Tunjangan Rumah Gagal Naik, Dana Reses DPR RI Justru Melambung Tinggi

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Jumat 17 Okt 2025, 16:33 WIB
Gedung DPR RI. (Sumber: Unsplash/Dino Januarsa)

Gedung DPR RI. (Sumber: Unsplash/Dino Januarsa)

Setelah tunjangan rumah gagal naik karena protes masyarakat melalui aksi demo di sejumlah daerah yang ada di Indonesia. Tuntutan demo 17+8 bahkan hingga kini belum sepenuhnya di respon oleh anggota dewan. Tuntutan yang mencerminkan antara keresahan sosial, krisis ekonomi serta krisis legitimasi yang dirasakan oleh rakyat ketika banyak kebijakan kontroversional dibuat.

Suara gaungan rakyat mulai meredup di ranah publik dan menyisakan pertanyaan bagaimana nasib demokrasi serta daya tahan gerakan rakyat di Indonesia di masa depan. Sementara tuntutan 17+8 tak kunjung mendapat perhatian dari sejumlah anggota dewan. Beberapa tuntutan yang diajukan kepada anggota dewan yang berbicara serampangan kian terlupakan.

Kini Ahmad Sahroni bisa hidup damai dari suara rakyat yang pernah menuntut keadilan. Bahkan dirinya baru-baru ini diberitakan menghadiri acara wisuda setelah diduga menyelesaikan studi S3 nya di Universitas Borobudur dengan gelar doktor. Bahkan Uya Kuya sudah kembali melakukan aktivitas sebagai podcaster di tengah-tengah tugasnya sebagai anggota dewan. Sudewo sebagai bupati yang pertama kali menyulut aksi demo di Pati pun tetap melanjutkan jabatannya.

Sedih ya? Terlahir menjadi warga negara Indonesia?

Setelah tunjangan rumah gagal naik, mendadak media asing Reuters memberitakan bahwa sejumlah anggota Dewan Perkawilan Rakyat (DPR) justru menaikan dana reses hampir dua kali lipat dari anggaran sebelumnya. Pada periode 2019-2024 anggaran berjumlah 400 juta tapi pada periode 2024-2029 mengalami kenaikan drastis menjadi 702 juta. Bahkan melalui pantauan berita dari Kompas.com terdapat kelebihan pembayaran dana reses 756 juta yang pada mulanya dianggarkan 702 juta rupiah.

Dilansir dari media Reuters bahwa setiap anggota DPR kini akan mendapatkan Rp.700 juta ($42.200) untuk setiap reses yang sudah naik dari anggaran sebelumnya 400 juta. Kini sebanyak 580 juta anggota DPR di Indonesia mengambil sekitar lima kali reses dalam setahun.

Ilustrasi uang rupiah. (Sumber: Unsplash/ Mufid Majnun)
Ilustrasi uang rupiah. (Sumber: Unsplash/ Mufid Majnun)

Jumlah fantastis yang bisa dinikmati anggota dewan diluar gaji perbulan yang berkisar 65 juta tersebut digunakan untuk bekerja di luar gedung DPR selama 2-4 minggu. Seharusnya masa reses tidak hanya sekedar waktu berkeliling di daerah pemilihan (dapil) masing-masing. Menurut aturan seharusnya masa tersebut digunakan anggota dewan untuk mendengar dan menyerap aspirasi dari masyarakat dan bukan waktu yang bisa digunakan untuk liburan.

Aspirasi seharusnya bukan hanya didengar lalu dilupakan tapi dicari langkah penemuan solusi bagaimana keluhan tersebut bisa segera diselesaikan oleh pihak pemerintahan. Masih dilansir dari Reuters kenaikan tersebut diakibatkan pada periode 2019-2024 tidak memperhitungkan kenaikan harga makanan pokok dan biaya transportasi.

Memang luar biasa pejabat kita, kenaikan tersebut menjadi penting untuk ditambahkan karena mereka memegang jabatan. Tapi bagaimana dengan nasib rakyat di tengah krisis ekonomi yang semakin menurun tajam dan dibiarkan berjuang dan bertahan sendirian. Aksi judol dan pinjol kian tidak pernah terselesaikan. Sementara masyarakat dibiarkan menumpuk hutang atau bahkan mengakhiri hidupnya karena krisis ekonomi yang kian hari tidak bisa ditangani dan mendapat perhatian khusus dari pemerintah.

