Sudut Lain 1 Suro: Tradisi Sunyi, Bukan Teror Malam Hari

Toni Wibisono
Ditulis oleh Toni Wibisono diterbitkan Senin 23 Jun 2025, 12:39 WIB
Bagi banyak orang Jawa, inilah malam 1 Suro, sebuah malam yang sering disalahpahami khalayak umum. (Sumber: Pexels/Alex P)

Bagi banyak orang Jawa, inilah malam 1 Suro, sebuah malam yang sering disalahpahami khalayak umum. (Sumber: Pexels/Alex P)

Kamis, 26 Juni 2025. Suasana malam akan terasa berbeda. Lampu-lampu temaram menyala redup di sudut-sudut kampung.

Tidak ada pesta. Tidak ada kembang api. Yang terdengar hanya suara jangkrik, desir angin, dan mungkin doa-doa lirih yang terucap pelan di dalam hati.

Bagi banyak orang Jawa, inilah malam 1 Suro, sebuah malam yang sering disalahpahami khalayak umum. Sedangkan media populer menggambarkannya sebagai malam horor, penuh mitos dan ketakutan. Tapi benarkah demikian?

Refleksi, Bukan Ritual Menyeramkan

Dalam penanggalan Jawa, 1 Suro adalah hari pertama dalam kalender tahun baru Jawa. Namun tidak seperti Tahun Baru Masehi yang dirayakan dengan pesta dan gegap gempita, 1 Suro justru diperingati dengan keheningan dan kontemplasi.

Filosofinya jelas: awal yang baik dimulai dengan jiwa yang bersih dan pikiran yang jernih.

Banyak masyarakat Jawa yang melakukan tirakat, seperti puasa, tapa bisu, meditasi, atau ziarah kubur. Semua dilakukan dalam suasana hening.

Ini adalah momen untuk mengintrospeksi diri, menata ulang niat hidup, dan menyambut tahun baru dengan kesadaran spiritual yang lebih dalam.

Kirab 1 Suro: Simbol Kesunyian yang Sakral

Bagi banyak orang Jawa, inilah malam 1 Suro, sebuah malam yang sering disalahpahami khalayak umum. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Bagi banyak orang Jawa, inilah malam 1 Suro, sebuah malam yang sering disalahpahami khalayak umum. (Sumber: Pexels/Pixabay)

Salah satu prosesi paling terkenal adalah Kirab Pusaka Malam 1 Suro yang rutin digelar di Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Ribuan orang datang untuk menyaksikan pusaka-pusaka keraton diarak keliling kota.

Tapi yang unik, seluruh prosesi dilakukan dalam tapa bisu, yaitu tanpa satu kata pun diucapkan oleh peserta kirab. Sunyi menjadi bahasa utama.

Simbol utama dari kirab ini adalah kehadiran kerbau bule, hewan yang dianggap keramat oleh keluarga keraton. Kehadiran mereka bukan sekadar tradisi, tapi simbol harmoni antara manusia, alam, dan leluhur.

Ketakutan yang Dibentuk Cerita, Bukan Budaya

Sayangnya, kesan sakral malam 1 Suro ini sering berubah menjadi menyeramkan karena pengaruh film horor dan cerita urban. Salah satu yang paling melegenda adalah film Malam Satu Suro (1988), yang dibintangi oleh ratu horor Tanah Air, Suzanna.

Film ini menancapkan citra kuat tentang malam 1 Suro sebagai malam penuh teror, hantu, dan kesunyian yang mengerikan. Tak heran, generasi yang tumbuh dengan film tersebut kerap mengaitkan malam 1 Suro dengan cerita-cerita mistis yang membuat bulu kuduk berdiri.

Pandangan ini keliru. Budaya Jawa tidak pernah mengajarkan rasa takut pada malam 1 Suro. Justru, 1 Suro adalah pengingat untuk berhenti sejenak dari hiruk pikuk dunia, menyelami batin sendiri, dan menghubungkan diri dengan nilai-nilai spiritual yang lebih tinggi.

Makna yang Relevan di Zaman Modern

Di tengah dunia yang serba cepat dan bising, 1 Suro menawarkan sesuatu yang jarang kita miliki yaitu kesempatan untuk diam dan merenung. Tradisi ini bukan untuk ditakuti, tetapi untuk dipahami.

Kita tak harus menjadi orang Jawa untuk mengambil makna dari 1 Suro. Siapa pun kita, dari budaya mana pun, bisa mengambil pelajaran dari tradisi ini yang mengajarkan bahwa keheningan bisa menjadi awal dari sesuatu yang besar.

