Sejarah Stroberi Ciwidey, Pernah jadi Sentra Produksi Terbesar dari Bandung Selatan

Hengky Sulaksono
Ditulis oleh Hengky Sulaksono diterbitkan Rabu 10 Sep 2025, 00:22 WIB
Ilustrasi panen stroberi Ciwidey.

Ilustrasi panen stroberi Ciwidey.

AYOBANDUNG.ID - Ciwidey identik dengan stroberi, sama seperti Garut dengan dodol. Padahal dulu, buah merah itu cuma jadi tanaman pengisi sela di kebun sayur. Nasib baik membuatnya naik kelas, jadi ikon agrowisata dan sumber duit utama warga. Dari buah percobaan di atap rumah, stroberi Ciwidey sempat jadi penguasa produksi nasional.

Sejarah stroberi Ciwidey yang jadi kebanggaan warga Bandung ini lumayan panjang. Pada akhir 1990-an, seorang petani lokal bernama Jaji Mulyadi mendapatkan beberapa bibit stroberi dari seorang seorang pegawai perkebunan asal Jepang. Varietas yang dibawa bernama Nyoho, stroberi asal Jepang yang waktu itu belum banyak dikenal di Priangan.

Bibit itu tidak langsung ditanam di lahan luas, melainkan sekadar ditaruh di atas rumah. Bagi Jaji, menanam stroberi pada awalnya hanyalah hobi, semacam eksperimen kecil. Tak disangka, tanaman itu tumbuh subur di udara sejuk Ciwidey. Saat berbuah, stroberi itu tampak merah merona, ranum, dan menggoda mata.

Baca Juga: Jejak Sejarah Dodol Garut, Warisan Kuliner Tradisional Sejak Zaman Kolonial

Dari percobaan kecil itu, Ciwidey yang dingin dan berembun kemudian menjelma jadi kiblat stroberi Indonesia.

Sebelum ada Ciwidey, stroberi sudah lebih dulu tumbuh di Bali, tepatnya Candikuning, Tabanan. Di sana ditanam sederhana dengan mulsa jerami. Tapi Ciwidey punya keunggulan: suhu 11–15 derajat, ketinggian 1.400–1.700 meter, mirip habitat stroberi di Chile dan Prancis. Cocok betul.

Pada awalnya stroberi ditanam sebagai tanaman sela, diapit kubis dan wortel. Tapi petani segera sadar: harga sayuran jatuh, stroberi justru naik daun. Tahun 1997, penanaman meluas ke Desa Alamendah, dan pada 1999 banyak petani migrasi dari kol ke stroberi. Pada tahun 2007, tercatat ada 1.508 kepala keluarga hidup dari buah mungil merah ini.

Petani di perkebunan stroberi Ciwidey. (Sumber: Ayobandung | Foto: Mildan Abdalloh)
Petani di perkebunan stroberi Ciwidey. (Sumber: Ayobandung | Foto: Mildan Abdalloh)

Dari Kejayaan hingga Penurunan Produksi

Pada dekade awal 2000-an, stroberi Ciwidey bukan hanya urusan pasar, tapi juga wisata. Tak ada yang menyangka Ciwidey yang tadinya hanya gudang wortel dan kentang, tiba-tiba punya ikon baru. Sejak milenium berganti, stroberi mulai menyeruak dari tanah dingin pegunungan itu. Si merah manis ini kemudian bukan hanya mengubah wajah kebun, tapi juga nasib ekonomi warganya.

Konsep wisata petik sendiri yang pertama kali ramai di Lembang segera diekspor ke Ciwidey. Bedanya, di Ciwidey udara lebih dingin dan kebun stroberinya luas. Turis berbondong-bondong datang. Anak-anak girang berlari-lari di kebun sambil memetik buah merah, sementara orang tua dengan sabar menunggu di pinggir sambil merogoh dompet untuk membayar tiket. Stroberi tak lagi sekadar buah, melainkan juga pengalaman: memetik sendiri, mencicipi di tempat, lalu membawa pulang cerita.

