Bandung dan Tumbler, Ketika Gaya Hidup Sehat Menjadi Identitas Sosial

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Kamis 06 Nov 2025, 18:41 WIB
Di taman kota, ruang kerja, hingga jalur lari pagi, tumbler bukan lagi sekadar wadah air minum, tapi jadi penanda gaya hidup yang aktif, sadar lingkungan, dan estetis. (Sumber: Freepik)

Di taman kota, ruang kerja, hingga jalur lari pagi, tumbler bukan lagi sekadar wadah air minum, tapi jadi penanda gaya hidup yang aktif, sadar lingkungan, dan estetis. (Sumber: Freepik)

AYOBANDUNG.ID -- Di taman kota, ruang kerja bersama, hingga jalur lari pagi, tumbler bukan lagi sekadar wadah air minum. Benda ini menjelma menjadi penanda gaya hidup yang aktif, sadar lingkungan, dan estetis. Fenomena ini bukan hanya soal tren konsumsi, melainkan refleksi perubahan nilai masyarakat urban yang semakin peduli pada keberlanjutan dan kesehatan diri.

Bandung, sebagai kota dengan denyut kreatif yang kuat, menjadi salah satu panggung utama bagi transformasi ini. Di antara sepeda lipat, sepatu lari, dan smoothie bowl, tumbler bermerek hadir sebagai simbol baru yang menonjolkan tren gaya hidup yang mindful, aktif, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Generasi muda Bandung, terutama Gen Z dan milenial, mulai menjadikan tumbler sebagai bagian dari rutinitas harian. Bukan hanya dibawa ke kampus atau kantor, tapi juga ke gym, taman, dan bahkan ke acara komunitas. Tumbler menjadi semacam pernyataan “Saya peduli kesehatan dan bumi.”

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan lebih dari 68 juta ton sampah per tahun, dengan sekitar 15% berupa plastik yang sulit terurai. Di kota seperti Bandung, yang konsumsi harian masyarakatnya tinggi, tumbler menjadi solusi kecil yang berdampak besar.

Tren ini juga didorong oleh meningkatnya kesadaran akan pentingnya hidrasi dan olahraga. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah masyarakat yang rutin berolahraga meningkat 18% dalam lima tahun terakhir. Di Bandung, aktivitas seperti lari, yoga, dan bersepeda makin populer, dan tumbler jadi teman setia di setiap sesi.

Gaya hidup sehat tak lagi eksklusif. Kebiasaan ini kini menjadi bagian dari keseharian warga Bandung, dari komunitas lari pagi di Gasibu hingga kelas yoga di rooftop kafe. Tumbler bermerek hadir sebagai pelengkap, bukan hanya karena fungsinya, tapi karena nilai yang ia wakili, yakni semangat keberlanjutan, kesadaran diri, dan estetika.

Di ruang kerja bersama, tumbler menjadi bagian dari meja kerja. Tempat minum ini berdampingan dengan laptop, planner, dan kopi organik. Bagi para pekerja kreatif, tumbler bukan hanya alat minum, tapi juga bagian dari identitas profesional yang peduli lingkungan dan kesehatan.

Fenomena ini juga membuka peluang bisnis yang menjanjikan. Brand lokal mulai merancang tumbler dengan desain kontekstual, warna-warna khas Bandung, dan narasi yang kuat. Mereka tak hanya menjual produk, tapi juga gaya hidup yang relevan dengan kebutuhan masyarakat urban.

Meski sebagian orang membeli tumbler karena FOMO, banyak pula yang melakukannya karena kesadaran. Tumbler menjadi titik awal perubahan perilaku konsumsi di mana dari impulsif ke reflektif, dari instan ke bertanggung jawab. Fenomena ini mengajarkan masarakat bahwa keputusan kecil bisa berdampak besar.

Di komunitas-komunitas Bandung, tumbler bermerek menjadi semacam badge of honor. Mereka yang membawanya biasanya juga aktif dalam kegiatan sosial, olahraga, dan kampanye lingkungan. Tumbler menjadi simbol bahwa gaya hidup sehat dan berkelanjutan bukan hanya wacana, tapi praktik nyata.

Pemerintah pun mulai mendukung tren ini. KLHK mendorong pengurangan plastik sekali pakai melalui regulasi dan kampanye. Di Bandung, beberapa kafe memberikan diskon bagi pelanggan yang membawa tumbler sendiri. Dukungan ini menunjukkan bahwa tumbler bukan hanya gaya, tapi juga bagian dari sistem perubahan.

