AYOBANDUNG.ID -- Bandung selalu punya cara untuk menegaskan dirinya sebagai kota yang tak pernah berhenti berkreasi. Dari lorong-lorong kecil yang dipenuhi mural hingga ruang publik modern yang menjadi panggung ide, kota ini tumbuh sebagai rumah bagi para kreator. Kreativitas bukan sekadar hiasan, melainkan denyut nadi yang menggerakkan ekonomi, budaya, dan identitas urban.
Malam Anugerah Kreator Bandung 2025 siap digelar Jumat, 14 November 2025 dan menjadi salah satu simbol komitmen itu. Digelar Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), acara ini bukan sekadar seremoni penghargaan, melainkan pernyataan bahwa Bandung serius membangun ekosistem kreatif yang berkelanjutan.
Mengangkat semangat “A Road to The City of Creators”, gelaran kedua Anugerah Kreator Bandung menjadi bentuk apresiasi bagi insan kreatif yang memberi kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekosistem ekonomi kreatif. Lebih dari itu, acara ini adalah bagian dari perjalanan strategis menuju visi Bandung sebagai Pusat Kreativitas Asia-Afrika 2030, sebagaimana tertuang dalam Roadmap Ekonomi Kreatif Bandung 2025–2030.
Kepala Disbudpar Kota Bandung, Adi Junjunan Mustafa, menegaskan bahwa ajang ini bukan sekadar malam penghargaan, melainkan momentum untuk merayakan semangat kolaborasi dan regenerasi kreatif di berbagai subsektor.
“Bandung bukan hanya kota tempat tumbuhnya ide, tapi rumah bagi para kreator yang terus berinovasi, berkolaborasi, dan memberi dampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Semangat itu menemukan pijakan historis dalam tema “Retrospektif: Pesan Bangsa-Bangsa Asia Afrika”. Ketua Dewan Kurator, Galih Sedayu, menekankan bahwa warisan Konferensi Asia Afrika 1955 dan Dasa Sila Bandung menjadi dasar komitmen awal kota ini dalam membangun ekosistem kreatif berkelanjutan.
“Acara ini bukan hanya penghargaan, tetapi juga perayaan dari perjalanan panjang kreativitas dan pergerakkan kultural sebagai identitas kota Bandung,” katanya.
Kreativitas Bandung kini bergerak ke arah yang lebih regeneratif. Tidak hanya berorientasi pada ekonomi, tetapi juga berperan dalam memulihkan budaya dan lingkungan sosial kota. Inilah wajah baru Bandung, kota yang menjadikan kreativitas sebagai energi pemulihan sekaligus inovasi.
Roadmap Ekonomi Kreatif Bandung 2025–2030 menekankan tiga arah utama pembangunan yakni harmonisasi kebijakan lintas sektor, orkestrasi program antar-subsektor dan komunitas, serta akselerasi citra kota menuju pengakuan global sebagai The City of Creators.
Tiga arah ini menjadi panduan kerja seluruh pihak pentahelix antara pemerintah, komunitas, akademisi, bisnis, dan media untuk memperkuat posisi Bandung dalam jaringan UNESCO Creative Cities Network dan mendukung visi nasional Indonesia Emas 2045.
Data resmi BPS Kota Bandung 2025 menunjukkan subsektor ekonomi kreatif menyumbang lebih dari 12% terhadap PDRB kota, dengan pertumbuhan tahunan stabil di kisaran 5,2%. Sektor desain, kuliner, dan digital menjadi penyumbang terbesar, sementara subsektor fashion dan kriya menunjukkan tren ekspor meningkat. Angka ini menegaskan bahwa kreativitas Bandung bukan sekadar slogan, melainkan motor ekonomi yang nyata.
Namun, pertumbuhan ini tidak lepas dari tantangan. Keterbatasan ruang publik, akses pembiayaan, dan kebutuhan literasi digital bagi pelaku UMKM kreatif masih menjadi hambatan. Banyak kreator muda yang memiliki ide segar, tetapi kesulitan menembus pasar karena minimnya dukungan infrastruktur.
Untuk menjawab tantangan itu, Bandung Creative Hub dan platform digital Patrakomala hadir sebagai solusi strategis. Keduanya memetakan 17 subsektor kreatif dan membuka akses bagi investor, komunitas, serta masyarakat luas. Dengan cara ini, kreativitas Bandung tidak hanya tumbuh di pusat kota, tetapi juga menyebar ke ruang-ruang komunitas urban di seluruh kecamatan.
Tahun ini, Anugerah Kreator Bandung menetapkan 10 kategori penghargaan, mulai dari Cipta Ruang, Digital, Event, Inklusivitas, Inovasi, Kewirasusahaan, Komunitas, Lingkungan Hidup, Edukasi, hingga Tokoh Legendaris. Setiap kategori dirancang untuk menegaskan keterhubungan antar-subsektor kreatif, sekaligus memberi ruang bagi wajah baru kreativitas Bandung.
Lebih dari sekadar penghargaan, acara ini menampilkan kolaborasi pertunjukan lintas bidang musik, tarian, fashion show, hingga kabaret yang merepresentasikan kekayaan identitas Bandung sebagai kota inovatif, berbudaya, dan kolaboratif.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI menempatkan Bandung sebagai salah satu kota prioritas dalam program penguatan ekosistem kreatif nasional. Dukungan ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, di mana ekonomi kreatif menjadi salah satu pilar utama pembangunan.
Potensi besar ini menuntut komitmen berkelanjutan. Regenerasi kreator muda, akses ke pasar global, dan keberlanjutan lingkungan menjadi agenda penting ke depan. Bandung tidak hanya ditantang untuk menciptakan karya, tetapi juga memastikan bahwa kreativitasnya memberi dampak sosial dan ekologis yang nyata.
Dengan roadmap yang jelas, Bandung menapaki jalan menuju pengakuan global sebagai The City of Creators. Visi ini bukan sekadar ambisi, melainkan refleksi dari perjalanan panjang kota yang menjadikan kreativitas sebagai identitas dan energi pembangunan.
Pada akhirnya, lanjut Adi, komitmen Bandung sebagai rumah kreator menemukan bentuknya dalam keseharian warga. Kreativitas tumbuh dari budaya someah, gotong royong, dan kolaborasi yang menjadi ciri khas kota ini.
“Bandung bukan hanya kota tempat tumbuhnya ide, tapi rumah bagi para kreator yang terus berinovasi, berkolaborasi, dan memberi dampak nyata bagi masyarakat," ujar Adi.
Alternatif UMKM Kuliner Bandung atau serupa:
