Reaktivasi Bandara Husein Simalakama Buat Kertajati

Redaksi
Ditulis oleh Redaksi diterbitkan Senin 16 Jun 2025, 16:04 WIB
Situasi bandara Husein Sastranegara saat masih aktif melayani penerbangan komersial. (Sumber: Ayobandung | Foto: Kavin Faza)

Situasi bandara Husein Sastranegara saat masih aktif melayani penerbangan komersial. (Sumber: Ayobandung | Foto: Kavin Faza)

AYOBANDUNG.ID - Wacana reaktivasi Bandara Husein Sastranegara sebagai bandara komersial kembali mencuat awal 2025. Bukan tanpa alasan: warga Kota Bandung disebut merasa kehilangan aksesibilitas udara yang selama ini mereka nikmati.

Tapi, di balik desakan itu, muncul konsekuensi yang tidak ringan. Jika Bandara Husein kembali ramai, apakah Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati akan sepi?

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menjadi ujung tombak perjuangan mengembalikan fungsi komersial Bandara Husein. Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kota Bandung tidak akan berhenti memperjuangkan reaktivasi bandara yang terletak di jantung kota itu.

Belum lama ini, Farhan menyebut penutupan Husein sebagai keputusan yang tidak masuk akal, merugikan Kota Bandung, dan justru membuat Jakarta—bukan Jawa Barat—yang menikmati keuntungan ekonomi dari lalu lintas udara.

“Dengan ditutupnya Husein dan dipaksa semua orang pindah ke Kertajati untuk terbang, terbukti bahwa market terbesar untuk penerbangan itu ada di Kota Bandung. Jadi nggak masuk akal kalau bandara Kota Bandung itu ditutup,” kata Farhan di Balai Kota Bandung, 12 Juni 2025.

Saat ini, Bandara Husein hanya melayani penerbangan baling-baling dengan rute terbatas, tamu VIP, dan militer. Aktivitasnya memang belum benar-benar mati, tapi jauh dari kondisi ketika bandara ini masih menyandang status internasional. Dengan terminal seluas 17.000 meter persegi, potensi ekonominya dianggap terlalu besar untuk dibiarkan menganggur.

Bagi Farhan, kondisi yang terjadi saat ini justru menciptakan anomali: warga Jawa Barat terbang dari provinsi lain.

“Sekarang orang-orang Bandung dan orang luar Bandung yang mau ke Bandung, terbangnya bukan di Bandung. Yang dapat untung siapa? Jakarta. Halim di Jakarta Timur,” ujarnya.

Warga Bandung, menurut Farhan, sudah merasakan dampaknya sejak sebagian besar rute penerbangan dialihkan ke Kertajati pada Oktober 2023. Banyak yang akhirnya memilih terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta ketimbang menempuh perjalanan darat ke Majalengka. Sebuah keputusan yang ironis, karena artinya warga Bandung lebih memilih bandara di provinsi lain ketimbang di provinsinya sendiri.

Dalam berbagai kesempatan, Farhan bahkan sempat menyuarakan keinginan menjadikan kembali Husein sebagai bandara internasional.

Husein Dimatikan Demi Kertajati

Pada Oktober 2023, denyut penerbangan komersial Bandara Husein Sastranegara mulai melemah. Sejumlah rute domestik dan internasional dipindahkan ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka. Enam bulan berselang, keputusan yang sempat jadi pembicaraan panjang akhirnya resmi berlaku: Bandara Husein tak lagi menyandang status sebagai bandara internasional.

Pencabutan itu tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 2024 tentang Penetapan Bandar Udara Internasional. Nama Husein Sastranegara absen dari daftar 17 bandara yang kini ditetapkan sebagai penghubung penerbangan luar negeri. Pemerintah berdalih, pemangkasan ini bukan sekadar administrasi, tetapi bagian dari strategi memperkuat jaringan penerbangan nasional.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan alasan utama pemindahan rute internasional ke Kertajati adalah aspek keselamatan. Bandara Husein memiliki keterbatasan landasan pacu, hanya sepanjang 2.200 meter dan lebar 45 meter. Angka ini tak cukup untuk menampung pesawat berbadan lebar semacam Boeing 777. Selain itu, letaknya di cekungan Kota Bandung dengan kepadatan penduduk tinggi membuatnya kurang ideal dari sisi manuver pesawat.