Stanley 1913, sebagai salah satu brand global bahkan menghadirkan Flagship Store-nya di Bandung, menegaskan komitmennya terhadap gaya hidup sehat dan berkelanjutan. “Kami pengin orang-orang tetap terhidrasi, apapun aktivitasnya. Apalagi buat pelari jarak jauh, hidrasi itu krusial banget,” ujar Head of Marketing Communications Stanley Indonesia, Sara Calista.

Menurut Sara, tumbler yang tahan lama dan bisa digunakan kembali adalah bentuk kontribusi nyata terhadap lingkungan. “Kami ingin jadi bagian dari perjalanan orang-orang menuju versi terbaik dari diri mereka. Tetap aktif, tetap peduli, dan tetap terhidrasi,” ujarnya

Namun, esensi dari tren ini bukan pada merek, melainkan pada nilai yang diusung. Tumbler bermerek hanyalah medium. Hal yang lebih penting adalah kesadaran kolektif bahwa gaya hidup sehat dan berkelanjutan bisa dimulai dari keputusan sehari-hari.

Bandung menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari hal kecil. Dari memilih tumbler daripada botol plastik, dari berlari di pagi hari daripada begadang, dari membawa air sendiri daripada membeli minuman kemasan. Semua itu adalah bagian dari narasi baru tentang hidup yang lebih baik.

Tren tumbler bermerek di Bandung adalah cerminan dari masyarakat yang makin sadar, makin aktif, dan makin peduli, bagaimana kita memilih untuk hidup dengan lebih sehat, lebih bijak, dan lebih berkelanjutan.

Alternatif produk tumbler premium atau kebutukan serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/50R1qFW8uh
  2. https://s.shopee.co.id/1gAZrpC5s2
  3. https://s.shopee.co.id/50R1q1fvGs

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 06 Nov 2025, 19:24 WIB

Bopet Bagindo: Sarapan Khas Minang di Bandung dengan Cita Rasa Otentik

Bopet Bagindo dikenal sebagai tempat sarapan murah tapi tetap mengenyangkan.
 (Sumber: Akun Tiktok @lidyahw)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 18:50 WIB

Pengasuhan Anak di Era Digital

Menuntun generasi, bukan sekadar mengawasi.
Ilustrasi anak-anak Indonesia. (Sumber: Pexels/Teguh Dewanto)
Ayo Biz 06 Nov 2025, 18:41 WIB

Bandung dan Tumbler, Ketika Gaya Hidup Sehat Menjadi Identitas Sosial

Di taman kota, ruang kerja, hingga jalur lari pagi, tumbler bukan lagi sekadar wadah air minum, tapi jadi penanda gaya hidup yang aktif, sadar lingkungan, dan estetis.
Di taman kota, ruang kerja, hingga jalur lari pagi, tumbler bukan lagi sekadar wadah air minum, tapi jadi penanda gaya hidup yang aktif, sadar lingkungan, dan estetis. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 18:24 WIB

Gerakan Muhammadiyah dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Muhammadiyah telah merespons krisis iklim global dengan pendekatan yang sistematis, holistik, dan terinstitusionalisasi.
Krisis iklim global menerpa kampung/kota di Indonesia (Sumber: https://muhammadiyah.or.id/2023/08/atasi-krisis-iklim-muhammadiyah-digandeng-klhk-bangun-20-ribu-kampung-iklim-di-seluruh-indonesia/)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 18:12 WIB

Icip Bakso Solo Samrat yang Sedang Happening

Bakso Solo Samrat merupakan salah satu Bakso yang sedang happening di kalangan konten kreator atau masyarakat umum.
Bakso Keju Lumer dan Es Kacang Brenebon (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 06 Nov 2025, 17:41 WIB

Eksistensi HvB di Bandung, Komunitas yang Menghidupkan Sejarah Lewat Tubuh dan Teater

Historia van Bandung (HvB), komunitas ini menjadikan tubuh, kostum, dan aksi teatrikal sebagai medium untuk menghidupkan kembali masa perjuangan Indonesia.
Historia van Bandung (HvB), komunitas ini menjadikan tubuh, kostum, dan aksi teatrikal sebagai medium untuk menghidupkan kembali masa perjuangan Indonesia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 17:10 WIB

Warung Viral di Bandung yang Jadi Tempat Nongkrong Favorit Anak Muda

Meski awalnya dikenal karena popularitas film, warung Bi Eem kini telah melangkah lebih jauh.
Meski awalnya dikenal karena popularitas film, warung Bi Eem kini telah melangkah lebih jauh. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Jelajah 06 Nov 2025, 17:00 WIB

Hikayat Kiaracondong, Tujuan Urbanisasi Kaum Pekerja Zaman Baheula

Kisah Kiaracondong yang bermula dari sebatang pohon miring hingga jadi kawasan industri, stasiun besar, dan simpul macet abadi Bandung.
Para buruh pekerja Artillerie Constructie Winkel (ACW) di Kiaracondong yang merupakan cikal bakal PT Pindad. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 16:50 WIB

