Terminal Cicaheum Harus Siap Sambut Bus AKAP Double Decker

Dean 'Izzan Rahmani
Ditulis oleh Dean 'Izzan Rahmani diterbitkan Rabu 24 Des 2025, 17:03 WIB
Terparkir 3 Bus Gunung Harta Transport Solustions (GHTS) saat malam hari di garasi GHTS (19/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Dean Rahmani)

Terparkir 3 Bus Gunung Harta Transport Solustions (GHTS) saat malam hari di garasi GHTS (19/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Dean Rahmani)

Sebagai warga Surabaya yang merantau di Bandung sekaligus pecinta bus AKAP luxury, saya melihat Terminal Cicaheum punya potensi besar yang belum terlihat. Terminal ini hanya menjadi titik transit keberangkatan ke wilayah timur Jawa, namun kondisinya masih jauh dari kata representatif. Fasilitas umum yang ada, belum mendukung kenyamanan penumpang dan suasana terminal yang belum mencerminkan standar pelayanan bus AKAP modern.

Tren perjalanan jarak jauh antarprovinsi kini sangat cepat berkembang, bahkan lebih mewah dan lebih nyaman dibanding kereta api. Bus AKAP premium (khususnya tipe sasis tronton dan double-decker), mulai digemari secara cepat oleh kalangan muda dan penumpang antarprovinsi. Sayangnya, belum ada terminal di Bandung yang siap menampung dan melayani armada bus double-decker dengan layak. Dari ketinggian atap, akses masuk, dan ruang tunggu juga belum disesuaikan dengan kebutuhan bus modern.

Sebagai penggemar bus AKAP luxury, saya sering memperhatikan bagaimana terminal di kota besar lain mulai berbenah untuk menyambut armada luxury. Efek dari situ, biasanya kebanyakan operator bus harus menyewa beberapa ruko atau bahkan membeli permanen ruko di tempat transit secara pribadi. Justru seperti itu, bagi saya bisa merugikan di kota Bandung sendiri.

Terminal yang bersih, terang, aman, dan ramah pengguna bus AKAP luxury bukan hanya memberi kenyamanan, tapi juga citra kota. Pendatang yang datang dengan bus premium akan menjadikan terminal sebagai kesan pertama (atau bahkan seterusnya) mereka terhadap Bandung. Kan eman juga ya, kalau sudah ada bangunan terminalnya namun hanya sebagai transit pemberhentian sementara (bukan menjadi titik naik utama).

Bus Cititrans Busline terparkir di restoran saat servis makan malam hari di RM Duta 3 Ngawi (17/08/2025) (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Dean Rahmani)
Bus Cititrans Busline terparkir di restoran saat servis makan malam hari di RM Duta 3 Ngawi (17/08/2025) (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Dean Rahmani)

Menurut saya, Walikota Bandung saat ini memiliki peluang besar untuk menjadikan Terminal Cicaheum sebagai ikon baru transportasi darat modern. Hanya saja, bisa memikirkan bagaimana merenovasi terminal Cicaheum secara fasilitas agar nyaman sebagai tempat pemberhentian utama bagi operator bus AKAP luxury, bukan hanya sebagai transit sejenak. Bukan hanya untuk pecinta bus premium, tapi untuk seluruh warga yang ingin mengandalkan armada AKAP luxury setiap harinya.

Selama saya pakai jasa transportasi bus AKAP luxury, saya sering merasakan perbedaan kualitas terminal di beberapa kota. Terminal kelas A di Semarang, Jakarta, dan Yogyakarta sudah mulai menyesuaikan desainnya dengan kebutuhan armada luxury. Namun berbeda dengan di Bandung, yang di mana masih jauh dari kata nyaman dari pengalaman saya.

Kehadiran bus double-decker bukan sekadar soal kendaraan besar, tapi juga soal standar pelayanan. Penumpang yang memilih moda ini biasanya mengharapkan kenyamanan sangat lebih, mulai dari ruang tunggu yang layak hingga sistem boarding yang tertib. Terminal yang belum siap secara teknis akan membuat pengalaman penumpang jadi kurang maksimal, bahkan bisa menurunkan minat masyarakat untuk dapat menggunakan transportasi umum modern.

Swafoto di depan 2 armada bus Gunung Harta Transport Solutions (GHTS) malam hari di garasinya (19/11/2025) (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Dean Rahmani)

Pembenahan terminal Cicaheum memengaruhi citra kota Bandung di luar konteks teknis. Meskipun Bandung dikenal sebagai kota kreatif, tidak banyak ruang publik yang mewakili semangat ini dalam hal transportasi darat. Terminal Cicaheum dapat berfungsi sebagai etalase baru yang menunjukkan bahwa Bandung serius membangun layanan publik yang fungsional dan estetik.

Dalam pembenahan terminal Cicaheum ini tidak bisa dilakukan sendiri, harus melibatkan antar sektor. Kolaborasi antara Pemkot, operator bus, arsitek lokal, dan komunitas transportasi bisa menghasilkan desain terminal yang inklusif. Terminal yang ramah difabel, ramah lansia, dan ramah penumpang dari bus AKAP luxury akan memberi dampak sosial yang luas.

