Polemik Beton di Atas Awan, Infrastruktur Ikonik Bandung ‘Warisan RK’

calya pratista maheswari
Ditulis oleh calya pratista maheswari diterbitkan Jumat 05 Des 2025, 09:38 WIB
Tulisan “Teras Cihampelas” yang dulu ramai, sekarang terlihat sunyi dan sepi 
(1/12/2025) (Sumber: Calya Pratista) (Sumber: Calya Pratista | Foto: Calya Pratista)

Tulisan “Teras Cihampelas” yang dulu ramai, sekarang terlihat sunyi dan sepi (1/12/2025) (Sumber: Calya Pratista) (Sumber: Calya Pratista | Foto: Calya Pratista)

Teras Cihampelas yang dulu pernah menjadi harapan semua orang kini kian sirna dimakan kekecewaan. Keadaannya yang semakin rapuh dan sunyi menimbulkan banyak tanya di benak masyarakat.  

Teras Cihampelas merupakan ide cemerlang Ridwan Kamil untuk dijadikan sebuah infrastruktur ikonik di Kota Bandung. Teras Cihampelas di bangun pada tahun 2017 dengan kosep TOD (Transit Oriented Development). Tujuan konsep yang digagas adalah untuk menyatukan ruang publik, area komersial, dan pariwisata dalam satu kawasan. 

Banyak Harapan yang sempat ditanam pada infrastruktur ikonik ini, dimana harapan itu mencangkup banyak aspek. Beberapa diantaranya yaitu kawasan ini diharapkan mampu menata pedagang kaki lima, mengurangi kemacatan, sekaligus menambah daya tarik wisata di Kota Bandung. 

Pada masanya Teras Cihampelas diharapkan mampu menampung kurang lebih 192 PKL (Pedagang Kaki Lima) yang ada di Cihampelas. Jumlah PKL yang banyak ini didominasi oleh 140 pedagang souvenir dan 52 pedagang makanan.     

Tepat tujuh tahun sejak Teras Cihampelas berdiri, menjadi titik balik dimana harapan yang dulu ada berbanding terbalik dengan kenyataannya. Kini tempat itu menjadi kian sepi, banyak kios PKL yang tutup, dan fasilitas rusak. Tidak berhenti disitu, kebocoran yang ada di beberapa titik bangunan melayang ini turun ke bawah hingga warga menyebutnya ‘hujan abadi’.

Teras yang dibangun dengan total biaya berkisar Rp.74 Miliar ini kini hanya dihuni oleh 2 pedagang kaki lima. Para pedagang kaki lima lainnya memilih untuk pindah berjualan di bawah dengan alasan Teras Cihampelas tidak lagi memiliki pengunjung.   

Keadaan Teras Cihampelas yang saat ini terlihat memprihatinkan akibat aksi vandalisme 
(1/12/2025) (Sumber: Calya Pratista) (Sumber: Calya Pratista | Foto: Calya Pratista)
Keadaan Teras Cihampelas yang saat ini terlihat memprihatinkan akibat aksi vandalisme (1/12/2025) (Sumber: Calya Pratista) (Sumber: Calya Pratista | Foto: Calya Pratista)

Pernyataan yang sering dilontarkan Walikota perihal faktor utama terkait lumpuhnya Teras Cihampelas adalah Pandemi Covid-19. Namun, Pandemi Covid-19 tidak bisa selamanya  dijadikan pelindung dan alasan oleh Walikota untuk menjawab banyak pertanyaan publik terkait masalah ini. 

Walikota Bandung seharusnya melakukan evaluasi menyeluruh yang meliputi perencanaan ruang publik hingga pola pengelolaan nantinya, sehingga upaya tindak lanjut bisa terealisasikan. Warga sekitar Cihampelas mengeluhkan banyak hal terkait kondisi Teras Cihampelas yang semakin hari semakin memprihatinkan.

Teras Cihampelas sering disalah gunakan untuk tempat berduaan bagi pasangan sejoli muda hingga aksi vandalisme atau merusak properti tanpa izin. Seharusnya hal-hal seperti ini sudah cukup untuk membuat Walikota berpikir dan sadar bahwa mereka harus cepat mengambil tindakan.

Alih-alih melakukan tindakan nyata untuk mengatasi masalah ini, pemerintah malah memiliki opini kontradiksi yang membingungkan. Dedi Mulyadi atau yang akrab disapa Kang Dedi selaku Gubernur Jawa Barat menyarankan agar bangunan ini dibongkar saja. Berbalik dengan KDM, M.Farhan hanya menanggapi opini Bapak Gubernur tersebut dengan menjawab bahwa tugas pemkot hanya mengkaji saja.  

