Sensasi Unik Naik Lift Kaca di Tengah Hutan Bandung Barat

Iroh Rokhiya
Ditulis oleh Iroh Rokhiya diterbitkan Senin 17 Nov 2025, 19:54 WIB
Pengunjung menaiki inclinator khas Rumpun Chanaya Resort. (Foto: Dokumentasi Penulis)

Pengunjung menaiki inclinator khas Rumpun Chanaya Resort. (Foto: Dokumentasi Penulis)

Udara sejuk kawasan Dago Giri, Kabupaten Bandung Barat, pada Sabtu (8/11/2025) pagi itu terasa menyapa lembut di antara pepohonan hijau. Dari atas bukit, tampak lift kaca vertikal yang menuruni lembah. Itulah inclinator khas Chanaya Resort, destinasi wisata buatan baru yang memadukan kenyamanan kuliner, keindahan alam, dan pengalaman edukatif dalam satu kawasan terpadu.

Chanaya Resort resmi berdiri dan beroperasi sejak 31 Maret 2024 di atas lahan seluas 3 hektare yang kini menjadi 5 hektare. Berlokasi di Jalan Dago Giri No.102, Bandung Barat, resort ini langsung menarik perhatian wisatawan lokal maupun luar daerah karena konsepnya yang unik yakni perpaduan wisata alam dan buatan yang ramah lingkungan.

Menurut Bai, HR Chanaya Resort, fasilitas unggulan yang membedakan Chanaya dengan destinasi lain di Bandung adalah inclinator setinggi 130 meter yang saat ini merupakan inclinator terpanjang di Indonesia.

“Kami ingin tamu yang datang tidak hanya makan atau menginap, tapi menikmati keseluruhan pengalaman dari pemandangan, aktivitas, sampai pelayanan yang kami berikan", ujar perempuan rambut panjang terikat saat ditemui di area Chanaya Resort.

Untuk menikmati perjalanan menggunakan inclinator ini, pengunjung dikenakan tarif Rp99.000 per orang. Dari jumlah tersebut, Rp24.000 merupakan biaya tiket masuk, sedangkan Rp75.000 bersifat deposit yang akan dikembalikan dalam bentuk voucher.

Voucher ini dapat digunakan untuk membeli makanan atau minuman di Resto Rumpun, Rumah Cokelat, Rumah Keju, maupun rumah tematik lainnya di area Rumpun. Menariknya, setiap bulan Chanaya Resort juga menghadirkan souvenir berbeda bagi pengunjung, mulai dari pin, magnet, hingga pouch eksklusif untuk setiap pembelian tiketnya.

Inovasi ini menjadi bentuk apresiasi kepada tamu yang telah berkunjung sekaligus menambah kesan berlibur yang berkesan.

Nama “Chanaya” memiliki makna mendalam yang dibuat oleh owner Paulina. Kata “cha” berasal dari nama anak Paulina, yakni Natasha yang kerap dipanggil Chacha. Sedangkan “annaya” berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "jawaban tuhan", Gabungan keduanya mencerminkan rasa syukur dan harapan keluarga pemilik, menjadikan Chanaya bukan sekadar tempat wisata, tetapi simbol doa dan makna keluarga.

Dalam penerapannya, konsep wisata buatan di Chanaya tetap memperhatikan keseimbangan alam sekitar.

“Di kawasan atas kami tidak boleh membangun secara permanen. Jadi desainnya dibuat semi alami agar tetap ramah lingkungan,” jelas Bai.

Prinsip itu pula yang menjadikan Chanaya terasa menyatu dengan alam tanpa kehilangan sisi modern. Selain Resto Rumpun yang menjadi daya tarik utama, area bawah Chanaya Resort menyajikan berbagai aktivitas interaktif. Pengunjung dapat berinteraksi dengan rusa dan merak di area mini zoo, mengikuti workshop membuat cokelat di Rumah Coklat, atau berkreasi di Rumah Seni.

Chanaya juga menyediakan berbagai jenis penginapan mulai dari tree house, glamping, hingga camping room, serta fasilitas ruang kegiatan seperti mini hall, medium hall, dan camping meeting area yang dapat digunakan untuk pernikahan, rapat, maupun gathering perusahaan. Sebagian besar karyawan Chanaya berasal dari warga sekitar kawasan Dago Giri.

Baca Juga: Lorong Lumut Jayagiri, Jejak Belanda 1936 yang Kini Jadi Surga Tersembunyi Lembang

Rumpun Chanaya ini melibatkan masyarakat lokal karena banyak dari mereka yang memiliki latar belakang di bidang hospitality. Dengan begitu, Chanaya bisa tumbuh bersama lingkungan sekitarnya. Sejak dibuka, Chanaya Resort mendapat banyak tanggapan positif dari pengunjung.