Kementerian bilang untuk menjangkau rute luar negeri, Indonesia butuh bandara yang sanggup menampung pesawat besar, dan Kertajati dinilai lebih layak dengan landasan 3.000 meter dan lebar 60 meter.

Di balik narasi teknis, ada juga kepentingan yang lebih besar. Kertajati bukan sekadar bandara alternatif, melainkan proyek strategis nasional (PSN) yang digadang-gadang menjadi simpul baru mobilitas udara Indonesia bagian barat. Dengan anggaran mencapai Rp2,6 triliun, Kertajati telah ditetapkan sebagai anak emas pemerintah dalam peta besar transportasi nasional.

Pencabutan status Husein bisa dilihat sebagai langkah memberi ruang agar investasi besar di Kertajati tidak sia-sia. Kegagalan Kertajati, bila kejadian, akan sangat mencoreng muka pemerintah yang sudah kepalang membakar duit segitu banyaknya.

BIJB Kertajati kini fokus melayani penerbangan haji khususnya dari Jawa Barat. (Sumber: Ayobandung | Foto: Kavin Faza)
BIJB Kertajati kini fokus melayani penerbangan haji khususnya dari Jawa Barat. (Sumber: Ayobandung | Foto: Kavin Faza)

Turunkan Kunjungan Wisata ke Bandung?

Bandara Husein sebelumnya menjadi pintu utama wisatawan yang ingin berkunjung ke Kota Bandung, baik domestik maupun mancanegara. Sejak peralihan layanan penerbangan ke Kertajati, geliat wisata kota ini disebut-sebut ikut merosot.

Farhan terang-tarangan menyebut langkah memindahkan lalu lintas udara ke Kertajati telah membuat Bandung kehilangan daya saing pariwisata dan ekonomi. Ia mencontohkan, banyak warga lebih memilih Bandara Halim Perdanakusuma yang secara waktu dan akses lebih terjangkau ketimbang menempuh 3-4 jam perjalanan darat ke Majalengka.

Gambaran lainnya terlihat di Pasar Baru, ikon belanja produk tekstil yang selama ini menjadi destinasi favorit wisatawan Malaysia. Pedagang di sana mulai mengeluhkan sepinya pengunjung.

Seberapa besar dampak penertiban Husein terhadap kunjungan wisata?

Berdasarkan grafik Open Data, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung mencatat kunjungan wisman dan domestik yang datang ke Kota Bandung pada 2024 memang mengalami penurunan tajam nyaris 50%. Pada 2024, kunjungan wisatawan ke Kota Bandung hanya 4,1 juta, berbanding 7,8 juta setahun sebelumnya. Selangkapnya, pada 2022 Kota Bandung dikunjungi 6,6 juta pelancong; 2021 ada 5 juta; 2020 sebanyak 3,2 juta: dan 2019 mencapai 8,4 juta.

Dari data tersebut, memang ada penurunan tajam kunjungan wisatawan dalam setahun terakhir. Lebih parah, kunjungan wisman anjlok hingga 90% dari sebanyak 252.842 pada 2019 menjadi 25.071 pada 2024. Namun grafik penurunan wisman ini sebenarnya sudah terjadi sejak 2023 di mana wisman yang masuk ke Kota Bandung mencapai 38.570 atau turun 85% ketimbang 2019. Padahal peralihan penuh aktivitas penerbangan dari Bandara Husein ke Bandara Kertajati baru dilaksanakan mulai 29 Oktober 2023.

Secara statistik, data mencatat adanya penurunan wisata di Bandung. Tapi Husein bukan satu-satunya faktor. Turunnya daya beli, persaingan destinasi, hingga perubahan pola konsumsi pasca pandemi sangat boleh jadi turut berperan.

Dari sisi ekonomi, sektor pariwisata menyumbang Rp818 miliar ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung pada 2023. Naik dari Rp708 miliar di 2022, dan melonjak jauh dibanding 2021 yang hanya Rp380 miliar. Namun, jika angka kunjungan wisatawan pada 2024 benar-benar turun separuh, maka kontribusi PAD dari sektor ini kemungkinan besar juga akan tergerus cukup dalam.

Di lapangan, nuansanya berbeda. Pedagang di Pasar Baru jadi salah satu pihak yang paling lantang menyuarakan penolakan atas pengalihan penerbangan ke Kertajati.

