Penipu Bandar Judol Ditangkap, Siapa yang Lapor Polisi?

Muhammad Sufyan Abdurrahman
Ditulis oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diterbitkan Kamis 07 Agu 2025, 08:23 WIB
Ilustrasi judi online. (Sumber: Unsplash/Niek Doup)

Ilustrasi judi online. (Sumber: Unsplash/Niek Doup)

Warganet rasanya dibuat bingung sekaligus geli saat Polda Yogyakarta pekan (31/7/2025) lalu mengumumkan keberhasilan mengungkap penipuan terhadap sistem judi online.

Lucunya, yang ditangkap justru sekelompok orang yang menipu situs judi online dengan membuat akun palsu terus-menerus.

Pertanyaan pun muncul, siapa sebenarnya yang melapor ke polisi? Jika pelapornya adalah bandar judi, maka ini jadi ironi besar. Di negeri yang masih berkutat memberantas judi online, polisi malah melindungi sistemnya dari penipuan.

Fenomena ini membuka diskusi lebih luas tentang relasi antara aparat penegak hukum, ekspektasi publik, dan komunikasi institusional Polri. Meski Divisi Humas Polri sudah eksis sejak 1951, narasi publik yang terbentuk di era digital sering kali tidak sejalan dengan pesan resmi institusi.

Ada dua tantangan besar yang perlu dicatat. Pertama, masih ada jurang antara pesan yang dikomunikasikan dan persepsi publik yang dibentuk oleh pengalaman sehari-hari serta viralitas di media sosial. Kedua, satu video pendek atau peristiwa kecil bisa merontokkan reputasi institusi yang sudah dibangun dengan susah payah.

Di era post truth, Polri menghadapi tekanan tinggi dalam mengelola persepsi. Fakta tidak selalu menjadi panglima. Emosi dan narasi viral lebih cepat membentuk opini publik. Dalam kondisi ini, keberhasilan Polri tidak selalu menempel di benak publik, sebaliknya, kegagalan sekecil apa pun bisa menjadi bola salju yang menggulung kepercayaan.

Polri belum sepenuhnya berhasil menguasai ekosistem komunikasi publik. Kemitraan dengan media massa belum menyentuh sisi strategis, dan platform digital baru belum dioptimalkan sebagai kanal edukasi publik. Bahkan data analitik untuk memantau dan merespons opini belum digunakan maksimal. Akibatnya, banyak reaksi Polri terhadap isu publik terasa telat dan defensif.

Polisi menggerebek lokasi lapang futsal palsu berisi tempat judi kasino di Kosambi, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Polisi menggerebek lokasi lapang futsal palsu berisi tempat judi kasino di Kosambi, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

Di sisi internal, tantangan lebih kompleks. Struktur organisasi yang besar dan tersebar di seluruh Indonesia menyebabkan tidak semua satuan memiliki kemampuan komunikasi digital yang mumpuni.

Banyak bagian Humas di tingkat daerah belum familiar dengan narasi digital, teknik jurnalistik, atau pemahaman atas lanskap media sosial. Akibatnya, pesan bisa tak seragam, menimbulkan kebingungan, bahkan kontradiksi.

Lalu bagaimana solusi ke depan? Pertama, Polri perlu mengembangkan pendekatan komunikasi berbasis empati dan data. Konten yang menyentuh sisi emosional publik perlu dikembangkan secara konsisten, tidak hanya dalam bentuk siaran pers, tetapi juga cerita humanis di media sosial, serial dokumenter, atau kolaborasi kreatif dengan konten kreator.

Kedua, pemantauan percakapan digital secara real time harus jadi standar. Dengan alat bantu yang ada, Polri bisa mendeteksi lebih cepat persepsi negatif dan menyiapkan narasi tandingan sebelum krisis reputasi berkembang.

Ketiga, perlu ada pelatihan komunikasi publik berkelanjutan di seluruh tingkatan Polri. Kompetensi komunikasi bukan hanya soal teknik menyampaikan informasi, tetapi juga memahami konteks, mendengarkan masyarakat, dan membangun relasi timbal balik.

Belajar dari Selandia Baru saat pandemi, pemerintah mampu mengoordinasikan satu narasi publik yang empatik dan konsisten dari pusat hingga daerah. Semua menggunakan bahasa yang sama, satu gaya komunikasi, dan juru bicara terpadu. Ini jadi pelajaran penting untuk institusi sebesar Polri yang ingin membangun kepercayaan dalam jangka panjang.

Lebih jauh, komunikasi publik Polri tidak bisa lagi berjalan satu arah. Umpan balik dari masyarakat harus difasilitasi dan digunakan untuk evaluasi kebijakan. Bukan sekadar laporan kegiatan, tetapi mekanisme mendengar yang aktif dan solutif.