Baca Juga: Polisi Tidur Besar dan Tinggi di Batununggal Seakan Tak Ada Habisnya

Aksi saling lempar-melempar tanggung jawab ini bukanlah hal yang pantas dilakukan oleh orang nomor 1 di Kota Bandung itu. Selaku Walikota, M.Farhan seharusnya melakukan upaya tindak lanjut yang dapat benar-benar merubah reputasi Skywalk atau Teras Cihampelas menjadi lebih baik. Baik dari sisi keindahan atau kebermanfaatan agar tidak menjadi bangunan bersejarah akibat lambatnya respon Walikota.   

Ketidakpastian adalah kenyataan yang harus diterima oleh Teras Cihampelas saat ini karena antara revitalisasi dan pembongkaran tidak ada eksekusi nyata. Masyarakat perlu tindak lanjut juga aksi nyata bukan hanya debat kewenangan dan wacana yang hanya menambah keresahan. Keputusan tegas harus segera diambil sebelum Infrastruktur ikonik ini runtuh oleh waktu dan kenyataan. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

calya pratista maheswari
Mahasiswi Digital Public Relations Telkom University 2024
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 11 Des 2025, 20:00 WIB

Emas dari Bulu Tangkis Beregu Putra Sea Games 2025, Bungkam Kesombongan Malaysia

Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0.
Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0. (Sumber: Dok. PBSI)
Beranda 11 Des 2025, 18:37 WIB

Media Ditantang Lebih Berpihak pada Rakyat: Tanggapan Aktivis Atas Hasil Riset CMCI Unpad

Di tengah situasi dinamika sosial-politik, ia menilai media memegang peran penting untuk menguatkan suara warga,baik yang berada di ruang besar maupun komunitas kecil yang jarang mendapat sorotan.
Ayang dari Dago Melawan menanggapi hasil riset CMCI Unpad bersama peneliti Detta Rahmawan dan moderator Preciosa Alnashava Janitra. (Sumber: CMCI Unpad)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 18:01 WIB

Nelangsa Bojongsoang Setiap Musim Hujan: Siapa Harus Bertanggung Jawab?

Banjir yang melanda Bojongsoang memicu kemacetan lalu lintas yang kian menggila. Lalu, pihak mana yang semestinya memikul tanggung jawab?
Kemacetan lalu lintas terjadi di Bojongsoang akibat banjir (04/12/2025). (Sumber: Khalidullah As Syauqi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 17:23 WIB

Hidup Lebih Bersih, Sungai Lebih Bernyawa

Kegiatan ini mengangkat isu berapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan sungai agar terhindar dari bencana alam serta penyakit.
Mahasiswa Universitas Sunan Gunung Djati Bandung anggota Komunitas River Cleanup. (Foto: Rizki Hidayat)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:57 WIB

Sistem Pengelolaan Limbah di Bandung yang Berantakan: Sebaiknya Prioritaskan Langkah Inovatif Sungguhan

Sistem pengelolaan limbah di Bandung yang Berantakan, saran saya sebagai warga Bandung untuk M. Farhan prioritaskan langkah inovatif sungguhan.
Sistem pengelolaan limbah di Bandung yang Berantakan, saran saya sebagai warga Bandung untuk M. Farhan prioritaskan langkah inovatif sungguhan.
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:32 WIB

Masyarakat Kota Bandung Berharap Wali Kota Tindak Tegas Penanganan Kasus Begal

Maraknya tindak kriminalitas seperti begal di Kota Bandung meningkatkan keresahan warga untuk beaktivitas di luar.
Suasana jalan yang sepi pada malam hari di daerah Jalan Inhoftank, Kota Bandung. (Sumber: Nayla Aurelia) (Foto: Nayla Aurelia)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:13 WIB

Gunung Api Palasari Purba

Adanya lava, batuan beku yang berasal dari letusan efusif Gunung Palasari Purba, meninggalkan jejak letusan yang sangat megah dan mengagumkan.
Lava raksasa kawasan Cibanteng – Panyandaan, Desa Mandalamekar, Kecamatan Cimenya. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Taufanny Nugraha)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 15:39 WIB

Pengunjung Mengeluhkan Teras Cihampelas yang Semakin Kumuh

Mulai dari lantai yang tak terawat, fasilitas rusak, hingga area Teras Cihampelas yang tampak sepi dan tidak terurus.
Suasana Teras Cihampelas Menampakan suasana kosong pada Senin (1/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Rafli Ashiddieq)
Ayo Jelajah 11 Des 2025, 15:36 WIB

