AYOBANDUNG.ID -- Transformasi digital PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membuahkan hasil menggembirakan dengan nilai transaksi harian aplikasi Super Apps BRImo melonjak mencapai Rp25 triliun per September 2025. Angka ini hampir dua kali lipat dibandingkan Maret 2025 yang masih Rp14 triliun per hari, menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan digital BRI yang aman, cepat, dan mudah diakses.
Lonjakan signifikan ini sejalan dengan pertumbuhan jumlah pengguna BRImo yang telah mencapai 44,4 juta user hingga akhir September 2025, tumbuh 19,4 persen year-on-year (YoY). Peningkatan dramatis ini menunjukkan semakin banyak masyarakat Indonesia yang beralih ke layanan perbankan digital untuk kemudahan bertransaksi dalam aktivitas sehari-hari.
"Ini adalah mesin yang dimiliki BRI yang luar biasa besar jumlahnya dibandingkan dengan kompetitor dan ini mulai kita hangatkan mesinnya," tutur Direktur Utama BRI Hery Gunardi dalam keterangan resmi yang diterima Ayobandung.
Hery menjelaskan bahwa lonjakan transaksi BRImo merupakan dampak langsung dari peningkatan utilisasi infrastruktur transaksi BRI yang sejalan dengan kenaikan volume transaksi. Hal ini berdampak pada peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI.
Secara keseluruhan, volume transaksi BRImo selama periode Januari hingga September 2025 mencapai Rp5.067,1 triliun, naik 25,6 persen YoY. Kinerja impresif ini tidak hanya datang dari BRImo, tetapi juga didukung oleh ekosistem digital BRI lainnya seperti Qlola by BRI yang mencatat volume transaksi sebesar Rp9.317 triliun, meningkat 35,4 persen YoY.
Transformasi digital juga mendorong pertumbuhan bisnis merchant dan pembayaran QRIS. Volume transaksi bisnis merchant BRI meningkat 20,8 persen YoY menjadi Rp160,7 triliun, sementara volume transaksi QRIS BRI melonjak signifikan sebesar 133,1 persen YoY menjadi Rp59,4 triliun dengan jumlah transaksi mencapai 527,5 miliar transaksi, naik 161,4 persen YoY.
Dominasi kanal digital dalam transaksi perbankan BRI kini mencapai 99,4 persen dari keseluruhan aktivitas transaksi. Angka ini membuktikan bahwa nasabah BRI telah beralih masif dari layanan konvensional di cabang menuju platform digital yang menawarkan kemudahan, kecepatan, dan keamanan lebih baik.
Kinerja BRImo yang tumbuh signifikan berdampak positif terhadap pertumbuhan DPK BRI yang secara konsolidasi tercatat tumbuh 8,2 persen YoY menjadi Rp1.474,8 triliun. Secara kualitas, komposisi dana juga menunjukkan perbaikan signifikan dengan porsi Current Account Savings Account (CASA) meningkat menjadi 67,6 persen dari total DPK.
Pertumbuhan CASA mencapai 14,1 persen YoY, didorong oleh kenaikan dana giro yang tumbuh sebesar 24,49 persen YoY dan tabungan tumbuh 7,22 persen YoY. Komposisi CASA yang meningkat berkontribusi langsung pada penurunan biaya dana pihak ketiga, memperkuat efisiensi dan profitabilitas BRI secara berkelanjutan.
Keberhasilan BRI meningkatkan DPK, menurut Direktur Finance & Strategy BRI Viviana Dyah Ayu, tidak lepas dari strategi retail funding and transactions yang diterapkan perseroan. Strategi ini mencakup optimalisasi digital channel, penguatan produk dan fungsi pemasar, optimalisasi bisnis wealth management, kolaborasi dengan perusahaan anak, serta peningkatan akuisisi payroll yang berkualitas.
Capaian ini merupakan hasil dari program transformasi digital BRIVolution Reignite yang dijalankan BRI secara berkelanjutan. Komitmen BRI dalam menghadirkan layanan digital yang inovatif juga diakui melalui sejumlah penghargaan, termasuk peringkat pertama dalam kategori Overall Digital Channel pada ajang Bank Service Excellence Monitor (BSEM) 2025 dengan skor 90,79, naik 1,72 poin dibandingkan tahun sebelumnya.

Tak dipungkiri oleh Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi, dinamika perkembangan teknologi perbankan telah mendorong BRI berupaya meningkatkan kualitas layanan baik dari sisi walk-in channel maupun digital channel untuk meningkatkan experience nasabah di semua touchpoints.
Hery Gunardi pun menegaskan bahwa transformasi digital BRI tidak hanya memperluas akses layanan dan kenyamanan nasabah, namun juga memperkuat profitabilitas perseroan serta menjadi fondasi bagi pertumbuhan BRI secara berkelanjutan. Performa keuangan yang solid ini tercermin dari pencapaian laba bersih Rp41,2 triliun pada periode sembilan bulan pertama 2025.
"Kinerja BRI tidak hanya tumbuh secara sehat, tetapi juga merefleksikan keberpihakan nyata terhadap sektor produktif dan ekonomi rakyat," ujarnya.
Kesuksesan digitalisasi BRI ini sejalan dengan tema "Bersama Rakyat, Indonesia Maju" yang menunjukkan bagaimana teknologi digital tidak hanya dinikmati masyarakat kota besar, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan infrastruktur yang terus diperkuat dan inovasi yang berkelanjutan, BRI optimis dapat terus mendorong inklusi keuangan dan pertumbuhan ekonomi digital nasional. (*)
