'Ngamumule' Seni Sunda untuk Hidup dengan Silat Gajah Putih

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Minggu 28 Sep 2025, 14:43 WIB
Penampilan Pencak Silat Putra Layang Pusaka (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Jajang Nurdiansyah)

Penampilan Pencak Silat Putra Layang Pusaka (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Jajang Nurdiansyah)

Di tengah dunia yang semakin modern biasanya masyarakat cenderung untuk mengikuti tren yang ada. Terbukanya ruang informasi membuka peluang bertukarnya budaya antar negara. Beberapa budaya dalam seni bela diri seperti karate, judo, kung fu, muay thai dan tinju mulai digemari masyarakat Indonesia.

Silat sebagai ikonik seni bela diri di Jawa Barat memang patut untuk dilestarikan keberadaanya. Namun mencari seniman yang masih konsen dengan budaya Sunda tidaklah mudah karena minimnya regenerasi yang masih melestarikan budayanya.

Kali ini saya memiliki kesempatan untuk bertemu seniman Sunda yang sekaligus menjadi pelatih silat di paguron Gadjah Putih. Jajang Nurdiansyah, seniman kelahirkan Tasikmalaya tersebut mengaku sudah tertarik dengan dunia silat sejak berusia 15 tahun. Darah seni yang mengalir dalam dirinya dari kakek dan ayahnya yang juga turut melestarikan seni Sunda melalui silat.

Menurut penuturan Jajang, Gadjah Putih didirikan oleh K.H. Adji Djaenudin Bin H. Usman pada 20 Mei 1959 di Kp. Gegerpasang, Desa Sukarasa, Kec. Samarang, Kab. Garut. Sebelum mendirikan Gadjah Putih, K.H. Adji Djaenudin sudah terjun dalam dunia persilatan pada tahun 1927.

Dari K.H. Adji Djaenudin lahirlah paguron-paguron pelopor Gadjah Putih lainnya bernama Gadjah Putih Mega Paksi Pusaka yang terdiri dari lima panel yaitu Gpmpp Layang Pusaka, Gpmpp Bintang Pusaka, Gpmpp Benteng Kutawaringin dan Gpmpp Cakra Buana yang tersebar Se-Bandung Raya.

Lahirnya sebuah organisasi tentu tidak lepas dari lambang yang menjadi identitas sebuah gerakan. Begitu juga dengan simbol Gadjah Putih yang diambil dari seekor satwa besar yang gagah berani berwarna putih yang melambangkan kesucian.

Gadjah Putih juga menjadi lambang spiritual yang diibaratkan sebagai sebuah kendaraan dan kebajikan hidup yang diridhoi oleh Allah SWT. Sementara belalai gajah menjadi lambang humanisme dengan harapan melalui kelincahannya bisa menjadi kuat dan bermanfaat demi kemaslahatan umat manusia.

Jajang Nurdiansyah, Pelatih Silat GPM Putra Layang Pusaka (Sumber: GPM Layang Pusaka)
Jajang Nurdiansyah, Pelatih Silat GPM Putra Layang Pusaka (Sumber: GPM Layang Pusaka)

Sejauh ini Jajang turut menjadi pelatih di GPMPP Putra Layang Pusaka yaitu satuan latihan yang menginduk kepada GPMPP Layang Pusaka. Putra Layang Pusaka sendiri di deklarasikan oleh ketua pusat pada 9 Februari 2008. Sementara Jajang mulai menekuni dan berkecimpung menjadi bagian Putra Layang Pusaka pada tahun 2012.

Sesi latihan silat dilaksanakan setiap hari Selasa dan Jumat dari jam 20.00-21.00 untuk remaja kemudian dilanjutkan pada jam 21.00-22.00 untuk dewasa. Sementara pada hari Minggu sesi latihan diisi dengan evaluasi dan kegiatan sharing bersama sesepuh Putra Layang Pusaka.