Mayoritas wisatawan, terutama dari Jakarta, mengaku puas dengan suasana alami, pelayanan ramah, dan konsep wisata yang berbeda dari tempat lain. Untuk kedepannya, Chanaya Resort tengah menyiapkan sejumlah fasilitas baru seperti gym, area spa, serta tipe penginapan baru bernama Tree House Safari, di mana tamu dapat melihat hewan langsung dari jendela kamar mereka.

“Kami tidak ingin sekadar viral, fokus kami adalah konsistensi dan pengembangan berkelanjutan agar setiap tamu yang datang bisa menemukan hal baru" pungkas Bai. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Iroh Rokhiya
Tentang Iroh Rokhiya
Telkom University '24 Mahasiswa S1 Digital Public Relation.
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:43 WIB

Sanghyang Kenit: Surga Wisata Alam Bandung Barat, Tawarkan Banyak Wahana dalam Satu Destinasi

Salah satu destinasi yang semakin populer adalah Sanghyang Kenit, sebuah kawasan wisata alam yang terletak di Cisameng, Kecamatan Cipatat.
tebing batu unik di Sanghyang Kenit yang dialiri arus sungai deras, menciptakan pemandangan alam yang khas dan menarik perhatian pengunjung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Nada Ratu Nazzala)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:13 WIB

Bukan Sekadar Gaya Hidup, Work From Cafe jadi Penunjang Produktivitas Kalangan Muda

Work from Café (WFC) menawarkan suasana baru untuk mengatasi kejenuhan dalam bekerja.
Salah satu mahasiswa sedang mengerjakan tugas di salah satu Café di Kota Bandung (30/10/2025) (Foto: Syifa Givani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:04 WIB

Kisah Jajanan Sore 'Anget Sari' yang Dekat dengan Mahasiswa

Kisah Anget Sari, lapak gorengan di Sukapura yang dikenal karena mendoan hangat, bahan segar, dan pelayanan ramah.
Suasana hangat di lapak Anget Sari saat pemilik menyajikan gorengan untuk pelanggan, di Kampung Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Bandung, Selasa (28/10/2025) (Sumber: Nailah Qurratul Aini | Foto: Nailah Qurratul Aini)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:41 WIB

UMKM Tahura Bandung Tumbuh Bersama di Tengah Perubahan Kawasan Wisata

Mengkisahkan tentang seorang pedagang pentol kuah yang ikut tumbuh bersama dengan berkembangnya kawasan wisata alam Tahura
Seorang pedagang sedang menjaga warungnya di Kawasan wisata tahura, (25/10/25) (Foto: M. Hafidz Al Hakim)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:21 WIB

Fenomena Turisme Bandung: Pesona Edukatif dan Konservatif di Lembang Park & Zoo

Lembang Park & Zoo menghadirkan wisata edukatif dan konservatif di Bandung.
Siap berpetualang di Lembang Park & Zoo! Dari kampung satwa sampai istana reptil, semua seru buat dikunjungi bareng keluarga (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Adil Rafsanjani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:10 WIB

Pengalaman Rasa yang Tidak Sesuai dengan Ekspektasi

Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis.
Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 14:49 WIB

Scroll Boleh, Meniru Jangan, Waspada Memetic Violence!

Saatnya cerdas dan bijak bermedsos, karena satu unggahan kita hari ini bisa membawa pengaruh besar bagi seseorang di luar sana.
Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 13:02 WIB

Hangatnya Perpaduan Kopi dan Roti dari Kedai Tri Tangtu

Roti Macan dimulai dari ruang yang jauh lebih kecil dan jauh lebih sunyi, yaitu kedai kopi.
Kedai kecil itu menciptakan suasana hangat dari aroma Roti Macan pada hari Selasa (04/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wafda Rindhiany)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:17 WIB

Sejarah Soreang dari Tapak Pengelana hingga jadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung

Sejarah Soreang dari tempat persinggahan para pengelana hingga menjelma pusat pemerintahan modern Kabupaten Bandung.
Menara Sabilulunga, salah satu ikon baru Soreang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:16 WIB

Sejarah Black Death, Wabah Kematian Perusak Tatanan Eropa Lama

Sejarah wabah Black Death yang menghancurkan Eropa pada awal abad ke-14, menewaskan sepertiga penduduk, dan memicu lahirnya tatanan baru.
Lukisan The Triumph of Death dari Pieter Bruegel (1562) yang terinspirasi dari Black Death. (Sumber: Wikipedia)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 10:17 WIB

