Belajar Konteks Sosial, Budaya, dan Ekonomi dari Sepiring Nasi Goreng

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Jumat 15 Agu 2025, 16:37 WIB
Nasi Goreng Sapi Cabe Hijau Solaria (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Nasi Goreng Sapi Cabe Hijau Solaria (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Saya selalu kagum dengan setiap kuliner yang hadir di Indonesia. Selain rasanya kaya bumbu dan rempah, kuliner yang hadir bukan sekedar makanan tapi selalu memiliki cerita menarik yang bisa dieksplorasi.

Salah satunya Nasi goreng, masakan yang mengingatkan saya pada kenangan di masa kecil bersama ibu ketika ikut memasak di dapur. Dulu di keluarga saya nasi goreng adalah menu langka yang hadir dalam keluarga.

Maka dari itu saya selalu berharap nasi yang dimasak ibu untuk menu makan sehari-hari selalu tersisa. Bahkan saya seringkali menunda salah satu jam makan agar nasi tidak habis di hari tersebut.

Ketika akhirnya ada nasi yang tersisa bahagianya sungguh tak terkira. Zaman itu Ibu saya memasak nasi bukan menggunakan rice cooker, tapi langsung menggunakan panci.

Saya sering melihat ibu memasak nasi. Mulai dari mencuci beras menggunakan tempat yang terbuat dari anyaman bambu, membuat beras tidak terbuang percuma karena air akan langsung keluar dari sela-sela anyaman bambu tersebut.

Setelah itu ibu memasukan nasi ke panci dan menambahkan air sampai satu ruas jari telunjuk berada di atas permukaan beras. Selanjutnya nasi di masak dalam api sedang sambil sesekali diaduk.

Selanjutnya nasi setengah tanak dimasukan ke dalam panci kukus yang memiliki saringan. air dibawahnya. Nasi setengah tanak dimasukan kedalam puring dan diletakan dibagian atas saringan air. Biasanya waktu yang dibutuhkan adalah sekitar 15-30 menit tergantung dari api dan jenis beras.

Nasi yang dimasak dengan cara tradisional memang memiliki ketahanan yang lebih lama dibandingkan dengan rice cooker. Saat ada nasi tersisa, biasanya anggota keluarga yang lain enggan memakannya karena teksturnya sudah sedikit lebih kering.

Namun saya justru menyambutnya dengan penuh suka cita. Dalam membuat nasi goreng ibu punya cara yang berbeda untuk memasaknya.

Ibu membuat dua bumbu yaitu halus dan kasar. Bumbu halus terdiri dari bawang putih, cabai dan kencur. Sementara bumbu kasar terdiri dari irisan bawang merah, daun bawang dan potongan cabai rawit. Bersama telur urak-arik, nasi berubah menjadi rasa yang sangat unik. Menu yang bisa saya lahap berkali-kali sampai tak tersisa.

Siapa sangka di balik kelezatannya, nasi goreng menyimpan sejarah dan cerita menarik yang patut untuk dipelajari. Terdapat beberapa konteks sosial, budaya dan ekonomi yang menjadi latar belakangnya. Nasi goreng yang berasal dari adaptasi budaya Tionghoa menyebar dan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.

Nasi Goreng sebagai Konteks Sosial

  1. Simbol Kesederhanaan, nasi goreng adalah menu sederhana yang tidak sulit untuk diformulasikan. Nasi goreng juga bisa dibuat dari bahan-bahan sederhana yang tersedia di dapur. Mengajari kita bagaimana cara menghargai dari hal-hal kecil yang berada di lingkungan sekitar. Kata sederhana pun tidak selamanya memiliki konotasi yang buruk, karena kadang dari kesederhanaan bisa menghasilkan cita rasa yang menggugah selera.

  2. Simbol Kebersamaan, nasi goreng seringkali menjadi andalan bagi seseorang ketika memilih makan di luar rumah. Nasi goreng juga seringkali di santap di rumah bersama keluarga baik ketika sarapan atau makan malam. Nasi goreng menjadi perekat komunikasi keluarga dalam meja makan serta menciptakan suasana yang hangat dan akrab.

  3. Simbol pemerataan status sosial, nasi goreng merupakan kuliner yang bisa ditemukan dari penjual kaki lima hingga restoran bintang lima. Siapa saja bisa merasakan rasanya tanpa memandang status sosial.

  4. Identitas Budaya, meski nasi goreng merupakan kuliner yang di adaptasi dari kebudayaan Tionghoa tapi bangsa Indonesia bisa memodifikasi versi negaranya sendiri sebagai bagian dari ciri khas. Nasi goreng menjadi bagian dari identitas budaya Indonesia karena berhasil menyatukan berbagai bahan dan bumbu khas Indonesia.

Nasi Goreng sebagai Konteks Budaya

  1. Simbol adaptasi kuliner, Indonesia yang kaya akan rempah dan bahan-bahan masakan tentu bisa dengan mudah mengadaptasi dan mengkreasikan berbagai sajian kuliner dari beberapa budaya.

