Menyelamatkan Bonus Demografi Bandung

Djoko Subinarto
Ditulis oleh Djoko Subinarto diterbitkan Kamis 04 Des 2025, 11:45 WIB
Calon pekerja mengikuti proses rekrutmen di salah satu stan perusahaan yang membuka lowongan kerja. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Lukman Hidayat/Magang/Ayo Bandung)

Calon pekerja mengikuti proses rekrutmen di salah satu stan perusahaan yang membuka lowongan kerja. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Lukman Hidayat/Magang/Ayo Bandung)

PENDUDUK usia produktif Bandung adalah harapan sekaligus sumber masalah jika tidak dikelola dengan baik.

Kita sudah akrab dengan istilah bonus demografi. Istilah ini merujuk  kepada kelompok usia produktif yang besar yang akan turut mendorong ekonomi bertumbuh. Namun, realitanya bisa tidak sesimpel itu. 

Artinya, ada syarat-syarat yang mesti pula dipenuhi agar kelompok usia produktif yang besar itu benar-benar mampu mendorong ekonomi bertumbuh. Salah dua syarat itu adalah kualitas pekerjaan dan kecocokan keterampilan.

Di sinilah kemudian muncul istilah lain yang sedikit menakutkan, yakni mismatch skills. Apa itu?

Fakta di lapangan, banyak lulusan bangku sekolah menengah dan perguruan tinggi ternyata tidak menemukan pekerjaan yang sesuai karena kompetensi yang diajarkan berbeda jauh dengan kebutuhan pasar. Hal ini tentu bisa menjadi masalah.

Bandung, dengan universitas dan politeknik berdiri berjajar, sesungguhnya punya stok talenta nan besar. Namun, stok ini acap kali terfragmentasi. Misalnya, ada yang jago teori tapi lemah dalam soal praktik, ada yang terampil namun tak punya akses ke jaringan industri.

Dalam konteks seperti itu, pelatihan vokasi bisa menjadi kunci solusi. Sayangnya, program vokasi di lapangan seringkali masih berorientasi pada pekerjaan tradisional, sementara permintaan pasar kerja kiwari bergeser cepat ke sektor digital dan layanan bernilai tambah.

Bandingkan kebutuhan industri perangkat lunak, data, dan kreatif digital yang butuh problem solving, desain interaksi, dan literasi data, dengan kurikulum pendidikan vokasi masih yang bertahan di keterampilan teknis heubeul. Nah, ketidaksinkronan inilah yang diistilahkan sebagai mismatch.

Kiwari, peluang ekonomi digital bermunculan. Peluang itu bisa dibilang bergemuruh, namun belum menggetarkan semua lapisan kota. Sekadar ilustrasi, startup, agensi kreatif, dan perusahaan teknologi mengerubuti daerah sekitar kampus. Toh tak semua lulusan kampus bisa masuk ke sektor itu.

Penyebabnya bisa beragam. Sebut sebagai misal, akses pengalaman kerja nyata yang terbatas, bahasa pemrograman yang diajarkan tak sesuai kebutuhan industri, sampai minda pendidikan yang masih mengedepankan nilai ujian atau ijazah ketimbang portofolio kerja.

Keunggulan unik

Anak muda di Sekeloa di Kelurahan Lebakgede yang menjadi bagian dari Lingkung Seni Cahaya Putra Binangkit, pelestari Ulin Barong Sekeloa. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Anak muda di Sekeloa di Kelurahan Lebakgede yang menjadi bagian dari Lingkung Seni Cahaya Putra Binangkit, pelestari Ulin Barong Sekeloa. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)

Bandung sejak baheula sudah punya keunggulan unik. Ekosistem kreatifnya kuat. Dari musik, film, desain produk, sampai fesyen, kota ini sudah lama menjadi laboratorium budaya. Itu adalah  modal sosial yang sulit ditiru kota lain.

Dan modal sosial itu seharusnya dipakai untuk membangun talent pipeline digital. Jadi, bukan sekadar kursus-kursus singkat, melainkan jalur yang menggabungkan pembelajaran, mentorship, dan akses proyek nyata bersama para pelaku industri.

Contoh konkret, misalnya, program magang berbasis proyek kolaborasi antara politeknik, startup, dan pemerintah kota. Magang yang menghasilkan produk nyata -- bukan hanya laporan -- bakal memberi nilai tambah besar pada CV generasi muda Bandung.

Kebijakan publik tentu saja harus mengubah orientasi insentif. Selama dukungan terhadap pelatihan lebih pada kuantitas peserta daripada kualitas outcome, hasilnya bakal seperti hujan di musim kemarau, banyak tapi tidak menyejukkan.

Pemerintah Kota Bandung sendiri punya peluang sebagai fasilitator. Ruang kerja bersama (co-working), akses data lapangan, dan kemitraan industri dapat dipromosikan sebagai fasilitas publik. Ingat, infrastruktur fisik saja tidak cukup, tetapi juga butuh kurasi program yang tajam.

Model pembelajaran hybrid (online + praktik lapangan) bisa menjadi pilihan, lantaran jangkauannya luas sekaligus mampu mempertahankan kualitas. Teknologi pembelajaran menawarkan skalabilitas bila dikombinasikan dengan standar kompetensi yang jelas.

Sektor swasta juga tidak boleh leha-leha. Perusahaan yang merasa kekurangan talenta muda sebaiknya tidak cuma mengeluh, tapi juga membuka pintu kesempatan.

Caranya bisa sederhana tapi efektif. Misalnya, buat program magang atau apprenticeship supaya orang muda bisa belajar langsung di tempat kerja. Bagikan data anonim untuk latihan, sehingga mereka bisa mencoba menganalisis data nyata tanpa risiko melanggar privasi atau adakan hackathon terstruktur, yaitu lomba tim yang menantang peserta memecahkan masalah nyata dengan aturan dan bimbingan jelas, sehingga ide bagus bisa langsung diuji dan dipakai.

Perhatian khusus mesti diberikan pada kelompok rentan, yaitu perempuan muda, dari daerah pinggiran, dan lulusan SMK yang seringkali tersisih. Dengan demikian, bonus demografi bisa berubah menjadi aset kolektif, bukan keuntungan segelintir kelompok.

Soal data

Daya tarik Bandung sebagai kota pendidikan sekaligus ekosistem pendidikan, terletak pada reputasi perguruan tinggi ternama seperti: ITB, Unpad, UPI, Telkom University, Universitas Pasundan, Maranatha hingga puluhan kampus lainnya. (Sumber: Pexels/setengah lima sore)
Daya tarik Bandung sebagai kota pendidikan sekaligus ekosistem pendidikan, terletak pada reputasi perguruan tinggi ternama seperti: ITB, Unpad, UPI, Telkom University, Universitas Pasundan, Maranatha hingga puluhan kampus lainnya. (Sumber: Pexels/setengah lima sore)

Bicara soal data, Bandung perlu pula benchmark yang lebih baik, mencakup peta keterampilan regional, kebutuhan industri per sub-sektor, dan tingkat penempatan kerja lulusan. Tanpa data, intervensi apapun bakal kurang efektif. Ibarat orang menembak sasaran tapi matanya ditutup lakban.

Lalu soal budaya kerja juga perlu mendapat perhatian. Generasi muda Bandung harus diajak membangun learning-agility, yakni kemampuan belajar cepat dan menyesuaikan diri. Ini lebih penting daripada menghafal satu set keterampilan yang mungkin usang dalam lima tahun.

Kurikulum perguruan tinggi juga perlu revitalisasi. Mata kuliah interdisipliner, proyek lintas fakultas, dan mata kuliah berbasis industry-readiness perlu lebih ditekankan. Kolaborasi antar kampus di Bandung bisa menciptakan portofolio program yang saling melengkapi.

Hal lain yang tak kalah penting adalah wirausaha produktif. Artinya, tidak semua generasi muda Bandung harus jadi karyawan perusahaan. Banyak yang bisa dilakukan untuk membangun usaha mikro bernilai tambah lewat keterampilan digital. Misalnya di sektor desain, pemasaran digital, dan e-commerce.

Terkait pembiayaan, ekosistem pembiayaan mikro dan pembinaan bisnis lokal harus disinkronkan dengan pelatihan vokasi. Modal tanpa keterampilan mudah hilang. Adapun keterampilan tanpa akses modal cepat berhenti menjadi mimpi dan angan-angan.

Sudah barang tentu, setiap program pelatihan harus punya indikator outcome yang jelas. Contohnya, berapa persen peserta yang bekerja relevan setelah 6 bulan, berapa yang buka usaha sendiri, dan apakah gaji/penghasilan mereka meningkat signifikan.

Melihat potensi yang dimilikinya, Bandung berpeluang besar menjadi kota pelatihan talenta digital asalkan ada visi bersama, yang mencakup pendidikan yang responsif pasar, kemitraan publik-swasta-akademi, dan perlindungan sosial bagi generasi produktif. Tanpa visi itu, bonus demografi Bandung bakal berubah menjadi bencana demografi.

Tinggal pilih mau yang mana? (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Djoko Subinarto
Penulis lepas, blogger
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 11 Des 2025, 20:00 WIB

Emas dari Bulu Tangkis Beregu Putra Sea Games 2025, Bungkam Kesombongan Malaysia

Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0.
Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0. (Sumber: Dok. PBSI)
Beranda 11 Des 2025, 18:37 WIB

Media Ditantang Lebih Berpihak pada Rakyat: Tanggapan Aktivis Atas Hasil Riset CMCI Unpad

Di tengah situasi dinamika sosial-politik, ia menilai media memegang peran penting untuk menguatkan suara warga,baik yang berada di ruang besar maupun komunitas kecil yang jarang mendapat sorotan.
Ayang dari Dago Melawan menanggapi hasil riset CMCI Unpad bersama peneliti Detta Rahmawan dan moderator Preciosa Alnashava Janitra. (Sumber: CMCI Unpad)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 18:01 WIB

Nelangsa Bojongsoang Setiap Musim Hujan: Siapa Harus Bertanggung Jawab?

Banjir yang melanda Bojongsoang memicu kemacetan lalu lintas yang kian menggila. Lalu, pihak mana yang semestinya memikul tanggung jawab?
Kemacetan lalu lintas terjadi di Bojongsoang akibat banjir (04/12/2025). (Sumber: Khalidullah As Syauqi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 17:23 WIB

Hidup Lebih Bersih, Sungai Lebih Bernyawa

Kegiatan ini mengangkat isu berapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan sungai agar terhindar dari bencana alam serta penyakit.
Mahasiswa Universitas Sunan Gunung Djati Bandung anggota Komunitas River Cleanup. (Foto: Rizki Hidayat)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:57 WIB

Sistem Pengelolaan Limbah di Bandung yang Berantakan: Sebaiknya Prioritaskan Langkah Inovatif Sungguhan

Sistem pengelolaan limbah di Bandung yang Berantakan, saran saya sebagai warga Bandung untuk M. Farhan prioritaskan langkah inovatif sungguhan.
Sistem pengelolaan limbah di Bandung yang Berantakan, saran saya sebagai warga Bandung untuk M. Farhan prioritaskan langkah inovatif sungguhan.
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:32 WIB

Masyarakat Kota Bandung Berharap Wali Kota Tindak Tegas Penanganan Kasus Begal

Maraknya tindak kriminalitas seperti begal di Kota Bandung meningkatkan keresahan warga untuk beaktivitas di luar.
Suasana jalan yang sepi pada malam hari di daerah Jalan Inhoftank, Kota Bandung. (Sumber: Nayla Aurelia) (Foto: Nayla Aurelia)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:13 WIB

Gunung Api Palasari Purba

Adanya lava, batuan beku yang berasal dari letusan efusif Gunung Palasari Purba, meninggalkan jejak letusan yang sangat megah dan mengagumkan.
Lava raksasa kawasan Cibanteng – Panyandaan, Desa Mandalamekar, Kecamatan Cimenya. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Taufanny Nugraha)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 15:39 WIB

Pengunjung Mengeluhkan Teras Cihampelas yang Semakin Kumuh

Mulai dari lantai yang tak terawat, fasilitas rusak, hingga area Teras Cihampelas yang tampak sepi dan tidak terurus.
Suasana Teras Cihampelas Menampakan suasana kosong pada Senin (1/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Rafli Ashiddieq)
Ayo Jelajah 11 Des 2025, 15:36 WIB

Sejarah Kawasan Tamansari, Kampung Lama yang Tumbuh di Balik Taman Kolonial Bandung

