Satu Video, Ribuan Citra Polisi Ambruk

Muhammad Sufyan Abdurrahman
Ditulis oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diterbitkan Rabu 02 Jul 2025, 08:56 WIB
Kapolri (kiri) dan Presiden Prabowo dalam HUT Bhayangkara ke-79, kemarin (Sumber: Setneg | Foto: Setneg)

Kapolri (kiri) dan Presiden Prabowo dalam HUT Bhayangkara ke-79, kemarin (Sumber: Setneg | Foto: Setneg)

Tujuh puluh sembilan tahun sudah institusi Polri berdiri. Sejak 30 Oktober 1951, Polri tercatat sebagai salah satu lembaga negara pertama yang memiliki divisi hubungan masyarakat (humas).

Namun justru di usia matangnya, Polri dihadapkan pada tantangan komunikasi yang semakin kompleks, bahkan cenderung paradoks: membangun citra puluhan tahun bisa ambruk hanya karena satu video viral berdurasi 30 detik.

Kasus terbaru terjadi akhir Juni lalu. Seorang anggota polisi terekam sedang "nyawer" penyanyi di Bogor. Cuplikan itu langsung menyebar luas, mengundang cemoohan, dan mengikis kembali kepercayaan publik yang susah-payah dibangun.

Fenomena ini memperlihatkan celah besar antara pesan institusional dan persepsi masyarakat yang dibentuk lewat pengalaman, emosi, dan viralitas konten media sosial.

Di era post-truth, di mana emosi mengalahkan fakta, dan algoritma lebih dipercaya ketimbang klarifikasi resmi, kehadiran Humas Polri menjadi semakin strategis namun juga semakin rentan. Polri tak hanya dituntut tegas dalam penegakan hukum, tapi juga tangkas dalam pengelolaan narasi publik.

Masalahnya, kepercayaan publik kini tak lagi lahir dari bukti hukum objektif, melainkan dari eksposur media yang sensasional. “No viral, no justice” menjadi realitas sehari-hari.

Citra Polri menjadi rapuh. Mudah naik karena satu keberhasilan, tapi mudah runtuh karena satu insiden viral. Ini menandakan pergeseran indikator legitimasi dari kinerja ke persepsi, dari substansi ke simbol. Di titik ini, strategi komunikasi Polri perlu ditinjau ulang secara menyeluruh.

Sayangnya, komunikasi publik Polri belum sepenuhnya adaptif. Pemanfaatan media digital masih didominasi pendekatan konvensional. Penggunaan data analitik untuk memantau opini publik belum maksimal. Kolaborasi dengan media massa dan kreator digital pun masih minim.

Di sisi lain, personel humas, khususnya di tingkat daerah, masih banyak yang belum dibekali dengan keterampilan jurnalistik, narasi digital, atau pemahaman lanskap media sosial.

Padahal, Polri memiliki struktur besar. Data 2024 mencatat 464.248 anggota yang tersebar di 34 Polda dan 615 Polres. Tanpa sistem komunikasi yang solid, potensi distorsi pesan sangat besar. Ketika pesan dari pusat tak tersampaikan secara utuh ke bawah, yang muncul adalah kebingungan publik dan erosi kepercayaan.

Selamat Hari Bhayangkara ke-79. Saatnya komunikasi bukan hanya soal menyampaikan pesan, tapi membangun harapan. (Sumber: Unsplash/Madrosah Sunnah)
Selamat Hari Bhayangkara ke-79. Saatnya komunikasi bukan hanya soal menyampaikan pesan, tapi membangun harapan. (Sumber: Unsplash/Madrosah Sunnah)

Menghadapi tantangan ini, Polri tidak cukup hanya merespons isu. Humas harus lebih proaktif, menyusun narasi berbasis data dan empati.

Cerita keberhasilan polisi perlu dikemas lebih humanis, inspiratif, dan emosional. Media sosial bisa menjadi jembatan utama, bukan sekadar etalase formal. Konten yang menyentuh hati akan jauh lebih mengena ketimbang sekadar slogan kaku seperti “melindungi dan mengayomi.”

Pembenahan internal juga krusial. Pelatihan komunikasi bagi personel humas perlu diperluas. Tak hanya kemampuan teknis, tapi juga etika komunikasi dan keterampilan mendengarkan masyarakat.

Kita bisa belajar dari Selandia Baru saat pandemi: satu suara, satu narasi, satu gaya komunikasi. Atau dari Norwegia yang membangun sistem komunikasi lintas lembaga dan daerah sehingga kebijakan disampaikan seragam dan punya legitimasi bersama.

Di luar itu, Polri harus mulai membangun ekosistem komunikasi yang terbuka. Literasi digital publik perlu ditingkatkan, kolaborasi dengan media dan komunitas digital diperkuat, dan mekanisme umpan balik publik dibuka seluas-luasnya. Edukasi bukan hanya dilakukan saat krisis terjadi, tetapi sebagai bagian dari strategi komunikasi jangka panjang.