Dan tentu, semua ini tidak bisa berjalan tanpa dukungan penuh dari pimpinan tertinggi Polri. Komitmen harus nyata dalam bentuk anggaran, indikator kinerja, serta keberanian untuk keluar dari rutinitas. Tanpa itu, semua strategi hanya akan jadi slogan yang kalah oleh satu unggahan viral.

Kasus Yogyakarta semestinya jadi cermin bahwa tantangan utama Polri hari ini bukan hanya menegakkan hukum, tetapi bagaimana menjaga legitimasi moral dan komunikasi di mata publik. Jangan sampai ke depan, publik lebih percaya kicauan netizen ketimbang press release dari institusi. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Muhammad Sufyan Abdurrahman
Peminat komunikasi publik & digital religion (Comm&Researcher di CDICS). Berkhidmat di Digital PR Telkom University serta MUI/IPHI/Pemuda ICMI Jawa Barat
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 23 Sep 2025, 18:00 WIB

Sunda, Kematian, dan Alam Baka: 'Bapa Keur Bujang, Ema Keur Lanjang, Kuring Keur di Mana?'

Kematian bagi Sunda bukan sekadar akhir, teka-teki yang abadi. Ia dipahami sebagai kesatuan awal-akhir.
Di antara narasi-narasi besar, Sunda tampil bicara kematian dengan artikulasinya yang sangat rendah hati. (Sumber: Pexels/Jusup Budiono)
Ayo Biz 23 Sep 2025, 17:11 WIB

Musik Tanpa Instrumen: Ensemble Tikoro dan Revolusi Vokal Metal

Di balik absurditas yang tampak dari Ensemble Tikoro, tersimpan filosofi musikal yang mendalam. Grup vokal eksperimental ini hadir dan menantang batas konvensional.
Di balik absurditas yang tampak dari Ensemble Tikoro, tersimpan filosofi musikal yang mendalam. Grup vokal eksperimental ini hadir dan menantang batas konvensional. (Sumber: dok. Ensemble Tikoro)
Ayo Biz 23 Sep 2025, 15:36 WIB

Langkah Berani Azalia Yasyfa Menyajikan Cita Rasa Negeri Seberang di Rasa Melayu Bandung

Memperkenalkan kuliner Melayu di Bandung bukan perkara mudah, Azalia harus menjembatani selera lokal dengan rasa yang belum familiar.
Rasa Melayu Bandung, sebuah restoran yang menyajikan masakan khas Melayu, sesuatu yang belum banyak disentuh di kota ini. (Sumber: instagram.com/rasa_melayubdg)
Ayo Netizen 23 Sep 2025, 15:13 WIB

Angkot, Suara Rakyat dan Pergumulan Batin yang Tersirat

Angkot bukan hanya sekedar transportasi umum, ia tempat yang selalu mengingatkan suara-suara kecil yang tak pernah terdengar.
Angkot dan Suara Rakyat Kecil (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 23 Sep 2025, 12:03 WIB

Konsisten pada Kualitas Jadi Kunci Keberhasilan Bisnis F&B

Di dunia kuliner, menjaga kualitas produk menjadi tantangan sekaligus kunci keberhasilan sebuah usaha. Hal itu dibuktikan oleh Fani Nuryani, pelaku UMKM asal Bandung yang sukses mengembangkan dua
Owner Usus Krispi Hepihepiku, Fani Nuryani (Foto: Rizma Riyandi)
Beranda 23 Sep 2025, 11:07 WIB

Cerita Penumpang Transportasi Umum Kota Bandung antara Harapan dan Kenyataan

Meski murah, pilihan menggunakan angkutan umum menyisakan banyak cerita: dari perjalanan yang tersendat macet, rute yang terbatas, hingga fasilitas yang belum sepenuhnya membuat penumpang nyaman.
Kota Bandung disebut kota termacet se-Indonesia pada 2024 oleh lembaga riset internasional yang berkantor di Belanda, TomTom. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)
Ayo Biz 23 Sep 2025, 10:36 WIB

Di Balik Kebiasaan Minum Kopi

Kopi tidak hanya menjadi minuman penghilang kantuk, tetapi juga menyimpan banyak manfaat bagi tubuh jika dikonsumsi dengan porsi yang wajar. Kandungan kafein di dalamnya mampu merangsang sistem saraf
Kopi BJR (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Biz 23 Sep 2025, 09:37 WIB

Cantiknya Sofia Handycraft, Ada Aksesoris dari Tepung Ketan

Jalan usaha memang jarang lurus tanpa hambatan. Hal itu pula yang dialami Enyas Sofia, seorang perajin asal Bandung yang kini dikenal lewat label Sofia Handycraft.
Salah satu produk Sofia Handycraft yang terbuat dari tepung ketan. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 23 Sep 2025, 08:44 WIB