Ke depannya saat terminal Cicaheum telah direnovasi dengan sangat matang, saya yakin akan semakin banyak dilirik operator bus AKAP luxury. Hal ini bisa membuka peluang rute baru yang lebih meluas, meningkatkan konektivitas antarprovinsi, dan menambah pertumbuhan perekonomian kota Bandung disektor wisata transportasi darat.

Baca Juga: Ujian Nyata Walikota Farhan: Normalisasi Sungai Cinambo atau Banjir Warisan?

Walaupun kota Bandung ini masih sedikit peminat dari operator Bus AKAP karena terminalnya belum begitu layak untuk disinggahi bus AKAP luxury. Untuk ke depannya jika terminal Cicaheum berhasil untuk direnovasi, saya optimis untuk kota Bandung bakal menjadi trayek yang menggiurkan. Berujung meningkatnya pendapatan kota Bandung itu sendiri.

Sebagai pecinta bus luxury, saya sangat berharap orang nomor satu (1) tersebut bisa melihat potensi ini dari adanya kedatangan armada bus AKAP luxury. Terminal Cicaheum bukan hanya tempat transit, tapi bisa juga menjadi simbol kemajuan Bandung dalam menghadirkan layanan transportasi darat yang modern, nyaman, mewah, aman, dan berkelas. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dean 'Izzan Rahmani
Mahasiswa S1 Digital Public Relations Telkom University Angkatan 2024. Seorang mahasiswa yang suka mencoba bus-bus AKAP Premium (Cititrans, Juragan-99, & Gunung Harta Transport Solutions)
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 25 Des 2025, 20:41 WIB

Menunda Kepastian, Merawat Percakapan ala Richard Rorty

Richard Rorty menolak hasrat epistemologis, keinginan obsesi manusia dalam kepastian dan soloidaritas daripada objektivitas.
Richard Rorty menolak hasrat epistemologis, keinginan obsesi manusia dalam kepastian dan soloidaritas daripada objektivitas. (Sumber:Dokumentasi Penulis)
Mayantara 25 Des 2025, 17:35 WIB

Infinite Scrolling dan Hilangnya Fokus

Dalam beberapa tahun ini, mengakses media sosial menjadi ritual yang seolah tanpa batas.
Dalam beberapa tahun ini, mengakses media sosial menjadi ritual yang seolah tanpa batas. (Sumber: Pexels | Foto: Ron Lach)
Ayo Netizen 25 Des 2025, 16:25 WIB

Gus Dur, Toleransi, dan Harmoni

Gus Dur hadir untuk memastikan martabat dan keutuhan negara tetap terpelihara dan terjaga. Perjuangannya dalam membela kemanusiaan, demokrasi, keadilan sosial, berbagai aspek kehidupan
"Dialog adalah budaya perdamaian" - Abdurrahman Wahid (Sumber: Instagram | Foto: @pamerandialogperadaban)
Ayo Netizen 25 Des 2025, 15:13 WIB

Banjir namun Hidup Tetap Harus Berjalan

Banjir setinggi lutut kembali merendam Komplek Griya Bandung Asri 1, Bojongsoang, menghambat mobilitas warga.
Banjir terjadi di komplek Griya Bandung Asri 1 Bojongsoang. (05/12/2025) (Sumber: Khalidullah As Syauqi)
Ayo Netizen 25 Des 2025, 14:47 WIB

Cidulang, Cekung seperti Dulang

Di Tatar Sunda, dulang itu berbentuk seperti tabung yang mengecil di bagian bawahnya.
Gambaran seorang perempuan sedang ngakeul nasi di dalam dulang. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)
Ayo Jelajah 25 Des 2025, 11:58 WIB

Hikayat Christmas Island, Pulau Kecil dengan Sejarah Besar di Samudra Hindia

Christmas Island menyimpan sejarah kolonial fosfat perang dunia dan migrasi lintas Asia yang membentuk identitas unik hingga kini.
Christmas Island. (Sumber: Flickr)
Beranda 25 Des 2025, 09:41 WIB

Di Sore yang Pelan, Ngafe Menjadi Ruang Rehat Warga Kota Bandung

Pada sore, ruang ini berfungsi sebagai tempat singgah yang lebih tenang, menjadi bagian dari gaya hidup warga kota dalam bekerja, beristirahat, dan mengatur ritme hidup di tengah kesibukan urban.
Coffee shop di Kota Bandung menjadi salah satu pilihan tempat untuk rehat dari rutinitas. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ilham Maulana)
Beranda 25 Des 2025, 08:09 WIB

Panggung Tanpa Lampu Sorot, Cerita di Balik Suara Emas Penyanyi Jalanan Kota Bandung

