati pada 2022.
Ilustrasi pelecehan seksual (Sumber: iStock)
Ayo Netizen 15 Mei 2025, 15:50 WIB

Baik Buruknya AI dari Pernyataan Gibran Rakabuming, Daya Kritis Dipertaruhkan

Gibran Rakabuming menyatakan bahwa manusia yang tidak memakai AI akan kalah dengan manusia yang memakai AI.
Gibran Rakabuming. (Sumber: Youtube/Gibran Rakabuming)
Ayo Jelajah 15 Mei 2025, 15:08 WIB

Drama Ormas Berbalas Operasi Polisi, Ratusan Preman Diringkus di Jabar

Operasi premanisme di Jabar digelar usai Hercules dari GRIB Jaya keluarkan ancaman ke Gubernur Dedi Mulyadi.
Puluhan orang diamankan Polrestabes Bandung karena diduga melakukan tindak premanisme.
Ayo Netizen 15 Mei 2025, 14:46 WIB

Melewatkan Siang antara Pasar Rakyat dan Istana Cipanas yang Penuh Kontras

Di sisi selatan Pasar Cipanas, yang bertingkat itu, saya melihat tak ada trotoar. Warga terpaksa berjalan di bahu jalan.
Istana Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Djoko Subinarto)
Ayo Netizen 15 Mei 2025, 11:46 WIB

Nilai Penting Pembakuan Eksonim Negara

Banyak nama Negara yang disebut oleh penutur bahasa lain (eksonim), yang berbeda dengan nama di Negaranya (endonim). 
Banyak nama Negara yang disebut oleh penutur bahasa lain (eksonim) seperti Maladewa, yang berbeda dengan nama di Negaranya (endonim) yaitu Maldives. (Sumber: Pexels/Asad Photo Maldives)
Ayo Netizen 14 Mei 2025, 20:44 WIB

Bicara tentang Disrupsi AI, Ayobandung.id Rangkul Mahasiswa Unpad Menulis Otentik

Di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, Ayobandung.id menyulut semangat menulis orisinal kepada para mahasiswa.
Tak kurang dari 108 mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah hadir dalam berbagi cerita jurnalistik yang digelar pada Rabu, 14 Mei 2025. (Sumber: Istimewa)
Ayo Jelajah 14 Mei 2025, 18:51 WIB

Ledakan Garut Tambah Panjang Kecelakaan Eksplosi Senjata dalam 2 Dekade

Ledakan maut di Garut menewaskan 13 orang saat disposal amunisi. Insiden ini menambah daftar panjang kecelakaan serupa di Indonesia.
Ilustrasi ledakan (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 14 Mei 2025, 15:49 WIB

Ledakan Amunisi di Garut dan Sistem Logistik Militer

Ledakan di Garut tentunya bertemali dengan masalah mendasar yakni tentang tata kelola logistik militer.
Ledakan pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.
Ayo Netizen 13 Mei 2025, 20:36 WIB

Ketika Self-Love Jadi Tameng untuk Menghindari Realita

Konsepnya cukup sederhana: cintai dirimu sendiri, terimalah dirimu apa adanya, dan utamakan kebahagiaan pribadi. 
Konsepnya cukup sederhana: cintai dirimu sendiri, terimalah dirimu apa adanya, dan utamakan kebahagiaan pribadi. (Sumber: Pexels/Juan Pablo Serrano)
Ayo Jelajah 13 Mei 2025, 14:16 WIB

Mengenal Sesar Cirata: Ancaman Gempa Tersembunyi di Bandung Barat-Purwakarta dan Pusat Pembangkit Listrik

Peneliti dan PVMBG sebut Sesar Cirata belum dipetakan resmi. Jalur evakuasi dan penanda sesar belum tersedia.
Waduk Cirata yang berada di area Sesar Cirata diyakini menjadi penyebab beberapa gempa tektonik. (Sumber: Ayobandung)
Ayo Netizen 13 Mei 2025, 11:52 WIB

Syahdunya Kafe ala Nuansa Ghibli di Cimenyan

Untuk para pembaca yang ingin nostalgia film-film Ghibli, salah satu kafe dengan konsep yang serupa bisa menghidupkan kembali ingatan.
Suasana Hidden Farm di siang hari Senin, 12 Mei 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 13 Mei 2025, 10:47 WIB

Merawat Tradisi Roda Perdamaian

Umat Buddhis meyakini berkah terdalam dari adanya peringatan Waisak itu kebahagiaan sejati melalui jalan kedamaian yang telah dicontohkan oleh sang Buddha.
Umat Buddhis meyakini berkah terdalam dari adanya peringatan Waisak itu kebahagiaan sejati melalui jalan kedamaian yang telah dicontohkan oleh sang Buddha. (Sumber: Pexels/Afif Ramdhasuma)
Beranda 12 Mei 2025, 11:23 WIB

Meme Mahasiswa ITB Tak Lulus Sensor Kekuasaan

Mahasiswia ITB ditahan karena meme satir. Kasus ini memicu reaksi dari mahasiswa, kampus, dan publik soal demokrasi dan sensor.
Ilustrasi sensor kebebasan berekspresi (Sumber: iStock)
Ayo Jelajah 11 Mei 2025, 15:16 WIB

Benarkah Bandung Sudah Overtourism?

Lonjakan wisatawan di Bandung picu debat publik soal ruang dan kenyamanan. Apakah Bandung benar-benar alami overtourism?
Wisatawan tumplek di kawasan Alun-alun Bandung (Sumber: Ayobandung)
Beranda 10 Mei 2025, 14:27 WIB

Tak Ingin, Tapi Tak Mampu Pergi: Warga Cisaladah Menghirup Asap dan Debu Penggilingan Batu Kapur Setiap Hari

Tak hanya debu putih halus, cakrawala kampung itu kerap diselimuti asap hitam pekat dari tungku raksasa pembakar hasil tambang batu gamping.
Asap pekat dan debu akibat dari aktivitas pembakaran batu kapur di Kabupaten Bandung Barat. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 10 Mei 2025, 09:59 WIB

Identitas Persib

Persib memiliki daya magis yang luar biasa untuk menarik rasa cinta
Cinta para penggemar Persib tidak didasarkan pada hasil. Meskipun Persib tidak juara, tetap ada dukungan yang mengalir. Ini membuktikan kalau cintanya tidak terbatas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Arif Rahman)