  2. Simbol dari makanan tradisional, nasi goreng menjadi makanan yang secara turun-temurun diwariskan kepada setiap generasi. Meski masakan tradisional tapi masih banyak diminati bahkan eksistensinya tidak pernah hilang ditelan perubahan zaman.

  3. Simbol Nostalgia, ini menjadi hal yang sangat dekat bagi saya karena memang nyata adanya nasi goreng menjadi bentuk nostalgia saya kembali ke masa anak-anak. Mengingatkan momen hangat bersama keluarga dan orang tersayang.

Nasi Goreng sebagai Konteks Ekonomi

  1. Peluang Usaha, sudah menjadi hal lumrah kalau disepanjang jalan pasti selalu tersaji nasi goreng yang berasal dari tangan para pedagang kaki lima. Tidak hanya itu nasi goreng juga bisa lahir dari restoran bintang lima menjadi bukti bahwa nasi goreng bisa menjadi ide sederhana yang melahirkan peluang usaha.

  2. Makanan dengan harga terjangkau, nasi goreng merupakan makanan yang bisa dinikmati hampir oleh seluruh kalangan masyarakat karena harganya yang merakyat.

  3. Pendorong Industri, siapa sangka makanan sederhana ini bisa ikut berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan industri terkait, seperti produsen bumbu dan rempah, bahan makanan dan peralatan masak.

Jadi siapa sangka, kan, di balik kelezatan nasi goreng ada sejarah dan cerita menarik yang patut dipelajari oleh kita. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 15 Agu 2025, 19:16 WIB

Dari Es Krim ke Ekosistem Brand: Golden Pine dan Formula Bisnis Barry Akbar

Barry Akbar, CEO Orchid Forest Cikole, adalah tokoh di balik lahirnya Golden Pine, sebuah kafe bergaya glass house yang kini menjadi primadona baru di tengah hutan pinus.
CEO Orchid Forest Cikole sekaligus konseptor Golden Pine, Barry Akbar. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 18:04 WIB

Cerita Hantu dan Jeritan Ketidakadilan

Cerita hantu menyimpan kode trauma dan harapan rakyat, mengingatkan bahwa luka sosial belum sembuh.
Cerita hantu menyimpan kode trauma dan harapan rakyat, mengingatkan bahwa luka sosial belum sembuh, dan ketimpangan nyata lebih menyeramkan dari bayangan gaib. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 16:56 WIB

Dari Panggung ke Pasar Skincare, Perjalanan Dewi Hani Jayanti Membangun Maryame

Di balik gemerlap dunia hiburan, Dewi menyimpan mimpi lain yang kini menjelma menjadi brand skincare lokal bernama Maryame.
Dewi Hani Jayanti, owner produk skincare Maryame. (Sumber: dok. pribadi)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 16:37 WIB

Belajar Konteks Sosial, Budaya, dan Ekonomi dari Sepiring Nasi Goreng

Ternyata nasi goreng erat kaitannya dengan konteks sosial, budaya juga ekonomi.
Nasi Goreng Sapi Cabe Hijau Solaria (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 15:25 WIB

Dari Dapur Impian ke Rumah None: Kisah Non April Merintis Bisnis Kuliner di Bandung

Non April tidak pernah bercita-cita menjadi pebisnis kuliner. Ia hanya tahu satu hal yaitu rasa punya kekuatan untuk menyatukan.
Salah satu menu di Rumah None. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 15:12 WIB

Saat Janji KDM (Kembali) Ingkar

Rasanya, tidak kali ini janji program Gubernur Jabar tidak ditepati. Bagaimana bila bangunan ingkar janji ini terus "dipahat" dan "diperkokoh"?
Gubernur Jabar, Kang Dedi Mulyadi (KDM). (Sumber: ppid.jabarprov.go.id)
Ayo Jelajah 15 Agu 2025, 14:53 WIB

Sejarah Pertempuran Bojongkokosan, 4 Hari Kacaukan Konvoi Sekutu ke Bandung

Empat hari empat malam, jalur Sukabumi–Bandung berubah jadi neraka bagi konvoi Sekutu di Bojongkokosan.
Diorama Pertempuran Bojongkokosan di Museum Satriamandala. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 14:16 WIB

Tren Athleisure, Celana Jogging Makin Nyaman dan Enak Dipakai untuk Bergaya

Celana jogging adalah celana panjang yang awalnya dirancang untuk olahraga lari. Namun saat ini juga populer digunakan untuk aktivitas santai maupun gaya kasual.
Ilustrasi Foto Jogging. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 13:35 WIB

Cara Baik Komunitas Jaeminnesia, Rayakan Ultah Idol dengan Proyek Donasi Kemanusiaan

Jaeminnesia adalah salah satu komunitas penggemar Jaemin NCT Dream asal Indonesia.
Foto Jaemin NCT Dream dan sertifikat donasi ke Yayasan Gugah Nurani Indonesia (Sumber: x.com/@najaeminnesia)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 12:06 WIB

Menyusutnya Budidaya Jamur di Cisarua, Apakah Petani Masih Punya Harapan?