Sejarah Kawasan Tamansari, Kampung Lama yang Tumbuh di Balik Taman Kolonial Bandung

Sejarah Tamansari Bandung sebagai kampung agraris yang tumbuh diam-diam di balik taman kolonial, dari desa adat hingga kampung kota padat.
Suasana pemukiman di kawasan Tamansari, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan al Faritsi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 14:48 WIB

Mengeja Bandung Utama, Merawat Keragaman Agama

Menjaga dan memperkuat “benih-benih toleransi” baik melalui edukasi, kebijakan yang inklusif, maupun upaya nyata di tingkat komunitas, pemerintah.
Gang Ruhana, Kelurahan Paledang, berdiri Kampung Toleransi, ikon wisata religi yang diresmikan Pemerintah Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 13:37 WIB

Ini Titik-Titik Kemacetan di Kota Bandung menurut Wali Kota Farhan: Mana Tata Kelolanya?

Bandung didapuk sebagai “Kota Nomor 1 Termacet di Indonesia 2024” oleh TomTom Traffic Index.
Kemacetan di Jalan Dr. Djundjunan, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 12:30 WIB

Saparua Ramai tapi Minim Penataan: Wali Kota Bandung Diharap Lebih Peduli

Taman Saparua selalu ramai, namun penataan dan fasilitasnya masih kurang memadai.
Track lari Saparua yang tampak teduh dari samping namun area sekitarnya masih perlu perbaikan dan penataan. Jumat siang, 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Najmi Zahra A)
Ayo Jelajah 11 Des 2025, 11:01 WIB

Gunung Tangkubanparahu, Ikon Wisata Bandung Sejak Zaman Kolonial

Sejarah Tangkubanparahu sebagai destinasi klasik Bandung sejak masa kolonial, lengkap dengan rujukan Gids Bandoeng dan kisah perjalanan para pelancong Eropa.
Gunung Tangkubanparahu tahun 1910-an. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:48 WIB

Kenyaman Wisata Bandung Terancam oleh Pengamen Agresif

Warga mendesak Wali Kota M. Farhan bertindak tegas dan memberi solusi agar kota kembali aman dan nyaman.
Keramaian di kawasan wisata malam Bandung memperlihatkan interaksi tidak nyaman antara pengunjung dan pengamen memaksa, 02/12/2025. (Foto: Hakim)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:25 WIB

Kenyamanan Taman Badak di Bandung Masih Menyisakan Kritikan

Taman Badak yang berpusat di tengah-tengah kota Bandung adalah salah satu tempat favorit di kalangan pengunjung.
Taman Badak Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wan Maulida Kusuma Syazci)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:03 WIB

Lumpia Basah Katadji, Nikmatnya Sampai Suapan Terakhir

Kuliner viral di Banjaran, Kabupaten Bandung, yakni Lumpia Basah Katadji.
Seporsi lumpia basah katadji dengan bumbu dan topping yang melimpah. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tantia Nurwina)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 09:32 WIB

Mengapa Summarecon Bandung Kini Ramai Dijadikan Tempat Olahraga Warga?

Summarecon Bandung kini ramai dijadikan tempat olahraga warga, khususnya pada pagi dan sore hari.
Aktivitas olahraga di kawasan Summarecon Bandung terlihat meningkat terutama pada akhir pekan. (Dokumentasi Penulis)
Beranda 11 Des 2025, 05:16 WIB

Generation Girl Bandung Kikis Kesenjangan Gender di Bidang Teknologi

Mematahkan anggapan bahwa belajar STEM itu sulit. Selain itu, anggapan perempuan hanya bisa mengeksplorasi bidang non-tech adalah keliru.
Exploring Healthy Innovation at Nutrihub, salah satu aktivitas dari Generation Girl Bandung. (Sumber: Generation Girl Bandung)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 21:09 WIB

Minat Baca Warga Bandung Masih Rendah meski Fasilitas Mencukupi, Catatan untuk Wali Kota

Menyoroti masalah rendahnya minat baca di Bandung meski fasilitas memadai.
Sebuah Street Library tampak lengang dengan buku-buku yang mulai berdebu di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (05/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Adellia Ramadhani)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:16 WIB

Bubur Mang Amir, Bubur Ayam Termurah se-Dunia Seporsi Cuma Rp5.000

Pengakuan Mang Amir, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun.
Pengakuan Mang Amir, penjual bubur seporsi Rp5.000, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun. (Sumber: Dokumentasi Penulis)