Jadi, ketika malam 1 Suro kembali datang, jangan buru-buru menyalakan film horor atau menyebar cerita menyeramkan. Cobalah duduk diam sejenak. Rasakan tenangnya malam. Biarkan pikiran berkelana ke dalam diri, bukan keluar mencari sensasi. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Toni Wibisono
Tentang Toni Wibisono
Mahasiswa prodi Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 12 Agu 2025, 11:13 WIB

Sate Maulana Yusuf, Kuliner Legendaris Sejak Awal 1980-an

Jika kamu sedang berada di kawasan Dago, dan perut mulai keroncongan, ada satu tempat yang wajib kamu singgahi, yaitu Sate Maulana Yusuf. Kedai sate yang berdiri sejak awal 1980-an ini sudah menjadi
Suasana di Sate Maulana Yusuf (Foto: GMAPS Sate Maulana Yusuf)
Ayo Biz 12 Agu 2025, 10:05 WIB

Jatuh Bangun Kia Membangun Bisnis Craft Icasia

Kecintaan Haezqia Rumondang pada manik-manik dan perlengkapan jurnaling menjadi awal mula lahirnya brand dan toko Icasia. Sejak kecil, ia gemar menciptakan karya kreatif, meski latar belakang pendidik
Hezqia Rumondang, Owner Toko Craft Ikasia (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Netizen 12 Agu 2025, 05:02 WIB

Soul Release Art, Tangan yang Menari di Atas Lukisan Suara Jiwa

Soul Release Art merupakan sebuah acara yang dilaksanakan oleh Ruang Terapeutik Bandung.
Soul Release Art Bersama Ruang Therapeutic Bandung (Sumber: Ruang Therapeutic Bandung)
Ayo Biz 11 Agu 2025, 20:05 WIB

Ketika Cita Rasa Timur jadi Identitas Bisnis, Perjalanan Tuturuga Menemukan Rumah di Bandung

Erick tak pernah menyangka bahwa sebuah bumbu kuno dari Manado akan menjadi jembatan antara tradisi dan selera modern di tengah kota Bandung.
Erick tak pernah menyangka bahwa sebuah bumbu kuno dari Manado akan menjadi jembatan antara tradisi dan selera modern di tengah kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 11 Agu 2025, 20:01 WIB

3 menit di Pukul 10 Pagi (MERAWAT CINTA YANG HAMPIR HILANG)

Menyanyikan Indonesia Raya di jam yang sama, di berbagai kota, adalah cara untuk meneguhkan perasaan “kita”.
Menyanyikan Indonesia Raya di jam yang sama, di berbagai kota, adalah cara untuk meneguhkan perasaan “kita”. (Sumber: Pexels/Deden R)
Ayo Biz 11 Agu 2025, 17:19 WIB

Cerita Evolusi Seliz, dari Toko Kecil ke Pusat Grosir Modern

Dari sebuah toko kecil yang berdiri di Jalan Cibadak pada 1968, Seliz kini menjelma menjadi swalayan grosir modern yang melayani ribuan reseller dari berbagai kota.
Dari sebuah toko kecil yang berdiri di Jalan Cibadak pada 1968, Seliz kini menjelma menjadi swalayan grosir modern yang melayani ribuan reseller dari berbagai kota. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 11 Agu 2025, 16:30 WIB

Sejarah Panjat Pinang, Tontonan Belanda Zaman Kolonial yang Berasal dari Tiongkok Selatan

Dari festival hantu di Tiongkok, panjat pinang tiba di Hindia Belanda dan kini jadi lagenda rutin dalam omba 17 Agustus kemerdekaan Indonesia.
Panjat pinang di Makassar tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Biz 11 Agu 2025, 15:11 WIB

Rasman dan Misi Hunian Produktif, dari Strategi ke Realisasi

Rasman memulai Lengkong Mansion dengan visi kuat sejak lama, yakni hunian yang bukan hanya nyaman, tapi mendukung produktivitas dan gaya hidup generasi muda.
Rasman memulai Lengkong Mansion dengan visi kuat sejak lama, yakni hunian yang bukan hanya nyaman, tapi mendukung produktivitas dan gaya hidup generasi muda. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 11 Agu 2025, 14:03 WIB

Serum Jadi Rahasia Wajah Tampak Muda dan Cerah

Serum menjadi skincare yang sering digunakan saat ini. Produk ini merupakan skincare dengan konsentrasi bahan aktif tinggi.
Ilustrasi Serum Pencerah Wajah dari Wardah (Foto: Dok. Wardah)
Ayo Netizen 11 Agu 2025, 13:42 WIB