Literasi Digital Sejak Dini, Bekal Anak Masa Kini

Literasi digital sejak dini bukan untuk menjauhkan anak dari teknologi.
Ilustrasi teknologi digital di sekitar anak-anak saat ini. (Sumber: Pexels/Ron Lach)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 16:19 WIB

Tembok Demokrasi dalam Keadilan Buku-Buku Cetak

Kenapa buku dan suara rakyat harus dipenggal?
Ilustrasi buku cetak. (Sumber: Pexels/Element5 Digital)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 15:16 WIB

Persib: Kami di Asia, Kamu di Mana?

Persib Bandung, dijadwalkan bertanding melawan Selangor FC Malaysia di ajang AFC Champions League Two (ACL Two).
Persib Bandung saat berhasil menang 2-0 atas Selangor FC. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 13:54 WIB

Opini dan Fakta dari Perspektif Jurnalistik

Tsunami fakta, kebanjiran fakta, hujan fakta. Mungkin kita pernah melihat dan membaca komentar seperti itu ketika menjelajahi media sosial.
Pengetahuan tentang opini dan fakta penting untuk semua orang. (Sumber: PEXELS | Foto: Judit Peter)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 12:09 WIB

Perjuangan Seorang Santri Menebarkan Ilmu Melalui Kitab Kuning

Di balik kesederhanaan seorang santri di Madrasah Aliyah Sukamiskin, tersimpan kisah yang begitu hangat dan menginspirasi.
Defan, seorang pemuda asal Bandung yang menjadikan kitab kuning bukan sekadar bacaan, tetapi jalan untuk menempa karakter dan memperkuat keyakinan hidupnya. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 09:12 WIB

Mimpi UMKM Lokal di Panggung Livin’ Fest 2025

Livin’ Fest 2025 jadi panggung bagi UMKM muda menunjukkan karya dan cerita mereka.
Antusias Pengunjung Livin' Market 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis| Foto: Firqotu Naajiyah)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 07:42 WIB

Perspektif Lain Sejarah Indonesia lewat Buku Dalih Pembunuhan Massal Karya Jhon Roosa

Buku Pembunuhan Massal Karya Jhon Roosa merupakan buku yang menyajikan perspektif lain dari sejarah yang selama ini kita yakini.
Buku Dalih Pembunuhan Massal Karya Jhon Roosa (Sumber: Instagram | Katalisbook)
Ayo Netizen 05 Nov 2025, 20:12 WIB

Keringat yang Bercerita, Potret Gaya Hidup Sehat di Perkotaan

Melalui feature ini pembaca diajak menyelami suasana pagi yang penuh semangat di tengah denyut kehidupan masyarakat perkotaan.
Ilustrasi olahraga lari. (Sumber: Pexels/Ketut Subiyanto)
Mayantara 05 Nov 2025, 19:29 WIB

Budaya Scrolling: Cermin dari Logika Zaman

Di banyak ruang sunyi hari ini, kita melihat pemandangan yang sama, seseorang menunduk menatap layar, menggulir tanpa henti.
Kita menyebutnya scrolling, para peneliti menyebutnya sebagai ritual baru zaman digital. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Biz 05 Nov 2025, 18:38 WIB

Deteksi Dini Anak Berkebutuhan Khusus, antara Keresahan Orang Tua dan Tantangan Penerimaan

Selain faktor akses, stigma sosial menjadi penghalang besar. Tidak sedikit orang tua yang enggan memeriksakan anak karena takut dicap atau dikucilkan.
Ilustrasi. Deteksi dini anak berkebutuhan khusus masih menjadi isu mendesak di Indonesia. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 05 Nov 2025, 17:21 WIB

10 Penulis Terpilih Oktober 2025: Kritik Tajam untuk Bandung yang 'Tidak Hijau'

Inilah 10 penulis terbaik yang berhasil menorehkan karya-karya berkualitas di kanal AYO NETIZEN sepanjang Oktober 2025.
Banjir di Kampung Bojong Asih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, pada Minggu, 9 Maret 2025. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 05 Nov 2025, 14:48 WIB

Cibunut Berwarna Ceminan Semangat Ekonomi Kreatif dan Pemberdayaan Pemuda di Gang-gang Kota Bandung

Kampung Cibunut menjelma menjadi simbol pemberdayaan ekonomi wilayah dan pemuda melalui semangat ekonomi kreatif yang tumbuh dari akar komunitas.
Kampung Cibunut menjelma menjadi simbol pemberdayaan ekonomi wilayah dan pemuda melalui semangat ekonomi kreatif yang tumbuh dari akar komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)