Kampung Cipeusing di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, telah lama dikenal sebagai sentra budidaya jamur tiram putih. Ratusan warga pernah menggeluti usaha ini, namun kini ju
Budidaya Jamur di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 11:14 WIB

Canumer, Saksi Perjalanan Toni dari Driver Ojol Jadi Juragan Pisang Nugget Lumer

Perjalanan usaha Toni Anggara, pemilik brand kuliner Canumer, membuktikan bahwa kegigihan dan kreativitas bisa membuka pintu rezeki dari arah yang tak terduga.
Canumer, Pisang Nugget Lumer (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 15 Agu 2025, 10:30 WIB

Hikayat Dukun Digoeng Bantai Warga Cililin, Gegerkan Wangsa Kolonial di Bandung

Dukun Digoeng diduga jadi otak kematian misterius di Cililin tahun 1938. Ilmu gaib, racun, dan pesanan nyawa gegerkan pemerintah adat.
Dukun zaman baheula. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 09:15 WIB

Asyiknya Kemah Berjamaah 

Berkemah di saat Hari Pramuka (penghujung akhir pekan, pergantian tahun) bulan sekadar perayaan menghilangkan kejenuhan.
Muara Rahong Hills, glamping di tepi Sungai Pangalengan yang cocok untuk healing. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Mildan Abdalloh)
Beranda 15 Agu 2025, 07:11 WIB

Berdarah-darah Menjadi Ibu dan Kehilangan Masa Remaja: Pelajaran Hidup dari Pernikahan Terlalu Muda

Saat teman-teman sebayanya masih bisa bersenda gurau, Santi justru sibuk mengganti popok dan menenangkan tangis bayi. Ia tak punya waktu untuk sekadar nongkrong bersama temannya.
Dalam pernikahan dini, wanita cenderung lebih rentan menjadi korban karena kombinasi faktor biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi. (Sumber: Unsplash | Foto: Jorge Salvador)
Ayo Netizen 14 Agu 2025, 20:13 WIB

Simbol Bajak Laut dan Krisis Kepercayaan Membaca Pesan

Berkibarnya Bendera One Piece melambangkan kemarahan dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah Indonesia.
Berkibarnya Bendera One Piece melambangkan kemarahan dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah Indonesia. (Sumber: Ilustrasi dibuat dengan AI Yupp)
Ayo Netizen 14 Agu 2025, 19:02 WIB

KDM yang Katanya Bahagia Digugat Soal Kebijakan Rombel 50 Siswa

KDM mengaku bahagia digugat untuk kebijakan rombel 50 anak. Akan tetapi, penggugat kemudian diintimidasi. Apa yang bisa ditarik pelajaran?
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan dirinya bahagia digugat Forum Kepala Sekolah SMA Swasta (FKSS) Jawa Barat. (Sumber: Diskominfo Depok)
Ayo Biz 14 Agu 2025, 18:04 WIB

Perjalanan Bisnis Over Easy Glamping, dari Keresahan Pribadi ke Gerakan Hijau

Over Easy bukan sekadar soal tenda dan fasilitas, Nico dan Steffi menciptakan pengalaman sekaligus ruang untuk menyampaikan nilai dan memberi dampak nyata.
Pemilik Over Easy Glamping Site, Nico Lauw. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 14 Agu 2025, 16:49 WIB

Ketika Lukisan Menyatu dengan Kain, dan Sejarah Menyapa Masa Kini

El-Maestro lahir dari sebuah pertanyaan sederhana namun mendalam, bagaimana cara membuat anak muda mengenal dan mencintai seni lukis Indonesia.
El-Maestro lahir dari sebuah pertanyaan sederhana namun mendalam, bagaimana cara membuat anak muda mengenal dan mencintai seni lukis Indonesia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 14 Agu 2025, 16:10 WIB

Ci Pasarangan Sungai Suci di Linggamanik

Di Jawa Barat, toponim Sarangan hanya satu, yaitu Ci Pasarangan.
Sawah bertingkat di Desa Linggamanik, dengan Ci Pasarangan yang tampak kering. (Sumber: Citra satelit: Google maps)
Ayo Biz 14 Agu 2025, 15:20 WIB

Cerita di Balik Makio Suki & Grill: Hangatnya Ide di Tengah Dinginnya Bandung

Berawal dari obrolan santai antara dua sahabat, ide mendirikan kedai suki dan grill muncul bukan dari ambisi besar, melainkan dari pengalaman pribadi.
Berawal dari obrolan santai antara dua sahabat, ide mendirikan kedai suki dan grill muncul bukan dari ambisi besar, melainkan dari pengalaman pribadi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)