Angka kemiskinan makin melesat tajam, biaya pendidikan semakin mahal, kesejahteraan kesehatan pun kian tak dipedulikan hingga kasus Raya menjadi bukti betapa bobroknya sistem kesehatan di negara tercinta ini. Adakah para pemimpin negeri ini mempunyai hati, empati dan simpati sekecil debu sekalipun ? nahasnya ketika rakyatnya sengsara mereka masih saja memperdulikan kesejahteraan dirinya sendiri.

Wahai para pemimpin negeri ini, apakah kalian tidak malu? bahkan ketika media asing pun mengakui dalam liputan beritanya bahwa Indonesia yang kaya dengan komoditas dan memegang ekonomi terbesar di Asia Tenggara serta masuk sebagai anggota G20 tapi Bank Dunia mengatakan masih banyak puluhan juta orang di Indonesia yang masih hidup dalam garis kemiskinan.

Bahkan Lucius Karus selaku peneliti di Formappi mengungkapkan kekesalannya

We were satisfied by the abolition of the housing allowance... but, in fact, another fantastic allowance has appeared.

Dari pernyataan tersebut kita sebagai warga negara seolah telah di prank. Kita mudah tenang dengan iming-iming pemerintah yang meredam kemarahan kita melalui tindakan-tindakan manipulatif. Kita mudah puas dengan langkah yang diambil pemerintah dan melupakan begitu saja apa yang menjadi hak dan keadilan kita sebagai warga negara.

Panjang Umur Perjuangan!

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 17 Okt 2025, 20:21 WIB

'Bila Esok Ibu Tiada': Menangis karena Judul, Kecewa karena Alur

Ulasan film "Bila Esok Ibu Telah Tiada" (2024). Film yang minim kejutan, tapi menjadi pengingat yang berharga.
Poster film "Bila Esok Ibu Telah Tiada". (Sumber: Leo Pictures)
Ayo Biz 17 Okt 2025, 19:36 WIB

Balakecrakan Menghidupkan Kembali Rasa dan Kebersamaan dalam Tradisi Makan Bersama

Balakecrakan, tradisi makan bersama yang dilakukan dengan cara lesehan, menyantap hidangan di atas daun pisang, dan berbagi tawa dalam satu hamparan rasa.
Balakecrakan, tradisi makan bersama yang dilakukan dengan cara lesehan, menyantap hidangan di atas daun pisang, dan berbagi tawa dalam satu hamparan rasa. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 17 Okt 2025, 18:10 WIB

Gen Z Mengubah Musik Menjadi Gerakan Digital yang Tak Terbendung

Gen Z tidak hanya menjadi konsumen musik, tetapi juga kurator, kreator, dan penggerak tren. Fenomena ini menandai pergeseran besar dalam cara musik diproduksi, didistribusikan, dan dinikmati.
Gen Z tidak hanya menjadi konsumen musik, tetapi juga kurator, kreator, dan penggerak tren. Fenomena ini menandai pergeseran besar dalam cara musik diproduksi, didistribusikan, dan dinikmati. (Sumber: Freepik)
Ayo Jelajah 17 Okt 2025, 17:36 WIB

Sejarah Panjang Hotel Preanger Bandung, Saksi Bisu Perubahan Zaman di Jatung Kota

Grand Hotel Preanger menjadi saksi sejarah kolonial, revolusi, hingga kemerdekaan di Bandung. Dari pesanggrahan kecil hingga ikon berusia seabad.
Hotel Preanger tahun 1930-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Biz 17 Okt 2025, 17:15 WIB

Lengkong Bergerak dari Kampung Kreatif Menuju Destinasi Wisata Urban

Kecamatan Lengkong adalah ruang hidup yang terus bergerak, menyimpan potensi wisata dan bisnis yang menjanjikan, sekaligus menjadi cermin keberagaman dan kreativitas warganya.
Kecamatan Lengkong adalah ruang hidup yang terus bergerak, menyimpan potensi wisata dan bisnis yang menjanjikan, sekaligus menjadi cermin keberagaman dan kreativitas warganya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 16:33 WIB

Tunjangan Rumah Gagal Naik, Dana Reses DPR RI Justru Melambung Tinggi

Tunjangan rumah yang gagal dinaikkan ternyata hanya dilakukan untuk meredam kemarahan masyarakat tapi ujungnya tetap sama.
Gedung DPR RI. (Sumber: Unsplash/Dino Januarsa)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 16:04 WIB

Lagi! Otak-atik Ganda Putra, Pasangan Baru Rian Ardianto/Rahmat Hidayat Bikin BL Malaysia Marah

PBSI melalui coach Antonius memasangkan formula pasangan baru Rian Ardianto/Rahmat Hidayat.
Rahmat Hidayat dan Rian Ardianto. (Sumber: PBSI)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 15:38 WIB