Dan yang tak kalah penting, semua ini harus ditopang oleh komitmen kepemimpinan yang visioner. Tanpa keberanian mengubah cara lama yang reaktif, komunikasi Polri akan terus tertinggal. Humas bukan lagi sekadar pelengkap, tapi harus jadi ujung tombak institusi dalam merawat kepercayaan publik yang makin menipis.

Selamat Hari Bhayangkara ke-79. Saatnya komunikasi bukan hanya soal menyampaikan pesan, tapi membangun harapan. (*)

Tonton Podcast Ayotalk dari Ayobandung:

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Muhammad Sufyan Abdurrahman
Peminat komunikasi publik & digital religion (Comm&Researcher di CDICS). Berkhidmat di Digital PR Telkom University serta MUI/IPHI/Pemuda ICMI Jawa Barat
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 18 Agu 2025, 15:01 WIB

Melirik Potensi Bisnis Ikan Gabus Hias yang Punya Harga Jual Jutaan Rupiah

Ikan gabus yang dulu dianggap tak bernilai berubah status menjadi primadona baru di kalangan penghobi ikan hias. Hewan air tawar yang biasa ditemukan di rawa dan sungai ini kini diperdagangkan dengan
Ikan gabus hias. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Jelajah 18 Agu 2025, 14:58 WIB

Sejarah Pertempuran Lengkong Besar, Pasukan Bambu Runcing Dibombardir Tank dan Panser

Sejarah Pertempuran Lengkong Besar di jantung Bandung, pemuda berbekal senjata seadanya melawan tank Gurkha dan pesawat Mustang.
Tank pasukan Gurkha dalam sebuah pertempuran di Asia Tenggara tahun 1945. (Sumber: Imperial War Museums)
Ayo Biz 18 Agu 2025, 13:40 WIB

Rahasia Kesuksesan Kopi Klenteng, Warkop Favorit di Jantung Kota Bandung

Di kawasan Pecinan Bandung, tepatnya di Jalan Kelenteng No. 26, Andir, terdapat sebuah kedai kopi kecil yang selalu ramai oleh pengunjung. Meski ukurannya tidak besar, Kopi Kelenteng berhasil menyedot
Kopi Klenteng (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 18 Agu 2025, 11:40 WIB

Semarak Pawai dan Lomba Agustusan 

Agustusan bukan sekadar perayaan, tapi menjadi momen guyub penuh warna, ceria, dan asyik.
Siswa SD Negeri 067 Nilem dengan didampingi guru dan orang tua mengikuti karnaval merah putih saat melintas di Jalan Nilem, Kota Bandung, Kamis 14 Agustus 2025. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 18 Agu 2025, 10:47 WIB

Tacit Knowledge: Menyelamatkan Sejarah dari Lupa Kolektif

Pengetahuan yang melekat dalam kesan pribadi, intuisi, pengalaman, tradisi lisan, dan ingatan kolektif disebut tacit knowledge.
Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat. (Sumber: Dok. Direktorat Jenderal Kebudayaan)
Ayo Netizen 18 Agu 2025, 08:54 WIB

Fenomena Bendera One Piece dari Perspektif Penggemar

Fandom One Piece yang biasanya membahas spoiler dan fan-theory tiba-tiba menjadi sangat ramai dengan tuduhan makar.
Bendera Jolly Roger alias bajak laut Akagami dalam serial One Piece berkibar di permukiman warga Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 17 Agu 2025, 20:42 WIB

Ketika Warisan Suci Dikoyak oleh Skandal dan Kekuasaan, Masihkah Ulama sebagai Pewaris Nabi?

Opini ini mempertanyakan kembali kesucian hadist nabi yang bermakna "ulama sebagai pewaris para nabi" melihat realita oknum kiai saat ini.
Nabi-nabi tidak mewariskan harta, tahta, atau kekuasaan. Mereka mewariskan ilmu yang membebaskan, akhlak yang mulia, dan keberanian melawan kezaliman (Sumber: Pexels/Ahmet Çığşar)
Ayo Netizen 17 Agu 2025, 18:06 WIB

Do'a 3 Tahun untuk Mukti-Mukti

Mukti adalah musisi balada unik dan menarik.
Mukti Mukti, musisi balada asal Bandung, wafat 15 Agustus 2022. (Sumber: Facebook/Mukti-Mukti)
Ayo Netizen 17 Agu 2025, 14:13 WIB

80 Tahun Komunikasi Publik Indonesia Beserta Kontras-nya

Tepat 80 tahun Indonesia berusia, Agustus 2025 ini.
Sejumlah siswa SD Negeri 067 Nilem dengan didampingi guru dan orang tua mengikuti karnaval merah putih saat melintas di Jalan Nilem, Kota Bandung, Kamia 14 Aguatus 2025. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 17 Agu 2025, 12:07 WIB