Sejauh ini anggota yang tercatat dalam paguron Putra Layang Pusaka berjumlah 70 orang yang terdiri dari remaja sampai dewasa. Namun yang aktif berlatih hanya berjumlah 40-45 orang karena kesibukan masing-masing anggota.

Satu hal yang menjadi disiplin dalam setiap latihan adalah semua anggota beserta pelatih tidak boleh menggunakan ponsel saat latihan agar tetap fokus. Meski demikian kekurangannya adalah minimnya dokumentasi yang bisa menjadi arsip saat latihan berlangsung.

Di tengah kesibukannya sebagai karyawan sebuah instansi, Jajang masih menyempatkan untuk melatih silat karena kecintaannya terhadap seni dan budaya Sunda juga ingin berkontribusi dalam transformasi dunia silat yang lebih mengedepankan nilai sejarah dan sisi humanisme.

Awalnya sih miris karena dulu belajar silat itu identik dengan premanisme, kadugalangan atau ngajago. Nah dari paradigma tersebut saya ingin membuat silat bisa bertransformasi menjadi sebuah seni yang tidak hanya berfokus pada bela diri tapi juga ajang melestarikan budaya serta mencetak generasi yang prestatif di bidang silat.

Di era modern silat ternyata tidak hanya berfungsi sebagai seni dan ajang belajar bela diri tapi mampu membantu para anggota yang berusia remaja untuk menggunakan silat sebagai jalur prestasi yang bisa digunakan saat mendaftar sekolah.

Beberapa anggota silat Putra Layang Pusaka sudah merasakan manfaat tersebut dengan terbebasnya biaya pendidikan dari sertifikat yang pernah diraih saat ajang kejuaraan Pasanggiri. Adapun sekolah yang membebaskan biaya kepada anak dengan jalur prestasi seni adalah sekolah negeri. Sementara sekolah swasta memberikan pembebasan spp selama enam bulan.

Selama berkecimpung dalam paguron Gadjah Putih, Jajang sering menemui beberapa kendala diantaranya, pertama susunan pengurus paguron yang belum terstruktur dengan baik sehingga kurangnya komitmen waktu dari para pengurus dan kerja sama yang kolaboratif.

Kedua, kurangnya kemampuan regenerasi baru dari para anggota. Regenerasi dalam sebuah organisasi menjadi nafas yang penting agar pergerakan bisa terus hidup dan eksis. Namun lagi dan lagi kesibukan masing-masing dari pengurus dan anggota menjadi hambatan dalam komitmen kepengurusan.

Ketiga dari segi dana, sejauh ini keuangan Putra Layang Pusaka terhambat dari segi dana karena pelatih tidak mendapat gaji karena tidak ada pungutan biaya terkecuali ada orang tua dari anak yang berlatih yang memberi sedikit apreasiasi dengan sebutan infak.

Dalam beberapa penyelenggaran kegiatan biasanya Putra Layang Pusaka membuat proposal secara resmi ke instansi pemerintah melalui dpd dan dpc kabupaten Bandung.

Kendalanya memang belum adanya regenerasi yang baik dari struktur kepengurusan. Idealnya kan dari pelatih naik jadi ketua-- ketua menjadi pembina-- pembina jadi sesepuh. Tapi ya gitu karena belum ada komitmen dari segi waktu jadi regenerasinya ga maju-maju.

Jajang punya semangat yang tinggi dalam melestarikan budaya Sunda. Di era digital dirinya tidak membatasi generasi muda untuk terlibat dengan pembelajaran teknologi namun Jajang tetap berharap bahwa generasi muda tidak melupakan budayanya.

Kalau bukan kita siapa lagi yang akan melestarikan budaya. Nanti kalau udah di klaim Malaysia baru kerasa. Tidak ada masalah di era digital anak muda menguasai teknologi tapi tong poho kanu purwa daksi, tong poho balik ka imah. Rek di ajar nepi ka negeri cina ken bae, asal tong poho balik.

Menurut penatarannya budaya memang harus dikenalkan dan diajarkan sejak dini. Sehingga bukan menjadi sesuatu yang berat dan bisa menjadi kebiasaan yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Karena pembelajaran yang paling baik dan membekas adalah ketika mereka masih anak-anak.

