Manajemen Pengetahuan: Kunci Sukses Program Makan Bergizi Gratis

Candra Setya Nugroho
Ditulis oleh Candra Setya Nugroho diterbitkan Jumat 24 Okt 2025, 16:02 WIB
Program Makan Bergizi Gratis. (Sumber: Indonesia.go.id)

Program Makan Bergizi Gratis. (Sumber: Indonesia.go.id)

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mulai bergulir sejak awal 2025 menjadi salah satu terobosan besar pemerintah dalam membangun generasi Indonesia yang sehat dan cerdas menuju Indonesia Emas 2045. Dengan anggaran mencapai Rp450 triliun per tahun, program ini menargetkan lebih dari 30 juta penerima manfaat, mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, hingga siswa dari PAUD sampai SMA.

Namun, di balik niat mulia tersebut, pelaksanaan MBG di lapangan masih menghadapi berbagai tantangan serius. Kasus keracunan massal di sejumlah daerah yang menimpa lebih dari 6.400 orang menjadi alarm penting bahwa tata kelola program ini perlu diperbaiki secara mendasar.

Sejumlah temuan dari Ombudsman RI mengungkap berbagai persoalan dalam pelaksanaan MBG: mulai dari kesenjangan antara target dan realisasi, penetapan mitra yang belum transparan, keterbatasan SDM, hingga belum adanya standar mutu bahan baku yang tegas.

Belum lagi beban tambahan bagi guru yang harus mengatur distribusi makanan, serta sistem pengawasan yang masih bersifat reaktif dan belum sepenuhnya berbasis data.

Program sebesar ini sejatinya bukan sekadar soal menyediakan makanan bergizi, tetapi juga soal manajemen dan pembelajaran kebijakan publik. Untuk itulah, pendekatan manajemen pengetahuan (knowledge management) menjadi sangat penting.

Manajemen pengetahuan berarti menjadikan setiap pengalaman baik keberhasilan maupun kegagalan sebagai bahan pembelajaran kolektif. Dalam konteks MBG, pendekatan ini membantu mengubah peristiwa seperti kasus keracunan menjadi sumber pengetahuan berharga agar tidak terulang di masa depan.

Contoh baik bisa dilihat di Desa Maria, Nusa Tenggara Barat, yang berhasil menjalankan program MBG dengan baik melalui semangat gotong royong. Masyarakat di sana dilibatkan secara aktif, mulai dari penyediaan bahan lokal hingga pengawasan mutu. Praktik baik semacam ini perlu didokumentasikan, dibagikan, dan direplikasi ke wilayah lain.

Mengapa Manajemen Pengetahuan Penting untuk MBG

Program makan bergizi gratis (MBG). (Sumber: kebumenkab.go.id)
Program makan bergizi gratis (MBG). (Sumber: kebumenkab.go.id)

Ada lima alasan utama mengapa manajemen pengetahuan menjadi tulang punggung pengelolaan MBG yang efektif:

1. Pelestarian pengalaman lapangan

   Setiap daerah memiliki konteks unik. Tanpa dokumentasi, solusi lokal dan inovasi masyarakat bisa hilang begitu saja.

2. Replikasi praktik baik

   Dengan manajemen pengetahuan, praktik terbaik bisa diidentifikasi dan diadaptasi oleh daerah lain tanpa harus mengulang kesalahan yang sama.

3. Penguatan kapasitas SDM

   Pelatihan dan pembelajaran bisa dilakukan lebih efisien lewat modul, video, atau forum daring antar daerah.

4. Evaluasi berbasis bukti

   Dokumentasi sistematis membantu proses monitoring dan evaluasi yang lebih objektif, serta mempercepat perbaikan kebijakan.

5. Dorongan inovasi

   Kolaborasi lintas daerah dan sektor membuka ruang lahirnya gagasan baru dalam penyelenggaraan program.

Baca Juga: Eskalasi Kekecewaan terhadap MBG: Perspektif Kualitas Kebijakan

Agar manajemen pengetahuan berjalan efektif, perlu dibangun sistem yang terintegrasi dari pusat hingga daerah. Badan Gizi Nasional (BGN) dapat menjadi motor penggerak dengan membentuk unit khusus pengelola pengetahuan di setiap jenjang pemerintahan.

Selain itu, dibutuhkan platform digital nasional yang menyimpan data, laporan, panduan, hingga studi kasus dari seluruh wilayah. Platform ini bukan hanya arsip, tetapi wadah kolaborasi antar pelaksana program di lapangan.

Budaya berbagi pengetahuan juga harus ditanamkan melalui workshop, forum pembelajaran, dan diskusi terbuka. Dengan cara ini, MBG bukan sekadar program sosial, melainkan ekosistem pembelajaran nasional.