Ketua Himpunan Pedagang Pasar Baru Bandung (HP2B), Iwan Suhermawan, menyatakan pengalihan penerbangan jet komersial dari Bandara Husein sedikit banyak memberikan dampak nyata terhadap pasar yang biasa dikunjungi wisatawan mancanegara itu.

"Jadi untuk kunjungan wisatawan asal Malaysia, Singapura, dan Brunei yang biasa berbelanja ke Pasar Baru ada penurunan yang signifikan. Bisa dikatakan kunjungan menurun hingga 30%," ujar Iwan, September 2024 lalu.

Berdasarkan data HP2B, terdapat sekitar 2.500–3.000 pedagang aktif di Pasar Baru. Dampak penurunan kunjungan, kata Iwan, sangat terasa sejak penerbangan di Bandara Husein dialihkan. Sejak 2020 hingga 2022 para pedagang sudah menolak rencana ini.

"Untuk wisman, pintu masuknya itu dari Bandara Husein Sastranegara. Jadi bisa dibayangkan setelah Husein ditutup."

Pengembangan Husein Sudah Kepentok

Perkara keterbatasan landasan pacu yang dijadikan basis argumen Kemenhub untuk memindahkan penerbangan dari Husein sebetulnya bukan omon-omon belaka. Pakar transportasi dari ITB, Sony Sulaksono Wibowo, menilai kondisi geografis dan keterbatasan lahan membuat perluasan nyaris mustahil.

“Kapasitasnya sudah mentok, tidak bisa diperbesar lagi. Penerbangannya pun jadi sangat terbatas,” ujarnya.

Jika bandara ini kembali dibuka penuh untuk komersial, ada risiko serius: bandara Kertajati bisa makin sepi. Letak Husein yang berada langsung di kota membuat warga lebih memilihnya ketimbang harus berkendara jauh ke Majalengka.

Sony menyebut reaktivasi Bandara Husein seharusnya tidak dipandang sebagai ancaman terhadap eksistensi Kertajati. Keduanya bisa berbagi peran secara fungsional.

“Reaktivasi itu seharusnya berhubungan dengan posisi Kertajati dan nggak bisa sendiri-sendiri. Jadi bukan soal siapa yang harus dikorbankan, tapi bagaimana keduanya bisa saling melengkapi,” kata Sony.

Sony mengusulkan agar Husein difokuskan untuk penerbangan jarak pendek atau regional, yang biasanya menggunakan pesawat kecil atau propeler. Sedangkan Kertajati, dengan runway sepanjang 3.000 meter dan lebar 60 meter, cocok untuk pesawat berbadan lebar dan penerbangan jarak menengah hingga jauh, termasuk ke luar negeri.

Dengan begitu, keduanya bisa berjalan beriringan. Ia mencontohkan, wisatawan dari Malaysia bisa mendarat di Kertajati, lalu melanjutkan penerbangan ke Husein untuk mencapai Bandung. Tentu saja ini butuh kejelasan dari sisi regulasi dan komitmen dari semua pihak.

Sementara wacana reaktivasi penuh masih tarik ulur, Husein tetap memiliki aktivitas terbatas. Sony menyebut runway-nya masih digunakan empat institusi: Angkasa Pura, PT Dirgantara Indonesia, sekolah pilot, dan TNI.

Walau fungsi komersialnya berhenti, bukan berarti bandara ini sepenuhnya mati. Bahkan terminalnya bisa dimanfaatkan untuk sekolah penerbangan, pelatihan pariwisata udara, atau kebutuhan lainnya. Beberapa pihak menyebut Universitas Nurtanio sebagai calon mitra yang memungkinkan.

“Soal terminalnya yang tidak terpakai, itu konsekuensi. Tinggal dimanfaatkan saja,” ujar Sony.

Dalam waktu dekat, Husein tetap bisa difungsikan untuk penerbangan pendek wisata, seperti ke Pangandaran. Ke depan, potensi rute ke Yogyakarta, Semarang, atau Bali juga terbuka, tergantung pada minat pasar dan ketersediaan maskapai.

“Soal pemanfaatan juga tergantung maskapainya ada enggak demandnya."

Wacana reaktivasi penuh mungkin masih panjang. Tapi selagi itu belum terjadi, tak berarti ruang 17.000 meter persegi itu harus terus menganggur. Bandara ini bisa tetap hidup, meski tak sepadat dulu.