Meneropong 7 Program Pendidikan yang Berdampak Positif

Pendidikan yang bermutu harus ditunjang dengan program-program yang berkualitas.
Anak sekolah di Indonesia. (Sumber: indonesia.go.id)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 15:13 WIB

Hantu Perempuan di Indonesia adalah Refleksi dari Diskriminasi

Sejauh ini sebagian perempuan masih hidup dengan penderitaan yang sama, luka yang sama, dan selalu mengulang diskriminasi yang sama.
Perempuan dihidupkan kembali dalam cerita tapi bukan sebagai pahlawan melainkan sebagai teror. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 14:55 WIB

Cikandé, Cekungan seperti Karung

Toponimi Cikandé langsung populer ketika kasus pencemaran zat radioaktif Cesium-137 terungkap.
Citra satelit Kampung Cikandé, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. (Sumber: Citra satelit: Google maps)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 14:20 WIB

Braga dan Kopi Legenda

Sejarah kopi di Jalan Braga Bandung erat kaitannya dengan sejarah Jalan Braga itu sendiri pada era kolonial Belanda.
Warung Kopi Purnama di Jalan Braga, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.com)
Ayo Jelajah 17 Okt 2025, 14:08 WIB

Hikayat Soldatenkaffee Bandung, Kafe NAZI yang Bikin Heboh Sekolong Jagat

Kisah kafe NAZI di Bandung yang memicu kontroversi global, dari obsesi memorabilia perang hingga pelajaran sejarah yang terabaikan.
Soldatenkaffee Bandung. (Sumber: Amusing Planet.)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 12:48 WIB

Atasi Limbah Sekam Padi, Mahasiswa Polman Bandung Kukuhkan Organisasi Lingkungan 'BRICLIM'

Mahasiswa Polman Bandung secara resmi mengukuhkan berdirinya komunitas pengolah limbah "BRICLIM" (Briket Untuk Iklim).
Mahasiswa Polman Bandung secara resmi mengukuhkan berdirinya komunitas pengolah limbah "BRICLIM" (Briket Untuk Iklim). (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Beranda 17 Okt 2025, 11:27 WIB

Perempuan Penjaga Tradisi: Harmoni dari Dapur Kampung Adat Cireundeu

Kampung adat Cireundeu tidak hanya dikenal karena tradisi makan rasi, tetapi juga karena perempuan-perempuan yang memelihara nilai-nilai ekologis dan spiritual sekaligus.
Neneng Suminar memperlihatkan cara membuat spageti dari mikong (mi singkong). (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 10:01 WIB

Ekosistem Disiplin, Fondasi Kuat Profesionalitas ASN

Membangun ekosistem disiplin ASN berarti menumbuhkan budaya kerja yang konsisten, berintegritas, dan berorientasi pelayanan.
Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). (Sumber: Dok. BKN)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 09:27 WIB

Santri: Dunia yang Tak Pernah Selesai Diperbincangkan

Menelusuri asal-usul, makna budaya, dan paradoks dunia santri sebagai cermin identitas dan dinamika bersama.
Ilustrasi santri. (Sumber: Pexels/Khoirur El-Roziqin)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 07:44 WIB

Inovasi Paving Block untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Perlu Research and Development untuk menghasilkan produk paving block yang sempurna yang memiliki nilai jual ekonomi berkelanjutan.
Perlu Research and Development untuk menghasilkan produk paving block yang sempurna yang memiliki nilai jual ekonomi berkelanjutan. (Sumber: Pexels/Maarten Ceulemans)
Ayo Biz 16 Okt 2025, 20:01 WIB

Warisan Lampau Braga yang Menyulap Bandung Jadi Magnet Wisata dan Bisnis Kreatif

Kawasan legendaris Braga bukan sekadar jalan, melainkan lembaran sejarah yang hidup, menyatu dengan denyut nadi modernitas kota.
Kawasan legendaris Braga bukan sekadar jalan, melainkan lembaran sejarah yang hidup, menyatu dengan denyut nadi modernitas kota. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 19:00 WIB

Bisakah Mengurangi Korban Banjir dengan Teknologi?

Bisakah sistem prediksi dan peringatan dini banjir mengurangi korban banjir Sungai Citarum?
Pelatihan Mitigasi Bencana Banjir di Desa Majalaya, Bandung (Sumber: BBWS Citarum)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 18:10 WIB

Kalah Lagi di Denmark Open 2025, Senjakala Prestasi Anthony Sinisuka Ginting?

Pebulu tangkis tunggal putra andalan Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, kembali harus terhenti di babak awal.
Anthony Sinisuka Ginting. (Sumber: PBSI)