Baca Juga: Program MBG, antara Harapan dan Kenyataan

Keberhasilan MBG tidak hanya diukur dari banyaknya anak yang menerima makanan bergizi, tetapi juga dari kemampuan bangsa ini untuk belajar dari setiap pengalaman dan berinovasi terus-menerus.

Dengan mengelola pengetahuan secara sistematis, program Makan Bergizi Gratis bisa menjadi warisan kebijakan yang berkelanjutan bukan hanya memberi makan hari ini, tetapi juga membangun fondasi bangsa yang mampu belajar dan tumbuh untuk masa depan. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Candra Setya Nugroho
Analis Kebijakan Ahli Muda Pusat Pembelajaran dan Strategi Kebijakan Talenta ASN Nasional Lembaga Administrasi Negara
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 24 Okt 2025, 20:29 WIB

QRIS TAP dan Lompatan Digital Jawa Barat: Dari Bus Kota ke Mall, Transaksi Kini Sekejap Sentuh

Di tengah kehidupan urban yang serba cepat, sistem pembayaran digital yang aman, cepat, dan inklusif menjadi kebutuhan nyata.
QRIS TAP dirancang untuk memberikan pengalaman transaksi nontunai yang praktis dan menyeluruh, baik di sektor transportasi publik maupun pusat perbelanjaan modern. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 24 Okt 2025, 19:45 WIB

Ini Deretan Subgenre Film yang Tidak Banyak Diketahui!

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak film yang dirilis dengan menghadirkan beberapa genre.
Beragam jenis film. (Sumber: Pexels/Lucas Pezeta)
Ayo Biz 24 Okt 2025, 19:24 WIB

Long Live Metal: Skena Musik Keras Bandung Tak Pernah Mati

Meski mengalami penurunan massa, skena musik keras di Bandung justru menunjukkan daya tahan luar biasa, bukan hanya bertahan, tapi juga berevolusi.
Meski diguncang pandemi dan mengalami penurunan massa, skena musik keras di Bandung justru menunjukkan daya tahan luar biasa, bukan hanya bertahan, tapi juga berevolusi. (Sumber: Wikimedia Commons)
Ayo Netizen 24 Okt 2025, 17:15 WIB

IKN: Antara Kota Masa Depan dan Ruang Kemanusiaan

IKN menjanjikan masa depan baru Indonesia, namun tantangannya adalah bagaimana menjadikannya kota yang tetap ramah bagi manusia.
Desain resmi IKN. (Sumber: ikn.go.id)
Ayo Biz 24 Okt 2025, 16:11 WIB

Dari Kosan ke Pasar Internasional, Azarinnabila Janitra Menenun Mimpi Lewat Hi Paipe

Dari Hi Paipe, Arin tak pernah membayangkan bahwa hobi menjahit kecil-kecilan akan berkembang menjadi brand fashion lokal yang diminati hingga internasional.
Dari Hi Paipe, Arin tak pernah membayangkan bahwa hobi menjahit kecil-kecilan akan berkembang menjadi brand fashion lokal yang diminati hingga internasionl. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 24 Okt 2025, 16:02 WIB

Manajemen Pengetahuan: Kunci Sukses Program Makan Bergizi Gratis

Peningkatan pengelolaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) perlu dilakukan melalui penerapan manajemen pengetahuan.
Program Makan Bergizi Gratis. (Sumber: Indonesia.go.id)
Ayo Jelajah 24 Okt 2025, 15:53 WIB

Sejarah Kweekschool Bandung, Sakola Raja Gubahan Preanger Planters

Kweekschool Bandung berdiri sejak 1866 sebagai sekolah guru pertama di Jawa Barat. Kini bangunannya menjadi Mapolrestabes, menyimpan sejarah pendidikan kolonial yang panjang.
Bangunan Kweekschool Bandung sekitar tahun 1920-an. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 24 Okt 2025, 15:38 WIB

Cara Sederhana Terapkan Etika Jurnalistik dalam Pekerjaan Sehari-hari

Berikut beberapa cara praktis yang bisa dilakukan untuk menjaga etika jurnalistik.
Ilustrasi jurnalis. (Sumber: Pexels/Nur Andi Ravsanjani Gusma)
Ayo Netizen 24 Okt 2025, 15:13 WIB

Sahabat sekaligus Pelatih, Vicky Angga Saputra Sosok di Balik Sukses Jonatan Christie

Namanya Vicky Angga Saputra seorang sahabat seangkatan Jojo dan Ginting, mantan penghuni Pelatnas PBSI.
Vicky Angga Saputra. (Sumber: Dok. Djarum Badminton)
Ayo Netizen 24 Okt 2025, 14:49 WIB

Mengarusutamakan Kesetaraan Gender: Setara dari Rumah, Adil hingga Negara

Kesetaraan gender bukan sekadar isu perempuan, tetapi cermin kematangan suatu bangsa.
Ilustrasi wanita Indonesia. (Sumber: Pexels/Nurul Sakinah Ridwan)
Ayo Netizen 24 Okt 2025, 13:29 WIB

Mengapa Kita Boleh Mengkritik Pemerintah, tapi Tidak dengan Tokoh Agama?