Era Digital Menjelma Apokaliptik

Perubahan zaman tidak dapat dihindari yang memunculkan karakter baru sebagai apokaliptik.
Kemajuan ilmu dan teknologi tidak berbanding lurus dengan ruang gerak masyarakat lapisan bawah. (Sumber: Pexels/Ahmed akacha)
Ayo Biz 11 Agu 2025, 12:41 WIB

Kisah Imas, Memulai Bisnis dari Puding Sekolah hingga Jadi 100 Varian Kuliner

Memulai usaha dari sesuatu yang sederhana ternyata bisa mendatangkan cuan. Hal ini dibuktikan oleh Imas Nurhasanah, pemilik Dapoer Inoer di Banjaran, Kabupaten Bandung.
Imas Nurhasanah, Owner Dapur Inoer (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Biz 11 Agu 2025, 11:54 WIB

Toko Icasia, dari Hobi Jadi Bisnis Pernak-Pernik Cantik

Kecintaan Haezqia Rumondang terhadap manik-manik dan perlengkapan jurnaling menjadi awal dari lahirnya ide bisnis Icasia. Sejak kecil, ia gemar membuat karya-karya kreatif, hingga akhirnya mencoba men
Toko Icasia milik Haezqia Rumondang (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Netizen 11 Agu 2025, 11:51 WIB

Di Persimpangan Teknologi dan Iman, Masihkah Kita Mengenali Arah Pulang?

Teknologi modern harus diarahkan sesuai nilai Islam, dengan maqasid syariah sebagai kompas etis.
Teknologi modern harus diarahkan sesuai nilai Islam, dengan maqasid syariah sebagai kompas etis. (Sumber: Unsplash/Masjid Pogung Dalangan)
Ayo Netizen 11 Agu 2025, 09:49 WIB

Dunia Influencer Indonesia: Saat Memeras Demi Citra Jadi Biasa

Ada apa dengan para komunikasi publik digital Indonesia kekinian?
Di tengah derasnya arus opini digital, satu narasi negatif bisa meruntuhkan kepercayaan publik dalam hitungan jam di media sosial. (Sumber: Unsplash/Prateek Katyal)
Beranda 11 Agu 2025, 08:44 WIB

Jejak Dua Seniman Eks Tahanan Politik Tersembunyi Puluhan Tahun di Hutan Maribaya

Lebih aneh lagi, keduanya ditemukan jauh di dalam hutan belantara yang sepi, seolah sengaja disembunyikan.
Pengunjung berfoto di relief adu domba jantan di Maribaya, sebelah timur Lembang tahun 1971. (Sumber: collectie.wereldculturen)
Ayo Netizen 11 Agu 2025, 08:22 WIB

Menuai Cerita Mappanre Temme Saat Mengungjungi Omah Jangan Diam Terus

Mappanre Temme sendiri merupakan tradisi dari suku Bugis yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dari aktivitas spiritual.
Acara Pembukaan Mappanre Temme (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 10 Agu 2025, 20:08 WIB

Berziarah ke Kampung Adat Mahmud: Karomah ‘Sekepal Tanah’ dari Tanah Suci Mekah

Kampung Mahmud sendiri dikenal sebagai kampung adat yang kental dengan nuansa Islami dan tradisi leluhur.
Rombongan peziarah ke Makam Mahmud. Situs ini terletak di Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dudung Ridwan)
Ayo Jelajah 10 Agu 2025, 19:11 WIB

Sejarah Jaarbeurs, Cerita di Balik Kemeriahan Pameran Dagang Bandung Tempo Doeloe

Jaarbeurs Bandung, pasar malam tahunan era kolonial, jadi batu loncatan Basoeki Abdullah ke panggung seni Eropa.
Suasana Gedung Jaarbeurs, salah satu pusat keramaian Bandung tempo doeloe (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 10 Agu 2025, 16:45 WIB

Tren Sosmed, Membuka Aib Tanpa Diminta

Banyak yang fomo dengan tren S-Line tanpa tahu makna apa yang tersirat di dalamnya.
Poster film S-Line. (Sumber: Dok. IMDB)
Ayo Netizen 10 Agu 2025, 14:48 WIB

Merenungi Perubahan Iklim lewat Senja di Bandung Utara

Bagi kita, senja yang merah kelabu mungkin terasa syahdu. Tapi, di balik syahdu itu, tersimpan racun.
Salah satu sudut kawasan Bandung Utara. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)