Redaksi
Redaksi
Editor
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 18 Jun 2025, 11:09 WIB

Sentra Roti Gang Babakan Rahayu, Bermula dari Kisah Pensiunan Muda di Tahun 1960

Gang Babakan Rahayu, Kelurahan Kopo, Kecamatan Bojongloa Kaler, dikenal sebagai sentra roti di Kota Bandung. Kawasan RW 06 yang dulunya permukiman biasa, kini dikenal sebagai penyuplai rotike berbagai
Pabrik roti di Gang Babakan Rahayu Bandung. (Foto: ist)
Ayo Biz 18 Jun 2025, 09:44 WIB

Tek Kie: Dodol Keranjang dari Bandung yang Selalu Diburu

Sebuah toko bercat krem di Jalan Pajagalan, Bandung, selalu ramai setiap momen Imlek. Toko bernama Tek Kie itu menjadi destinasi utama bagi masyarakat keturunan Tionghoa yang mencari dodol keranjang.
Dodol keranjang Tek Kie. (Foto: ist)
Ayo Netizen 18 Jun 2025, 09:17 WIB

Minum Air Sungai Perlahan Meracuni Tubuh

Sungai Citarum telah tercemar oleh logam berat yang dapat merusak kesehatan manusia.
Perairan Sungai Citarum di Blok Desa Selacau Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) masih menjadi area penampungan sampah kiriman dari Kota dan Kabupaten Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 17 Jun 2025, 20:03 WIB

Menemukan Cahaya di Tengah Krisis: Kisah Transformasi Bisnis Clothing Born & Blessed dan Strategi Bertahan Hidup

Kerja keras, adaptif, dan kreativitas, prinsip itulah yang menjadi kompas bagi Christian Eka, pemilik brand lokal Born & Blessed dalam mengarungi masa sulitnya.
Produk brand lokal Born & Blessed. (Sumber: Born & Blessed)
Ayo Jelajah 17 Jun 2025, 17:02 WIB

Luarnya Lapang Futsal, Isinya Tempat Judi Kasino

Di balik papan futsal dan biliar, tersembunyi arena judi kasino di Bandung. Punya ruang VIP kasino dilengkapi AC dan TV.
Polisi menggerebek lokasi lapang futsal palsu berisi tempat judi kasino di Kosambi, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 17 Jun 2025, 16:26 WIB

Kini 10 Netizen Terpilih Dapat Total Hadiah Rp1,5 Juta dari Ayobandung.id setiap Bulan

Untuk mengapresiasi kontribusi Netizen yang terus bertambah, Ayobandung.id kini memilih 10 tulisan terbaik setiap bulan.
Kini Ayobandung.id memberi total hadiah Rp1,5 juta setiap bulannya kepada 10 netizen terpilih. (Sumber: Pexels/MART PRODUCTION)
Ayo Biz 17 Jun 2025, 15:40 WIB

Mengenal Kampung Rajut Binong Jati yang Jadi Kebanggaan Kota Bandung

Di balik hiruk pikuk Kota Bandung, tersembunyi sebuah kampung kreatif yang dikenal dengan produk rajutnya yang sudah melanglang buana ke penjuru dunia, yaitu Kampung Rajut Binong Jati.
Kampung Rajut Binong Jati (Foto: GMAPS Kampung Rajut Binong Jati)
Ayo Biz 17 Jun 2025, 14:36 WIB

Menghidangkan Kebanggaan Lokal, AAW Pastry & Bakery dari Bandung untuk Jadi Oleh-oleh Ikonik Jabar

AAW Pastry & Bakery, UMKM Bandung yang tak sekadar menjual kue atau pastry, tetapi menyajikan sepenggal kisah cerita cinta pada dunia kuliner.
AAW Pastry & Bakery, UMKM Bandung yang tak sekadar menjual kue atau pastry, tetapi menyajikan sepenggal kisah cerita cinta pada dunia kuliner. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 17 Jun 2025, 13:50 WIB

Cerita Umi Kembangkan Abon Gepuk Suhantika, Berbuah Manis Setelah Jatuh Bangun Berusaha

Ia berhasil mengubah sisa filet ayam yang tak terjual menjadi produk unggulan abon dan gepuk. Saat ini produknya dikenal luas dengan merek Abon Gepuk Suhantika.
Abon Gepuk Suhantika. (Foto: Dok. Abon Gepuk Suhantika)
Ayo Netizen 17 Jun 2025, 11:36 WIB

Menelaah Pelaksanaan Hak Asasi Manusia di Indonesia: Dari Regulasi hingga Kasus Perdagangan Orang