Kita boleh mengkritik pemerintah dengan berbagai cara tapi kadang hal ini tidak berlaku terhadap tokoh agama.
 (Sumber: Unsplash/Abdi MS)
Ayo Jelajah 24 Okt 2025, 12:34 WIB

Hikayat Bandit Rusuh di Ciparay, Bikin Onar Tusuk dan Palak Warga Tionghoa

Kisah nyata bandit rusuh di Ciparay tahun 1932. Wanta, penjual kain yang berubah jadi teroris pasar, tusuk warga Tionghoa dan bikin penduduk hidup dalam ketakutan.
Ilustrasi suasana pasar di Ciparay zaman kolonial.
Ayo Netizen 24 Okt 2025, 10:54 WIB

Toponimi Gandasoli

Setidaknya terdapat tujuh nama geografis Gandasoli di Jawa Barat.
Setidaknya terdapat tujuh nama geografis Gandasoli di Jawa Barat. (Sumber: Citra satelit: Google maps)
Ayo Biz 24 Okt 2025, 09:17 WIB

Pemuda Asal Bojongsoang Buat Sepeda dari Bahan Denim

Andika menerima pesanan sepeda denim dengan berbagai bentuk dan ukuran sesuai permintaan pelanggan.
Andika Muhammad Ramadani dan sepeda buatanya dari bahan denim. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Mildan Abdalloh)
Ayo Netizen 24 Okt 2025, 08:55 WIB

Review Teasing Master Takagi-san: Perasaan Masa Remaja yang Mendalam

Tentang review serial adaptasi "Teasing Master Takagi-san" (2024) secara singkat
Salah satu adegan di Teasing Master Takagi-san (Sumber: IMDb)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 21:22 WIB

Mengapa Pejabat Kita Perlu Membaca Buku?

Masihkah kita bisa berharap pada kebijakan publik yang berkualitas, jika pejabatnya sendiri jarang membaca buku?
Tanpa literasi atau membaca buku, pejabat hanya melahirkan kebijakan reaktif, dangkal, dan jangka pendek. (Sumber: Instagram | nusantara_maps)
Ayo Biz 23 Okt 2025, 20:55 WIB

Potensi Pasar Modal Syariah Indonesia: Tumbuh tapi Belum Proporsional?

Geliat investasi syariah menunjukkan tren positif, ditandai meningkatnya jumlah investor, diversifikasi produk, dan penetrasi teknologi yang memudahkan akses terhadap instrumen keuangan halal.
Geliat investasi syariah menunjukkan tren positif, ditandai meningkatnya jumlah investor, diversifikasi produk, dan penetrasi teknologi yang memudahkan akses terhadap instrumen keuangan halal. (Sumber: Freepik)
Ayo Biz 23 Okt 2025, 20:36 WIB

Mendorong Pertumbuhan Inklusif Lewat Festival Kolaboratif dan Digitalisasi Finansial

Sektor perbankan, sektor produktif, UMKM, dan industri kreatif kini tidak lagi berjalan sendiri-sendiri, melainkan saling terhubung dalam ekosistem yang saling menguatkan.
Sektor perbankan, sektor produktif, UMKM, dan industri kreatif kini tidak lagi berjalan sendiri-sendiri, melainkan saling terhubung dalam ekosistem yang saling menguatkan.
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 19:34 WIB

Perelek, Kosakata Jadul yang Timbul Lagi

Perelek, sebuah kata jadul yang nyaris tenggelam ditelan zaman, belakangan ini ramai lagi dibicarakan di sosial media.
Dedi Mulyadi. (Sumber: Dok. DSDA Jabar)
Ayo Jelajah 23 Okt 2025, 18:40 WIB

Sejarah Tol Cipularang, Jalan Cepat Pertama ke Bandung yang Dibangun dari Warisan Krisis

Sejarah Tol Cipularang dari proyek gagal era 1990-an hingga simbol konektivitas Jakarta–Bandung. Penuh kisah krisis, pembangunan, dan mitos Gunung Hejo.
Tol Cipularang. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)