Baca Juga: Hikayat Java Preanger, Warisan Kopi Harum dari Lereng Priangan

Lahan stroberi pun kian meluas. Pada dekade 2000-an, Ciwidey punya 184 hektar kebun stroberi. Varietas dari Ciwidey dan tetangganya, Garut, mendominasi rak-rak supermarket modern. Siapa pun yang belanja di kota besar, besar kemungkinan membawa pulang stroberi yang tumbuh di tanah Ciwidey.

Pemerintah daerah tak mau ketinggalan. Bersama asosiasi petani, mereka mendorong diversifikasi varietas. Tahun 2004 sampai 2008, Asosiasi Agrobisnis dan Pariwisata (Agista) mendatangkan 23 varietas stroberi dari luar negeri. Jumlahnya fantastis: 3,8 juta benih. Nama-namanya berkelas: Calibrate, Nyoho, California. Ciwidey berubah jadi semacam laboratorium stroberi terbuka, tempat setiap varietas dicoba nasibnya di tanah Priangan.

Puncak kejayaan itu terjadi pada 2012. Panen melimpah ruah, pasar tak pernah kekurangan suplai. Bukan hanya buah segar yang laku, produk olahan pun ramai. Selai stroberi jadi oleh-oleh favorit, dodol stroberi hadir sebagai inovasi, bahkan sambal stroberi ikut lahir, meski nasibnya lebih mirip cameo ketimbang pemeran utama. Waktu itu, Ciwidey terasa seperti ibu kota stroberi Indonesia.

Dua tahun kemudian, pada 2014, Kabupaten Bandung resmi jadi penyumbang 90% produksi stroberi nasional. Hampir semua stroberi yang disantap masyarakat Indonesia jejaknya bisa ditelusuri ke kebun Ciwidey. Dari atap rumah Jaji Mulyadi di akhir 1990-an, stroberi itu menjelma jadi penguasa nasional.

Tapi sejarah selalu punya sisi lain. Tak ada pesta yang abadi. Tahun 2016, grafik produksi mendadak anjlok. Kabupaten Bandung kehilangan 74,32% produksinya. Lahan yang dulu penuh stroberi berubah jadi vila atau kafe untuk wisatawan. Hama menyerang, cuaca makin tak bisa ditebak, petani mulai goyah. Produksi nasional pun ikut merosot sampai 62%.

Kendati demikian, Ciwidey tidak menyerah. Para petani masih menjual stroberi ke pengepul dengan harga sekitar Rp25 ribu per kilo. Tidak membuat kaya raya, tapi cukup untuk bertahan. Agrowisata tetap jadi penyelamat: wisatawan masih datang, meski jumlahnya tak sebesar masa jayanya.

Sampai saat ini, stroberi Ciwidey tetap hidup. Wisata petik sendiri masih jadi magnet, terutama saat libur Lebaran. Para pedagang oleh-oleh di pinggir jalan tersenyum lebar karena omzet melonjak.

Baca Juga: Sejarah Seblak, Kuliner Pedas Legendaris yang jadi Favorit Warga Bandung

Stroberi Ciwidey memang tidak lagi sehebat tahun-tahun emas 2012 sampai 2014. Namun buah itu masih jadi ikon Bandung Selatan. Wisatawan tetap mengaitkan Ciwidey dengan stroberi, sama seperti mengaitkan Garut dengan dodol atau Cianjur dengan beras pandan wangi—yang gaungnya sama-sama meredup tertiup angin muson timur penanda peralihan zaman.

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 30 Okt 2025, 19:42 WIB

Perempuan Pemuka Agama, Kenapa Tidak?

Namun sejarah dan bahkan tradisi suci sendiri, tidak sepenuhnya kering dari figur perempuan suci.
Dalam Islam, Fatimah az-Zahra, putri Nabi, berdiri sebagai teladan kesetiaan, keberanian, dan pengetahuan. (Sumber: Pexels/Mohamed Zarandah)
Beranda 30 Okt 2025, 19:40 WIB

Konservasi Saninten, Benteng Hidup di Bandung Utara

Hilangnya habitat asli spesies ini diperkirakan telah menyebabkan penurunan populasi setidaknya 50% selama tiga generasi terakhir.
Leni Suswati menunjukkan pohon saninten. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 30 Okt 2025, 17:33 WIB