Bandung di Lingkung Gunung: antara Legenda, Ilmu, dan Kebudayaan

Bandung menjadi ruang pertemuan antara mitos, ilmu dan kebudayaan yang membentuk wajah kota pendidikan dan kreativitas di Indonesia.
Kawasan Dago, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Jelajah 22 Sep 2025, 20:24 WIB

Sejarah Bandara Husein Sastranegara Bandung, Berawal dari Tanah Becek di Cipagalo

Bandara Husein Sastranegara pernah jadi markas Belanda, pangkalan AURI, lalu pintu masuk wisata ke Bandung. Bagaimana sejarahnya terukir?
Salah satu pesawat milik Belanda di Lapangan Terbang Andir (Bandara Husein Sastranegara) tahun 1937.
Ayo Biz 22 Sep 2025, 19:10 WIB

Grunge Tak Pernah Mati: Kisah Kolektif Bandung Ngagerung

Bandung tak pernah kehabisan cerita musik. Di antara arus tren yang silih berganti, satu komunitas tetap setia pada suara-suara serak dan distorsi khas grunge.
Ilustrasi. Bandung Lautan Grunge, festival atau konser yang menunjukkan tren positif dalam skena musik Bandung. (Sumber: instagram.com/lautan_grunge)
Ayo Netizen 22 Sep 2025, 18:16 WIB

Kritik Sosial, Ubah Rasa Takut lewat Mengubah Mindset 'Manfaatin Hantu'

Indonesia sendiri merupakan negara yang masih kental dengan hal-hal yang berbau mistik.
Indonesia sendiri merupakan negara yang masih kental dengan hal-hal yang berbau mistik. (Sumber: Freepik)
Ayo Biz 22 Sep 2025, 17:50 WIB

Makanan Beku, Gaya Hidup Baru: Menyigi Tren Konsumsi Frozen Food dan Tantangannya

Makanan beku atau frozen food kini bukan lagi sekadar cadangan darurat di lemari es, tapi berevolusi menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup urban.
Dari bakso, sosis, hingga smoked beef, produk olahan beku semakin digemari lintas generasi dan profesi. (Sumber: Freepik)
Ayo Biz 22 Sep 2025, 16:00 WIB

Tren Busana Muslimah 2025: Lozy Hijab Buktikan Fashion Syar’i Bisa Futuristik dan Tetap Sesuai Syariat

Industri fashion muslimah terus mengalami transformasi signifikan, tidak hanya dari sisi estetika, tetapi juga dari segi teknologi.
Industri fashion muslimah terus mengalami transformasi signifikan, tidak hanya dari sisi estetika, tetapi juga dari segi teknologi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 22 Sep 2025, 15:03 WIB

Sunda dan Identitas yang Dibikin Kemarin Sore

Tulisan ini membongkar konstruksi identitas Sunda dan segala ihwal dalam kerumitan budayanya.
Ilustrasi suku Sunda. (Sumber: Pexels/Muhammad Endry)
Ayo Netizen 22 Sep 2025, 13:04 WIB

Menjaga Bandung di Tengah Arus Gentrifikasi

Gentrifikasi kerap menghadirkan wajah kota yang tampak rapi dan modern, Tetapi, di balik itu ada risiko besar berupa homogenisasi ekonomi.
Warga berwisata di Jalan Braga, Kota Bandung, Jumat 21 Februari 2025. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 22 Sep 2025, 12:04 WIB

Di Balik Kesuksesan 3 Bisnis Kuliner yang Bertahan Lama

Industri kuliner tidak pernah sepi peminat. Namun, di balik lezatnya sajian yang sampai ke tangan konsumen, ada kisah perjuangan, strategi, dan kreativitas para pelaku usaha yang patut menjadi pelajar
Produk Pempek Jeol dan Batagor Priangan. (Foto: Rizma)
Ayo Jelajah 22 Sep 2025, 10:56 WIB

Jejak Kehidupan Prasejarah di Gua Pawon Karst Citatah Bandung Barat

Di balik karst Citatah, tersimpan kisah manusia Pawon. Temuan kapak kapur dan tulang gajah kecil ungkap kehidupan ribuan tahun lalu.
Foto Gua Pawon antara tahun 1920-1932. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Biz 22 Sep 2025, 10:49 WIB

Jangan Sembarangan Pilih Camilan Balita!

Camilan sehat untuk balita sebaiknya dipilih dari bahan alami yang bergizi dan mudah dicerna. Buah-buahan segar seperti pisang, pepaya, atau semangka bisa jadi pilihan praktis karena kaya vitamin dan
Ilustrasi Foto Camilan Balita (Foto: Freepik)
Ayo Biz 22 Sep 2025, 09:36 WIB

Hopjes dan Cokelat, Si Manis Peninggalan Belanda di Bandung

Cokelat menjadi salah satu makanan manis yang hampir digemari semua orang. Tak hanya populer sebagai camilan, cokelat juga kerap dijadikan buah tangan di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Permen Hopjes. (Foto: Wikipedia)