History Cake Bermula dari Kos Kecil hingga Jadi Bagian 'Sejarah Manis' di Bandung

History Cake dimulai dari kos kecil pada 2016 dan berkembang lewat Instagram.
Tampilan area display dan kasir History Cake yang menampilkan beragam Korean cake dan dessert estetik di Jalan Cibadak, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. (30/10/2025) (Sumber: Naila Husna Ramadhani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 09:29 WIB

Dari Tiktok ke Trotoar, ‘Iseng’ Ngumpulin Orang Sekota untuk Lari Bareng

Artikel ini menjelaskan sebuah komunitas lari yang tumbuh hanya iseng dari Tiktok.
Pelari berkumpul untuk melakukan persiapan di Jl. Cilaki No.61, Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, pada Sabtu pagi 15 November 2025 sebelum memulai sesi lari bersama. (Sumber: Rafid Afrizal Pamungkas | Foto: Rafid Afrizal Pamungkas)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 08:06 WIB

Giri Purwa Seni Hadirkan Kecapi Suling sebagai Pelestarian Kesenian Tradisional Sunda

Giri Purwa Seni di Cigereleng menjaga warisan kecapi suling melalui produksi, pelatihan, dan pertunjukan.
Pengrajin Giri Purwa Seni menampilkan seperangkat alat musik tradisional berwarna keemasan di ruang pamer Giri Purwa Seni, Jl. Soekarno Hatta No. 425, Desa Cigereleng, Astana Anyar, Karasak, pada Senin, 10 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 21:19 WIB

Desa Wisata Jawa Barat Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dengan Komitmen dan Kolaborasi

Desa wisata di Jawa Barat bukan sekadar destinasi yang indah, namun juga ruang ekonomi kreatif yang menuntut ketekunan, komitmen, dan keberanian untuk terus berinovasi.
Upacara Tutup Tahun Kampung Cireundeu, Merawat Tradisi dan Syukur Kepada Ibu Bumi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 20:18 WIB

Ngaruat Gunung Manglayang, Tradisi Sakral Menjaga Harmoni Alam dan Manusia

Ngaruat Gunung Manglayang adalah tradisi tahunan untuk menghormati alam.
Warga adat melakukan ritual ruatan di kaki Gunung Manglayang sebagai bentuk ungkapan syukur dan doa keselamatan bagi alam serta masyarakat sekitar.di Gunung Manglayang, Cibiru, Bandung 20 Maret 2025 (Foto: Oscar Yasunari)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 18:23 WIB

Desa Wisata, Ekonomi Kreatif yang Bertumbuh dari Akar Desa

Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas.
Wajah baru ekonomi Jawa Barat kini tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:21 WIB

Lenggak-lenggok Jaipong di Tengah Riuh Bandung dan Pesona Tradisi

Tari Jaipong tampil memukau di West Java Festival 2025. Gerak enerjik dan musik riuh membuat penonton antusias.
Penampilan tari Jaipong menghiasi panggung West Java Festival 2025 dengan gerakan energik yang memukau penonton, Minggu (9/11/2025). (Sumber: Selly Alifa | Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:07 WIB

Curug Pelangi Punya Keindahan Ikonik seperti di Luar Negeri

Wisata alam Bandung memiliki banyak keunikan, Curug Pelangi punya ikon baru dengan pemandangan pelangi alami.
Pelangi asli terlihat jelas di wisata air terjun Curug Pelangi, Kabupaten Bandung Barat (2/11/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tazkiya Hasna Putri S)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:55 WIB

Wayang Golek Sindu Parwata Gaungkan Pelestarian Budaya Sunda di Manjahlega

Pagelaran Wayang Golek Sindu Parwata di Manjahlega gaungkan pelestarian budaya Sunda dan dorong generasi muda untuk mencintai budaya lokal sunda.
Suasana pagelaran Wayang Golek di Kelurahan Manjahlega, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Jumat (5/9/2025), di halaman Karang Taruna Caturdasa RW 14. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Ayu Amanda Gabriela)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:30 WIB

Menyoal 'Sora' Sunda di Tengah Sorak Wisatawan

Sora Sunda tidak harus berteriak paling keras untuk tetap hidup dan bertahan. Ia cukup dimulai dari kebiasaan kecil.
Mengenalkan budaya dan nilai kesundaan bisa dilakukan lewat atraksi kaulinan barudak. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Kavin Faza)