AYOBANDUNG.ID -- Kepercayaan 44,4 juta masyarakat Indonesia terhadap layanan digital perbankan terwujud nyata lewat pencapaian spektakuler aplikasi BRImo milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Nilai transaksi yang diproses aplikasi Super Apps ini menyentuh angka Rp25 triliun setiap harinya pada September 2025, melonjak drastis dari posisi Rp14 triliun per hari yang tercatat enam bulan sebelumnya.
Pertumbuhan eksponensial ini menandai momentum penting dalam adopsi teknologi finansial di Tanah Air. Basis pengguna BRImo yang membengkak 19,4 persen secara year-on-year (YoY) memperlihatkan bagaimana masyarakat dari berbagai lapisan kini memanfaatkan solusi digital untuk aktivitas keuangan harian mereka.
"Ini adalah mesin yang dimiliki BRI yang luar biasa besar jumlahnya dibandingkan dengan kompetitor dan ini mulai kita hangatkan mesinnya," papar Direktur Utama BRI Hery Gunardi, dalam keterangan resmi yang diterima Ayobandung.
Menurut Hery, akselerasi nilai transaksi BRImo bersumber dari optimalisasi infrastruktur yang dimiliki bank pelat merah ini. Pemanfaatan maksimal terhadap jaringan transaksi digital memberikan efek domino pada penguatan Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan.
Data menunjukkan total nilai transaksi BRImo dalam rentang sembilan bulan pertama 2025 mencapai Rp5.067,1 triliun, mengalami kenaikan 25,6 persen YoY. Pencapaian ini turut ditopang oleh performa platform digital BRI lainnya, termasuk Qlola by BRI yang melayani segmen wholesale dan korporasi dengan volume transaksi Rp9.317 triliun, bertambah 35,4 persen YoY.
Gelombang digitalisasi juga merambah ekosistem pembayaran. Transaksi melalui jaringan merchant BRI mengalami pertumbuhan 20,8 persen YoY hingga menyentuh Rp160,7 triliun. Sementara untuk sistem pembayaran QRIS BRI, lonjakan lebih fenomenal terjadi dengan kenaikan 133,1 persen YoY menjadi Rp59,4 triliun, ditopang oleh 527,5 miliar frekuensi transaksi yang naik 161,4 persen YoY.
Angka 99,4 persen menjadi bukti konkret dominasi kanal digital dalam operasional perbankan BRI saat ini. Pergeseran masif dari walk-in channel konvensional ke platform digital ini mencerminkan preferensi nasabah yang menginginkan layanan lebih praktis, responsif, dan terjamin keamanannya.
Dampak positif dari performa BRImo tercermin pada penghimpunan DPK yang secara konsolidasi tumbuh 8,2 persen YoY mencapai Rp1.474,8 triliun. Dari sisi kualitas, struktur pendanaan menunjukkan perbaikan dengan rasio Current Account Savings Account (CASA) yang meningkat menjadi 67,6 persen dari total DPK.
Komposisi CASA mengalami ekspansi 14,1 persen YoY, dipicu oleh pertumbuhan dana giro sebesar 24,49 persen YoY dan dana tabungan yang naik 7,22 persen YoY. Peningkatan proporsi dana murah ini berkontribusi signifikan terhadap efisiensi biaya pendanaan dan memperkokoh profitabilitas bank secara berkesinambungan.

Direktur Finance & Strategy BRI Viviana Dyah Ayu mengungkapkan pencapaian dalam penghimpunan dana tidak terlepas dari implementasi strategi retail funding and transactions secara komprehensif. Pendekatan ini meliputi maksimalisasi digital channel, pemberdayaan produk dan tenaga pemasar, pengembangan bisnis wealth management, sinergi dengan entitas anak usaha, hingga ekspansi program payroll berkualitas.
Transformasi berkelanjutan melalui program BRIVolution Reignite menjadi kunci kesuksesan yang diraih BRI. Dedikasi dalam menghadirkan inovasi layanan digital mendapat apresiasi eksternal, di antaranya penghargaan tertinggi kategori Overall Digital Channel pada ajang Bank Service Excellence Monitor (BSEM) 2025 dengan skor 90,79, meningkat 1,72 poin dari pencapaian tahun lalu.
Perkembangan itu dilengkapi oleh pernyataan Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi yang menyampaikan bahwa dinamika teknologi perbankan mendorong BRI senantiasa berupaya meningkatkan kualitas layanan baik dari sisi walk-in channel maupun digital channel untuk meningkatkan experience nasabah di semua touchpoints.
Selain itu, Hery Gunardi menegaskan bahwa transformasi digital BRI tidak hanya memperluas akses layanan dan kenyamanan nasabah, namun juga memperkuat profitabilitas perseroan serta menjadi fondasi bagi pertumbuhan BRI secara berkelanjutan. Ketangguhan finansial ini terlihat jelas dari realisasi laba bersih senilai Rp41,2 triliun selama periode Januari hingga September 2025.
"Kinerja BRI tidak hanya tumbuh secara sehat, tetapi juga merefleksikan keberpihakan nyata terhadap sektor produktif dan ekonomi rakyat," tambahnya.
Narasi kesuksesan digitalisasi BRI ini resonan dengan semangat "Bersama Rakyat, Indonesia Maju", membuktikan bahwa revolusi teknologi finansial bukan monopoli masyarakat urban semata. Teknologi ini telah menjangkau dan memberdayakan seluruh lapisan masyarakat Nusantara. Berkat penguatan infrastruktur yang konsisten dan inovasi tanpa henti, BRI yakin mampu terus menjadi penggerak inklusi keuangan dan katalisator pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. (*)