Mental Mengemis sebagai Budaya, Bandung dan Jalan Panjang Menuju Kesadaran Sosial

Stigma terhadap pengemis di kota besar seperti Bandung bukan hal baru. Mereka kerap dilabeli sebagai beban sosial, bahkan dianggap menipu publik dengan kedok kemiskinan.
Stigma terhadap pengemis di kota besar seperti Bandung bukan hal baru. Mereka kerap dilabeli sebagai beban sosial, bahkan dianggap menipu publik dengan kedok kemiskinan. (Sumber: Pexels)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 17:24 WIB

Review Non-Spoiler Shutter versi Indonesia: Horor lewat Kamera yang Tidak Biasa

Shutter (2025) adalah sebuah film remake dari film aslinya yang berasal dari Negeri Gajah Putih (Thailand), yaitu Shutter (2004).
Shutter (2025) adalah sebuah film remake dari film aslinya yang berasal dari Negeri Gajah Putih (Thailand), yaitu Shutter (2004). (Sumber: Falcon)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 16:33 WIB

Sastra dan Prekariat: Ketimpangan antara Nilai Budaya dan Realitas Ekonomi

Kehidupan penulis sastra rentan dengan kondisi prekariat, kaum yang rentan dengan kemiskinan.
Para penulis yang mengabdikan diri pada sastra terjebak dalam kondisi prekariat—kelas sosial yang hidup dalam ketidakpastian ekonomi. (Sumber: Pexels/Tima Miroshnichenko)
Ayo Biz 30 Okt 2025, 15:56 WIB

Dorong Kolaborasi dan Literasi Finansial, Sosial Media Meetup Bakal Digelar di Bandung

Indonesia Social Media Network (ISMN) yang digagas Ayo Media Network akan menggelar kegiatan ISMN Meetup 2025 di Bandung, pada 2 Desember 2025 mendatang.
Indonesia Social Media Network (ISMN) yang digagas Ayo Media Network akan menggelar kegiatan ISMN Meetup 2025 di Bandung, pada 2 Desember 2025 mendatang. (Sumber: dok. Indonesia Social Media Network (ISMN))
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 15:43 WIB

Gaya Komunikasi Teknokrat

Komunikasi dalam pemerintahan sejatinya dipakai untuk saling mendukung dalam mensukseskan program atau kebijakan pemerintah untuk publik.
Purbaya sebagai seorang figur dan representasi pemerintah, gaya komunikasi menjadi bagian yang tidak kalah pentingnya, dan selalu menjadi sorotan. (Sumber: inp.polri.go.id)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 15:13 WIB

Sarkanjut, Cekungan Berair yang Tersebar Luas

Toponimi Sarkanjut, gabungan dari kata sar dan kanjut, secara arti kata, sarkanjut adalah kantong yang banyak tersebar di kawasan itu.
Citra satelit Situ Sarkanjut, di Tambaksari, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut. (Sumber: Citra satelit: Google maps)
Ayo Jelajah 30 Okt 2025, 14:42 WIB

Sejarah Stadion Sidolig, Saksi Bisu Perjuangan Sepak Bola Bandung

Sidolig dulunya simbol diskriminasi di Hindia Belanda, kini jadi saksi lahirnya legenda-legenda Persib Bandung.
Pertandingan antara SIDOLIG dengan de Militaire Gymnastiek- en Sportschool. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 14:41 WIB

Penguatan Fondasi Numerasi melalui Kelas Berhitung Sederhana

Numerasi merupakan kemampuan dasar yang menjadi fondasi penting bagi anak-anak dalam memahami berbagai aspek perhitungan di kehidupan.
Kelas mengitung sederhana di padepokan kirik nguyuh(11/10/2025)
Ayo Biz 30 Okt 2025, 14:36 WIB

Kemacetan Bandung Bukan Sekadar Lalu Lintas, Ini Soal Kesadaran Kolektif

Kemacetan bukan sekadar gangguan lalu lintas, tapi cerminan tata kelola kota yang belum sepenuhnya adaptif terhadap lonjakan urbanisasi dan perubahan perilaku mobilitas warganya.
Kemacetan bukan sekadar gangguan lalu lintas, tapi cerminan tata kelola kota yang belum sepenuhnya adaptif terhadap lonjakan urbanisasi dan perubahan perilaku mobilitas warganya. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 13:15 WIB