Namun, rupiah yang mereka kumpulkan dengan cucuran keringat dari pagi hingga malam itu kerap harus dibayar dengan rasa waswas.
Penyanyi jalanan di perempatan Jalan Pahlawan, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Beranda 24 Des 2025, 20:45 WIB

Workshop Google AI Tools for Journalist di Bandung Bekali 28 Peserta Tingkatkan Kapasitas Media Lokal

Pelatihan intensif tersebut diikuti 28 peserta terpilih yang terdiri atas pengelola media lokal, jurnalis, serta konten kreator komunitas dari berbagai daerah.
Program Google AI Tools for Journalist yang digelar selama dua hari, 23–24 Desember 2025 di Kantor Ayo Media Network. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 17:03 WIB

Terminal Cicaheum Harus Siap Sambut Bus AKAP Double Decker

Banyaknya Bus AKAP Premium yang melirik kota Bandung sebagai trayek berpotensi tertinggi ketiga di Pulau Jawa, maka bersiap untuk banyaknya pemandangan bus Double-decker mewah melintas
Terparkir 3 Bus Gunung Harta Transport Solustions (GHTS) saat malam hari di garasi GHTS (19/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Dean Rahmani)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 16:40 WIB

Ujian Nyata Walikota Farhan: Normalisasi Sungai Cinambo atau Banjir Warisan?

Banjir Sungai Cinambo bukan sekadar dampak curah hujan, tetapi cerminan lemahnya tata kelola lingkungan Kota Bandung.
Kondisi Sungai Cinambo di Bandung Timur, yang dinilai mengalami pendangkalan dan penyempitan, menjadi bukti kegagalan tata kelola infrastruktur kota, (2 Desember 2025). (Sumber: Dok. Pribadi | Foto: Khansa Khairunsifa)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 15:41 WIB

Taman Lansia Bandung usai Revitalisasi: Antara Harapan Baru dan Beragam Tantangan di Lapangan

Taman Lansia Bandung hadir dengan wajah baru setelah revitalisasi, namun masih menghadapi berbagai tantangan dalam hal keamanan, fasilitas, dan pengelolaan untuk kenyamanan bersama.
Lampu taman malam hari yang menerangi jalur pejalan kaki menunjukkan suasana sepi setelah hujan mengguyur Taman Lansia pada Rabu, 3 Desember 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Hilyatul Auliya)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 15:07 WIB

Bandung Waras

Bandung harus punya otak yang waras dan hati yang peka.
Festival seni dan budaya bukan sekadar hiburan. Itu pengingat bahwa kota hidup dan waras. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 13:26 WIB

Mendidik dengan Ikhlas, Mengabdi dengan Cinta: Kisah di Balik Seragam Cokelat Herna Wati

Kisah ini mengambarkan Herna Wati yang menjadikan Pramuka sebagai ruang untuk belajar ikhlas, mandiri, dan tempatnya untuk mengabdi dengan penuh cinta.
Foto Herna Wati Pembina Pramuka MTs Baabussalaam Kota Bandung. (Foto: Lutfiah Nurrahma Faisal)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 12:23 WIB

Warisan Humanis Gus Dur bagi Bangsa yang Majemuk

Perjalanan panjang bangsa yang penuh warna dan dinamika, nama Gus Dur selalu hadir seperti lentera yang menerangi ruang-ruang gelap kemanusiaan.
Illustrasi Peringatan Haul 16 GUS DUR. (Sinan)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 09:57 WIB

Tahura Djuanda Hadirkan Wisata Edukasi Bernilai Konservasi: Batu Batik dan Flora Langka Jadi Daya Tarik Baru

Keunikan wisata Taman Hutan Raya Ir. Djuanda menjadi daya tarik.
Anggrek terkecil di dubia jadi bintang baru kawasan konservasi (04/11/2025) (Sumber: Dok.pribadi | Foto: Nazwa Revanindya)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 09:29 WIB

Remaja dan Luka Sunyi Dunia Maya

Opini ini mengajak pembaca menyelami sisi gelap dunia maya yang kian membelenggu remaja Indonesia.
Seorang remaja duduk terpukul di tengah serangan komentar kasar dan ejekan di media sosial. (Sumber: Dok. Pribadi | Foto: jajang shofar)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 08:47 WIB

Masyarakat Bandung Sudah Bersahabat dengan Gelapnya Jalanan Kota Bandung

Masyarakat Bandung sudah pasrah dengan penerangan jalan yang tidak kunjung diperbaiki oleh Wali Kota Bandung.
Suasana jalanan daerah Tegallega di jam 21.00 WIB yang sudah tidak terlihat oleh pengendara, Jumat (28/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis Foto: Nadya Ulya Zagita)
Ayo Jelajah 23 Des 2025, 21:48 WIB

Sejak Kapan Pohon Cemara Digunakan jadi Hiasan Natal?

Tradisi pohon Natal berakar dari kebiasaan masyarakat Eropa kuno yang memuliakan tanaman hijau di tengah musim dingin, jauh sebelum Natal dirayakan secara modern.
Ilustrasi Pohon Cemara saat Natal.