Pikeun generasi Sunda geus kawajiban ngamumule seni Sunda salah sahijina liwat silat anu diayakeun di paguron Gadjah Putih.

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:41 WIB

UMKM Tahura Bandung Tumbuh Bersama di Tengah Perubahan Kawasan Wisata

Mengkisahkan tentang seorang pedagang pentol kuah yang ikut tumbuh bersama dengan berkembangnya kawasan wisata alam Tahura
Seorang pedagang sedang menjaga warungnya di Kawasan wisata tahura, (25/10/25) (Foto: M. Hafidz Al Hakim)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:21 WIB

Fenomena Turisme Bandung: Pesona Edukatif dan Konservatif di Lembang Park & Zoo

Lembang Park & Zoo menghadirkan wisata edukatif dan konservatif di Bandung.
Siap berpetualang di Lembang Park & Zoo! Dari kampung satwa sampai istana reptil, semua seru buat dikunjungi bareng keluarga (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Adil Rafsanjani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:10 WIB

Pengalaman Rasa yang Tidak Sesuai dengan Ekspektasi

Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis.
Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 14:49 WIB

Scroll Boleh, Meniru Jangan, Waspada Memetic Violence!

Saatnya cerdas dan bijak bermedsos, karena satu unggahan kita hari ini bisa membawa pengaruh besar bagi seseorang di luar sana.
Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 13:02 WIB

Hangatnya Perpaduan Kopi dan Roti dari Kedai Tri Tangtu

Roti Macan dimulai dari ruang yang jauh lebih kecil dan jauh lebih sunyi, yaitu kedai kopi.
Kedai kecil itu menciptakan suasana hangat dari aroma Roti Macan pada hari Selasa (04/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wafda Rindhiany)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:17 WIB

Sejarah Soreang dari Tapak Pengelana hingga jadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung

Sejarah Soreang dari tempat persinggahan para pengelana hingga menjelma pusat pemerintahan modern Kabupaten Bandung.
Menara Sabilulunga, salah satu ikon baru Soreang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:16 WIB

Sejarah Black Death, Wabah Kematian Perusak Tatanan Eropa Lama

Sejarah wabah Black Death yang menghancurkan Eropa pada awal abad ke-14, menewaskan sepertiga penduduk, dan memicu lahirnya tatanan baru.
Lukisan The Triumph of Death dari Pieter Bruegel (1562) yang terinspirasi dari Black Death. (Sumber: Wikipedia)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 10:17 WIB

History Cake Bermula dari Kos Kecil hingga Jadi Bagian 'Sejarah Manis' di Bandung

History Cake dimulai dari kos kecil pada 2016 dan berkembang lewat Instagram.
Tampilan area display dan kasir History Cake yang menampilkan beragam Korean cake dan dessert estetik di Jalan Cibadak, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. (30/10/2025) (Sumber: Naila Husna Ramadhani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 09:29 WIB

Dari Tiktok ke Trotoar, ‘Iseng’ Ngumpulin Orang Sekota untuk Lari Bareng

Artikel ini menjelaskan sebuah komunitas lari yang tumbuh hanya iseng dari Tiktok.
Pelari berkumpul untuk melakukan persiapan di Jl. Cilaki No.61, Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, pada Sabtu pagi 15 November 2025 sebelum memulai sesi lari bersama. (Sumber: Rafid Afrizal Pamungkas | Foto: Rafid Afrizal Pamungkas)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 08:06 WIB

Giri Purwa Seni Hadirkan Kecapi Suling sebagai Pelestarian Kesenian Tradisional Sunda

Giri Purwa Seni di Cigereleng menjaga warisan kecapi suling melalui produksi, pelatihan, dan pertunjukan.
Pengrajin Giri Purwa Seni menampilkan seperangkat alat musik tradisional berwarna keemasan di ruang pamer Giri Purwa Seni, Jl. Soekarno Hatta No. 425, Desa Cigereleng, Astana Anyar, Karasak, pada Senin, 10 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 21:19 WIB