Inspirasi dari Kampung Nyalindung, Petani Inovatif yang Mengubah Desa

Seorang petani biasa yang mengubah desanya daei sektor pertanian.
Petani Biasa yang mengubah desa dari sektor pertanian, Ahmad Suryana asal kampung nyalindung. (Foto: fikri syahrul mubarok/Sumber: Dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 11:11 WIB

Nongkrong Estetik Tanpa Khawatir Kantong Jebol

Mau nongkrong santai, nugas bareng, atau sekadar hunting foto estetik, semua bisa kamu lakuin di sini tanpa takut kantong jebol!
 (Sumber: Akun Instagram @hangout Oi_)
Beranda 30 Okt 2025, 09:50 WIB

Ulin Barong Sekeloa, Tarian Tua yang Hidup Kembali di Tangan Generasi Z Bandung

Ia menyesalkan bahwa dulu, banyak kegiatan kesenian tidak terekam dengan baik. Kini, dokumentasi menjadi prioritas agar generasi mendatang punya jejak untuk dipelajari.
Seni Ulin Barong kesenian khas Sekeloa Kelurahan Lebakgede yang usianya sudah lebih dari satu abad. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 09:20 WIB

Belajar di Era Digital: Media, Sahabat Baru ASN

Di era digital, belajar tidak bisa lepas dari peran media.
Aparatur Sipil Negara (ASN). (Sumber: dinkominfo.demakkab.go.id)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 07:04 WIB

Bukan Sekedar Tren 'Clean Eating' Bentuk Tanggung Jawab terhadap Bumi

Clean eating tidak hanya sekedar upaya dalam menjaga tubuh tetap sehat melainkan bisa menjadi upaya menjaga bumi.
Siapa sangka Clean Eating adalah langkah paling kecil dan sederhana untuk menjaga bumi (Sumber: Freepik)
Ayo Biz 29 Okt 2025, 20:38 WIB

Sunyi yang Tak Pernah Sepi, Rumah Cemara dan Luka yang Dirawat Diam-diam

Datang tanpa suara, menyusup pelan ke dalam tubuh, lalu menetap. HIV bukan penyakit yang berteriak. Ia diam, menyembunyikan diri di balik senyum, rutinitas, dan pakaian bersih.
Datang tanpa suara, Menyusup pelan ke dalam tubuh, lalu menetap. HIV bukan penyakit yang berteriak. Ia diam, menyembunyikan diri di balik senyum, rutinitas, dan pakaian bersih.
Ayo Netizen 29 Okt 2025, 20:24 WIB

Mengenal Sel Super Maximum Security (SMS) yang Ditempati Artis Ammar Zoni di Nusakambangan

Kali ini bukan terkait terorisme, tetapi menyangkut Ammar Zoni yang baru saja menjadi penghuni baru Lapas Nusakambangan.
Ammar Zoni. (Sumber: PMJ News)
Ayo Biz 29 Okt 2025, 18:40 WIB

Bandung, Kota Bakmi Baru? Menakar Potensi Pasar Kuliner Lewat Festival Tematik

Bandung, dengan populasi lebih dari 2,5 juta jiwa dan tingkat kunjungan wisata yang tinggi, menjadi lahan subur bagi pertumbuhan bisnis kuliner berbasis mie.
Bandung, dengan populasi lebih dari 2,5 juta jiwa dan tingkat kunjungan wisata yang tinggi, menjadi lahan subur bagi pertumbuhan bisnis kuliner berbasis mie. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 29 Okt 2025, 18:03 WIB

Yang Dilakukan Ratu Belanda Saat KAA Dihelat di Bandung

Sejarah mencatat ketika suasana Bandung memanas dengan pekik kemerdekaan dalam Konferensi Asia-Afrika, Ratu Juliana leih memlih utuk terhanyut dalam suasana dingin ala Eropa, sedingin sikapnya terhada
Ratu Juliana (kiri) berfoto di Paleis Soestdijk saat ultah ke-46. (Sumber: Het Nieuewesblad van Het Zuiden 2 Mei 1955)