Jangan abai membahas pelaksanaan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.
Tidak semua yang layak mendapatkan kebebasan Hak Asasi Manusia. (Sumber: Pexels/Jimmy Chan)
Ayo Netizen 17 Jun 2025, 09:59 WIB

Dunia Digital makin Canggih, Kondisi Generasi Z yang kian Letih

Kondisi teknologi yang semakin canggih mempengaruhi Generasi Z yang berujung terhadap hal negatif.
Gen Z tidak segan untuk berbicara terkait isu-isu dunia termasuk lingkungan dan kesehatan mental. (Sumber: Pexels/Tim Gouw)
Ayo Jelajah 17 Jun 2025, 09:32 WIB

Saat Patung Harimau Bandung Loncat dari Pos Jaga

Patung maung Bandung mewakili penjuru mata angin, tapi sering loncat dari pos jaga. Peristiwa aneh nan jenaka ini berulang kali terjadi.
Salah satu patung maung Bandung yang pernah melompat dari pos jaga. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Beranda 16 Jun 2025, 19:57 WIB

Ramai-Ramai Anggota DPRD KBB Minta Tablet 520 GB, Anggaran Rp1 Miliar Disorot Publik

Menurutnya, para wakil rakyat seharusnya memiliki kepekaan terhadap kondisi masyarakat di KBB yang disebut-sebut sebagai salah satu kabupaten termiskin di Jawa Barat.
Ilustrasi tablet. (Sumber: Unsplash | Foto: Lorin Both)
Ayo Biz 16 Jun 2025, 18:41 WIB

Niion, Merek Tas Lokal Asli Bandung yang Menantang Pasar dengan Karakter dan Keberanian

Niion berdiri sebagai bukti bahwa brand lokal Bandung bisa memiliki karakter kuat dan tak gentar bersanding dengan nama-nama besar dunia.
Produk tas transparan koleksi Sterling dari brand lokal Niion. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 16 Jun 2025, 18:06 WIB

Indonesia Harus Serius Menindaklanjuti Kejahatan Seksual

Sebelum benar-benar darurat pelecehan seksual, sudah semestinya semua pihak terlibat dalam penyelesaian masalah ini.
Ilustrasi korban pelecehan seksual. (Sumber: Pexels/Emrah Yazıcıoğlu)
Ayo Jelajah 16 Jun 2025, 16:04 WIB

Reaktivasi Bandara Husein Simalakama Buat Kertajati

Kebangkitan Bandara Husein bisa jadi pukulan telak bagi Kertajati. Akankah dua bandara ini bisa berjalan berdampingan?
Situasi bandara Husein Sastranegara saat masih aktif melayani penerbangan komersial. (Sumber: Ayobandung | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 16 Jun 2025, 15:56 WIB

Siomay: Bukan Sekadar Jajanan, Tapi Simbol Kekayaan Kuliner Bandung

Siomay, kuliner yang lekat dengan cita rasa gurih dan bumbu kacang, telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Bandung.
Siomay Bandung menjadi jajanan khas dan kuliner terlezat di dunia. (Foto: Pixabay)
Ayo Netizen 16 Jun 2025, 15:34 WIB

Eksploitasi Sumber Daya Alam, Sebuah Pilihan Sulit di Tengah Ekologi Sosial

Eksploitasi alam selalu punya dampak merusak karena ada kehidupan yang diambil, dibuang, bahkan dipaksa untuk mati.
Ilustrasi eksploitasi sumber daya alam. (Sumber: Pexels/Tom Fisk)
Ayo Netizen 16 Jun 2025, 14:31 WIB

Transformasi Minyak Jelantah Jadi Biodiesel, Solusi Berkelanjutan untuk Energi Ramah Lingkungan

Membahas potensi minyak goreng bekas sebagai bahan baku biodiesel yang mudah diakses.
Bahan bakar biodiesel yang berasal dari minyak jelantah merupakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. (Sumber: Flickr/Oregon Department of Agriculture)
Ayo Biz 16 Jun 2025, 14:04 WIB

Addictea: Dari Rp5 Juta, Kini Menjadi Nama yang Dicari Pecinta Teh

Ada sesuatu yang spesial dalam setiap teguk Addictea. Bukan sekadar rasa, tetapi kisah perjuangan yang terseduh bersama setiap racikan.
Produk teh premium siap saji dari Addictea. (Sumber: Addictea)