Refleksi HUT RI ke-80: Merdeka di Era Baru

Tanggal 17 Agustus 1945 adalah tonggak besar bangsa Indonesia.
Paskibra yang terdiri dari pelajar terpilih dari sejumlah sekolah se-Kota Bandung itu berlatih untuk persiapan upacara HUT ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Jelajah 17 Agu 2025, 10:27 WIB

Sejarah Kabar Proklamasi Kemerdekaan RI Sampai ke Bandung via Kantor Berita Domei

Dari kantor Domei, berita proklamasi Indonesia pada 17 Agustus 1945 menyebar di Bandung melalui papan tulis, pamflet tinta merah, dan udara radio.
Kantor Domei cabang Jawa Barat di Bandung (sebelumya De Driekleur) yang jadi titik mulai sampainya kabar proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 (sebelumya De Driekleur). (Sumber: Ayobandung)
Ayo Netizen 17 Agu 2025, 09:39 WIB

Merayakan Birthday Trip di Garut

Birthday trip adalah kegiatan yang bisa dilakukan seseorang untuk merayakan hari ulang tahun dengan cara melakukan perjalanan singkat.
Pemandangan Kereta Commuter Line Garut (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Jelajah 17 Agu 2025, 00:58 WIB

Yang Dilakukan Soekarno Sebelum dan Sesudah Proklamasi Kemerdekaan

Rumah Maeda dan Pegangsaan Timur jadi saksi sejarah detik-detik menegangkan yang dijalani Bung Karno sebelum dan sesudah proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Mohammad Hatta (kiri) dan Soekarno (kanan) dalam sebuah kesempatan. (Sumber: Wikimedia)
Beranda 16 Agu 2025, 23:03 WIB

Kisah Siti Fatimah: Intel Cilik yang Menjadi Saksi Agresi Militer Belanda

Senyum sumringah Fatimah seketika hilang saat ia menceritakan dua sahabatnya yang gugur dalam bertugas.
Siti Fatimah (95) veteran yang dulu bertugas menjadi mata-mata saat usianya masih 15 tahun. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Biz 16 Agu 2025, 19:03 WIB

Dari Genggaman Berujung Cuan, Perjalanan dan Strategi ala Owner Bisnis Online

Di tengah derasnya arus digitalisasi, Sofia melihat peluang bisnis di balik layar ponsel yang tak pernah lepas dari genggaman generasi muda.
Produk  pakaian jadi anak dari bisnis online TikiTaka Kids. (Sumber: dok. TikiTaka Kids)
Ayo Biz 16 Agu 2025, 17:59 WIB

Ketika Panggung Berganti: Eksanti dan Kisah di Balik Jahitan Yumnasa

Eksanti memilih meninggalkan gemerlap dunia hiburan untuk membangun bisnis fesyen muslim yang ia beri nama Yumnasa.
Eksanti, owner dari brand fesyen muslim Yumnasa. (Sumber: Yumnasa)
Ayo Biz 16 Agu 2025, 16:31 WIB

Arys Buntara dan Roemah Kentang 1908: Ketika Keberanian Menyulap Mitos Jadi Magnet Kuliner

Rumah Kentang, tempat yang konon dihuni aroma mistis dan cerita anak kecil yang jatuh ke dalam kuali. Tapi di mata Arys, rumah itu bukan kutukan, tapi peluang.
Penampakan depan dari resto hits di Kota Bandung, Roemah Kentang 1908. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 16 Agu 2025, 14:47 WIB

Sneaker, Sepatu yang Bisa Masuk dengan Gaya Pakaian Apapun

Sepatu sneaker merupakan jenis sepatu kasual yang awalnya dibuat untuk kebutuhan olahraga. Namun kini, sepatu ini lebih banyak digunakan sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari.
Ilustrasi foto sepatu sneaker (Pixabay)
Ayo Biz 16 Agu 2025, 10:21 WIB

Hobi Bikin Kerajinan Tali Antarkan Merlin Jadi Juragan Gelang

Siapa sangka sebuah hobi menganyam tali bisa mengantar seseorang meraih kesuksesan besar. Merlin Sukmayadin (36), warga Kompleks Puri Cipageran Indah 2, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, KBB
Merlin Sukmayadin pengusaha gelang tali. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 16 Agu 2025, 09:19 WIB

Legenda Kulliner Sunda di Jantung Pasar Cihapit

Bandung dikenal sebagai surga kuliner dengan beragam pilihan makanan khas Jawa Barat. Di tengah ramainya perkembangan kafe modern, masih ada satu warung makan sederhana yang tetap menjadi primadona
Menu di warung makan Bu Eha. (Foto: GMAPS Bu Eha)