Desa Wisata Jawa Barat Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dengan Komitmen dan Kolaborasi

Desa wisata di Jawa Barat bukan sekadar destinasi yang indah, namun juga ruang ekonomi kreatif yang menuntut ketekunan, komitmen, dan keberanian untuk terus berinovasi.
Upacara Tutup Tahun Kampung Cireundeu, Merawat Tradisi dan Syukur Kepada Ibu Bumi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 20:18 WIB

Ngaruat Gunung Manglayang, Tradisi Sakral Menjaga Harmoni Alam dan Manusia

Ngaruat Gunung Manglayang adalah tradisi tahunan untuk menghormati alam.
Warga adat melakukan ritual ruatan di kaki Gunung Manglayang sebagai bentuk ungkapan syukur dan doa keselamatan bagi alam serta masyarakat sekitar.di Gunung Manglayang, Cibiru, Bandung 20 Maret 2025 (Foto: Oscar Yasunari)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 18:23 WIB

Desa Wisata, Ekonomi Kreatif yang Bertumbuh dari Akar Desa

Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas.
Wajah baru ekonomi Jawa Barat kini tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:21 WIB

Lenggak-lenggok Jaipong di Tengah Riuh Bandung dan Pesona Tradisi

Tari Jaipong tampil memukau di West Java Festival 2025. Gerak enerjik dan musik riuh membuat penonton antusias.
Penampilan tari Jaipong menghiasi panggung West Java Festival 2025 dengan gerakan energik yang memukau penonton, Minggu (9/11/2025). (Sumber: Selly Alifa | Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:07 WIB

Curug Pelangi Punya Keindahan Ikonik seperti di Luar Negeri

Wisata alam Bandung memiliki banyak keunikan, Curug Pelangi punya ikon baru dengan pemandangan pelangi alami.
Pelangi asli terlihat jelas di wisata air terjun Curug Pelangi, Kabupaten Bandung Barat (2/11/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tazkiya Hasna Putri S)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:55 WIB

Wayang Golek Sindu Parwata Gaungkan Pelestarian Budaya Sunda di Manjahlega

Pagelaran Wayang Golek Sindu Parwata di Manjahlega gaungkan pelestarian budaya Sunda dan dorong generasi muda untuk mencintai budaya lokal sunda.
Suasana pagelaran Wayang Golek di Kelurahan Manjahlega, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Jumat (5/9/2025), di halaman Karang Taruna Caturdasa RW 14. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Ayu Amanda Gabriela)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:30 WIB

Menyoal 'Sora' Sunda di Tengah Sorak Wisatawan

Sora Sunda tidak harus berteriak paling keras untuk tetap hidup dan bertahan. Ia cukup dimulai dari kebiasaan kecil.
Mengenalkan budaya dan nilai kesundaan bisa dilakukan lewat atraksi kaulinan barudak. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:10 WIB

Kenaikan Gaji ASN, antara Harapan Dompet dan Reformasi Birokrasi

Kenaikan gaji ASN bukan sekadar soal dompet, tapi ujian sejauh mana birokrasi mampu menukar kesejahteraan menjadi kinerja.
Ilustrasi PNS di Bandung Raya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:00 WIB

Damri dan Wisata Oase Kaum Marjinal di Dalamnya

DAMRI menjadi salah satu transportasi yang menjadi pilihan bagi masyarakat khususnya di Kota Bandung.
Ilustrasi yang menggambarkan suasana dalam bus DAMRI (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 15:52 WIB

Dari Nongkrong di Warung Jadi Komunitas Vespa Solid di Kota Bandung

Komunitas WK Scoot lahir dari tongkrongan anak SMP pada 2021 dan kini berisi 25 anggota.
WK Scoot Bandung terlihat berjejer rapi di Jalan Taman Citarum saat melakukan Sunday Morning Ride, Jumat (27/10/2024). (Sumber: Instagram | Foto: Arlo Aulia)