Sejarah Tamansari Bandung sebagai kampung agraris yang tumbuh diam-diam di balik taman kolonial, dari desa adat hingga kampung kota padat.
Suasana pemukiman di kawasan Tamansari, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan al Faritsi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 14:48 WIB

Mengeja Bandung Utama, Merawat Keragaman Agama

Menjaga dan memperkuat “benih-benih toleransi” baik melalui edukasi, kebijakan yang inklusif, maupun upaya nyata di tingkat komunitas, pemerintah.
Gang Ruhana, Kelurahan Paledang, berdiri Kampung Toleransi, ikon wisata religi yang diresmikan Pemerintah Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 13:37 WIB

Ini Titik-Titik Kemacetan di Kota Bandung menurut Wali Kota Farhan: Mana Tata Kelolanya?

Bandung didapuk sebagai “Kota Nomor 1 Termacet di Indonesia 2024” oleh TomTom Traffic Index.
Kemacetan di Jalan Dr. Djundjunan, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 12:30 WIB

Saparua Ramai tapi Minim Penataan: Wali Kota Bandung Diharap Lebih Peduli

Taman Saparua selalu ramai, namun penataan dan fasilitasnya masih kurang memadai.
Track lari Saparua yang tampak teduh dari samping namun area sekitarnya masih perlu perbaikan dan penataan. Jumat siang, 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Najmi Zahra A)
Ayo Jelajah 11 Des 2025, 11:01 WIB

Gunung Tangkubanparahu, Ikon Wisata Bandung Sejak Zaman Kolonial

Sejarah Tangkubanparahu sebagai destinasi klasik Bandung sejak masa kolonial, lengkap dengan rujukan Gids Bandoeng dan kisah perjalanan para pelancong Eropa.
Gunung Tangkubanparahu tahun 1910-an. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:48 WIB

Kenyaman Wisata Bandung Terancam oleh Pengamen Agresif

Warga mendesak Wali Kota M. Farhan bertindak tegas dan memberi solusi agar kota kembali aman dan nyaman.
Keramaian di kawasan wisata malam Bandung memperlihatkan interaksi tidak nyaman antara pengunjung dan pengamen memaksa, 02/12/2025. (Foto: Hakim)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:25 WIB

Kenyamanan Taman Badak di Bandung Masih Menyisakan Kritikan

Taman Badak yang berpusat di tengah-tengah kota Bandung adalah salah satu tempat favorit di kalangan pengunjung.
Taman Badak Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wan Maulida Kusuma Syazci)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:03 WIB

Lumpia Basah Katadji, Nikmatnya Sampai Suapan Terakhir

Kuliner viral di Banjaran, Kabupaten Bandung, yakni Lumpia Basah Katadji.
Seporsi lumpia basah katadji dengan bumbu dan topping yang melimpah. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tantia Nurwina)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 09:32 WIB

Mengapa Summarecon Bandung Kini Ramai Dijadikan Tempat Olahraga Warga?

Summarecon Bandung kini ramai dijadikan tempat olahraga warga, khususnya pada pagi dan sore hari.
Aktivitas olahraga di kawasan Summarecon Bandung terlihat meningkat terutama pada akhir pekan. (Dokumentasi Penulis)
Beranda 11 Des 2025, 05:16 WIB

Generation Girl Bandung Kikis Kesenjangan Gender di Bidang Teknologi

Mematahkan anggapan bahwa belajar STEM itu sulit. Selain itu, anggapan perempuan hanya bisa mengeksplorasi bidang non-tech adalah keliru.
Exploring Healthy Innovation at Nutrihub, salah satu aktivitas dari Generation Girl Bandung. (Sumber: Generation Girl Bandung)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 21:09 WIB

Minat Baca Warga Bandung Masih Rendah meski Fasilitas Mencukupi, Catatan untuk Wali Kota

Menyoroti masalah rendahnya minat baca di Bandung meski fasilitas memadai.
Sebuah Street Library tampak lengang dengan buku-buku yang mulai berdebu di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (05/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Adellia Ramadhani)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:16 WIB

Bubur Mang Amir, Bubur Ayam Termurah se-Dunia Seporsi Cuma Rp5.000

Pengakuan Mang Amir, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun.
Pengakuan Mang Amir, penjual bubur seporsi Rp5.000, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun. (Sumber: Dokumentasi Penulis)